Sya yang merupakan fresh graduate tahun ini telah diterima bekerja di PT Santoso Group. Di hari pertamanya bekerja dia dikagetkan dengan seorang bocah berusia 3 tahun yang memanggilnya " Bunda".
" Dunda.. Dunda.. Kendla mau pipis. " seorang bocah laki-laki menarik celana kerjanya saat Sia berdiri di lobi kantor.
Maureen Calisya Putri ( 23 )
Sungguh mengejutkan ternyata bocah yang memanggilku Bunda adalah anak dari pemilik perusahaan tempatku bekerja.
Raditya Diko Santoso ( 30 )
Kamu hanya akan menjadi ibu sambung untuk anakku karena dia menginginkannya.
Bagaimana perjalanan kisah mereka disaat salah satu diantara mereka melanggar perjanjian yang sudah disepakati?
Akankah terus bersama atau memilih untuk berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saya juga mau
" Neng Sya, ini buburnya. Jadi totalnya 25 ribu neng." Ucap Mang Jaja memberikan pesanan Sya.
" Oo iya Mang, ini uangnya. " Sya memberikan uang 50 ribuan.
" Ini neng kembaliannya, terimakasih ya."
" Sama-sama Mang saya juga terimakasih, duluan ya Mang." Jawab Sya tersenyum.
Sya berjalan kearah Radit dan Kendra yang sedang menunggunya didalam mobil.
" Ini punya Bapak." Ujar Sya seraya menyerahkan Bubur Ayam milik Radit.
" Kita mau makan ini dimana? " Tanya Radit pada Sya.
" Ya terserah Bapak, kalau saya mau makan dikosan." Jawab Sya singkat.
" Lah aku gimana? " Tanya Radit lagi.
" Gimana apanya sih Pak? Saya nggak paham Bapak ngomong apa." Jawab Sya gemas dengan lelaki di hadapannya ini.
" Kosan kamu kan khusus perempuan, emang boleh saya ikut kamu pulang ke kosan kamu? "
" Lah Bapak mau ngapain dikosan saya? " Tanya Sya bingung.
" Menurut kamu saya mau ngapain dikosan kamu? Ya mau makanlah. Kendra juga pasti akan minta untuk ikut ke kosan kamu." Jawab Radit ketus karena merasa Sya sedang mempermainkannya.
Setelah dipikir-pikir benar juga perkataan Radit. Sejak semalam saja Radit sudah bilang jika Kendra ingin bertemu dengannya. Tidak mungkin kan dia pulang ke kosannya bersama Kendra sedangkan Radit dia tinggalkan disini.
" Ya udah kita jalan-jalan di taman kota saja, kita makan disana." Ujar Radit memberikan usul kepada Sya.
Ya hari minggu Taman Kota pasti akan ramai dengan orang-orang yang mungkin sedang berolahraga atau hanya sekedar duduk-duduk.
Sya melihat kearah penampilannya. Memakai kaos yang di dobel dengan cardigan luarnya, celana training abu-abu dan hanya memakai sandal jepit. Jangan lupakan bahwa dia belum mandi pagi ini. Wajahnya terlihat putih pucat karena memang Sya tidak memakai riasan sama sekali. Sedangkan saat melihat ke arah Kendra dan Radit, kedua lelaki berbeda generasi ini sudah sangat rapi. Dengan kaos hitam bercelana jeans, Pak Radit dan Kendra terlihat seperti anak muda yang berjalan-jalan membawa adiknya. Dan Sya lebih terlihat seperti babysitternya Kendra.
Berbeda dengan Sya yang merasa tampilannya saat ini sangat buruk. Radit justru melihat Sya seperti anak SMA. Wajahnya yang tanpa riasan make up terlihat sangat baby face, imut dan menggemaskan.
" Ya udah ayo kita ke taman kota aja. " Jawab Sya akhirnya. Sya sudah sangat lapar dan buburnya pasti akan dingin kalau tidak segera mereka makan.
Mereka masuk ke mobil dengan Kendra yang ada dipangkuan Sya. Tadi Kendra menolak untuk duduk sendiri di kursinya. Dan Sya langsung duduk didepan karena tidak mau kalau Radit sampai menceramahinya lagi seperti tadi malam.
Sya dan Radit memutuskan untuk duduk disalah satu bangku dengan meja bulat diantara mereka dan mulai membuka bungkusan bubur ayamnya. Sedangkan Kendra langsung asik bermain bola bersama anak-anak sebayanya yang memang ada disana. Radit membiarkannya karena dia merasa jika Kendra memang perlu untuk mengenal lingkungan sekitar dan juga agar Kendra tidak pilih-pilih teman nantinya. Karena selama ini sangat jarang Kendra bermain seperti ini. Kendra lebih sering bermain mobil-mobilan dan robot-robotan dirumah atau pergi ke playground jika Radit ada waktu luang.
