NovelToon NovelToon
Dikejar Berondong Bucin

Dikejar Berondong Bucin

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Janda / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cerai / Beda Usia
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Anindya, seorang Ibu dengan 1 anak yang merasa sakit hati atas perlakuan suaminya, memilih untuk bercerai dan mencari pelampiasan. Siapa sangka jika pelampiasannya berakhir dengan obsesi Andra, seorang berondong yang merupakan teman satu perusahaan mantan suaminya.
“Maukah kamu menikah denganku?” Andra.
“Lupakan saja! Aku tidak akan menikah denganmu!” Anindya.
“Jauhi Andra! Sadarlah jika kamu itu janda anak satu dan Andra 8 tahun lebih muda darimu!” Rima.
Bagaimana Anindya menghadapi obsesi Andra? Apakah Anindya akan menerima Andra pada akhirnya?
.
.
.
Note: Cerita ini diadaptasi dari kisah nyata yang disamarkan! Jika ada kesamaan nama tokoh dan cerita, semuanya murni kebetulan. Mohon bijak dalam membaca! Terima kasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Hujan

"Faris, kamu belum kembali?" tanya Ibu Faris dipanggilan telepon.

"Belum, Bu. Arka sakit." Faris beralasan.

"Astaga Faris! Ini sudah berapa hari? Cuti mulai sebentar lagi habis, apa kamu tidak jadi mengunjungi Anindya?" Faris terdiam.

Ya. Karena rayuan Rani, Faris tidak jadi kembali ke Kalimantan dan memutuskan tinggal di rumah Rani. Arka juga tidak sakit, itu hanya alasannya kepada sang Ibu yang sedari 3 hari yang lalu mengingatkannya untuk pulang.

Lusa aku kembali, Bu." jawab Faris kemudian.

Rani yang saat ini berada dipelukan Faris mendengarkan pun menggigit dada suaminya karena tidak terima. Faris mengabaikannya.

"Pastikan kamu pulang lusa! Ibu tidak tahu bagaimana Anindya dan Ibunya nanti jika tahu kamu tidak kunjung kembali karena istri gatalmu itu!" Ibu Faris pun memutuskan sambungan.

"Mas, kenapa lusa? Bukankah masih ada 5 hari sebelum kamu masuk kerja?" protes Rani yang tak rela Faris kembali untuk Anindya.

"Benar yang dikatakan Ibu, Ran. Aku harus kembali."

"Anindya saja tidak ada menghubungimu! Untuk apa kamu mengkhawatirkan nya?"

"Anindya sibuk pelatihan." Faris membela.

"Kamu yakin? Jangan-jangan dia punya simpanan disana!"

"Jaga mulutmu! Anindya bukan perempuan seperti itu!" Faris tidak Terima.

"Lalu kenapa dia tidak melayanimu sebagai istri?"

"Cukup, Ran!"

Faris berdiri dari duduknya. Tetapi saat akan melangkahkan kaki, Rani menghentikannya.

"Maafkan aku, Mas." Rani memeluk tubuh Faris.

Ia masih kesal dengan ucapan Rani, tetapi ia mencoba untuk tenang. Ia tidak mau tersulut emosi dan berakhir berpikiran yang tidak-tidak. Rani pun memanfaatkan kesempatan saat Faris hanya diam, untuk menggodanya.

"Apa kamu tidak lelah?" tanya Faris.

"Untuk kamu aku tidak lelah, Mas."

"Benarkah?" Faris mulai terpancing.

Mereka pun terlibat permainan panas, mereka bisa bebas karena Arka sedang berada di rumah salah satu saudara Rani. Seberapa banyak mereka melakukannya, seperti tak pernah cukup hingga Rani tak sanggup lagi dan meminta untuk berhenti.

Di sisi lain.

"Ayo, Mbak!" seru Andra yang melihat Anindya hanya bengong.

Ancaman Andra berhasil membuat Anindya menemuinya malam ini. Dengan ragu, Anindya pun naik ke motor Andra. Segera Andra memacu motornya menuju sebuah kafe. Mereka menikmati makan malam di kafe dan setelah itu Andra membawa Ainun ke pinggir sungai.

"Pakai ini, Mbak!" Andra memasangkan jaket di pundak Anindya.

"Kamu kesini katanya ada urusan, kenapa malah mengajakku jalan-jalan?" tanya Anindya yang mengeratkan jaket Andra.

"Bisa diatur itu, Mbak. Jadi tidak bosan kan, Mbak?"

