Penyesalan Sang Suami Jahanam

Penyesalan Sang Suami Jahanam

Bab 1 : Awal

" Kamu harus mau ya sayang. Papa dan mama memilihkan lelaki yang terbaik untukmu." Bujuk rayu mama Danita. Wanita paruh baya ini, terus mencoba merayu putrinya. Netra matanya terus menatap penuh permohonan. Membuat Lasya bingung dan sungkan.

" Lasya, papa dan mama sudah semakin tua. Keinginan papa dan mama hanya mau kamu segera menikah agar kami bisa mendapatkan cucu." Sambung papa Lasya, Edwin Greyson.

Mata Lasya langsung berkedip-kedip. Tubuhnya langsung terasa berkeringat dingin juga. Jangan tanyakan bagaimana bingung dan gugupnya dia saat ini. Perjodohan seperti ini sama sekali tidak pernah dia sangka.

Dalam benaknya masih menikmati masa-masa bebasnya. Dimana dia bisa bebas bekerja, bebas melakukan apa saja yang dia mau.

" Sya...." panggil mama Danita dengan mengusap lembut punggung tangan Lasya. " Kamu mau ya sayang!" Sambung mama Danita.

Seolah semakin terpojok dan tidak bisa berkutik. Mau tidak mau akhirnya mengangguk pasrah adalah jalan satu-satunya bagi Lasya. Melihat ini mama Danita langsung tersenyum bahagia. Dia langsung menarik putri satu-satunya ini kedalam dekapannya.

" Mama senang kamu memilih ini sayang. Sekarang mama merasa tenang, sebab kamu disana akan terlindungi." Ucap mama Danita dengan lembut dan tenang.

" Baiklah, aku akan menghubungi Hendrik. Aku harus segera mengatakan ini, biar pernikahan kalian segera di tetapkan." Dengan begitu semangat dan antusias, papa Edwin beranjak bangun dari tempat duduknya. Dia lalu melangkah pergi keluar dari kamar Lasya.

••

" Kamu ini apa-apaan sih pa! Kamu main seenaknya menjodoh-jodohkan putra kesayanganku dengan perempuan. Kenapa kamu tidak menanyakan aku lebih dulu? Aku juga berhak lo atas hidup Adrian?" Rutuk mama Frida. Dia kesal bukan main, bagaimana bisa putra kesayangannya di jodohkan dengan perempuan yang sama sekali tidak dia kenal. Padahal dia harus memperhatikan bobot,bibit dan bebet perempuan tersebut. Tidak bisa sembarangan wanita menjadi pendamping putranya. Dia harus menyeleksinya!

" Memangnya kenapa? Aku kenal dengan ayahnya dia. Dia juga putri dari sahabatku, lalu apa salahnya?" Balas papa Hendrik berusaha tetap santai.

" Salahnya kamu tidak rundingan sama aku dulu. Aku tidak mau sembarangan wanita menjadi istri Adrian! Susah payah aku membesarkan dia, dan hal sepenting ini kamu malah tidak menanyakannya padaku?! Enak sekali kamu langsung mengambil keputusan sepihak." Amarah mama Frida. Dia bersedekap dada dengan raut wajah yang memerah menahan kesal.

" Terserah kamu. Kalau kamu tidak setuju, aku akan membatasi fasilitas yang aku berikan untukmu."

" HAH!" Wajah mama Frida sontak menoleh, dia merasa terkejut sekaligus tidak menyangka. Matanya menatap penuh heran suaminya yang pergi begitu saja setelah melayangkan ancaman terhadapnya.

Kepalan tangan erat terlihat begitu kencang, otot-otot besar leher Frida nampak menonjol, terlihat dia sangat kesal dan marah dengan apa yang sudah diucapkan oleh Hendrik.

Benar mabuk.

" Ndri.... hey ndri..." Damian menepuk-nepuk sebelah pipi Andrian, berusaha memanggil temannya ini agar kembali sadar.

