Lima puluh ribu tahun yang lalu terjadi perang besar yang melibatkan semua aliran seni beladiri di Medan Perang Asyura.
Dewi Pedang Yuanxin, yang berhasil menjadi peri pedang terkuat juga harus gugur di dalam medan tempur. Namun sebelum kematiannya, dia melepaskan jiwanya untuk berkelana mencari pewaris agar aliran pedang yang sebenarnya tidak menghilang dari dunia ini.
Lima puluh ribu tahun kemudian, Juan Bai yang tidak memiliki akar spiritual dan diafragma bertemu dengan wanita cantik di dalam mimpinya.
"Apakah kamu ingin berkultivasi pedang?"
"Yah, Aku ingin membalas dendam orang yang telah membantai keluargaku, dan menjadi orang kuat yang tak terkalahkan!"
Lalu, bagaimana kisah Juan Bai selanjutnya?
Simak terus ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jazzy bold, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Menjadi Raja Dari Segala Pedang
"Wah wah, nampaknya adik ini bernyali sangat besar, namun sayang sekali, kultivasinya sangat rendah, bahkan baru naik ke tingkat lima alam pemurnian, dan dari energi yang belum stabil, nampaknya adik ini baru mengalami terobosan!" Pria bongkok itu tidak marah atas hinaan Juan Bai, dia justru tersenyum main-main.
Juan Bai mengamati pria bongkok ini dari atas kebawah, menggelengkan kepala, menggabungkan jempol lalu membalik nya ke bawah dan berkata, "Sayang sekali, aku pikir orang kuat di Alam Pemahaman adalah orang hebat, namun nyatanya hanya seorang pecundang!"
Lalu dia melanjutkan lagi, "Jika kamu jantan, untuk apa repot-repot membawa pasukan sebanyak ini hanya untuk menghadapi orang-orang lemah seperti kami, itu hanya membuktikan satu hal, kamu tidak memiliki kemampuan."
Kali ini, pria bongkok tidak bisa lagi tersenyum main-main, wajah tuanya nampak kusam, jelas dia marah kali ini, "Cari mati!"
Dia meraung, lalu menyerang ke arah Juan Bai dengan sebuah hantaman tinju.
Juan Bai tidak berani lalai, sebab orang yang berada di tahap Pemahaman adalah eksistensi yang tidak boleh di remehkan. Kemudian dia juga menyerang dengan sebuah tinju.
Baannggg! Baannggg!
Dua kekuatan bertabrakan di udara hingga membuat suara bergema. Juan Bai terlempar puluhan meter hingga hampir jatuh ke dalam jurang di belakang, mulutnya memuntahkan darah, bahkan organ dalamnya tergeser. Namun lelaki tua itu tetap tidak bergeming seperti batu.
Merasakan tangannya kesemutan, Juan Bai mengusap tangannya, kekuatan mereka memiliki perbedaan yang terlalu jauh. Dia memperkirakan, pak tua bongkok ini lebih kuat daripada ular berkepala merah yang terakhir kali dia bunuh.
Melihat Juan Bai yang lemah tapi bisa menahan pukulannya tanpa terluka parah, pak tua bongkok ini mengeluarkan pedang dari dalam cincin penyimpanan.
Dengan penuh percaya diri, pak tua bongkok itu berkata, "Nak, ini adalah akhir hidupmu, namun kamu harus bersyukur bisa mati di bawah pedangku!" Lalu dia mengayunkan pedang ke arah Juan Bai.
Melihat lelaki tua itu menyerangnya dengan pedang, ekspresi Juan Bai sedikit aneh, tapi dia tetap memperlihatkan ekspresi wajah ketakutan. Sontak saja ekspresi Juan Bai di sadari oleh pak tua bongkok, dia pun menjadi semakin bersemangat.
"Matilah!" Pak tua bongkok meraung.
Pedang menusuk Juan Bai, namun adegan tubuh Juan Bai terpotong menjadi dua bagian tidak terjadi, pedang tersebut seolah-olah menghindari tubuh Juan Bai secara mandiri.
Pak tua bongkok kebingungan, namun hal inilah yang di manfaatkan oleh Juan Bai. Lawannya kini tidak memiliki pertahanan dan kewaspadaan, ini adalah kesempatannya untuk membunuh lawan.
"Pedang Spiritual."
