NovelToon NovelToon
Sebatas Istri Bayangan

Sebatas Istri Bayangan

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir / Keluarga / Suami Tak Berguna / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: rose.rossie

Kirana, seorang wanita lembut dan penyabar, merelakan hidupnya untuk menjadi istri dari Dion, pria pilihannya. Namun, kebahagiaan yang diharapkan tak kunjung datang. Sejak awal pernikahan, Kirana dibayangi oleh sosok mertuanya, seorang wanita yang keras kepala dan suka mengontrol. Mertuanya tak pernah menganggap Kirana sebagai bagian dari keluarga, selalu merendahkan dan mencampuri setiap keputusan Kirana.

Kirana merasa seperti boneka yang diatur oleh mertuanya. Setiap pendapatnya diabaikan, keputusannya selalu ditolak, dan kehidupannya diatur sesuai keinginan sang mertua. Dion suaminya, tak pernah membela Kirana. Ia terlalu takut pada ibunya dan selalu menuruti segala permintaan sang ibu. Ditengah konflik batinnya, akankah Kirana kuat mengarungi bahtera rumah tangganya? Atau akhirnya ia menyerah dan memilih berpisah dengan suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rose.rossie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Setelah kejadian terakhir di mana Bu Ningsih menyerangku dengan tuduhan mandul, aku berpikir mungkin situasinya akan mereda. Aku ingin meyakinkan diriku bahwa semua itu hanya emosi sementara, bahwa Dion dan aku masih bisa mencari jalan tengah. Namun, keyakinanku mulai runtuh ketika Bu Ningsih terang-terangan mengenalkan seorang wanita kepada Dion. Wanita itu, Nita namanya, diperkenalkan sebagai calon istri baru Dion, meskipun kami masih sah sebagai suami istri.

Suatu sore, Dion pulang lebih awal dari biasanya, dan aku melihat ada keanehan dalam caranya bersikap. Dia terlihat canggung, seolah menyembunyikan sesuatu.

“Kirana, aku mau bicara,” katanya, matanya tidak menatap langsung padaku. Itu sudah menjadi tanda pertama kalau ada sesuatu yang sangat salah.

Aku mengangguk, meski jantungku sudah berdetak kencang. “Apa yang mau kamu bicarakan?”

Dion duduk di depanku, mengusap wajahnya dengan tangan, tampak gelisah. “Ibu… Ibu mengenalkan seseorang padaku. Seorang wanita. Namanya Nita.”

Mendengar nama itu, jantungku seperti berhenti sejenak. "Wanita? Untuk apa?"

“Ibu bilang… dia mengenalkannya untuk, ya, mungkin untuk jadi istri,” jawab Dion, suaranya terdengar sangat pelan.

Aku menatap Dion, tidak percaya apa yang baru saja kudengar. "Untuk jadi istri? Dion, kita ini masih menikah! Bagaimana mungkin Ibumu berpikir untuk mengenalkan wanita lain kepadamu?"

Dion menatap lantai, menghindari kontak mata denganku. “Aku tahu, tapi Ibu sangat mendesak. Dia bilang, kalau aku ingin punya keturunan, mungkin aku harus mempertimbangkan… alternatif lain.”

"Alternatif?" suaraku mulai naik. "Jadi sekarang kamu mempertimbangkan alternatif? Apa aku ini barang yang bisa digantikan kapan saja?"

Dion tetap diam, dan itu membuatku semakin marah. "Kamu bahkan tidak membelaku, Dion. Kamu membiarkan Ibumu mempermalukan aku seperti ini, dan sekarang kamu menerima begitu saja wanita yang dia kenalkan?"

"Aku tidak bilang aku menerimanya, Kirana. Tapi kamu tahu sendiri, Ibu sangat keras kepala. Dia terus memaksa, dan aku tidak tahu harus bagaimana."

Aku bangkit berdiri, rasa sakit di hatiku begitu mendalam sehingga aku merasa sulit bernapas. "Kamu tidak tahu harus bagaimana? Dion, kamu suamiku! Kamu seharusnya membelaku! Kita ini pasangan, dan kita seharusnya menghadapi masalah bersama, bukan dengan melibatkan orang lain!"

Dion menghela napas panjang, akhirnya berdiri juga. "Kirana, aku tidak ingin menyakitimu. Tapi kamu tahu sendiri, kita sudah lama menikah, dan Ibu… dia benar. Kita belum punya anak, dan aku juga ingin punya keturunan."

Aku merasakan air mata mulai menggenang di mataku, tapi aku berusaha menahannya. "Jadi ini semua tentang anak? Kamu akan menyerahkan pernikahan kita hanya karena belum ada anak?"

“Aku tidak bilang begitu,” jawab Dion cepat, tapi ekspresinya menyiratkan kebingungan. “Aku hanya bilang, mungkin kita harus realistis…”

"Realistis?" aku hampir tertawa karena tidak percaya. "Realistis bagi kamu berarti menerima wanita lain ke dalam hidupmu hanya karena desakan Ibumu?"

