3 tahun membina rumah tangga, nyatanya tidak membuat Keygan Afkar mencintai Lengkara Shafura, wanita yang terpaksa ia nikahi karena perjodohan.
Selama pernikahannya, Keygan selalu bersikap dingin bahkan tidak pernah sekalipun menyentuh Shafura. Karena baginya, Shafura hanyalah wanita murahan yang rela menjual diri demi popularitasnya sebagai seorang model terkenal.
Sampai akhirnya Shafura memilih untuk mengakhiri rumah tangganya, karena ternyata Keygan masih memiliki hubungan dengan mantan kekasihnya.
Namun penyesalan justru harus dirasakan Keygan setelah mengetahui jika Shafura bukanlah wanita murahan seperti yang Keygan tuduhkan selama ini. Namun Keygan terlambat, karena tepat di hari perceraiannya, Shafura menepati janjinya untuk pergi dan menghilang dari hidup Keygan untuk selamanya.
Akankah Keygan kembali bertemu dengan Shafura?
Apa yang akan Keygan lakukan saat mengetahui jika Shafura menyembunyikan fakta besar darinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
Waktu berlalu begitu cepat, kehamilan Shafura sudah memasuki bulan ke sembilan. Tinggal menghitung hari saja Shafura akan melahirkan bayi kembarnya yang diprediksi berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Shafura sudah tidak sabar ingin bertemu dengan sepasang malaikat kecil yang akan menjadi pelita hidupnya.
Selama kehamilannya, Shafura tidak pernah sedikitpun melupakan Keygan. Berulang kali ia mencoba melupakan, namun semakin ia bersikeras mencoba, justru wajah Keygan semakin kuat dalam ingatan.
Rasa rindunya pada Keygan seolah melekat dalam hati Shafura. Namun bayangan Keygan saat melayangkan tamparannya dulu, membuat kebencian Shafura pada mantan suaminya itu semakin mengakar.
Kadang Shafura membayangkan, andai Keygan berada di sisinya saat ini, mungkin dia akan menjadi wanita paling bahagia di dunia. Ditambah lagi kehadiran sepasang bayi kembar yang akan semakin melengkapi kebahagiaan keluarga kecilnya.
Shafura sempat ingin mengabarkan tentang kehamilannya pada Keygan, namun ia takut akan semakin menghancurkan kebahagiaan Keygan. Shafura juga tidak yakin jika Keygan akan bahagia dengan kehamilannya.
Ditambah lagi kehadiran Jovanka menjadi alasan kuat untuk menyembunyikan kehamilannya dari Keygan. Biarlah mantan suaminya itu bahagia bersama keluarga barunya, tanpa harus terikat tanggung jawab pada anak-anak yang Shafura lahirkan nantinya.
Andai Shafura mengatakan lebih dulu jika dia pernah kehilangan ingatannya. Namun Shafura kala itu terlalu percaya diri jika dia bisa membuat Keygan mencintainya tanpa harus mengetahui dirinya pernah hilang ingatan.
"Maafkan mommy, Nak."
Rasa bersalah selalu menggerogoti hati Shafura. Bagaimana jika anak-anak nya menanyakan keberadaan daddy mereka nanti? Itulah yang selama ini menjadi kekhawatiran terbesar Shafura. Karena ia tidak bisa memberikan keluarga utuh untuk anak-anak nya, tidak bisa menghadirkan sosok ayah seperti anak-anak pada umumnya.
Shafura meringis saat merasakan tendangan yang cukup kuat dari dalam perutnya. Senyuman di bibirnya merekah sempurna seiring air mata yang tanpa sadar membasahi pipinya.
Rasa haru selalu Shafura rasakan setiap merasakan tendangan dari anak-anak nya. Shafura bersyukur Tuhan memberinya kesempatan untuk merasakan keajaiban indah dalam hidupnya. Walaupun dalam keadaan yang tidak tepat, tapi ia tahu rencana Tuhan tidak pernah keliru.
