Balas Dendam Istri Buta

Setelah mendapat kan pelepasan edwin memilih untuk kembali kekamar nya dengan ayunda dia memilih untuk tidur di samping Ayunda dan memeluk ayunda

Ayunda yang meras tubuhnya di peluk pun merasa sangat jijik tetapi di menahan semuanya demi sebuah balas dendam keesokan paginya ayunda pun bangun lebih awal dia buru buru menuju kamar mandi dia benar benar merasa sangat jijik dengan tubuhnya yang telah di peluk lelaki pecundang seperti edwin Ayunda pun segera memilih untuk turun ke bawah saat di bawah tak lama fika pun turun dengan pakaian yang sangat seksi dan di sekujur tubuhnnya banyak jejak kepemilikan

“bagaimana edwin tidak tergoda dengan wanita ular ini ternyata jika di di rumah selalu berpakaian seperti ini” ucap ayunda

fika yang merasa tubuhnya di lihat oleh ayunda pun segera menoleh ke ayunda

“kak melihat apa “

“oh kamu sudah turun”

“iya “

Fika yang merasa curiga jika ayunda telah sembuh berencana membuat jebakan untuk memastikan jika ayunda masih buta atau tidak fika berjalan ke arah wastafel dapur dan dia segera menyalakan kran dapur fika diam saja berdiri di sebelah kran

sedangkan ayunda yang duduk di meja makan tetap diam tanpa menunjukan reaksi apapun dia tahu jika fika ingin menjebaknya di situ ayunda hanya diam saja seperti tidak melihat apa apa si mbok yang baru saja selesai menjemur pakai menuju ke dapur

“loh loh kok ini hampir penuh non fika diam saja “

Di situ Fika salah tingkah mendengar perkataan si mbok

“ada apa mbok”

“ini non wastafelnya penuh tapi non fika hanya diam saja”

“mungkin fika gak tahu cara mematikannya mbok "

“ah iya kak Ayunda benar aku mana tahu mbok udah de mbok buatkan kami sarapan”

“sarapan sudah terhidang di meja nyonya fika”

“ah sialan sudha pergi sana “

“fika yang sopan donk sama yang lebih tua”

“biarin aja sih kak toh di hanya pembantu”

“dek”

“iya iya “

Edwin yang sudah terlihat rapi pun segera turun ke bawa bergabung dengan Ayunda dan fika edwin berjalan mendekati fika dan melumat bibir Fika yang masih marah atas perbuatannya edwin semalam mencoba mendorong tubuhnya kemudian edwin berbisik ke arah fika

“jangan menolak ku jika tidak ingin kado mu batal”

Mendengar hal itu fika dengan senang hati membalas ciuman edwin si mbok yang melihat hal itu segera pergi sedangkan ayunda melihat ke arah mereka berdua tanpa bereaksi apapun dia tetap memakan roti yang dia pegang sambil melihat ke arah mereka berdua yang telah berciuman setelah puas berciuman edwin baru mendekat ke arah Ayunda

“pagi sayank”

“pagi mas udah turun mas“

“iya “

Di situ fika menyiapkan semua kebutuhan edwin sedangkan Ayunda hanya diam sambil memakan sarapan nya

“sayank malam ini mas gak pulang ya mas ada mau mengecek pekerjaan mas yang ada di luar negeri selama satu minggu”

“oh iya mas maaf ya aku tidak bisa menyiapkan semua kebutuhan mu “

“tidak masalah sayank “

Fika yang tidak tahu apa apa melotot ke arah edwin saat Edwin berkata akan berangkat ke luar negri seakan akan meminta penjelasan kemudian edwin pun mengirimkan pesan kepada fika setelah membaca pesan itu fika pun tersenyum

“kak aku juga mau ada survey tempat untuk magang ya di luar kota “

“ya aku jadi sendirian ini di rumah” ucap Ayunda yang pura pura bersedih

“kan ada si mbok dan yang lainnya kak kakak juga bisa berkunjung kerumah papa”

“baiklah kaka tidak mau kemana mana juga orang buta sama saja pergi atau tidak kan sama sama tidak bisa melihat bukan kah begitu”ucap Ayunda

“Sayank kamu jangan berbicara seperti itu mas akan mencarikan kamu dokter terbaik setelah mas dari luar negeri ya”

“iya mas”

Dua jam kemudian merek berdua pun pergi meninggalkan rumah Ayunda ahany bisa menatap dari jendela kamar