NovelToon NovelToon
Kampung Jabang Mayit

Kampung Jabang Mayit

Status: sedang berlangsung
Genre:Demon Slayer / Kumpulan Cerita Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:782
Nilai: 5
Nama Author: Ncess Iren

Buat yang penakut jangan baca sendirian!!!

Tentang sebuah desa, yang mana desa ini atau kampung sangat misterius.

Di cerita ini kita bakal ngikutin perjalanan seseorang yang bernama candra, dimana keluarganya terlilit hutang gitu yang lumayan banyak.

Candra disuruh orang tuanya buat pergi kerumah pamannya, yang bernama kang agung disebuah desa yang bernama rangkas punah. desa itu sendiri menyimpan cerita misteri yang sangat mengerikan.

Nah bagaimana cerita selanjutnya penasaran kan?
yukk kita baca bareng_bareng, biar takutnya bareng_bareng.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Agis Meninggal

   "Jangan bodoh mungkin kamu sudah ditunggu orangnya Ni itoh, diperbatasan fokus saja sekarang pada keluarga kamu" Ucap Budi.

   "Habis pertemuan sama Budi itu, Candra gak jadi beli pulsa dia langsung balik lagi kerumah. Untungnya Bu Yani, Kang Basir dan Pak Agung belum pada pulang kerumah.

  Dan itu bikin dia agak sedikit lega, sebelum masuk kedalam rumah resleting jaket dia naikin nih sampai ke dagu. Supaya luka dileher itu ngga kelihatan, masuk kedalam rumah Candra langsung disambut oleh Mak ela.

   "Candra kamu dicariin tuh sama Kang Panjul, dihalaman belakang"

  Gak pakai lama langsung aja Candra samperin tuh, si Kang Panjul yang ada diteras belakang.

   "Candra sini" teriak Kang Panjul sepertinya ada hal yang bener_bener penting nih.

  "Akang cari tadi, gimana udah beli pulsa? Tanya Kang Panjul.

  "Udah kang nitip ke ibu" Jawab Candra

   "Agis anak buahnya Barja yang kemarin bareng akang, barusan ngomong ini penting!

  "Terus Kang" Kang Panjul gak langsung jawab nih, dia tengak tengok seperti sedang melihat situasi. Aman apa ngga setelah mastiin semuanya udah aman, barulah disitu Kang Panjul cerita.

 Kalau menurut ceritanya Agis, Pak Agung datang kerumahnya Ni itoh dan Agis bilang Barja sama Pak Agung berkali_kali nyebutin nama Pak Akbar.

  Dan sekarang dua orang anak buahnya Barja, lagi nunggu di ujung hutan buat menjemput Pak Akbar. Berarti bener peringatannya si Budi tadi yang dia bilang, kalau ada dua orang diperbatasan yang lagi nunggu.

    "Buat apa Bapak datang ke Ni itoh Kang?

   "Akang gak tau, setau akang dari cerita Pak Agung dan kakek kamu sebelum meninggal. Dan pas Akbar keluar dari kampung, Ni itoh emang gak suka sama dia. Akang takut celaka aja"

   "Kang cari info lagi dari Agis, tolong"

   "Tenang Agis bakal nginfoin lagi, tapi takut si Agis ini celaka ketahuan sama Ni itoh. Ni itoh sesakti itu Candra" habis ngasih info ke Candra Kang Panjul ngedipin mata ke Candra, habis itu dia berdiri dan pergi gitu aja karena ternyata Mak ela dari tadi udah ngelihatin dari jendela dapur.

  Sepanjang hari itu dari siang sampe sore, Candra cuma ngabisin waktu dikamar mikirin omongannya Budi sama Kang Panjul. Dan juga nasib bapaknya pas lagi mau ngomong lagi, tiba_tiba dari jendela kamar Kang Panjul mampil.

    "Ini obatnya diminum lagi"

   "Kang...

   "Belum ada kabar dari Agis, malam ini jendela jangan dikunci"

   Singkat cerita

 Masuk waktu maghrib Bu Yani sampai sama Kang Basir, disusul Pak Agung.nggak biasanya Kang Panjul belum pulang. Kelihatannya dia masih kerja atau di halaman belakang, gak lama kemudian Kang Panjul masuk ke dalam kamarnya Candra.

"Candra ini rokoknya ketinggalan" Ucap Kang Panjul berbohong, supaya orang rumah nggak curiga.

Setelah dipastikan udah aman baru Kang Panjul bisik-bisik, ngejelasin Jadi bener ternyata pak Akbar itu datang ke desa Rangkas punah. Dan pergi ke rumahnya Ni itoh, cuma nggak tahu tujuannya apa habis ngasih info itu dia langsung keluar lagi.

Nggak bisa lama-lama dia soalnya itu udah waktunya pulang, Candra langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Karena bingung mau ngapain dan apa sebenarnya tujuan Bapaknya ke rumahnya Ni ito. bahkan Bu Yani sempet masuk ke kamarnya.

Bu Yani nawarin Candra buat makan malam bareng, tapi Candra tolak dia bilangnya lagi nggak enak badan. Beberapa kali Bu Yani ini datangin kamarnya Chandra, Candra tetap berpura-pura sakit. Padahal dia lagi cari cara gimana supaya bisa pergi ke rumah Ni itoh lagi, sekedar ingin mastiin bapaknya ini mau ngapain di sana.

