Chantika anak yang tidak diinginkan oleh ibu kandungnya dan di besarkan oleh ayah dan ibu angkat. setelah besar bertemu kembali dengan ayah kandungnya dan di amanahkan untuk mengelola perusahaan ayah kandungnya.
jatuh cinta kepada anak sahabat papi lalu menikah dan hidup bahagia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renav Renren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Acara lamaran
Waktu begitu cepat berlalu dan Seperti yang sudah di rencanakan keluarga bang Deris datang berkunjung ke rumah Chantika. Di rumah Chantika juga sudah ada kakek dan neneknya yaitu orang tua dari Zahra yang akan menyaksikan Cucunya di lamar.
Tak lama rombongan keluarga bang deris tiba dan Dokter Fachri dan Zahra menyambut keluarga om Dodo dengan ramah.
" Assalamualaikum."
" Walaikum salam, mari silahkan masuk." Papa Fachri dan bunda Zahra mempersilahkan keluarga bang Deris untuk masuk ke dalam.
Setelah semuanya sudah masuk dan duduk di ruang tamu om Dodo pun mulai berbicara.
" Bismillahirrahmanirrahim, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh! Maaf sebelumnya kalau saya dan keluarga datang bertamu ke sini." Ucap om Dodo.
" Nggak masalah kok bang kaya orang asing aja. Tapi katanya ada hal penting yang akan Abang dan keluarga sampaikan." Ucap dokter Fachri.
" Iya betul kedatangan kami kesini karena mempunyai niat baik terutama anak saya Deris. Mungkin Fachri dan Zahra sudah tahu tapi alangkah baiknya saya selaku orang tua dari Deris menyampaikan kembali tujuan kami." ucap om Dodo.
" Jadi tujuan kami ke sini selain untuk mempererat silaturahmi. Kedatangan kami ingin melamar ananda Chantika untuk anak saya Deris. Mungkin Fachri dan keluarga bingung kenapa main langsung lamaran saja."
" Karena menurut saya alangkah baiknya sesuatu yang baik memang harus di segerakan. Dan untuk ananda Chantika kami tidak memaksa untuk kamu menerima Deris karena merasa tak enak sama kami. Kalau memang tidak menyukai Deris boleh kok menolaknya. Tenang saja hubungan kita nggak akan terpengaruh kalau Chantika menolak Deris. Jadi kami menunggu jawaban dari Chantika " Lanjut om Dodo.
" Terima kasih sebelumnya buat keluarga bang Dodo yang sudah mau bersilaturahmi ke rumah saya. Dan untuk menjawab maksud tujuan bang Dodo dan keluarga datang ke sini terutama nak Deris. Saya sebagai orang tua tidak bisa menjawab itu semua. Karena yang nantinya akan menjalani itu adalah Chantika sendiri. Jadi semuanya biar Chantika yang menjawab."
" Ayo Chantika silahkan di jawab." ucap dokter Fachri yang meminta menjawabnya.
Bang Deris nampak tegang dirinya takut Chantika menolaknya. Walaupun dia sudah menyiapkan hatinya jika Chantika menolaknya. Tapi hati kecilnya tak ingin mendengar adanya penolakan.
Sedangkan Chantika mencoba untuk mengatasi kegugupannya. Dirinya sudah memiliki jawabannya setelah berapa hari dirinya meminta petunjuk.
Walaupun dalam mimpinya ada seseorang yang menggenggam tangannya tapi sayang Chantika tidak bisa melihat wajah laki-laki yang menggenggam tangannya.
" Bismillahirrahmanirrahim, sebelumnya Chan mau ngucapin terima kasih kepada om Dodo dan keluarga karena sudah datang bersilaturahmi ke sini. Dan untuk jawaban lamaran bang Deris..." ucapan Chantika terhenti dan membuat semua yang ada di sana tegang.
" Bismillahirrahmanirrahim Chantika menerima lamaran bang Deris." jawab Chantika.
" Alhamdulillah." ucap semua orang yang berada di sana bernapas lega dengan jawaban Chantika.
Tak terkecuali Deris sendiri yang hatinya berbunga-bunga.
" Oh iya nak Chantika ini sebagai tanda bahwa nak Chantika menerima lamaran Deris." ucap ibu nya bang Deris memberikan kotak perhiasan berisikan kalung, gelang dan cincin.
" Boleh ibu pasangkan." ucap ibunya bang Deris lagi.
" Iya Tante." jawab Chantika.
" Jangan panggil Tante dong panggil ibu aja biar sama dengan Deris."
" Iya Bu."
Ibu nya bang Deris memakaikan perhiasan yang bang Deris bawa untuk Chantika.
Setelah itu dilanjutkan dengan acara makan malam dan baru membahas rencana selanjutnya.
Akhirnya para orang tua memutuskan kalau pernikahan Deris dan Chantika akan berlangsung bulan besok. Karena keluarga dari ayah kandung Chantika berbeda agama. Maka mereka memutuskan untuk acara akad dan resepsi di jadikan satu tempat.
Sengaja tak memilih akad di masjid takut keluarga ayah kandungnya Chantika yang ingin menyaksikan Chantika menikah nggak nyaman karena beda agama.
Setelah sepakat keluarga om Dodo pun pamit pul yang sudah merebahkan badannya hendak tidur tapi Chantika tak bisa melepaskan pandangannya dari jari manis tangan kirinya.
