Karena sebuah tragedi, mengharuskan mereka menikah dan tinggal seatap, tragedi itu membuat sang wanita menjadi trauma ditambah dia harus tinggal dengan laki-laki jahat itu, bagaimana dia harus menjalaninya, apakah cinta itu akan datang seiring berjalannya waktu karena selalu bersama, wanita itu bernama Nala. Nala adalah seorang anak yatim piatu, Nala juga seorang mahasiswi semester awal, disalah satu kampus di indonesia. Nala berwajah manis, sederhana dan agak pendiam. Sebelumnya Nala ada gadis yang ceria, setelah kejadian yang menimpa kedua orangtuanya Nala menjadi anak yang pendiam.
Mr. Kim Joon, Dosen tampan, seksi, maskulin, ditambah dia adalah seorang CEO muda, pujaan setiap wanita. Sayangnya dia bersifat dingin, dan cuek. Mr. Kim mempunyai tunangan bernama Lisa, seorang foto model di Korea, dan Mr. Kim juga mempunyai sahabat dari masa kecil hingga dewasa, sahabatnya bernama Jackson, Jackson juga dipercayai sebagai asistennya untuk mengelola bisnis nya di Korea.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awahsara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
semua demi cinta
waktu berjalan.
Mentari siang berganti malam, malam yang tenang pun tenggelam di jemput pagi yang penuh semangat, kemeriahan kupu-kupu dan burung yang menari ditengah bunga menghiasi taman rumah. Hari berganti begitu pula kesibukan para penghuni rumah, dengan kesibukannya masing-masing.
Akhir-akhir ini permintaan Nala semakin aneh-aneh, semakin dituruti semakin ada saja maunya. Sampai membuat Kim dan Toni bingung dibuatnya, sebenarnya beneran ngidam atau memang mau mengerjai ku, pikir Kim. Namun karena yang dikerjain berlapang dada, membuat Toni dan pak Arnold juga merasa lega dan tidak terlalu mengkhawatirkannya.
Tuan Kim sedikit demi sedikit hatinya menjadi lembut berkat nona Nala, begitulah yang dipikirkan Toni dan pak Arnold. Dan kedua laki-laki itu dibuat terenyuh hatinya, walaupun menjadi ikutan pusing memikirkan ngidamnya Nala.
Dalam setiap konsultasi dengan ahli gizi pak Arnold terkadang aktif memberikan masukan menu makanan yang mungkin jauh lebih disukai Nala. Bukan hanya dilihat dari nilai gizi, namun juga rasa dan penampilannya.
Karena nona Nala telah merubah hati seorang Kim Joon, maka pak Arnold menyayangi Nala seperti dia menjaga dan menyayangi Kim dengan tulus. Seperti itulah waktu bergulir di kediaman Kim, rumah yang tadinya senyap jadi penuh kehangatan, romantis dan terkadang membuat geli para pekerja disana karena tingkah lucu Kim yang tidak biasa.
Apa Kim marah dengan semua permintaan Nala yang aneh, tentu saja tidak. Efek cinta telah menyebar dengan sempurna seperti racun di udara memenuhi rongga kehidupan Kim. Kim selalu mengiyakan setiap permintaan Nala, dan tersenyum menandakan kalau dia akan mengabulkan semuanya untuk istrinya.
Mendapatkan ciuman atau ucapan cinta dari Nala selalu bisa meluluhkan hati Kim. Tapi, jangan tanya kalau Kim sudah bingung tak tau, tempat melampiaskan nya adalah Toni dan juga pak Arnold. Toni dan pak Arnold yang akan membuat segala sesuatunya berjalan dengan baik untuk tuan Kim.
Hari ini, untuk kesekian kalinya Nala meminta permintaan yang aneh,
"Apalagi sekarang Nala sayang?" Intonasi suara Kim sudah rendah, seperti menahan geram.
Nala yang ditanya malah tertawa geli mendengar suara suaminya yang terdengar lucu dan gemas.
