NovelToon NovelToon
Radar Cinta Andara

Radar Cinta Andara

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:14.4k
Nilai: 5
Nama Author: Melisa ekprisa

Setelah kematian Panca, kekasihnya tujuh tahun yang lalu. Andara mencoba menyibukkan diri untuk karirnya. Tidak ada ketertarikan untuk mengenal cinta.

Andara gadis muda yang cantik dan energik, dia berhasil menempati posisi manajer di sebuah perusahaan fashion. Usianya sudah memasuki 27 seharusnya memikirkan pernikahan. Akan tetapi belum ada lelaki yang bisa masuk ke hatinya.

Butuh waktu bagi Dara untuk membuka hati pada pria lain. Entahlah, ada magnet tersendiri membuat dia malas memikirkan pasangan.

Ervan Prasetya, pria matang yang punya jabatan bagus di perusahaan tempat kerja Andara. Mereka di pertemukan dalam sebuah kerja sama tim. bagaimana Tom dan Jerry mereka selalu bertengkar.

Tapi ternyata itu yang membuat Ervan makin penasaran dengan Dara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa ekprisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 17

Dara merapikan pakaian dan memasukan ke dalam dua koper yang bersandar di dinding dekat pintu rumah. Seperti yang sudah dijelaskan, jika dia terpilih menjadi peserta di Jakarta Fashion Week. Ada pula kegiatan beberapa hari di karantina Bandung.

Lucu, bukan? Acaranya ada di Jakarta, tetapi karantina di Bandung. Namun, Dara tidak berani menanyakan hal lebih jauh. Dia lebih memilih untuk tetap mengikuti prosedur sebagai peserta.

Rencananya hari ini Dara ingin berangkat sendiri. Itu pun sudah ada fasilitas dari perusahaan yang memesankan tiket travel pergi ke Bandung.

Sementara Ervan, yang diminta untuk mendampingi Dara akan berangkat beberapa hari lagi. Dikarenakan banyak rumor yang beredar, kalau pria itu sedang sibuk bersama calon istrinya.

Terserah saja, Dara juga tidak terlalu memusingkan hal itu. Berangkat sendiri tanpa didampingi dia pun berani selagi modal nekat untuk menjemput kesuksesannya.

Dari arah dapur terdengar suara bising karena ibunya Dara begitu sibuk mempersiapkan makanan berserta perlengkapan lainnya untuk keberangkatan anaknya.

Dara merasa seperti menjadi anak kecil yang akan selalu diwanti-wanti saat pergi camping. Bisa jadi di sana sudah ada fasilitasi yang memadai, secara yang akan didatangi event besar, sehingga effort-nya pasti tidak main-main.

"Dara, Mama sudah bawakan ayam goreng tanpa kulit kesukaan kamu. Terus ini juga, ada magic jar untuk masak nasi. Ohh, ya, kamu bawa obat nggak? Bandung itu dingin, kalau ada apa-apa langsung kabari Om Juna atau Tante Dira, ya." Mama Vira terus berceloteh tanpa peduli anaknya yang ingin protes karena Dara merasa perhatian ibunya sedikit berlebihan.

"Ma, ini kan, acara besar. Lagi pula katanya di Bandung cuma beberapa hari doang, kok. Nanti karantinanya balik ke Jakarta. Ini lagi, kayak anak TK mau camping. Please, deh, Ma. Aku bukan anak kecil!" protes Dara yang sudah menahan kesal.

"Mama tidak peduli. Bagi Mama, kamu tetap anak kecil yang Mama sayangi. Lagian kamu kan, belum pernah ikut karantina kayak gini. Pokoknya kamu terima saja. Tidak akan ada yang meledek kamu!"

Dara hanya menarik nafas dalam-dalam. Dia terpaksa mengikuti permintaan ibunya. Melihat peralatan yang begitu banyak. Harry yang ingin berangkat kerja, tak sengaja melohat semua itu langsung menjahili adik sepupunya.

"Loh, loh, kamu mau ke mana, Dara? Minggat ke Paris lagi? Atau kabur karena nggak dikasih uang jajan?" goda Harry, membuat Dara memutar malas kedua bola matanya.

"Dara mau ada kegiatan di Bandung," jawab Vira dengan cepat sebelum Dara membuka suara.

"Kegiatan apa,Tante?" tanya Harry, bingung.

"Aku ikut Jakarta Fashion Week, tapi ada kegiatan di Bandung. Nggak lama sih, cuma beberapa hari," kata Dara sambil membuka bedak padatnya.

"Di sana pasti banyak cewek cantik, ya?" tebak Harry. " Hmmm, aku boleh ikut, dong. Nanti aku izin sama Mama dan Papa. Sekalian cari proyek di sana sambil cuci mata hihih ...."