Yang Anindya tidak tahu adalah Andra sengaja menghabiskan waktu cutinya untuknya. Andra tahu jika Anindya diklat dan Faris ke Jawa untuk menitipkan anak mereka. Hal ini ia ketahui dari salah satu teman baik Faris yang sempat kesal karena Faris tak kunjung membayar hutannya.

Jika melihat Anindya dan kehidupan keduanya, tidak mungkin Faris sampai meminjam uang untuk kebutuhan mereka. Dari sanalah ia tahu ada yang tidak beres dengan Faris. Dan dari sana ia tahu semuanya dan nekat mengajukan cuti hanya untuk menemani Anindya.

"Iya, kamu benar. Terima kasih."

"Katakan saja kalau Mbak mau jalan-jalan, aku akan menjemputmu."

"Jangan setiap malam, nanti orang curiga aku ada main."

"2 hari sekali kalau begitu." Andra tidak menangkap maksud Anindya.

"Entahlah." Anindya menyerah menjelaskan.

Jika suaminya saja tidak peduli, kenapa ia harus peduli. Yang penting ia bisa melupakan sakit hatinya. Setelah puas menikmati suasana malam dipinggir sungai, Andra mengantarkan Anindya kembali ke asrama.

Setelah berhasil mengajak Anindya jalan-jalan, Andra jadi semakin berani mengirimkan pesan. Anindya yang sudah merasa nyaman, tidak mempermasalahkannya. Lagipula, ia tidak wajib membalas pesan Andra. Jadi terkadang Anindya mengabaikan pesan Andra.

"Kenapa tidak dibalas sih, Mbak?" pesan teks Andra di sore hari setelah seharian tidak ada respons dari Anindya.

"Sibuk." balas Anindya singkat.

"Bohong!"

"Siapa yang bohong?"

"Mbak lihat kearah kanan!"

Setelah membaca pesan, Anindya menengok ke arah yang dimaksud. Ia menemukan Andra sudah bertengger di bawah pohon dengan motornya. Andra pun mendekat kearah Anindya yang saat ini sedang duduk dipinggir danau dekat asramanya.

"Kenapa harus bohong, Mbak?"

"Aku sedang tak ingin diganggu!" ketus Anindya.

"Kenapa memangnya? Lagi rindu dengan Bang Faris?"

"Tidak!" jawab Anindya cepat yang mengejutkan Andra.

"Oh, aku tahu! Rindu Ardio ya?" Anindya mengangguk.

"Sabar, Mbak. Kan lagi tugas negara, nanti kalau sudah selesai Mbak bisa berkumpul lagi dengan Ardio." Anindya hanya diam.

"Nih!" Andra menempelkan es teh dipipi Anindya, membuat Anindya terkejut.

"Terima kasih. Kamu sedang apa?" tanya Anindya sambil meminum esbteh pemberian Andra.

"Mau ketemu Mbak Anin."

"Sudah ketemu, sana balik!"

"Kenapa mengusirku, Mbak? Jahat sekali!" keluh Andra berpura-pura sakit hati.

"Lalu mau apa lagi?"

"Ayo, jalan. Aku bosan, Mbak!" Dengan enggan Anindya menyetujui ajakan Andra.

Entah mengapa, Anindya memiliki spot lembut terhadap Andra. Tetapi kemudian ia berterimakasih kepada Andra karena ia bisa mengalihkan kerinduannya.

Mereka akhirnya sering bertemu setiap Anindya luang. Hingga saat mereka sedang makan di kafe, hujan deras mengguyur kota. Hujan yang disertai guntur itupun mengharuskan mereka menunggu sampai hujan reda. Sampai pukul 9 malam, hujan tak kunjung reda.

"Mbak, sebaiknya kita menginap disana. Tidak mungkin aku mengantarmu sekarang." tunjuk Andra pada hotel yang ada di seberang kafe.

"Tidak bisa, kita tunggu sebentar lagi!"

"Baiklah."

Sayangnya, sampai pukul 10 malam pun hujan tak kunjung reda. Terpaksa, Anindya menurut dengan usul Andra dan meminta untuk mengantarkannya subuh nanti. Keduanya pun meminjam payung ke pemilik kafe dan berjalan ke hotel yang ada di seberang, meninggalkan motor Andra diparkiran kafe.

"Pesan dua kamar, Mbak." kata Andra kepada resepsionis.

"Maaf Kak, hanya tersisa satu kamar twin bed."

"Bagaimana, Mbak?" tanya Andra kepada Anindya.

"Tak masalah."