"Apalagi sekarang!apalagi sekarang!mau apalagi sekarang! Untung kamu istri dan ibu dari anak ku, kalau orang lain sudah. Heeehhh!" ucap Kim mencium pipi Nala saking gemasnya dan karena tidak bisa marah.
" yoebo...aku mau makan mangga muda dicocol garam" ucap Nala manja. Nala membayangkan memakan mangga asam dengan garam.
Kim yang ikut membayangkan rasanya, hanya menelan ludah sambil merinding.
"Enak sayang seger..." ucap Nala lagi sambil memasang wajah semangatnya seakan-akan mangga itu nikmat luar biasa.
Kim yang melihat Nala hanya mengernyitkan dahinya. Kim beralih melihat Toni,
"itu memang makanan ibu hamil tuan!" ucap Toni tersenyum.
Kim pun hanya bisa pasrah dan tersenyum melihat gemas istrinya. Kim menghujani Nala dengan ciuman, sampai membuat gadis itu kaget dan meronta-ronta mencoba melepaskan ciuman Kim.
" sayang, kamu kan bisa meminta Arnold untuk menyiapkannya" ucap Kim santai, untuk apa ada pelayan dirumahnya pikir Kim. Kim menghentikan serangan bibirnya, berganti memainkan pipi Nala dengan jarinya. Nala menggeleng mendengar jawaban Kim,
" kenapa, apa mereka tidak bisa menyediakan nya untukmu? Kalau mereka semua tidak bisa menyiapkan termasuk Arnold, aku akan memecat mereka semua!" Ucap Kim dengan sombong nya.
Kenapa jadi mengancam memecat semua pelayan segala, gumam Nala.
" yoebo...aku ingin makan mangga muda yang langsung dipetik di pohon, dan dipetik langsung sama yoebo!" jawab Nala manja seperti anak kecil.
"APA?" ucap Kim tersentak kaget
" apa bedanya dengan yang disiapkan pelayan sayang, lalu kenapa harus aku?! bagaimana kalau Toni saja ya?!" Kim memohon, dia masih sabar menghadapi permintaan aneh istrinya.
"pokoknya aku tidak mau kalau bukan langsung dari pohon dan bukan yoebo yang petik titik" rengek Nala mempertahankan keinginannya, Nala tidak menggoyahkan permintaannya.
Kenapa harus mangga yang langsung dipetik sie, itu merepotkan sekali pikir Kim.
" yoebo rasa mangganya sudah memenuhi lidahku, memang sayang mau nanti anaknya jadi ngiler trus karena keinginan ku tidak terpenuhi, kalau tidak ada mangga itu, aku nggak mau tidur sama yoebo lagi" ucap Nala mengancam Kim sambil berlalu meninggalkan Kim menuju lantai atas kamarnya.
Membayangkan anaknya lahir penuh air liur saja membuat Kim pusing, ditambah ancaman Nala yang tidak mau tidur lagi dengannya, bagaimana bisa. Sedangkan dia tidak bisa jauh-jauh dari istrinya itu saat ini, Kim hanya bisa menarik nafasnya. Lalu pandangan Kim beralih melihat kearah Toni.
"Siap tuan, sepertinya saya tau kita bisa dapatkan mangga itu" ucap Toni, dia langsung teringat sebuah tanah yang ditumbuhi buah mangga yang masih muda.
" Benarkah? Good Toni! Ayo cepat siapkan mobil!" Ucap Kim senang. Kim menyusul Nala ke kamar, Kim ingin memberi tahu kabar gembira itu dan sekalian dia bersiap-siap.
Nala yang mendengar kabar dari Kim tersenyum gembira, memberikan pelukan hangat pada suaminya.
Kim pergi menuju Mobil, yang sudah di siapkan oleh Toni. Kini mereka berdua dalam perjalanan menuju tempat yang dimaksud Toni. Dengan pelan mobil keluar komplek perumahan mewah,
" Toni " suara Kim terdengar dari kursi belakang.
"iya tuan" jawab Toni.