"Gini nih, punya Kakak kelamaan jomblo," ledek Dara.

"Ya, aku kan, laki-laki jadi umur berapa pun tidak masalah. Lah, kamu? Umur segini harusnya udah punya anak dua atau tiga. Tuh, lihat saja temanmu si Kristi udah punya anak satu. Hati-hati, perempuan semakin bertambah umur semakin jauh dari jodoh," balas Harry.

"Mamaaaaaaa!" pekik Dara.

Dara melihat disekelilingnya, tetapi tidak ada ibunya. Gadis itu terus menerus mengumpat karena kesal di ganggu Harry, sedangkan tidak ada yang membela.

"Udah umur segitu masih kayak anak ABG. Dikit-dikit ngadu, dikit-dikit ngadu! Dasar labil!"

"Harry, kamu kenapa belum berangkat ke kantor? Jangan ganggu adikmu, ya!" timpal Bude Tina yang, tiba-tiba muncul di tengah perdebat dua sepupu.

"Tapi benar kan, Ma. Perempuan kalau kelamaan belum dapat jodoh, nantinya susah dapat keturunan," sahut Harry.

"Harry!" Tina mengeluarkan nada tinggi, "Mama, juga pengen punya cucu dari kamu!"

Harry melongo menatap ibunya saat mendengar kalimat terakhir, "Anak mama masih suka sama perempuan, 'kan?"

"A-astaga, Ma, aku sudah terlambat. Harry berangkat dulu, bye!" Harry langsung bergegas berpamit pada Tina, membuat Dara tak heran melihat perdebatan mereka.

Tak lama, pembantu datang dengan sopan menundukkan kepalanya, "Permisi, Non. Maaf ganggu, di depan sudah ada yang menjemput. Katanya dari perusahaan."

"Perusahaan?" Dara merasa tidak pernah dijanjikan apa pun oleh perusahaan, apalagi sampai dijemput bagaikan Tuan Putri.

"Kamu di sini, biar Mama yang lihat ke depan," ucap Vira yang datang entah dari mana.

"Mama tadi dari mana saja?" tanya Dara.

"Dari belakang, biasa panggilan alam," jawab Vira tersenyum.

Sesampainya di depan pintu. Pria muda dan tampan tersebut sedang berdiri di ruang tamu. Vira mengenal pria itu sebagai teman sekantor Dara.

Tak lupa juga pria itu mencium tangan Vira, kemudian memberikan banyak bingkisan yang sudah disiapkan.

"Nama kamu siapa, Nak?" tanya Vira.

"Ervan Prasetyo, Tante," ucap Ervan, sopan.

"Ohh, kamu teman Dara yang kemarin datang ke sini, 'kan? Wahh, Tante senang Dara punya teman akrab di kantor. Tidak seperti bos mudanya yang katanya menyebalkan, suka kasih kerjaan berat sama Dara," kata Mama Vira.

"Ohh, iyakah, Tante? Saya baru tahu," jawab Ervan tersenyum penuh arti saat melihat Dara muncul dengan barangnya.

"Jadi, begini kelakuan dia di belakang. Bisa-bisanya Dara menjelekkanku di depan orang tuaya. Wahh, harus di kerjain nih, cewek. Lihat saja nanti di Bandung, akan aku balas kamu, Dara!" batin Evan.

Dara terperajat mendengar ibunya membuka kartu AS tentang Ervan, secara terang-terangan di depan orangnya langsung.

Dara begitu malu. Hatinya tak karuan karena memikirkan hukuman apa uang akan diberikan atasannya itu. Akan tetapi, dia tetap bersikap biasa saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Persetanan dengan pikiran Ervan.

Di dalam mobil perusahaan, Dara duduk dengan perasaan tak karuan. Sementara Ervan duduk di samping Andara, lalu meminta sang sopir melajukan mobilnya.

Gadis itu hanya terdiam memandang ke arah luar. Tak ada satu pun dari mereka yang memulai pembicaraan selama perjalanan, semua terasa sangat sepi.

Beberapa menit kemudian, mata Dara merasa aneh setelah melihat jalur perjalanan. Bukankah dia harus diantar ke loket travel? Lantas, kenapa jalannya menuju keluar dari Jakarta?

Saat diteliti lagi, Dara melihat jalan yang mereka lewati sepertinya mengarah langsung ke Bandung. Gadis itu menoleh ke arah Ervan yang tengah tertidur.

Tak ingin membangunkannya, Dara inisiatif langsung menanyakan pada sang sopir, "Maaf, Pak. Bukannya kita mau ke loket travel, ya?"

"Anu, Mbak. Kata Pak Evan, daripada uangnya keluar untuk membeli tiket lebih baik diantar saja langsung ke tempat tujuan. Gitu, Mbak," jawab sang sopir.

