Istri Kontrak Sang Mafia

Gerald benar-benar murka dengan kedatangan sang Ayah, yang memintanya untuk segera mendapatkan keturunan bersama Celine, seandainya tidak cinta, keduanya bisa melakukannya tanpa cinta, anggap saja ONS, bagaimana bisa Mr, Romero berkata seperti itu.

Gerald membawa langkahnya ke arah kamar mandi. Membersihkan tubuhnya selama beberapa saat, kemudian keluar dari kamar mandi dengan sebuah handuk melilit pinggangnya yang terlihat sangat kokoh.

Dia melirik Celine yang sedang tertidur pulas, dia pasti akan melakukannya tapi tidak sekarang, Gerald masih membutuhkan waktu untuk menerima Celine, karena penghianat Elena benar-benar berpengaruh untuknya.

Dia langsung menuju walk in closet dan mengganti pakaiannya dengan pakaian santai , Kemudian, dia langsung keluar dari kamar nya dan menuju ruang kerja.

Gerald menyandarkan punggungnya di kursi kerjanya sembari memejamkan mata selama beberapa saat untuk mengusir kelelahan di hati, pikiran dan badannya yang terasa begitu lelah. apalagi permintaan sang Ayah membuatnya jengah.

Baiklah hanya keturunan yang Mr, Romero inginkan, maka Gerald akan memberikannya, dan setelah itu dia akan meminta ayahnya jangan lagi mencampuri urusannya, bahkan kehidupannya sekalipun, dia tidak ingin memiliki istri, jadi setelah membuat Celine hamil dan melahirkan Gerald akan menceraikannya.

Cukup lama berada di dalam posisi itu, dia kembali menegakkan badannya. Meraih gagang telepon di sisi meja kerjanya, lalu menghubungi kepala maid.

"Buatkan aku secangkir kopi dan antarkan ke ruang kerjaku sekarang juga" perintahnya dengan suara dingin dan tegas.

"Baiklah, Tuan akan saya bawakan, mohon tunggu sebentar" Setelah mendapatkan jawaban Gerald langsung meletakkan gagang telepon itu pada tempatnya, kemudian mulai menyalakan komputernya dan fokus pada pekerjaannya. meskipun lelah Gerald harus tetap konsisten menyelesaikan semua pekerjaannya.

 Sepertinya malam ini Gerald akan menghabiskan malam yang indah meskipun belum sepenuhnya ingin, tapi harus melakukannya. Tidak berselang lama, terdengar suara ketukan pada pintu, sebelum akhirnya pintu tersebut terbuka dan menampilkan maid yang memasuki ruangannya dengan membawa nampan yang berisi secangkir kopi.

"Tuan,ini kopi anda silahkan diminum," ucap maid tersebut. Kemudian pamit undur diri dan keluar dari ruangan itu.

Untuk beberapa saat Gerald mengabaikan kopi itu karena masih sibuk dengan pekerjaannya. harus selesai sekarang juga, setelah itu ingin cepat kembali ke kamarnya. Setelah beberapa saat kemudian tangannya meraih cangkir kopi tersebut,

Sedangkan didalam kamar, Celine sudah seperti cacing kepanasan, tubuhnya terasa panas, dia pun membuka pakaiannya satu persatu sampai naked.

entah apa yang terjadi dengannya, Tiba-tiba saja tubuhnya terasa panas, AC dikamar seakan tidak berfungsi, dia tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.

Celine menyentuh bagian-bagian sensitif, kepalanya semakin pusing, rasa ingin sudah menggebu-gebu, Gerald kemana suaminya itu, kenapa lama sekali, Celine benar-benar menginginkan sentuhannya sekarang.

“Gerald, ahh.. " Desahnya. sampai akhirnya pintu terbuka, mata sayu nya melirik sekilas, dan menampilkan orang yang dia tunggu sejak tadi.

“Gerald, tolong aku" Ucapnya dengan setengah mendesah, Gerald berjalan mendekati istrinya, dia menelan ludahnya sendiri, melihat pemandangan yang sangat berbeda dari yang biasa dia lihat.

tubuh Celine benar-benar mulus, pinggang ramping, kulit putih, wajahnya cantik, bibir tipisnya sangat menggoda, namun Gerald belum menyentuhnya, masih menikmati pemandangannya.

“Gerald, tolong aku, ahh" Ujarnya memohon dengan tubuh yang meliuk-liuk diatas ranjang.

“Teruslah memohon Celine" jawabnya dengan suara serak.