" Bagaimana? Dia sadar nggak?" Tanya Jarvis.

Damian lantas menggeleng dengan menoleh menatap Jarvis.

Jarvis berdecak. " Ada apa dengannya? Pasti dia sedang ada masalah." Ucapnya.

" Yah mungkin saja. Lebih baik kita antar saja dia dulu."

Damian dan Jarvis menunduk siap membantu Andrian untuk berdiri. Dengan susah payah, mereka membantu Andrian berjalan.

Mereka terus membawa Andrian hingga di parkiran. Memasukkan tubuh Andrian ke bangku belakang.

" Aku antar dia dulu." Kata Damian.

" Hm, aku pulang duluan kalau begitu."

Damian mengangguk, dia langsung berlari kecil ke arah kursi kemudi. Menyalakan mobilnya dan mebawa pria mabuk itu pulang.

••

Damian memarkirkan mobilnya. Dia berdiri dan memanggil penjaga di rumah Andrian.

" Ya tuan, ada yang bisa saya bantu?"

" Kalian bawa Andrian ke kamarnya. Jangan sampai om dan tante tau." Titah Damian.

Penjaga itu melirik sekilas ke arah kaca mobil, ingin melihat keadaan tuan mereka.

" Dia ada di kursi belakang." Kata Damian yang tau apa yang di pikirkan oleh salah satu penjaga ini.

" Baik tuan, baik."

Damian membuka pintu belakang, disana terlihat Andrian terbaring.

Kedua penjaga itu lantas langsung membantu Andrian, membawanya dengan hati-hati masuk ke dalam rumah mewah nan megah.

Damian menghela napasnya, dia memijat keningnya sebelum masuk ke dalam mobilnya lagi.

••

Malam cepat sekali berganti, kini sang surya sudah menampakkan kegagahannya. Silauan cahaya mulai menembus celah-celah rumah.

Seperti biasa, Lasya sudah bangun terlebih dulu. Sudah menjadi kebiasannya, dia selalu bangun lebih awal dari kemunculan surya.

Dia kini tersenyum bahagia di halaman belakang rumahnya. Menikmati silauan cahaya serta semiliran angin kecil yang menghembus dengan begitu teduhnya.

Senyuman yang merekah indah, menambah kesan kebahagian di pagi hari ini.

Dengan begitu ceria, Lasya menata kebun kecilnya yang selalu dia rawat.

" Nona, ini susu dan camilan anda."

Lasya menoleh ke arah suara, dia lantas mengangguk kecil dengan begitu sopan. " Terimakasih." Ujarnya dengan lembut.

Maid itu membalas anggukan itu, dia lalu berdiri di belakang Lasya dengan jarak jauh.

" ARGH....." Lasya merintih dan langsung menekan jarinya yang tanpa sengaja tertusuk duri. Dia menekan luka itu.

" Nona, anda terluka?" Dengan sangat khawatir maid itu mendekati Lasya. Ikut melihat jari nona-nya yang berdarah.

" Tidak apa-apa, ini hanya luka kecil. Bisa tolong ambilkan aku obat."

" Ya nona, saya akan segera mengambilkan."

Maid itu langsung berlari. Sedangkan Lasya meniup-niupi jarinya, guna meredakan rasa sakit.

