NovelToon NovelToon
Sumpah Gadis Di Tepi Sungai

Sumpah Gadis Di Tepi Sungai

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Dikelilingi wanita cantik / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Syarifah Hanum

Gadis cantik selesai mandi, pulang ke gubugnya di tepi sungai. Tubuh mulus putih ramping dan berdada padat, hanya berbalut kain jarik, membuat mata Rangga melotot lebar. Dari tempatnya berada, Rangga bergerak cepat.
Mendorong tubuh gadis itu ke dalam gubug lalu mengunci pintu.
"Tolong, jangan!"
Sret, sret, kain jarik terlepas, mulut gadis itu dibekap, lalu selesai! Mahkota terengut sudah dengan tetesan darah perawan.
Namun gadis itu adalah seorang petugas kesehatan, dengan cepat tangannya meraih alat suntik yang berisikan cairan obat, entah apa.
Cross! Ia tusuk alat vital milik pria bejad itu.
"Seumur hidup kau akan mandul dan loyo!" sumpahnya penuh dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syarifah Hanum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Naomi tertawa gelak gelak melihat abangnya sedang berbaring di sofa, di ruang tv.

Menggunakan sarung dengan bagian vitalnya agak menonjol seperti bocah sunat yang bagian 'itunya' di ganjal batok kelapa.

"Bisa diam nggak? Bising tahu!", bentak Rangga marah.

Denyutan nyeri di tengah selangkangnya ditambah suara sumbang Naomi, makin menambah rasa frustasi Rangga.

Brugh..Plok!

Lemparan bantal kursi dari Rangga, tepat mendarat di wajah Naomi dengan keras yang langsung membungkam mulut lebar gadis itu.

Suara tawa Naomi langsung berhenti, ia memungut bantal kursi, mendekati Rangga tepat di samping abangnya itu.

" Sakit tahu!", bentak Naomi kesal, tangannya mengayun ayunkan bantal kursi itu di atas itunya Ranggga.

"Hei, apa maksudmu?", tanya Rangga memekik ngeri.

Tak sanggup ia membayangkan bagaimana sakitnya jika Naomi tega menimpuk itunya yang sedang bengkak.

Bugh..!

Naomi melemparkan bantal kursi itu dengan sekuatnya.

" Aarrggh...", jerit Rangga kencang.

Ia pikir Naomi melempar bantal.ke anunya, ternyata gadis itu membanting benda itu ke lantai, tepat di samping tubuh Rangga.

"Brengsek kau !", maki Rangga pada adiknya.

" Kau yang brengsek!", kata Naomi sambil melotot ke pada kakaknya itu tanpa takut.

"Makanya jadi laki.laki itu jangan murahan!! Celup sana celup sini, sesukamu!

Jangan ngelak kau, jika anak tante Rosna itu anakmu kamukan??

Jangan kira aku tak tahu! Sekarang kau kena batunya, benda pusaka kebanggaanmu itu meleyot, entah kapan sembuhnya.

Dan ingat, aku tak sudi menanggung karma jahatmu! Tanggung saja sendiri!

Oh ya, banyak banyaklah tobat nasyuha, semoga Allah mengampuni dosa dosamu dan memberimu kesembuhan!", amuk Naomi pada Rangga , kemudian ia berlalu dari tempat itu.

Braak..!

Arumi masuk ke kamarnya yang berada di dekat situ sambil membanting daun pintu sekuat tenaganya.

Rangga meringis, andai tadi gila Naomi kumat, benar benar menghantam burungnya, maka habislah dia.

Rangga mengeluh, saat mendengar dari luar pintu, ibunya mengucapkan salam.

Ogah menjawab salam ibunya, Rangga pura pura tidur. Baginya, ibu dan adik perempuannya adalah kiamat. Bisa habis hidupnya jika meladeni keduanya.

" Hei, sudah pekak kupingmu hah!? Orang tua mengucapkan salam tidak disahuti", omel Masitha kencang. Khas emak emak suku Batak jika kesal pada anaknya.

"Apa sih bu? Sudah tahu Rangga tidur, mengganggu saja!", jawab Rangga tak kalah keras.

" Wah wah, sudah berani melawan kau hah! Sudah paten kalii kau ketengok! Urus sendiri dirimu! Malas kali aku nengok kau!!, ucap Masitha penuh ancaman.

Ada kilatan marah di matanya, yang menyorot tajam pada anak laki lakinya itu. Ia seorang ibu, wajib dihormati, dan Ia juga tidak suka dibantah.

"Apa lagi ini?", keluh Rangga putus asa.

Tidak ibunya, tidak adiknya, keduanya sama sama suka sekali mengacaukan hidupnya.

Tapi ibunya sedang mode marah, emosinya mengggelegak di puncak kepalanya, bisa gawat jika Ranggga tidak mau menurunkan egonya. Bisa bisa ibunya tidak mau merawatnya.

" Maaf bu!", cicit Rangga lemah. Ia mengalah, ibunya yang keras tidak bisa dilawan dengan keras, Rangga tetap kalah.

"Satu lagi, ternyata benar dugaan ibu, kau telah memperkosa gadis itu! Gadis yatim piatu!

Tapi kali ini lawanmu imbang kawan! Dia seorang mahasiswi di akademi perawat.

