Kelanjutan Novel 'Sepucuk Surat'
Khusus menceritakan kisah kakak Ifa, putri pertama Farel dan Sinta. Namun, Alurnya akan Author ambil dari kisah nyata kehidupan seseorang dan di bumbui pandangan Author untuk menghiasi jalan cerita.
Semoga kalian suka ya🥰🥰
------------------------
"Haruskah aku mengutuk takdir yang tak pernah adil?"
Adiba Hanifa Khanza, Seorang gadis tomboy tapi penurut. Selalu mendengarkan setiap perkataan kedua orang tuanya. Tumbuh di lingkungan penuh kasih dan cinta. Namun, perjalanan kehidupan nya tak seindah yang di bayangkan.
"Aku pikir menikah dengannya adalah pilihan yang terbaik. Laki-laki Sholeh dengan pemahaman agama yang bagus tapi ..., dia adalah iblis berwujud manusia."
Mampu kan Ifa bertahan dalam siksa batin yang ia terima. Atau melepas semua belenggu kesakitan itu?
"Kenapa lagi, kau menguji ku Tuhan?"
Ikutin kisahnya yuk, jangan sampai ketinggalan.
Salam sapa Author di IG @Rahmaqolayuby dan Tiktok @Rahmaqolayuby0110
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahma qolayuby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Keputusan Ifa
Jika orang akan berlarut-larut dalam kesedihannya. Tidak dengan Ifa. Ifa kembali nampak ceria setelah menikmati liburannya.
Seolah, Ifa sedang merayakan sebuah kebebasan. Pantang bagi Ifa untuk terus berlarut dalam kesedihan. Ifa harus bangkit. Ngapain menangis laki-laki model Akmal.
Sudah hidup numpang, pengen enaknya pula. Ifa pikir, menikah dengan Akmal adalah hal bahagia yang akan dia lewati. Mengingat Akmal adalah sosok yang paham agama. Yang bisa membimbing dia ke jalan yang baik.
Bukan jalan yang baik yang Akmal perlihatkan. Tapi, jalan yang buruk. Bagaimana bisa Ifa bertahan dalam tekanan batin.
Apalagi, kelakuan Akmal begitu menjijikan. Ifa berharap, Allah mengampuni dosa-dosa nya ketika bulan ramadhan kemaren.
Ifa terpaksa batal puasa karena paksaan Akmal yang minta di layani di siang bolong. Sungguh, Ifa merasa jijik sekali.
Bagaimana bisa Akmal melakukan hal menjijikan seperti itu. Bukankah dia paham agama. Lantas kenapa membawa istrinya dalam kesalahan.
Memang Ifa halal bagi Akmal. Tapi, jika meminta sesuatu hal dalam ketentuan yang tidak di perbolehkan, itu sama saja berdosa.
Hal nya yang Akmal lakukan. Memaksa Ifa untuk melayaninya di saat orang lain sedang puasa. Berhubungan suami istri di siang bolong dalam keadaan puas di bulan Ramadhan itu tidak di perbolehkan. Puasanya batal dan berdosa. Hukumnya juga jadi haram. Akmal juga harus membayar kafarat akan melakukannya.
Kafarat yang harus dibayarkan adalah Memerdekakan seorang hamba sahaya perempuan, Berpuasa selama dua bulan berturut-turut, Memberi makan kepada 60 orang miskin.
Boro-boro bayar kafarat, sampai sekarang saja Akmal merasa jika apa yang dia lakukan bukan kesalahan.
Entah dimana otaknya, sungguh Akmal seperti orang yang bukan terpelajar. Hukum seolah bisa di ganti seenak jidatnya saja.
Padahal hukum sudah jelas.
Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةٍ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ
“Tidak ada ketaatan di dalam maksiat, taat itu hanya dalam perkara yang ma’ruf” (HR Bukhari, no. 7257; Muslim, no. 1840).
Sudah jelas dalam hadist tersebut.
Memang kita sebagai seorang istri wajib patuh terhadap suami. Tapi, jika suaminya modelan Akmal maka kita wajib menentang nya. Karena perkara yang Akmal lakukan adalah salah.
Bahkan Akmal dengan sombongnya, akan menanggung segala dosa nya. Sungguh, sudah merasa hebat dan jumawa. Nyatanya, Akmal hanya manusia dungu yang tidak menggunakan akal sehatnya.
Ifa menghela nafas berat melihat pesan dari Akmal. Rasanya malas Ifa membalasnya. Tapi, Ifa tak ingin terus berlarut. Ifa ingin secepatnya segera menyelesaikan urusan dia dengan Akmal. Ifa sudah memutuskan akan berpisah.
Buat apa mempertahankan laki-laki modelan begitu. Buang saja ke laut. Toh, dalam status janda tak ada yang salah. Manusia tidak ada yang tahu jalan takdir nya seperti apa. Itu hanya perjalanan kehidupan yang mungkin harus Ifa lewati.
Janda bukan sebuah keinginan. Tapi, pilihan jika kita ingin menyelamatkan hati dan pikiran. Yang penting, di mata Allah kita itu sama. Yang membedakan adalah ketaatan nya saja.
Tidak ada yang rendah dalam status janda. Apa kita lupa siapa wanita yang Rosulullah paling cintai.
Ummu Khodijah, wanita mulia di pandangan Allah. Bahkan ummu Khodijah juga seorang janda ketika menikah dengan Rosulullah.