" Kendra kayaknya bahagia banget Pak bisa bermain diluar." Ucap Sya sambil menatap Kendra yang berlarian mengejar bola.
" Iya, saya jarang membawa Kendra keluar ke tempat seperti ini." Ada perasaan hangat dihatinya saat mendengar Sya yang begitu memperhatikan Kendra.
" Memang Bundanya Kendra meninggal karena apa Pak? " Sya tanpa sadar bertanya kepada Radit karena rasa penasarannya.
Radit yang mendengar pertanyaan Sya seketika terdiam kaku ditempat.
Sedangkan Sya yang menyadari perubahan ekspresi dari Radit langsung merutuki mulutnya yang tidak bisa menahan ke kepoan nya.
" Ihhh, ni mulut asal tanya aja. Lagian apa urusannya sih sama aku. Kepo banget jadi orang." Rutuk Sya dalam hati.
" Eehh, tidak usah dijawab Pak kalau tidak mau. Maaf saya sudah lancang." Ucap Sya kepada Radit.
Baru saja Radit akan menjawab ucapan Sya..
" Dunda... Kendla haus, mau mimik. " Ucap Kendra menghampiri Radit dan Sya.
Sya baru sadar jika mereka makan tanpa ada minum disini.
" Kita belum beli minum ya Pak." Ucap Sya seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Biar saya beli minum dulu. Kamu mau minum apa? " Tanya Radit pada Sya.
" Saya air mineral aja Pak."
" Kendra ikut Ayah beli minum apa disini aja sama Bunda." Tanya Radit kepada Kendra.
" Itut beli mimik." Jawab Kendra.
Radit langsung meraih Kendra kedalam gendongannya.
" Kamu tunggu disini, jangan kemana-mana. Saya tidak akan lama." Ujar Radit kepada Sya.
" Iya Pak, lagian saya mau kemana, saya juga tiba-tiba haus." Jawab Sya.
Radit berjalan menuju minimarket yang tidak terlalu jauh disebrang jalan.
Sedangkan Sya masih makan buburnys dengan lahap. Terlalu lama jika harus menunggu minumnya datang. Lebih baik dia habiskan dulu baru setelah itu minum.
5 menit kemudian terdengar suara Kendra. Saat ini Kendra sudah berjalan sendiri dengan sekantong kresek penuh berisi cemilan dikedua tangannya. Sedangkan Radit membawa kantong kresek berisi minuman.
" Dunda.... " Teriak Kendra.
" Lho kok belinya jadi banyak begini. Tadi katanya mau beli mimik doang." Tanya Sya begitu Kendra sudah ada didekatnya.
" Tadi kata Ayah bole kok." Ujar Kendra menjelaskan.
" Ini minumnya, Radit menyodorkan air mineral untuk Sya kemudian kembali melanjutkan makan buburnya yang tadi memang belum habis.
Sedangkan Kendra sedang sibuk mengeluarkan isi dari kantong kreseknya. Ada 2 batang cokelat, 2 susu kotak rasa strawberry, 2 permen warna warni, cemilan-cemilan ringan, dan 2 cone ice cream rasa strawberry.
" Kok belinya banyak banget Pak, ini juga makanannya manis-manis ditambah sama cemilan yang banyak bumbu.. Nanti kalau Kendra batuk gimana coba. " Ujar Sya seperti ibu yang menghawatirkan anaknya dan sedang memarahi suaminya karena membiarkan anaknya jajan sembarangan.
" Itu kan bagi dua sama kamu. Jadi nanti jangan rebutan." Jawab Radit pendek.
" Emang saya anak kecil sampe rebutan jajanan." Ujar Sya jutek.
Sedangkan Radit hanya tertawa.
Berbeda dengan Kendra yang sudah asik dengan cemilan ditangannya.
" Dunda, Kendla mau es klim, tolong bukain boyeh? Ini buat Dunda satu. " Ujar Kendra memberikan ice cream nya untuk dibukakan kepada Sya.
Mau tidak mau Sya menerima ice cream dari Kendra dan membukakannya.
" Telimakasih Dunda." Ujar Kendra menerima ice creamnya yang sudah dibuka.
" Sama-sama ganteng."
" Sepertinya makan ice cream memang enak." Ujar Sya dalam hati.
Sya membuka ice cream yang tadi kata Kendra untuknya.
Baru saja 2 kali menjilat ice creamnya. Tiba-tiba sebuah tangan menariknya.
" Saya juga mau ice cream."
selalu ngalamin itu, karena nama asli saya juga panjang banget 😂
kali ini Lo salah sya, gimana kalau keadaannya di balik?
mengingat sifatnya diawal bagaikan freezer 😂