Asal kau tahu, dia telah menyuntikkan obat bius dosis tinggi di burungmu! Ibu tak tahu apa yang akan terjadi dengan burungmu itu!

Bisa normal kembali atau bahkan diamputasi!

Kata ahli medis yang ibu temui, tubuhmu tidak mampu bertoleransi dengan kandungan obat bius itu!"

Kata yang meluncur dari mulut Masitha terdengar tegas dan lugas yang mampu melumpuhkan seluruh syaraf di tubuh Rangga.

"Bu..!", kata Rangga mengerang pilu.

Membayangkan kata amputasi, lalu anunya itu jadi buntung, alamak, Rangga merasa hidupnya akan berada di neraka.

" Bu, apakah sampai segitunya? Harus diamputasi?", keluh Rangga, ada nada pilu yang menyayat hati.

Dengan tarikan nafas berat, Masitha mendekati anak laki lakinya itu.

Jujur, hatinya juga hancur melihat keadaan anaknya yang payah itu.

"Itu kemungkinan, jika burungmu membusuk!". Suara Masitha terdengar sangat kejam di telinga anaknya, namun ia bukan tipe ibu yang suka berpura pura semuanya baik baik saja.

" Bu,tolong Rangga bu!".

Rangga merengek lalu memegang lengan ibunya erat erat.

"Bagaimana ibu menolongmu? Paling paling setelah ini kita ke rumah sakit yang lebih modern, ke Jakarta!"

"Bu, tapi setelah ini, cari perempuan jalang itu dan bawa masalah ini ke jalur hukum. Seret dia ke penjara bu!"

Mata Rangga berkilat, penuh marah dan dendam, seakan saat itu juga, ia ingin menghancurkan gadis yang telah membuatnya seperti ini.

Tubuh Masitha menjadi tegang, dengan kasar, ia kibaskan lengan Rangga.

"Apa kau bilang? Mempolisikan gadis itu? Apa tak salah kau bercakap hah!?

Jika dia dipolisikan, lantas kasusmu mencuat ke permukaan, lalu vira,maka bam, rusak nama baikmu.

Rangga, seorang pemuda tampan, kaya terpelajar, burungnya busuk akibat memperkosa gadis di pinggir sungai.

Lalu bagaimana kau menghadapi hal ini? Kau pikir dia diam saja jika kau kasuskan?

Tidak, bodoh!! Sedangkan saat kau melecehkannya saja, dalam keadaan terdesak, ia berhasil melumpuhkanmu, membuatmu menjadi semenyedihkan seperti ini.

Apa lagi sekarang, dia mungkin telah berdiri kokoh dan dengan senang hati netizen seluruh negeri akan mendukungnya dan mencaci maki kau habis habisan.

Mau kau jadi seperti ini, anak muda? Jika kau mau, mari kita lakukan!"

Dada Masitha naik turun dan nafasnya juga memburu saat ia berkata, menjelaskan segala kemungkinan yang akan terjadi jika mereka nekat mempolisikan Nadira.

"Bu, jadi aku harus diam saja diperlakukan tidak adil seperti ini?".

Kembali Rangga merengek pada ibunya dengan nada suara rendah, tak berdaya.

" Diam kau!", bentak Masitha marah. Emosinya memuncak melihat kebebalan otak anaknya.

"Tidak adil katamu? Lalu apa yang kau lakukan padanya itu adil, hah!"

"Bu, dia cuma diperkosa, cuma selaput daranya yang robek, bisa cepat sembuh seperti semula. Sedangkan aku?

Burungku membusuk bu! Bahkan kemungkinan dipotong! Ini tidak adil bu!

Akan aku cari jalang itu dan akan aku seret dia ke penjara! Aku tidak peduli dengan nama baikku!", ucap Rangga berapi api dengan nafas tersengal sengal saking emosinya.

Plaakk..!

Dengan hati yang sangat dongkol, Masitha menampol kepala Rangga.

"Dasar bodoh! Menyesal aku telah menyekolahkan kau tinggi tinggi, sudah banyak uangku yang terbuang percuma, bodoh pula anakku!

Ya Allah, ngidam apakah aku saat mengandung bocah senget ini?"

Lalu cepat cepat Masitha meninggalkan Rangga menuju ke dapur.

Perutnya yang lapar, makin melilit karena tingkah anak sulungnya itu.

Sambil makan, pikirannya berputar kemana mana.

Setelah pulang dari kampungnya Mira, ia menuju ke kampusnya Nadira.

Sibuk mencari dan bertanya tentang keberadaan Nadira. Sayang, hasilnya tak ada, gadis itu telah pergi meninggalkan kampusnya dan cita citanya.

"Kurang ajar kau Rangga! Gara gara kau, putus sekolah dan hancur cita cita, gadis yatim piatu itu!", ucap Masitha denhan hati yang hancur.

1
Afri Nilawati
alur yg berbeda
Afri Nilawati
lanjut kk
Syarifah Hanum: Terimakasih sudah mampir 🙏
total 1 replies
kagome
Lumayan
kagome: sama-sama Kak🤗
Syarifah Hanum: Terimakasih,🙏
total 3 replies
emi_sunflower_skr
Terima kasih sudah bikin hari-hariku lebih berwarna 🌈
Syarifah Hanum: Terimakasih, sudah mampir🙏
Syarifah Hanum: Sama sama!
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!