Episodes
1 Bab 1 : Awal
2 Bab 2. Kembalinya Sang Mantan
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 35
36 Bab 36. Ayo Ke Hotel
37 Bab 37 Dukungan Mendua Dari Sang Mama
38 Bab 38 Kegilaan Bianka
39 Bab 39. Kenapa tidak bercerai saja
40 Bab 40. Watak Buruk Bianka
41 Bab 41. Di kira Wanita Pelit
42 Bab 42. Anak Tiri
43 Bab 43. Suami mu, Pacar ku!
44 Bab 44. Kejahatan Andrian Lagi
45 Bab 45. Di Benci Suami, Di Puji Bujang
46 Bab 46. Mulut pedas Ibu Mertua
47 Bab 47. Sikap Andrian yang Mempermalukan Lasya
48 Bab 48. Marah atau Cemburu
49 Bab 49. Buruk Sangka
50 Bab 50. Kiriman Video
51 Bab 51. Mulai Terbongkar
52 Bab 52. Jujur Atau Tidak?
53 Bab 53. Kemarahan Edwin
54 Bab 54. Keputusan William
55 Bab 55. Surat Cerai
56 Bab 56. Kehampaan Andrian
57 bab 57. Salah Perjodohan
58 Bab 58 Tergoda
59 Bab 59. Mengatur Trik
60 Bab 60 sidang Mediasi
61 Bab 61 Melayani 10 pria
62 Bab 62 Bertarung
63 Bab 63 Masalah Baru
64 Bab 64 Pembalasan William
65 Bab 65 Kepanikan Andrian
66 Bab 66 Pidana
67 Bab 67 Menyatakan perasaan
68 Bab 68 Karma
69 Bab 69 Teringat kebaikan Lasya
70 Bab 70 Meninggalkan Kota
71 Bab 71 Di manjakan
72 Bab 72 Nasib yang sudah berbeda
73 Bab 73 Keberhasilan Lasya
74 Bab 74 Menikah
75 Bab 75 Pergi
76 Bab 76 Kegugupan William
77 Bab 77 Menyatakan Cinta
78 Bab 78 Berdebar
79 Bab 79 Sayang
80 Bab 80 Semakin gencar
81 Bab 81. Sebuah Pesta
82 Bab 82 Bertemu
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Awal
2
Bab 2. Kembalinya Sang Mantan
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
35
36
Bab 36. Ayo Ke Hotel
37
Bab 37 Dukungan Mendua Dari Sang Mama
38
Bab 38 Kegilaan Bianka
39
Bab 39. Kenapa tidak bercerai saja
40
Bab 40. Watak Buruk Bianka
41
Bab 41. Di kira Wanita Pelit
42
Bab 42. Anak Tiri
43
Bab 43. Suami mu, Pacar ku!
44
Bab 44. Kejahatan Andrian Lagi
45
Bab 45. Di Benci Suami, Di Puji Bujang
46
Bab 46. Mulut pedas Ibu Mertua
47
Bab 47. Sikap Andrian yang Mempermalukan Lasya
48
Bab 48. Marah atau Cemburu
49
Bab 49. Buruk Sangka
50
Bab 50. Kiriman Video
51
Bab 51. Mulai Terbongkar
52
Bab 52. Jujur Atau Tidak?
53
Bab 53. Kemarahan Edwin
54
Bab 54. Keputusan William
55
Bab 55. Surat Cerai
56
Bab 56. Kehampaan Andrian
57
bab 57. Salah Perjodohan
58
Bab 58 Tergoda
59
Bab 59. Mengatur Trik
60
Bab 60 sidang Mediasi
61
Bab 61 Melayani 10 pria
62
Bab 62 Bertarung
63
Bab 63 Masalah Baru
64
Bab 64 Pembalasan William
65
Bab 65 Kepanikan Andrian
66
Bab 66 Pidana
67
Bab 67 Menyatakan perasaan
68
Bab 68 Karma
69
Bab 69 Teringat kebaikan Lasya
70
Bab 70 Meninggalkan Kota
71
Bab 71 Di manjakan
72
Bab 72 Nasib yang sudah berbeda
73
Bab 73 Keberhasilan Lasya
74
Bab 74 Menikah
75
Bab 75 Pergi
76
Bab 76 Kegugupan William
77
Bab 77 Menyatakan Cinta
78
Bab 78 Berdebar
79
Bab 79 Sayang
80
Bab 80 Semakin gencar
81
Bab 81. Sebuah Pesta
82
Bab 82 Bertemu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!