" Dimana tempatnya?" ucap Kim
" tanah belakang perumahan ini tuan, tanah yang baru saja kita beli" ucap Toni
"heemmm" untung saja pikir Kim, Kim tak habis pikir tanah yang dia beli baru-baru ini, untuk memperluas bangunan rumahnya ternyata sekarang bermanfaat, tidak salah dia membeli tanah itu, pikir kim.
Bersamaan dengan berhentinya mereka bicara, mobil berhenti disebuah tanah kosong.
" Anda tidak perlu turun tuan, biar saya saja yang memetiknya" ucap Toni, sambil menunjuk sebuah pohon mangga yang lebat akan buahnya tapi masih terlalu kecil.
" Buka, kamu tidak dengar tadi, Nala mau kalau aku yang memetiknya langsung!" kim menegaskan Toni.
" saya tidak akan bilang pada nona Nala, tuan!" ucap Toni, untuk apa ada dirinya kalau tuan Kim harus repot-repot memetik mangga, itu seperti dia merasa tidak bisa diandalkan.
" TONI..." bentak Kim.
Toni menundukkan kepalanya dan meminta maaf, lalu membukakan pintu mobil. Kim berdiri sebentar melihat ke atas pohon, berfikir sejenak kemungkinan dia memanjat pohon itu.
" Toni, kau berjaga disini, aku akan memanjat" Kim memanggil Toni, setidaknya jika dia terjatuh Toni bisa menolongnya, pikir kim.
" baik tuan" jawab Toni sedikit terkejut, seorang Kim Joon mau memanjat pohon mangga hanya demi istrinya. Toni takjub dengan apa yang dilakukan Kim, ternyata tuannya itu bisa juga memanjat pohon, batin Toni.
Kim meminta Toni untuk menyiapkan kan tong plastik, dan bersiap menangkap mangga yang akan dia lemparkan dari atas pohon. Setelah Kim merasa cukup dengan mangga yang sudah diambilnya, diapun segera turun dari pohon.
Setelah Kim sudah berada di bawah pohon, dan Toni sudah mengumpulkan semua mangga dalam kantong plastik. Tiba-tiba Kim merasa tubuhnya gatal-gatal, ternyata di bahunya menempel sebuah ulat bulu. Toni, menyingkirkan ulat itu dari baju Kim. Tapi badan Kim terlanjur gatal semua, hingga banyak timbul kemerahan di sekujur badannya.
Toni pun menjadi panik dan akhirnya membawa tuannya ke klinik terdekat, untuk segera menghilangkan rasa gatal ditubuh tuannya. Setelah melewati banyak hal yang terjadi dan banyak perjuangan untuk mendapatkan mangga sesuai yang Nala ingini, Kim dan Toni akhirnya pulang. Sesampainya dirumah, Nala yang sudah menunggu kedatangan suaminya sungguh terkejut melihat keadaan suaminya.
" yoebo...apa yang terjadi? Toni suamiku kenapa?" Nala panik. Arnold dan para pelayan yang melihatnya juga terlihat panik.
" tidak papa sayang, Toni berikan mangganya" Kim malah terlihat senang dan bangga menunjukan hasil petikan buah mangganya.
"Tuan memanjat pohon mangga, dan akhirnya terkena ulat bulu" jawab Toni.
" apa itu benar yoebo ..?!" tanya Nala.
" aku tidak apa-apa sayang, Toni kau ini!" Kim menunjuk Toni.
"maafkan saya tuan" jawab Toni menunduk.
Semua orang di sana yang mendengar, sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Kim. Seorang Kim Joon manjat pohon demi istrinya tercinta. Nala merasa bersalah, mendekati Kim.
" Jangan dekat-dekat sayang, aku akan bersih-bersih dulu, nanti kau tertular gatal" ucap Kim sambil mundur. Nala mengekori Kim ke kamar membantunya menyiapkan baju, pak Arnold meminta pelayan menyiapkan mangga yang akan dimakan Nala.