Beberapa saat kemudian tiba-tiba Bu Yani berteriak.

"Inalillahi wainailaihi rojiun... sontak Chandra bangun dan keluar kamar, Pak Agung di situ senyum sambil bilang ke Chandra.

"Bapak ke rumah keluarga duka dulu"

"Siapa yang meninggal Bu" Tanya Candra.

"Agis Kamu nggak bakal kenal, meninggal jatuh dari motor Barja di kota tabrakan" Jawab Bu Yani, lalu setelah itu Bu Yani cuman duduk diem aja di kursi Tengah. Candra yang mendengar kabar Kalau Agis sudah meninggal juga ikutan diam, apalagi belum lama Kang Panjul baru ngasih kabar sama Candra dari Si Agis.

Chandra bertanya-tanya, "Apa selanjutnya bapak"

Kabar meninggalnya Agis udah pasti bikin Candra kaget bukan main, apa lagi dalam hitungan jam nih si Agis ngasih kabar ke Kang Panjul. Tentang kedatangannya Pak Akbar, ke rumahnya Ni itoh.

Di kamarnya Candra sambil olesin ramuan yang dikasih Budi ke lehernya, udah dua kali juga terdengar Maela Buka pintu depan rumah. Buat ngejawab para warga-warga yang datang ke rumah, lapor kalau Agis sudah meninggal.

Akhirnya Candra keluarin tuh kain putih yang berisi keris, lalu ditaruh di bawah bantal nah tiba-tiba saja pintu kamar Candra langsung kebuka begitu saja. Candra langsung tarik resleting naik ke atas, supaya nggak ketahuan lukanya ternyata itu mah Ella dia cuman longok aja ke dalam dan dia bilang:

"Tidur biar besok bisa sembuh" Ucap Mak ela.

"Ya Ma ini juga mau tidur" habis ngomong gitu, Mak ela keluar lagi dan langsung ditutup pintu kamar Candra. Candra terus berdiri buat nutup jendela kamarnya, karena nggak biasanya malam itu angin benar-benar kenceng banget. Sambil mastiin kalau barang yang dikasih Budi benar-benar sudah disimpan dengan baik, di bawah bantal Habis itu dia pergi tidur.

"Bapak semalam nggak pulang ya Mak, tumben" Tanya Bu Yani.

"Nggak tahu Bu tapi kayaknya emang nggak pulang, Basir juga nggak pulang Bu mungkin mereka masih ada di rumah duka" Jawab Mak ela.

Candra kebangun karena mendengar suara Bu Yani sama Mak ela, lagi ngobrol dari arah dapur dia coba buat buka lagi tuh jaket karena selain kegerahan. Padahal pagi itu cuaca dingin ya, dia juga pengen ngecek itu luka di lehernya. Pas di cek itu luka di lehernya, ternyata lukanya itu udah kering kulitnya juga sudah terkelupas cuma warnanya agak hitam.

Langsung aja Chandra melihat lehernya di cermin yang ada di lemari, pas dia lihat itu luka benar-benar sembuh cuma warnanya aja agak hitam. Jadi beda dikit bekas tancaoan kukunya, Candra jadi lega di situ kan cuma yang dia nyesel Kenapa waktu itu dia nggak nanya sama Budi Gimana caranya bisa ketemu dia lagi.

Habis itu Chandra ngambil ambil handuk dia jalan Tuh keluar kamar, di luar dia ketemu sama Bu Yani di situ Candra bilang:

"Bu pagi ini Candra titip pulsa ya, buat nelpon Bapak di rumah" Ucap Candra.

"Nanti bilang aja sama Pak Ahmad ya di desa, Ibu juga biasanya nyuruh Pak Ahmad. Kalau udah mendingan sekalian antar ibu ke desa"

"Iya Bu"

Di situ cantik lagi-lagi Mak Ela bertingkat aneh, dia melihat ke arah Chand dengan tatapan menyelidik. Lalu dialihkan langsung berjalan ke arah dapur, apalagi pas Candra nyebut Bapak tadi.

Candra di situ berusaha untuk bersikap bodo amat aja, nanti juga bakal ketahuan nih siapa dan kayak gimana Maela sebenarnya selesai mandi Chandra pergi sarapan.

Habis sarapan Chandra manasin motor, siap-siap buat nganterin Bu Yani untuk ke desa. Beberapa saat kemudian berangkatlah mereka berdua nih, di perjalanan Bu Yani tiba-tiba nanya:

"Semalam nggak denger bapak pulang Chandra? Tanya Bu Yani.

"Candra langsung tidur Bu malam itu" Jawab Candra.

"Baru pertama kali melihat warga yang meninggal, sampai nggak pulang apalagi itu kan anak buahnya Barja" Di situ Bu Yani tidak melanjutkan ucapannya, padahal Candra sudah nunggu nih apa kalimat selanjutnya.

"Agis anak buah Barja Bu? terus" Tanya Candra penasaran.

"Ah sudah Candra gak penting, emang dasar keturunan susah. Ibu nggak paham aja padahal anaknya sendiri Banu ninggalin Kampung, nggak ada kapok kapoknya"

Candra nggak berani lagi nanya lebih lanjut.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!