"Oke, Mbak. Saya ambil." Andra pun membayar kamar dan menerima kunci.

Resepsionis mengatakan jika kamar ada di ujung lorong lantai dua. Andra meminta Anindya untuk naik ke lantai lebih dulu, sedangkan ia dengan payungnya menuju ruko di sebelah hotel untuk membeli pakaian ganti.

"Mandi, Mbak. Ganti pakai ini!" Andra menyerahkan bungkusan.

"Jangan mengintip!" seru Anindya yang masuk kedalam kamar mandi.

Beberapa saat kemudian, Anindya keluar dengan wajar yang lebih segar. Andra tersenyum melihat penampilan Anindya dengan celana kulot dan kaos V neck lengan panjang.

"Aku disini, kamu disitu!" seru Anindya yang duduk di salah satu ranjang dekat jendela.

"Iya, Mbak. Aku mau mandi dulu, Mbak langsung tidur saja!" Andra pun meninggalkan Anindya.

Anindya merebahkan tubuhnya dan menarik selimut sampai ke lehernya. Sialnya, ponselnya kehabisan baterai. Ia pun memutuskan turun ke lantai satu untuk meminjam charger jika ada. Setelah mendapat charger dari salah satu resepsionis, Anindya kembali ke kamarnya bersamaan dengan Andra yang baru saja keluar dari kamar mandi hanya mengenakan celana pendek.

"Pakai bajumu!" seru Anindya sambil menutup wajahnya.

"Bajuku basah, Mbak!"

"Kenapa tidak beli sekalian tadi?"

"Hanya ada toko pakaian perempuan, masak iya aku harus pakai kaos perempuan?"

"Masuk kedalam selimut!" perintah Anindya yang segera Andra lakukan.

"Sudah?" tanya Anindya.

"Sudah!" jawab Andra kesal.

Anindya membuka tangannya dan berjalan ke ranjang mencolok kan charger. Tanpa memedulikan Andra, Anindya masuk kedalam selimut dan memunggunginya.

Jantung Anindya berdegup kencang, ia berharap Andra tak menyadarinya. Walaupun ia seorang profesional dalam bidangnya dan pernah melihat Andra telanjang dada, saat ini beda cerita. Pemandangan dada terbuka dengan air yang masih menetes sisa mandi, membuat dada Andra terlihat seksi dimatanya. Ia tak memungkiri penglihatannya.

"Apa karena aku sudah lama tak berhubungan dengan Mas Faris membuatku seperti ini?" batin Anindya.

"Aku pasti sudah gila!" batin Anindya saat merasakan perubahan pada tubuhnya.

1
Ais Galby
sebnrnya anak nya anin itu nama nya arka apa ardio thor maaf cuma nanya aja
Meymei: Ardio kak, Arka anak Rani,, maaf typo
total 1 replies
Lee Mba Young
Kl ada lelaki suruh di teras saja, krn statusmu janda, mulut tetangga kn pedes.
Dian Rahayu
lanjut thor
Dian Rahayu
kapan nih up ya 😊
Lee Mba Young
semoga faris di pecat dr kerjaannya kl pengangguran mana mau si Rani.
orang macam faris itu sembuhnya kl jd gembel atau penyakitan
Lee Mba Young
bagus lah cerai saja tu bukti pernikahan buat jeblosin Faris ke penjara biar jd pengangguran. kl dah pengangguran mana mau tu si Rani. kl perlu viral kan jng smp km hancur sendiri, kl hancur semua juga hrs hancur termasuk Faris dan Rani.
Lee Mba Young
anindya lemah sih 😂 ntar hamil lagi repot habis enak enak ma lakinya.
kl pintar pasti cari bukti bawa ke pengadilan biar kena hukuman tu si Faris.
Alisa Erlani
duh thor kpn terbongkar nya enak bener jdi paris itu celup sana celup sini jijik banget🤑
Meymei: sabar ya kak.. 🤭
total 1 replies
Okto Mulya D.
Faris parahhh
Okto Mulya D.
piye tha..malah melirik istri orang yakkk
Okto Mulya D.
gelooo...istri dilihat orang malah dianya yang nafsuuu
Okto Mulya D.
Suaminya cuek bebek..
Okto Mulya D.
hehhh Faris, istri dianggap barang mainan..parahhhh..kasihan tohh
Okto Mulya D.
Nasibmu Anindya...
Nabilah
pengen q jambak😎
Nabilah
red flag tho!!
Nabilah
baru mulai sudah ada bau2 belut nih author!
Meymei: belut bau amis kak 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!