Transmigrasi Ke Dunia Lain

Apa itu bertahan hidup ? Pasti banyak orang yang mengartikan kata tersebut sebagai hidup lebih lama, atau juga melakukan tindakan agar hidupnya selamat dan lolos dari bencana sehingga bisa hidup lebih lama. Biasanya orang yang ingin bertahan hidup akan melakukan apapun agar terus bertahan bila ada sebuah kejadian yang mengancam nyawanya.

Seperti yang sedang dilakukan oleh Dika saat ini, dirinya terus berlari tanpa henti. Dirinya berlari sekuat tenaga agar bisa terus bertahan hidup dari ancaman monster ular yang terus mengejarnya. Yang awalnya tenaga serta energi mananya sudah terkuras banyak, kini dirinya masih mampu berlari, bahkan si monster juga tak bisa mendekat.

Kini dirinya kembali masuk ke lantai 5. Dengan kegigihannya, dia hanya berfikir untuk terus kabur sejauh mungkin tak peduli ke arah mana yang ia tuju. Sungguh aneh sekali, karena dirinya masih mampu terus berlari meski tenaga dan energi mananya sudah menipis, Apakah itu sebuah keajaiban ? Keberuntungan ?

Apakah ada yang tahu apa itu adrenalin . Adrenalin salah satu hormon yang diproduksi oleh tubuh manusia. Hormon adrenalin merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal dan otak. Tubuh melepaskan hormon ini saat merasa stres, depresi, takut, bersemangat, atau dalam situasi stres dan berbahaya.

Adrenalin akan membawa sejumlah perubahan pada tubuh, termasuk detak jantung yang lebih cepat dan pernapasan paru-paru yang lebih efisien. Ini menyebabkan pembuluh darah mengirim lebih banyak darah ke otak dan otot, meningkatkan tekanan darah, membuat otak lebih waspada, dan meningkatkan gula darah untuk memberi seseorang energi. Pupil juga akan melebar dan akan berkeringat selama pengalaman.

Karena inilah seseorang dapat terus berlari atau bertarung, bahkan jika di terluka. Itu membuat dia lebih kuat dan memungkinkan dia tampil lebih baik. Respons ini menyebabkan saluran udara melebar untuk mengantarkan oksigen yang dibutuhkan ke otot untuk melawan bahaya atau melarikan diri.

Itulah yang saat ink Dika alami, meski begitu dirinya tak menyadari kalau ketakutan berlebihannya telah memicu adrenalin pada dirinya merespon. Ditambah dirinya hanya terus berlari agar bisa hidup lebih, tentu saja karena dirinya masih muda, setidaknya di bisa merasakan indah atau nikmatnya surga dunia.

Braak....!!

Sungguh sial, karena kakinya tersandung sebuah batu kecil, dan itu membuatnya terjatuh. Bahkan tas besar yang berisikan inti monster yang ia kumpulkan terlepas karena robek. Tak ingin berhenti, dengan nafas yang tak terkontrol dengan baik, ia harus bangkit.

Baru saja berdiri dan berbalik, remaja itu langsung membeku, karena sosok monster ular yang mengejarnya tengah menatap dirinya dan lebih tepatnya kepala monster ini berada di depan Dika. Kedua mata monster yang memerah yang terus menatap tajam ke arahnya, remaja itu terjatuh duduk, perasaannya tercampur aduk.

Disamping itu, Dika tak menyadari kalau jantungnya berdetak lebih cepat, bahkan nafasnya memburu. Monster ular itu yang ada di depannya berdesis dan perlahan menarik kepalanya, dia langsung melesat memajukan kepalanya sambil membuka mulutnya lebar-lebar.

Braakk...!!

Bukannya berhasil menangkap dan memakan remaja itu, sang monster malah tengah membuang tanah yang mengisi rongga mulutnya. Ya, monster itu gagal karena di detik-detik terakhir Dika berhasil menghindar.

"Aaaagghhhh...!!"

Suara teriakan dari remaja itu yang sedang berlari lagi, sudah bisa ditebak, siapa dia. "Dasar monster sialan, begini-begini juga ingin hiduuupppp...!!" ucapnya sambil berteriak.

