Dalam pengejaran, Elenio terjebak disebuah perkampungan dan bertemu dengan Zanna. Keduanya berakhir tinggal bersama. Elenio yang terlihat cool, ternyata sangat menyebalkan bagi Zanna, membuat cewe itu terus saja naik pitam dibuatnya. Namun ternyata kisah mereka tak sesimple itu. Orang-orang yang berhubungan dengan tempat Elenio berasal mulai berdatangan, mengacaukan ketenangan Elenio membuat cowo itu kembali ke kota asalnya bersama Zanna dan kisah yang sebenarnya pun dimulai.
Kisah Elenio Ivander Haidar dan Zanna Arabelle Jovita. Yang penuh teka-teki dengan dibumbui kisah-kisah manis ala percintaan remaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17
"Ini neng,"
"Makasih ya, Bi," ucap Zanna mengambil pesanannya, dan memberikan salah satu mangkok pada Elenio
"Eh, ini baru ya? Gak pernah lihat," ucap Ibu kantin menatap Elenio
Zanna melirik sekilas Elenio. "Iya Bi, baru masuk hari ini," ucapnya tersenyum ramah
"Siapa namanya?"
"Elenio, salken ya Bi! Entar bestian kita!" tentu saja itu Elenio. Zanna sampai heran melihatnya.
Ibu kantin tampak tertawa. "Hahaha iya den, panggil aja Bi Maia,"
"Siap!"
Zanna geleng-geleng kepala. "Emang gak tau malu lo," celanya setelah mendapati Bi Maia kembali sibuk
Elenio menyentil pelan dahi Zanna, membuat cewe itu refleks mengusap dahinya. "Ini tuh namanya bersosialisasi! Kalau mau bisa akrab dan nyaman berada di suatu tempat ya kita harus pinter-pinter bersosialisasi, gimana pun kita hidup di satu lingkungan, gak bisa kalau cuek-cuekan," jelas Elenio panjang lebar, sedikit menyinggung Zanna tentunya.
"Bukannya di kota juga saling cuek yah?" tanya Zanna balik menyinggung
"Dibilangin kok ngeyel," jawab Elenio tak nyambung
Zanna mendengus, kemudian berdiri hendak mengambil gorengan. Rasanya kurang afdol makan sesuatu tanpa gorengan.
"Lo mau juga gak?" tanyanya menoleh pada Elenio
"Apa emang?" Elenio balik bertanya sembari menatap Zanna
Zanna menunjukan gorengan yang sudah dia capit. "Gorengan," jawabnya
Elenio tampak mengernyit, kemudian mengangguk. "Boleh deh!" balasnya
Akhirnya, Zanna menaruh gorengan pada mangkok Elenio juga.
"Baru ini gue makan ginian," celetuk Elenio memainkan gorengan di piringnya.
Zanna menoleh. "Coba aja, suka entar," balasnya
Elenio mengangguk, lalu mengambil satu gorengannya dan mulai mencobanya. Enak.
Lalu pandangan cowo itu mengarah kepada Zanna yang tampak mencuil-cuil gorengannya menjadi kecil-kecil dan ditenggelamkan pada kuah kupat tahunya.
"Lo ngapain digituin? Anah banget," celetuk Elenio merasa heran
Zanna tersenyum kecil. "Biar lebih enak, kecampur gini," ucapnya, lalu mengambil satu sendokan, "mau coba?" tawarnya
Dengan cepat Elenio melahapnya, membuat Zanna terkejut. "Kok lo nyoba dari sendok gue sih?!"
Elenio yang tadinya menikmati makanan Zanna, seketika mengernyit bingung. "Loh? Katanya suruh nyobain," balasnya
Zanna berdecak. "Ck! Gue 'kan cuman ngode, bukan nyuapin lo!" jelasnya
Memang benar, Zanna cuman berniat mengkode Elenio untuk mencoba makanannya dengan menunjukan sendoknya, namun Elenio malah mengira Zanna akan menyuapi. Harusnya Zanna mengkode dengan menunjukan mangkoknya saja. Elenio 'kan jadi salah faham.
Elenio menghembuskan nafasnya. "Ya udah lah ya, udah kejadian juga," balasnya mencoba santai. Toh cuman sendok, bukan dari bibir langsung. Eh?
Zanna pun juga memilih tidak menghiraukannya lagi. Cewe itu tampak sibuk menikmati makanannya.
"Jadi kupat tahu tuh gini ya, Na. Ada kupat sama tahu yang udah dipotong-potong, ada tauge juga ya ini. Kuahnya khas," ucap Elenio mendadak meriview makanan.
Zanna mengangguk. "Iya gitu. Mau sambel gak?" tawarnya. Dia lupa tidak meminta sambel tadi.
Elenio menggeleng. "Gak usah deh, gak terlalu suka pedes gue," balasnya
Zanna mengangguk. "Ya udah gue aja," ucapnya lalu berdiri.
"Minta sambel ya, Bi," izin Zanna sembari mengambil mangkok sambal.
"Iya," balas Bi Maia tanpa menoleh, tak mempermasalahkan.
Elenio hanya memperhatikan saja Zanna yang mengambil sambal dengan lumayan banyak itu.
"Btw Na, gak ada minum ya," celetuk Elenio menyadari Zanna belum memesan minum. Dia 'kan butuh minum!
Zanna refleks meringis. "Hari ini gak fokus banget gue," gumamnya, lalu segera memesan 'kan minum untuknya dan Elenio.
Sepertinya kehadiran Elenio yang mendadak di sekolahnya membuatnya jadi tak fokus.