"Sayang, Kamu kenapa?" Anneliese menghampiri putrinya dengan raut khawatir. Anneliese yang hendak mengajak Shafura makan malam begitu terkejut saat melihat putrinya itu menangis sambil memegang perutnya.
"Mom, tendangan mereka semakin kuat," ucap Shafura sambil tertawa. Namun air matanya tidak berhenti keluar.
Anneliese menghembuskan napasnya lega. Wanita yang sebentar lagi akan menjadi grandma itu ikut tersenyum sambil mengusap perut besar putrinya.
"Hai cucu-cucunya grandma, kalian sudah tidak sabar ya ingin bertemu kami?" Anneliese menirukan suara anak kecil saat mengajak cucu-cucunya berkomunikasi menciptakan gelak tawa dari bibir Shafura.
Untuk kesekian kalinya perut Shafura bergetar cukup kuat membuat Shafura dan Anneliese melotot, lalu keduanya tertawa bersama.
"Mommy ngerasain kan, Mom?" Tanya Shafura dengan antusias, dan mendapatkan anggukan dari Anneliese.
Kali ini Anneliese yang merasakan haru sampai membuatnya menangis. Anneliese sangat bahagia dan bangga memiliki putri sehebat Shafura. Putrinya itu sangat kuat, walaupun di balik semua itu Anneliese sebenarnya tahu, Shafura juga merasakan kerapuhan.
"Maafin mommy, Sha."
Anneliese memeluk putrinya, mencium seluruh wajah putri kesayangannya itu. Tanpa semua orang tua Anneliese selalu merasa bersalah pada putrinya.
"Mom berapa kali aku bilang, ini bukan salah Mommy. Jadi stop nyalahin diri Mommy!"
Shafura mengusap air mata di pipi wanita yang sudah melahirkannya itu. Wanita hebat yang selalu Shafura sayangi.
"Tapi Sha, andai waktu itu Kamu tidak kecelakaan, Kamu tidak akan hilang ingatan. Kamu tidak akan disakiti Atlanta, dan hubungan Kamu dengan Keygan juga tidak akan seperti ini. Ini semua salah mommy. Mommy yang udah---"
"Stop, Mom!"
Shafura menggelengkan kepalanya, air matanya ikut mengalir melihat Anneliese yang terus terisak di pelukannya. Shafura tidak menyangka ternyata selama ini mommynya itu merasa bersalah atas semua takdir yang menimpanya.
"Dengerin aku, Mom. Semua yang sudah terjadi itu, bukan salah Mommy. Kecelakaan waktu itu, murni karena aku kurang hati-hati."
"Tapi, andai waktu itu mommy gak minta Kamu buat jemput mommy, mungkin---"
"Mom please, jangan seperti ini." Shafura tidak tahan melihat Anneliese menangis seperti ini.
Sungguh Shafura tidak pernah menyalahkan siapa pun atas semua yang terjadi pada dirinya. Andai Shafura diberi kesempatan ke masa lalu sekalipun, Shafura tetap akan memilih jalan hidupnya saat ini.
Walaupun artinya Shafura harus kembali merasakan amnesia, ditinggalkan oleh Atlanta dan menikah dengan Keygan yang selalu menyia-nyiakannya, Shafura akan tetap memilih jalan ini.
Karena jalan yang Shafura lalui saat ini membuatnya memiliki kebahagian yang jauh luar biasa. Dan sebentar lagi kebahagiaan luar biasa itu akan hadir dalam hidupnya.
"Daddy sudah lapar, kenapa kalian---"
Vernon yang tidak sabar menunggu dua wanita kesayangannya di meja makan, memilih untuk ikut menyusul istrinya yang memanggil putrinya. Namun ia begitu terkejut dan juga khawatir saat melihat kedua wanita kesayangannya itu tengah menangis sambil berpelukan.
"Kalian kenapa menangis?" Tanya Vernon khawatir, lalu menghampiri Shafura dan Anneliese yang sudah merenggangkan pelukannya.
"Aku gak apa-apa, aku hanya terharu karena mereka menendang," ucap Anneliese.
Shafura pun mengangguk mengiyakan ucapan sang Mommy membuat Vernon mau tidak mau akhirnya percaya dengan kedua wanita kesayangannya itu.
