Bertetangga dengan seseorang yang sangat kamu benci adalah sebuah musibah besar. Hal itulah yang dialami oleh Bara dan Zizi.
Parahnya lagi, mereka berdua harus menikah untuk mendapatkan harta warisan yang sangat banyak.
Mampukah keduanya berdamai untuk mendapatkan keuntungan atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Mertua Vs Menantu
Maria menatap Zizi dari atas ke bawah dengan tatapan menilai. Ujung bibirnya terangkat mencemooh.
Oh jadi ini wanita pilihan suaminya?
Cantik tapi agak dekil. Apa menariknya. Pasti tak berpendidikan tinggi dan juga misquin.
"Jadi kamu wanita murahan yang ingin merebut semua yang saya miliki hah?" ucap Maria dengan jari telunjuk tepat di depan wajah Zizi.
Zizi yang sedang bersiap untuk makan langsung menghentikan kegiatannya.
"Apa maksud anda nyonya? Aku samasekali tidak mengerti dengan apa yang anda katakan!" balas Zizi dengan dahi mengernyit. Sungguh, ia tidak kenal dengan wanita kaya yang tampak seperti ibu-ibu pejabat ini.
Ia heran karena wanita itu tiba-tiba saja menemuinya di tempat ia sedang ingin beristirahat siang ini.
"Oh ya? Jadi kamu tidak mengerti apa maksud saya?!" ucap Maria dengan mata melotot.
Zizi menganggukkan kepalanya pelan.
"Wanita kampung ya begitu! Gak bisa cepat paham alias lelet!" cibir Maria.
Zizi hanya menghela nafasnya, ia tak ingin perduli. Mungkin wanita ini sedang akting sebagai seorang antagonis yang tak punya lawan.
Wanita muda itu pun melanjutkan menyendok makanan yang ada dihadapannya santai.
"Saya nyonya Maria Al Fayed. Saya adalah istri sah dari Hasan Ishaaq Al Fayed. Dan saya juga adalah mama nya Bara Al Fayed pimpinan perusahaan ini!"
Uhuk uhuk uhuk
Zizi langsung tersentak kaget. Ia sampai tersedak dan berakhir batuk-batuk. Jadi ini wanita yang pernah ada di dalam ruangan Pak Bara waktu itu?
Wanita sombong yang sangat ingin agar pak Bara menceraikannya?
Ah, ingin ia berlaku sopan pada wanita ini karena bagaimanapun juga beliau adalah ibu mertuanya. Akan tetapi, wanita ini sudah jelas-jelas menolaknya.
"Jadi kamu sudah paham kenapa saya ada disini gadis kampung tak tahu malu?"
Zizi tak bereaksi, hanya hatinya yang sedikit nyeri. Kata-kata wanita itu begitu tajam setajam SILET.
"Cukup hati suamiku yang telah kamu rebut dan kuasai, sedangkan putraku tidak akan aku izinkan lagi selama saya masih hidup!" lanjut wanita paruh baya itu dengan tatapan tajamnya.
"Kamu hanya seorang Office Girl yang berkasta rendah jadi tak sepantasnya berniat dan bahkan bercita-cita menjadi istri orang kaya dari golongan seperti kami!"
Zizi hanya tersenyum tipis dengan dada yang terasa sangat nyeri. Akan tetapi ia berusaha untuk tidak peduli. Ia sudah bertekad untuk tidak lemah dan gampang bawa-bawa perasaan.
Hidup di kota besar memang harus kuat agar tidak gampang untuk dizolimi oleh orang lain.
"Kenapa kamu diam? Apakah kamu sudah cukup paham dengan yang saya maksudkan?!"
Zizi langsung meminum air mineral yang ada di hadapannya kemudian berucap, "Apakah anda sudah selesai Nyonya?"
"Belum!" balas Maria dengan dada naik turun emosi. Zizi langsung terkekeh kecil.
"Kalau begitu silahkan dilanjutkan. Aku akan menghabiskan makanan ini dulu."
"Dasar wanita misquin tak ada sopan santunnya!" geram Maria kesal karena menantunya ini samasekali menanggapinya dengan santai dan juga berani.
"Aku memang miskin nyonya, tapi aku tidak pernah berniat merebut apapun dan siapapun yang bukan hak aku."
"Oh ya? Pintar sekali kamu bicara!"
"Terimakasih banyak Nyonya," senyum Zizi masih dengan ekspresi santainya.
"Sialan kamu. Kurang ajar sekali! Bahkan menjadi OG pun sebenarnya kamu tak pantas!"
"Sayangnya aku bahkan sudah punya SK dari presiden direktur sebagai asisten pribadi pak Bara Al Fayed. Kalau nyonya bisa membatalkan nya dengan senang hati aku terima."
"Kamu?!" geram Maria emosi. Tangannya sampai ingin mencakar wajah Zizi saking kesalnya.
Bagaimana mungkin ia membatalkan Surat Keputusan suaminya sedangkan ia tak punya jabatan apa pun di dalam perusahaan itu.
"Kenapa? Anda tak suka?" tantang Zizi semakin berani.
"Aku pun sama nyonya. Sebenarnya, aku tak ingin menjadi asisten pribadi pak Bara Al Fayed, tapi karena anda sepertinya terlalu sombong maka aku akan melepas jabatan sebagai OG dan menerima jabatan baru itu!"
"Dasar wanita tidak tahu malu!" teriak Maria dengan jari telunjuk menunjuk kembali wajah Zizi.
"Anda yang tidak tahu malu nyonya. Perusahaan ini bukan rumah anda yang bebas anda atur semau anda. Jadi jangan pernah berpikir untuk melakukan semua keinginan anda yang sudah jelas-jelas menyalahi aturan."
"Ya ampun! Kamu benar-benar wanita tak ada sopan santunnya ya!" pekik Maria.
"Maafkan aku kalau salah. Tapi sebaiknya jangan lagi datang untuk menggangu waktu kerjaku jika hanya untuk mengatakan hal ini!' tegas Zizi kemudian berlalu dari hadapan Maria.
Makan siangnya ia bawa turut serta dan akan ia makan di Pantry saja.
"Dasar wanita kampung pelakor!" teriak Maria lagi dengan emosi diwajahnya. Suaranya melengking tinggi sampai membuat semua tamu kantin memperhatikan mereka.
Zizi merasa kupingnya memanas. Ia tak pernah suka mendengar dirinya mendapat predikat yang sangat rendah seperti itu. Wanita muda itu pun berbalik dan menatap Maria yang notabene adalah mertuanya sendiri.
"Jaga kata-kata anda nyonya, atau aku akan lupa kalau anda adalah seorang wanita yang harus dihargai!" ucap Zizi dan kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan tempat itu.
Maria semakin meradang. Ia malu karena semua karyawan di perusahaan itu melihatnya dengan tatapan aneh.
"Hey! Apa yang kalian lihat! Bubar!" teriaknya kemudian segera pergi dari tempat itu juga.
Tujuan utamanya saat ini adalah ruangan kerja Bara Al Fayed untuk melaporkan apa yang baru saja terjadi. Pokoknya, ia akan memaksa Bara untuk menceraikan atau memecat seorang OG yang sangat kurang ajar seperti wanita tadi.
🌻
Like Like Like
Komen Komen Komen
trus devano gimana dong, ..ga kasian, dia blm kesurga thor 😀