NovelToon NovelToon
Our Love Journey

Our Love Journey

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:627
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Membahagiakan memiliki sahabat yang baik dan seorang crush yang sangat perhatian. Tapi dibalik itu semua, perjalanan cinta tak selalu bahagia. Masa lalu yang belum usai menjadi ujian disaat mereka memutuskan ke jenjang yang serius.
Masa lalu yang hadir diantara mereka, juga cobaan yang silih berganti. Akankah mereka bisa mengatasi dan melaluinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

"Naja!" suara Lea terdengar, Verlie segera menjaga jarak dengan Naja.

"Lea, ada apa?" tanya Naja.

"Aku mencarimu! ternyata kamu di sini. Aku lapar, kita makan di luar yuk!" ajak Lea sambil bergelayut manja pada lengan Naja.

"Kita semua makan di luar," ucap Naja. Wajah Lea sedikit cemberut.

"Baiklah, aku segera bersiap," ia segera turun tanpa melihat ke arah Verlie.

"Kamu bersiap juga, kita semua pergi," perintah Naja pada Verlie.

"Tidak usah, aku dan dua temanmu sudah membuat pizza," ucap Verlie.

"Baiklah, tidak ada acara makan di luar. Kita semua akan menikmati pizza buatanmu," ucap Naja memutuskan. Verlie dengan sedikit panik melambaikan tangannya.

"Tidak usah begitu! Kamu pergilah dengan Lea!" ucap Verlie sambil mendorong tubuh Naja keluar.

"Aku tidak akan pergi jika salah satu dari kita tidak pergi," putus Naja.

"Baiklah! Aku akan memberitahu Kefin dan Jimy," kata Verlie. Naja tersenyum senang mendengarnya.

Setelah memberitahu kedua teman Naja, Verlie segera ke kamar dan membersihkan diri. Lalu mengganti pakaiannya dengan kaus berwarna hitam dilapisi kemeja yang sedikit kebesaran dan celana jeans andalannya. Ia juga menggerai rambutnya lalu memakai sebuah topi.

"Ayo!" Kefin menggandeng Verlie saat gadis itu keluar kamar.

"Apa tidak apa-apa kita ikut?" tanya Verlie pelan.

"Kamu mau membiarkan Naja dan Lea makan berdua?" balas Kefin sambil berbisik.

"Isssh... Biarkan saja kalau begitu!" ucap Verlie sambil memukul bahu Kefin.

"Apanya yang biarkan?" tanya Naja tepat di belakang mereka.

"Tidak ada, hanya membahas soal nyamuk!" jawab Kefin sambil terkekeh.

"Kamu tidak berubah Kef! Dan selalu menyebalkan!" ucap Lea dari belakang mereka, ia juga menggandeng lengan Naja.

"Begitukah?" jawab Kefin santai. Lea tak menggubrisnya.

Mereka memilih salah satu tempat makan yang menyediakan aneka makanan laut.

"Nih buatmu!" Naja memberikan udang yang sudah dikupas ke piring Verlie dihadapannya.

"Tidak usah! Aku bisa..." ucap Verlie.

"Tolong kupaskan," pinta Lea pada Naja. Naja meraih udang dan mengupasnya untuk Lea.

"Nih!" Kefin memberikan beberapa udangnya yang sudah dikupas.

"Tidak usah!" kata Verlie.

"Aku lelah mengupasnya, ayo suapi aku," ucap Kefin dengan santai. Dengan sedikit cemberut, Verlie meraih sendok Kefin dan menyuapi pria itu.

"Aku juga!" Jimy ikutan.

"Nooooo!" ucap Verlie.

"Canda sayang, canda," Jimy terkekeh melihat wajah Verlie yang menekuk.

"Sebentar!" ucap Lea mengalihkan perhatian semua orang, mereka serempak menoleh ke arah Lea. Dengan gerakan perlahan ia mengelap sudut bibir Naja. Serempak juga Kefin, Jimy dan Verlie melengos.

Verlie berusaha untuk terlihat biasa saja di hadapan semua temannya. Padahal jauh di hatinya terasa sakit melihat bagaimana perhatiannya Lea pada Naja. Lea paket sempurna untuk Naja. Cantik, manja, perhatian. Berbeda dengan Verlie yang cenderung sedikit cuek dan mandiri.

"Sepertinya aku juga harus mencari pasangan," ucap Jimy.

"Betul, aku setuju. Cari yang sesuai dengan kita,"ucap Lea melirik Verlie. Verlie memainkan sendok di piringnya. Ia tahu secara terang-terangan Lea tak menyukainya. Dan menurut Lea, level Verlie bukanlah setara dengan mereka yang memang orang kaya.

"Mau es krim?" tanya Kefin pada Verlie.

"Tidak! Aku sudah kenyang," jawab Verlie yang memang sudah kehilangan selera makan. Tapi Kefin dan Jimy tetap memesan untuk mereka semua.

"Katanya kamu sudah kenyang!" ucap Lea yang meraih gelas es krim milik Verlie. Ia tersenyum mengejek.