Dara menatap Ervan penuh kekesalan. Atasan barunya itu memang menyebalkan, bertindak semuanya tanpa memberitahu terlebih dahulu.

Terakhir Dara pergi ke Bekasi urusan pekerjaan sudah di fasilitasi tiket travel dan penginapan. Itu pun pada masa kepemimpinan Pak Hendro. Dia berharap bisa tenang dalam perjalanan kali ini. Namun, nyatanya Evan malah memangkas uang perjalanan.

Kurang lebih mereka sudah berada satu jam di perjalanan. Mata Dara mulai terasa mengantuk, perlahan dia mencari posisi enak hingga tak sadar matanya terpejam menyusul Evan.

Guncangan mobil yang terus berjalan berhasil mendaratkan kepala Dara tepat di pundak Ervan. Pria itu terbangun dan tersenyum melihat wajah polos sang wanita ketika sedang tertidur pulas.

Dada yang awalnya aman, tiba-tiba saja terasa sakit karena detak jantung yang bekerja begitu cepat. Sampai akhirnya, napas Evan terasa sesak

seperti ada yang menahan perasaannya.

Pria itu mencoba untuk menarik nafas dalam-dalam demi mengalihkan perasaan yang tidak karuan.

Entah iseng atau memang ada yang menggerakkan hatinya, Evan memberanikan diri menggenggam erat jemari Dara. Tampak cincin manis di jemari gadis itu.

Sementara Dara tidak bergerak. Dia malah merasa sangat nyaman saat aroma parfum milik Ervan menusuk indera penciumannya.

Mobil pun berhenti di tempat makan. Dara terbangun dalam keadaan terkejut karena tertidur di dalam pelukan Ervan. Belum lagi tangan pria itu sempat menggenggam erat, membuatnya segera menepis tangan sang atasan.

Dara turun terlebih dahulu diikuti Ervan, memasuki rumah makan sebelum mereka kembali melanjutkan perjalanan jauhnya.

"Hai, boleh duduk di sini?" tanya seorang pria asing muncul di dekat Dara.

Dara refleks menutup hidungnya. Aroma alkohol dan asap rokok melekat di tubuh pria itu. Aroma yang tidak membuatnya nyaman.

Ketika Dara hendak meninggalkan kursi makan, tangannya di tahan oleh sang pria. Dia langsung menghempas tubuh pria asing itu.

"Hey, beraninya kamu sama saya!" pekik pria itu.

BUUUUUGH!

"Jangan sentuh dia atau kamu akan berhadapan dengan saya!"

1
Dewi Payang
Mama Becca.langsung ilpil
Dewi Payang
Ervan yg ke GR an😄
mama Al: 😆😄😄😄😄😄
total 1 replies
Dewi Payang
Apa ini maksudnya bagi 2 org dewasa🤭🤭
Dewi Payang: Sepertinya Ervan mulai ada rasa...
mama Al: laki-laki dan perempuan yang sudah dewasa 😁
total 2 replies
Dewi Payang
Astaga...😄 yg romantis dikit coba, masa dipanggul kaya karung beras/Facepalm/
Dewi Payang: /Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
mama Al: romantis versi Ervan.
total 2 replies
Dewi Payang
Kenangan bersama Panca...
my read
ngapain bingung tinggal dukung anaknya.
my read
ada kata yang ketinggalan.
akan di lakukan
Ummi Yatusholiha
bener banget tuh bu becca,ayo segera batalin pertunangan ervan dan kinara sebelum terlambat.
akhirnya bisa gabung lagi disini setelah vakum sejenak dari dunia novel 😊😊
Spyro
Kalau sm Ervan, ujung2nya ketemu Kinara lagi..
Spyro
Marcel itu papanya Kinara bukan thor?
mama Al: iya benar
total 1 replies
Spyro
Ditunggu Mas Giring! Saya dukungg
Spyro
Ngomongin Kinara nih kayaknyaa
Spyro
Kinara dibuat miskin lagi lah. Jadi orkay malah balik ke asal kelakuannya. Mana emaknya mendukung pula. Duh ...
Spyro
Saya juga sbg reader, tidak setuju!
Kinara dibkin jomblo akut ajaa thor
Spyro
Jdi kebitha pgen makan ubi cilembu juga 😢
Spyro
Makamnya Panca? Gila sih kalau sampai beneran Panca di sembunyiin sm Kinara dan ibunya! Fix penjarain!
Hani
Karya yg bagus ☆☆☆☆☆
Selviana
Aku sih yakin kalau Ervan memiliki rasa suka sama Dara, hanya saja dia malu mengatakan hal itu
Selviana
sabar Ika
Selviana
Astaga! Refael lebih memilih menggendong Dara dari pada putrinya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!