Ingatlah kita, jika kehidupan setiap orang itu berbeda-beda. Ummu Khodijah derajatnya begitu luar biasa di hadapan Allah. Bersuami Rosulullah yang mengangkat Drajat Ummu Khodijah.
Ketaatan, keteguhan hati. Sosok yang tidak bisa di bandingkan dengan siapapun. Bahkan tak ada.
Ifa memang bukan Ummu Khodijah. Namun, bisakah Ifa berharap jika kelak ia bisa mendapatkan suami yang bisa memperlakukan nya dengan baik. Menghargai Ifa sebagai seorang istri.
Mungkin, terlalu kejauhan akan angan yang tinggi.
Ifa tak pernah berpikir ke arah sana. Bahkan Ifa berharap, tak akan ada pernikahan kedua dalam hidupnya.
Ifa cukup trauma dengan apa yang ia alami. Ifa ingin menyembuhkan hati.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, mas."
Baru saja Ifa mengirim balasan pesan dari Akmal. Ponselnya berdering, terlihat Akmal menelan.
Ifa tidak langsung mengangkatnya. Ifa terdiam sejenak. Menetralkan emosional dalam dirinya.
Hingga dering ke dua baru Ifa menjawabnya. Ifa sudah cukup kekuatan untuk menjawab panggilan Akmal.
"Akhirnya, kamu angkat juga, dek."
Terdengar bahagia suara di sebrang sana. Seolah tidak ada penyesalan sama sekali. Ifa diam saja, ingin tahu apa yang akan Akmal ucapkan. Apa Akmal akan minta maaf atau tidak.
"Kamu di mana? Mas chat gak di balas. Telepon juga baru di angkat?"
Tanya Akmal terdengar nada jengkel karena sangat lelah selama satu Minggu menunggu balasan dari Ifa.
Ifa meremas ponselnya kuat. Hatinya tersenyum miris. Kata maaf yang dari tadi Ifa tunggu-tunggu nyatanya tidak ada. Ifa tak tahu harus bersikap bagaimana. Akmal begitu tebal muka. Seolah tidak pernah terjadi apapun di antara mereka.
"Mas, jemput ya? Kita pulang?"
"Maaf, mas. Ifa tetap pada keputusan Ifa. Ifa ingin pisah."
Akhirnya Ifa mengeluarkan suara karena kesal akan apa yang Akmal katakan. Laki-laki itu seolah tak menganggap ucapan Ifa keseriusan.
"Tidak, dek. Sudah mas katakan. Mas tak akan melepaskan kamu."
Seru Akmal mulai meninggikan suara. Nafas Akmal mulai naik, merasa marah akan ucapan Ifa.
"Tapi, Ifa tidak mau bersama mas lagi. Sudah cukup tekanan batin yang mas berikan. Ifa sudah tak sanggup lagi. Nafsu mas begitu besar, Ifa tak sanggup lagi."
"Tidak dek, maafkan mas. Mas janji akan berubah. Mas tidak akan memaksa adek lagi jika tak mau. Jadi jangan berpisah, ya?"
Kepanikan mulai terasa di sebrang sana. Hati Ifa benar-benar teriris. Sebuah janji! Bahkan Ifa tak mempercayai itu lagi. Janji pada Allah saja sudah Akmal langgar. Mulutnya terlalu manis bicara tidak sesuai dengan tingkahnya.
"Mas mohon. Jangan pisah, ya? Mas benar-benar akan berubah."
Sekali lagi Akmal memelas, agar Ifa berubah pikiran.
Biasanya perempuan akan luluh jika laki-laki terus memohon. Apalah, suaranya di lembut-lembutkan dengan nada menyakinkan.
"Mas janji, tidak akan mengulanginya lagi. Kita jangan pisah, ya?"
"Jadi janda gak enak, dek. Nanti banyak orang yang mencibir. Menghina dan merendahkan adek. Apalagi keluarga adek. Mereka pasti malu. Apa adek gak memikirkan keluarga adek, juga. Yang pasti terkena dampaknya."
"Jadi mas mohon, jangan pisah. Mas janji akan berubah."
Ingin rasanya Ifa menyumpal mulut tak berakhlak itu dengan arang. Beginilah cara Akmal meminta maaf dan memohon pada Ifa. Yang pada akhirnya malah seperti menakut-nakuti Ifa saja dengan membawa-bawa orang lain dan keluarga.
Memang, di masyarakat. Janda kerap kali selalu di rendahkan. Di salahkan. Padahal mereka tak pernah tahu bahwa kehidupan yang mereka alami. Sampai memilih jadi janda.
Tak ada yang hina dan rendah dalam status itu.
Justru mereka wanita kuat dan hebat. Bisa menjalani hari-hari berat dalam hidupnya. Hingga bertahan di titik itu.
Beda lagi jika memang ada kecacatan di dalamnya. Seperti, perempuan yang memang melakukan kesalahan yang melanggar syari'at. Baru tak di benarkan dan mereka yang salah.
Namun, dalam kasus Ifa, tidak ada pembenaran apa yang di lakukan Akmal terhadap Ifa. Sampai Ifa tertekan batinnya. Bahkan sampai merusak psikis Ifa juga.
"Maaf, mas. Ifa tetap pada keputusan Ifa. Ifa mau pisah."
Bersambung ....
Bagus Ifa, jangan lemah, jangan termakan omongan Akmal😡😡
Jangan lupa tinggalkan jejak 🙏 🥰 🥰
Datang untuk nya...