Rasa kesal, marah, sedih, semuanya tercampur menjadi satu. Dika memang bisa berkelahi dan melakukan beberapa teknik bela diri. Tapi kondisi saat ini tidak berpihak padanya, karena harus bertahan hidup dari ancaman monster ular yang kini kembali mengejarnya.

"Sialan kau otak otot...!! Kalau aku selamat, aku membuatmu menyesal...!!" Benar-benar keterlaluan menurutnya, karena ulah si tanker sebelumnya, dirinya menjadi sial.

Brakk...!!

Tiba-tiba sebuah hantaman berhasil mengenainya, dan itu membuat Dika terpental, dan menabrak dinding. Kini ia tengah tergeletak dengan posisi tengkurap, entah bagaimana caranya ular itu berhasil mempersempit jarak dan menghantamnya dengan menggunakan ekornya.

Dengan perlahan Dika membenarkan posisinya, kini ia tengah duduk dan bersandar di tembok dengan kondisi berantakan. Kedua matanya sayu, darah keluar dari kedua sudut bibirnya, tangan kirinya patah. Dan sekarang jantungnya pun kembali berdetak cepat ketika monster ular itu mendekat dengan perlahan.

"Sungguh sial nasibku ya. Sudah dipindahin ke dunia lain, gagal masuk akademi, dan sekarang akan mati sebagai petualang yang menyedihkan." gumamnya.

Ular itu menatap tajam ke arahnya, dia kembali menarik kepalanya mundur dan sedikit ke atas. Melihat itu, Dika hanya bisa mengarahkan tangan kanannya, ia tersenyum kecil karena setelah di pikir-pikir kembali, dirinya tak pernah menggunakan sihir selama ini. Terakhir ia menggunakan sihir saat latihannya bersama Arc di desa.

Tak bisa mengucap apapun karena rasa lelahnya, tapi jantungnya semakin cepat, nafasnya memburu. Dirinya hanya bisa memejamkan kedua matanya sambil membayangkan sebuah bola api. Ya, salah satu jenis sihir yang ia kuasai.

Masih menutup kedua matanya, ia tak melihat monster ular itu melesat kelapanya dengan cepat, kedua mulutnya terbuka lebar-lebar. Wussss.....!! Sebuah cahaya berwarna putih muncul di telapak tangan remaja itu dan langsung meluncur ke arah ular itu sangat cepat.

Boomm...!!

Monster ular pun terdiam, dia tak bergerak, akan tetapi kepalanya sudah tak ada, tepatnya hancur lebur, dan hanya tersisa tubuhnya saja, setelahnya pun jatuh ke tanah. Dengan darah hitamnya yang keluar banyak dari tubuhnya yang telah tak bernyawa. Lalu pandangan Dika perlahan memudar, ia pun pingsan dan tak sadarkan diri.

Hari telah pagi, sinar matahari perlahan menyinari permukaan. Terlihat keempat petualang tengah duduk di dekat gua dungeon, mereka yang tak lain party Harimau Hitam, mereka tengah beristirahat sambil menunggu sosok remaja yang masih tak sadarkan diri.

"Ini sudah pagi, dia masih belum membuka matanya ?" ucap sang ketua party bertanya.

Sang penyihir dan support menggelengkan kepalanya, salah satu dari mereka pun menjawab. "Dia masih tak sadarkan diri karena hampir kehabisan energi mana."

Lalu si assassin berkata. "Apa kau yakin dia yang telah membunuh monster ularnya ?"

Ksatria pedang menjawab. "Jujur saja, aku juga tak begitu yakin, tapi melihat dia tak sadarkan diri dekat mayat monster besar itu, aku menduga kalau dia yang telah membunuhnya, karena tak ada siapapun selain dirinya."

Sedangkan si penyihir yang mendengarnya menganggukkan kepalanya. Pasalnya ketika ksatria pedang dan rekan penyihirnya datang, mereka hanya melihat remaja ini sudah tergeletak tak sadarkan diri bersama monster ular yang sebelumnya mengancam mereka. Parahnya monster itu hanya tersisa tubuhnya tanpa kepalanya.

Rekan penyihirnya menganalisa kalau monster ular itu dibunuh oleh sihir serangan tingkat tinggi yang kemungkinan di tingkat raja atau kaisar. Entah harus percaya atau tidak, mereka belum bisa memutuskan kecuali mendapat jawaban dari remaja ini setelah bangun dari pingsannya.