Juan Bai berteriak kecil, lalu Energi pedang berwarna biru dengan cepat langsung mencabik-cabik tubuh pak tua bongkok sebelum dia sempat bereaksi, bahkan matanya masih melotot seolah tidak percaya, pedang yang di pegang jatuh ke tanah dengan suara 'Ding!'
Juan Bai bereaksi dengan cepat, mengambil pedang pak tua bongkok, Menebas lagi ke arah pak tua bongkok hingga tubuhnya terbelah dua, mengambil cincin penyimpanannya, lalu membantu Yun Xiao, sebab saat ini Yun Xiao di kelilingi hampir 40 orang.
Dengan pedang di tangannya, Juan Bai seperti singa yang masuk dalam kandang domba, membantai dengan gila. Hal ini membuat Aliansi Perampok ketakutan, apalagi mereka melihat sendiri Juan Bai membunuh pemimpin mereka, ini membuat moral mereka jatuh.
"Kabur!"
"Kabur!"
Dengan kehadiran Juan Bai, orang-orang yang mengepung Yun Xiao berlari ketakutan, namun disisi lain seorang pemuda juga bertarung dengan gila, dia melawan puluhan orang sendirian.
Ini adalah orang yang Juan Bai lihat di kedai pangsit sebelumnya, "Tak di sangka dia juga seorang Kultivator yang sangat kuat!" Juan Bai berdecak kagum.
Akhirnya setelah perjuangan berat, mereka berhasil selamat, namun kini hanya tersisa 6 orang yang masih hidup. Yun Xiao dan pelayan nya masih hidup, sementara dua orang berbaju besi sebelumnya mati. Juan Bai, Patrick, Fio Ley, dan pemuda yang berhasil melawan banyak perampok juga selamat, tentu saja Patrick dan Fio Ley bisa selamat karena Juan Bai menolong mereka dan bertarung di dekat mereka.
Melihat sudah tidak ada lagi perampok, Juan Bai langsung ambruk karena kelelahan, namun dengan cepat tubuhnya di tahan oleh Yun Xiao, "Cepat, angkat dia kedalam kereta kuda!" Yun Xiao berkata pada pelayannya.
Patrick dan Fio Ley juga langsung datang memapah Juan Bai, meskipun mereka kelelahan tapi kondisi mereka masih jauh lebih baik.
Juan Bai kembali memasuki alam mimpi, kini dia bertemu lagi dengan kak Dewi pedang setelah sekian lama tidak bertemu.
"Kita bertemu lagi!" Kak Dewi pedang masih mengambang di udara dan menggoyangkan kakinya, namun kini ekspresinya tidak selembut sebelumnya.
Melihat kak Dewi pedang di kehampaan, Juan langsung bersemangat, banyak hal yang ingin dia tanyakan. Tentunya itu semua berhubungan dengan cara menggunakan pedang, teknik pedang, dan apa saja kelebihan menjadikan Diafragma sebagai pedang.
"Kak Dewi pedang, aku belum terlalu mengerti banyak hal tentang menjadikan Diafragma sebagai pedang, bahkan ketika aku melatih energi pedang itu masih memiliki banyak hal yang tidak aku pahami!" Juan Bai bertanya dengan sedikit bingung, terakhir kali andai pak tua bongkok itu tidak menyerangnya dengan pedang tapi dengan senjata lain, mungkin dia akan mati, selain itu dia tidak tahu cara menyerap pedang seperti apa.
Kak Dewi pedang melihat ke arah langit, lalu berkata, “Setelah menjadikan diafragma sebagai pedang, kamu bukanlah seniman beladiri seperti kultivator pada umumnya, tapi kamu Kultivator pedang. Pedang adalah diafragma mu, dan semakin baik pedang, semakin kuat dan luas diafragma mu.”
“Tidak hanya itu, kamu menyerap pedang saat orang lain menyerap energi spiritual, meskipun kamu juga bisa melakukan itu, tapi prosesnya sangat lambat. Mungkin di tingkat dasar seperti sekarang masih berguna, namun semakin tinggi tingkatan alam, efeknya akan semakin kecil."
"Ketika kamu berlatih di masa depan, kamu tidak perlu bermeditasi untuk menyerap energi spiritual, kamu hanya perlu mencari pedang untuk diserap, semakin baik pedang yang diserap, semakin cepat juga kultivasi akan meningkat. Hal yang paling hebat menjadi kultivator pedang adalah kamu akan menjadi raja dari segala pedang, saat pedang melihatmu, mereka akan menyerah.”