Dion tidak bisa menjawab, dan keheningan yang mengikuti ucapan itu seperti menusuk langsung ke hatiku. Aku sadar, Dion tidak lagi berusaha untuk melawan desakan ibunya. Dia terlalu penurut, dan itu yang membuatku merasa semakin tak berdaya.

---

Beberapa hari setelah percakapan itu, situasi semakin memanas. Bu Ningsih datang ke rumah tanpa pemberitahuan, seperti biasanya, dengan Nita di sampingnya. Aku bisa merasakan darahku mendidih begitu melihat mereka melangkah masuk ke dalam rumahku, tanpa izin, tanpa pertimbangan perasaanku.

“Ini Nita, Kirana,” Bu Ningsih berkata dengan nada datar. "Dia wanita yang lebih cocok untuk Dion. Cantik, baik hati, dan—tentu saja—dia bisa memberikan cucu untuk keluarga ini."

Aku mencoba mengendalikan diri. Menahan diri agar tidak mengeluarkan semua amarah yang telah lama terpendam. "Bu, Dion sudah punya istri. Saya masih istri sahnya."

Bu Ningsih mendengus. “Iya, untuk sementara. Tapi kalau kamu tidak bisa memberikan keturunan, apa gunanya kamu? Seorang istri harusnya bisa melahirkan, membangun keluarga. Kalau kamu tidak bisa, lebih baik kamu mundur.”

Nita hanya diam, berdiri di sebelah Bu Ningsih, tampak tak nyaman namun tidak berusaha pergi. Matanya menatapku dengan sedikit rasa iba, tetapi itu tidak membuatku merasa lebih baik.

Aku menatap Dion, berharap dia akan berbicara, berharap dia akan membelaku. Tapi Dion hanya berdiri di samping ibunya, wajahnya tampak pasrah.

"Jadi kamu setuju dengan ini?" tanyaku pelan, tapi penuh dengan rasa sakit. "Kamu benar-benar akan membiarkan Ibumu menghancurkan pernikahan kita?"

Dion tidak langsung menjawab, tetapi ekspresi di wajahnya sudah cukup memberikan jawaban. Dia tidak akan melawan ibunya. Dia terlalu lemah, terlalu takut mengecewakan wanita yang telah membesarkannya.

"Ini bukan masalah menghancurkan pernikahan kita," Dion akhirnya berkata, suaranya lemah. "Ini tentang masa depan kita. Aku ingin punya anak, Kirana. Dan kamu... mungkin kamu tidak bisa memberiku itu."

Aku merasa seperti dihantam palu besar di dada. Kata-katanya lebih menyakitkan daripada tamparan apa pun yang pernah kubayangkan. "Jadi kamu akan meninggalkan aku karena itu?"

"Ini bukan tentang meninggalkan," jawab Dion cepat. "Ini tentang mencari solusi."

"Solusi? Bagaimana kamu bisa mengatakan bahwa menerima wanita lain sebagai istri adalah solusi?" Aku tertawa pahit. "Dion, ini bukan solusi. Ini penghinaan."

Bu Ningsih tampak semakin kesal melihat aku tidak mau menyerah. “Kirana, sudah cukup. Kalau kamu tidak bisa menerima kenyataan ini, lebih baik kamu mundur dengan terhormat. Jangan menghalangi kebahagiaan anakku.”

Aku menatap Bu Ningsih dengan mata berkaca-kaca. "Kebahagiaan? Kamu pikir ini semua tentang kebahagiaan? Kamu bahkan tidak peduli dengan perasaanku, Bu. Kamu hanya peduli dengan apa yang kamu inginkan, bukan apa yang terbaik untuk anakmu."

Bu Ningsih tertawa sinis. "Perasaanmu? Kirana, dalam keluarga ini, yang penting adalah keturunan. Kalau kamu tidak bisa memberikan itu, kamu tidak punya tempat di sini."

Dion tetap diam, dan itu yang paling menyakitkan. Tidak ada pembelaan, tidak ada kata-kata dukungan. Aku merasa sendirian, terisolasi dalam pernikahanku sendiri.

Aku tidak tahu harus berkata apa lagi. Aku ingin menangis, tapi aku menolak memberikan mereka kepuasan untuk melihatku hancur. Dengan langkah berat, aku berjalan menuju kamar, meninggalkan Dion, Bu Ningsih, dan Nita di ruang tamu. Pintu kamarku tertutup, tapi aku bisa mendengar suara mereka berbicara di luar.

Di dalam kamar, aku terduduk di tepi ranjang, merasakan air mata yang akhirnya tidak bisa kutahan lagi. Hatiku hancur berkeping-keping. Aku tahu, pernikahan ini mungkin tidak bisa diselamatkan. Bukan karena aku tidak bisa memberikan anak, tetapi karena Dion memilih ibunya daripada aku.

Dan yang lebih menyakitkan lagi, dia memilih untuk tetap diam saat aku diserang dan dipermalukan.

1
Welsa Putri
dtggu lanjutannya
roserossie: Tunggu malam ini ya😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!