"𝘈𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘚𝘩𝘢𝘧𝘶𝘳𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢, 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪 𝘈𝘯𝘯𝘦𝘭𝘪𝘦𝘴𝘦 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘨𝘪," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘝𝘦𝘳𝘯𝘰𝘯.
Tanpa kedua wanita itu sadari, Vernon sebenarnya tahu semuanya. Dia mendengar dengan jelas perkataan sang istri yang ternyata selama ini merasa bersalah pada putrinya.
Vernon selama ini merahasiakan apa yang terjadi dengan Keygan dan Jovanka pada Shafura. Vernon juga menutupi dari Shafura jika selama ini Keygan tidak pernah berhenti mencari Shafura.
Vernon sengaja melakukan itu supaya Keygan merasakan penyesalan seumur hidupnya. Namun tanpa dia sadari hal itu membuat Shafura terluka dan kini ia juga baru tahu ternyata istrinya merasa bersalah.
"𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘬𝘶𝘵 𝘤𝘢𝘮𝘱𝘶𝘳 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘚𝘩𝘢𝘧𝘶𝘳𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘒𝘦𝘺𝘨𝘢𝘯."
Sejak Shafura mendiamkannya dulu, Vernon benar-benar tidak pernah lagi berulah. Vernon takut cucu-cucunya akan membencinya. Vernon pun tidak pernah lagi mengganggu urusan Keygan, dia tidak peduli lagi dengan mantan menantunya itu.
Tapi dalam hati terdalamnya Vernon tetap mendoakan Keygan supaya mendapatkan balasan yang setimpal karena pernah menyakiti hati putrinya.
"Awwwsshhh..."
"Sayang, kenapa? Apa mereka menendang lagi?"
Anneliese pikir putrinya kembali merasakan tendangan cucu-cucunya, namun ia begitu terkejut saat melihat ada cairan kekuningan di sela-sela paha Shafura.
"Mom, sakit." Suara Shafura terdengar lirih dan bergetar. Sementara tangannya mencengkram erat lengan Anneliese.
"Yaa Tuhan, Dad ayo bawa Shafura ke rumah sakit." Anneliese panik, namun ia tetap berusaha tenang lalu segera mencari tas persalinan yang sudah ia siapkan sebelumnya.
"Dad, ayo! Shafura akan segera melahirkan."
Anneliese sedikit berteriak saat tidak ada pergerakan sedikitpun dari suaminya.
"Hah?" Vernon terlihat linglung membuat Anneliese gemas dan mencubit perut liat suaminya itu. Kesadaran Vernon akhirnya kembali dan saat itu juga ia langsung menggendong Shafura dan membawanya ke rumah sakit.
...----------------...
"Arrrggghhh..." Keygan meringis dalam tidurnya, tiba-tiba saja ia merasakan perutnya keram seperti ditusuk ribuan pisau. Seluruh tubuhnya berkeringat dingin dan napasnya memburu.
"Kenapa tiba-tiba perutku sakit?"
Keygan mencoba meraih air minum di atas nakas, namun tangannya bergetar membuat gelas itu jatuh dan pecah.
Dan sialnya di saat seperti ini Keygan justru lupa dengan keberadaan ponselnya. Dengan sekuat tenaga Keygan berusaha mencari sampai akhirnya menemukan ponselnya di atas sofa.
Keygan langsung menghubungi seseorang saat berhasil menjangkau ponselnya.
"Ha-hallo... Fa-Fagan, perutku---"
Keygan lebih dulu kehilangan kesadarannya sebelum berhasil melanjutkan ucapannya.
"𝘒𝘦𝘺... 𝘩𝘢𝘭𝘭𝘰 𝘒𝘦𝘺! 𝘈𝘱𝘢 𝘓𝘶 𝘥𝘪 𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪? 𝘒𝘦𝘺𝘨𝘢𝘯!"
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
Kasian bayi2nya, bapak kandungnya gak tau eh sekarang ibunya pun dibikin komakah?? 😢
lanjutkan lemes lemes kau Key