"Makanlah! Aku memang sudah kenyang," jawab Verlie. Lea mencebik kesal.

"Cicip sedikit!" kata Jimy yang menyuap sesendok untuk Verlie. Verlie menggeleng menolak tapi dipaksa Jimy. Hal itu semakin membuat Lea kesal.

"Setelah ini antarkan aku pulang ya," bisik Verlie pada Kefin.

"Setelah ini kita nonton saja," ucap Kefin. Verlie menggeleng.

"Aku ada tugas yang harus diselesaikan. Besok dikumpul," ucap Verlie, sebenarnya itu hanya alasan agar ia tak bertemu dengan Lea. Ia berniat kembali ke kos nya.

"Nanti kubantu," ucap Jimy.

"Aku tidak percaya!" ucap Verlie.

"Dia bisa. Serahkan pada Jimy. Kami berdua akan membantu," ucap Kefin. Jimy mengangguk penuh semangat.

"Kamu juga bisa memakai ruang perpustakaan atas," ucap Naja.

"Tapi...."

"Tidak ada penolakan! Kamu menginap saja di rumah. Besok kita sekalian jalan, aku ada urusan searah dengan kampusmu," ucap Naja memaksa. Verlie hanya diam menatap Kefin dan Jimy. Keduanya mengangguk tanda setuju. Verlie tak berani untuk sekedar melirik ke arah Lea. Sudah bisa dipastikan tatapannya sudah sama seperti tatapan pembunuh berdarah dingin.

Setelah makan mereka pergi ke bioskop. Sepanjang perjalanan yang mendominasi pembicaraan hanyalah Lea yang duduk di kursi depan dengan Naja yang menyetir di sampingnya. Sementara itu ketiga orang lainnya menyibukkan diri dengan memainkan ponsel masing-masing.

"Aku ke toilet dulu!" ucap Verlie saat mereka akan mengantri tiket masuk.

"Aku temani!" ucap Kefin, membuat mata beberapa orang menatapnya sambil tersenyum. Ia memgejar Verlie, tapi sayang Verlie sudah lebih dahulu masuk ke toilet.

Verlie sengaja berlama-lama di toilet. Ia sudah selesai tapi masih sengaja keluar dengan lambat agar yang lain masuk ke bioskop dan dia bisa pergi ke tempat lain. Sayang rencananya gagal, Kefin meneleponnya bahwa ia sudah menunggu Verlie di depan toilet.

"Kenapa menyusulku?" tanya Verlie setelah keluar dari toilet.

"Daripada aku menunggumu di depan Naja dan Lea, itu lebih mengerikan," ucap Kefin.

"Payah!" kata Verlie. Lalu mereka berdua berlalu dari sana dan memutuskan untuk pergi ke pusat permainan dibandingkan kembali ke bioskop.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Kefin saat mereka melambungkan basket agar masuk ke keranjang. Saat ini mereka berdua sudah di pusat permainan.

"Biasa saja!" ucap Verlie sambil melambungkan bolanya tapi sayang bolanya tidak masuk ring.

"Kamu tidak cemburu?" tanya Kefin.

"Hahaha kenapa harus cemburu? Cemburu ke siapa?" tanya Verlie, kali ini bolanya masuk ring. Menciptakan poin-poin di layar.

"Lea," jawab Kefin singkat.

"Kenapa aku harus cemburu dengannya?" tanya Verlie.

"Karena kedekatannya," ucap Kefin

"Kita sudah pernah bahas ini Kef!" ucap Verlie.

"Hanya memastikan, aku melihat bagaimana sikap Lea semakin membuatku kesal," ucap Kefin. Ia terus-terusan mencetak poin.

"Kenapa? Dia cantik, dia imut, dia paket lengkap kriteria seorang pacar," ucap Verlie.

"Tapi sikap yang dibuat-buatnya membuatku kesal,"

"Kenapa kamu yang kesal? Dia tidak mengganggu siapapun," ucap Verlie. Kefin mencetak gol di detik terakhir lalu menatap Verlie.

"Hmmmm... Kamu tidak terganggu?" tanya Kefin.

"Tidak sama sekali!" jawab Verlie cepat.

"Kamu dan Naja sama saja," ucap Kefin.

"Apanya yang sama?" tanya Verlie.

"Keras kepala!" ucap Kefin sambil mengacak rambut Verlie.

"Hei! Awas kau ya!" ucap Verlie kesal dan mengejar Kefin yang berlari menjauh.

Di tempat ramai berlarian adalah ide yang buruk. Verlie menabrak anak kecil hingga ia terjatuh dan menangis. Verlie bingung bagaimana mendiamkan gadis kecil itu. Tangisannya semakin kencang, tapi perhatian semua orang tertuju pada permainan jadi tak terlalu terganggu dengan suara tangisan.

"Sakit hmmmm? Yang mana?"

Seketika tangisan anak kecil itu terhenti mendengar suara seseorang.

Bersambung

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!