“Aku mohon Gerald, sentuh aku sekarang juga, aku sudah tidak tahan" tangannya terus bergerak diatas tubuhnya sendiri.

“Apa yang harus aku lakukan untuk membantumu?" Tanya Gerald

“Sentuh aku Gerald"

“Seperti ini?" Ucap Gerald meraba paha sang istri, membuat Celine seperti terkena sengatan listrik, badanya semakin panas

“Di bagian ini juga ingin disentuh Gerald" lirihnya memegang dua gundukan ramun yang seakan memanggil Gerald untuk segera menyentuhnya.

Sial sebagai lelaki normal tentu saja Gerald tergoda, apakah rasanya sama dengan punya Elena, atau milik Celine lebih nikmat, entah pikiran macam apa yang Gerald bayangkan, kenapa malah membandingkan dengan milik Elena yang jelas-jelas sudah terjamah oleh siapapun selain dirinya.

Celine menarik tangan suaminya dan membawanya untuk menyentuh dua buah ramun miliknya, Celine akan mengutuk dirinya sendiri setelah sadar nanti, seperti perempuan tidak tau malu yang meminta untuk disentuh oleh pria yang tidak menginginkannya, namun itu akan dia pikirkan nanti, yang jelas sekarang hanya pelepasan nikmat yang dia inginkan.

Celine mendesah, setelah Gerald sedikit meremasnya, mulutnya seakan berkata jangan namun tubuhnya merespon dengan baik setiap remasan kecil yang dilakukan oleh suaminya.

Bibir mungil berwarna merah muda itu seakan menggoda, runtuh sudah pertahanan Gerald, dengan brutal dia mencium bibir sexy itu, melumat secara kasar, mengigit kecil bibir bawah Celine sampai mulut sang istri terbuka, barulah Gerald bisa menyelusuri deretan gigi istrinya dengan lidahnya.

pria seperti Gerald sudah sering merasakan tubuh perempuan yang berbeda-beda, namun tubuh Celine mendadak candu untuknya, rasanya pun berbeda dari yang lain, Dia tidak pernah berlama-lama untuk pemanasan, namun dengan istrinya, dia ingin menikmati dan menyelusuri setiap inci di tubuh Celine tanpa terkecuali.

“Ah, Gerald.. " Desahan Celine membuatnya semakin semangat.

“Teruslah mendesah kan namaku Celine, maka aku akan memberikan kenikmatan yang belum pernah kamu rasakan sebelumnya" bisik Gerald tepat ditelinga sang istri yang sudah tidak bisa menahan mulutnya sendiri untuk tidak mengeluarkan suara laknat.

malam yang panjang telah keduanya lewati, Gerald menepati janjinya memberikan kenikmatan yang tidak pernah Celine rasakan, ini pengalaman pertamanya melakukan hubungan suami istri, meskipun sudah umum di negaranya untuk melakukan ONS, namun Celine tidak pernah melakukannya.

Gerald melirik seprai yang sudah berantakan akibat ulahnya dan Celine, ada senyum bangga di wajahnya karena dia orang pertama yang mengambil mahkota istrinya setelah melihat ada bercak merah, ternyata untuk menjebol kan selaput milik Celine tidak semudah dia melakukannya dengan Elena yang memang perempuan itu sudah tidak perawan lagi ketika bersamanya.

“Semoga saja besok kau langsung hamil, karena aku tidak melakukannya sekali tapi berkali-kali, jika semua benih ku jadi, apa perutmu akan muat, pasti mereka akan tumbuh lebih dari sepuluh" Gumamnya, dia memang bos mafia, dan suka meniduri wanita pilihan, dan selalu menggunakan pengaman begitu juga ketika dengan Elena, karena sepengetahuannya jika melakukan sekali tanpa pengaman bisa langsung hamil. bodoh bukan Gerald ini jika berpikir seperti itu.

Gerald terus memandangi tubuh istrinya yang kacau dan tak sadarkan diri karena ulahnya, sudah bisa dipastikan besok pagi Celine tidak akan bisa berjalan, Gerald terkekeh membayangkan wajah murka Celine.

“Ah, sial kenapa aku memikirkan mu, kau selalu saja melawan ku, jika si tua bangka yang menyebalkan itu tidak ikut campur urusanku dan membebaskan Daddy mu, mungkin sekarang kamu masih menjadi kelinci kecil yang menggemaskan, namun sekarang kau sudah seperti singa lapar ketika melawanku"

**

Terimakasih yang sudah mau mampir, jangan lupa like ya biar tambah semangat.