Grace Jacorey, seorang editor di salah satu perusahaan media di California. Karena kecerobohannya bersama temannya membawanya ke dalam sebuah masalah. Ia dipertemukan dengan salah satu keturunan Walton, seorang pria tampan dan kaya raya. Sejak pertemuan itu, Grace merasakan jantungnya berdebar saat berada di dekat pria itu. Mungkinkah ia jatuh hati pada Pria itu? Akankah pria itu memiliki perasaan yang sama dengan Grace?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6: Ulang Tahun
Jena memasang topi ulang tahun kerucut di kepala Grace. Sementara itu Bella memasang lilin di atas cake ulang tahun.
"Happy birthday Grace," ucap ketiganya. Alena meniup trompet kecil untuk memeriahkan acara. Bahkan mereka belum membayar kue ulang tahun itu sama sekali.
Ketiga sahabat Grace menyayikan lagu happy birthday dengan sangat cepa seperti sedang di kejar-kejar. Entah dari mana Jena mendapat keroncong ditangannya. Grace hanya terkekeh. Alena meniup terompet mini ditangannya. Entahlah, Grace tidak tahu konsep ulang tahun seperti apa yang sedang mereka lakukan. Ketiga sahabatnya memang aneh.
"Ayo tiup lilinnya Grace," timpal Bella. Grace lalu memejamkan matanya dan berdoa sebelum ia meniup lilin di depannya.
Bella mengambil kue ulang tahun di tangan Grace, "kami pesan yang ini," ucap Bella menyerahkan cake itu pada pegawai toko.
"Thanks guys..." kata Grace tertawa.
"C'mon guys," ajak Bella dari kasir.
"Jadi kita makan malam dimana?" timpal Alena setelah keempatnya keluar dari toko kue.
"Yang dekat-dekat saja. Aku tidak tahan lagi," timpal Jena yang memang sudah kelaparan.
"Ikuti aku," kata Grace.
"Aku naik mobil Grace saja. Dia sendirian," kata Alena. Bella mengangguk.
Setibanya di depan restoran. Ketiga teman Grace seolah tak percaya. Grace mengajak mereka makan malam di restoran mewah.
"Grace, kamu serius kan?" Jena menatap Grace seolah meminta penjelasan.
"Guys, cari tempat yang lebih murah saja ya. Aku tidak ingin kehilangan 1000 Dollar hanya untuk makan di sini," timpal Alena. Ia sedang berhemat. Alena menjadi tulang punggung di keluarganya. Ayahnya sudah meninggal dan dia harus membiayai sekolah adiknya. Ibunya juga tidak bisa kelelahan karena sakit.
"Sstttt.... aku yang traktir. Tenang saja. Ayo.." ajak Grace menarik tangan Alena.
"Kamu serius Grace. Kita cari restoran lain saja ya. Kami tidak ingin memberatkan mu," ujar Jena berjalan di samping Grace.
"Oh Jena.. C'mon.. aku tidak merasa dibebani. Aku serius. Apa kalian tahu, aku meminta uang saat keluargaku menawarkan kado yang kuinginkan di ulang tahunku," ujar Grace tertawa ringan.
"Ku pikir hanya aku yang seperti itu," ucap Bella. Mereka lalu tertawa bersama.
Masuk ke dalam restoran, mereka disambut dengan instrumen musik klasik yang dimainkan oleh seorang pianis di sudut ruangan. Cahaya lampu warm night menaungi seluruh penjuru ruangan itu.
"Tau begini, aku tidak akan memakai kostum seperti ini," ucap Jane menatap ke bawah, melihat pakaian yang dikenakannya. Hanya celana jeans dan kemeja. Mereka berjalan mengikuti waiter yang akan melayani mereka.
"Aku juga. Tapi abaikan saja. Kau tahu apa di pikiranku sekarang? Bertemu dengan selebritis terkenal, lalu mengambil fotonya," Bella.
"Ck.. kita kesini makan bukan untuk bekerja," bisik Grace duduk di kursinya.
"Sambil menyelam minum air Grace," balas Jena.
"Hadeh...." Grace hanya pasrah saja dengan kelakuan kedua orang itu.
Keempat wanita itu lalu memesan makanan untuk mereka. Menunggu makanan datang, Bella dan Jena sibuk mengamati ruangan itu.
Tak lama kemudian pesanan mereka tiba. Dua orang waiter menata makanan di meja.
"Thanks," kata Jena mengambil alih pisau dan sendok dari tangan waiters saat steak miliknya dipotong. Maklum saja, dia sudah kelaparan.
"Selamat makan guys," kata Jena mula menikmati makanannya.
"Dasar Jena.." kekeh Alena.
Makan malam keempat wanita itu diisi dengan perbincangan hangat.
"Tidak ada target," ucap Jena.
"Hmm.." balas Bella.
"Daripada kalian sibuk mencari bahan gosip, sebaiknya kita berfoto dulu. Kita lupa mengambil foto bersama saat di toko kue," kata Grace mengambil ponselnya.
"Astaga... bagaimana bisa kita melupakannya. Guys ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus berfoto sekarang juga," Jena menepuk keningnya.
"Ayo merapat guys, biar aku yang mengambilnya," kata Jena mencari kamera di layar ponselnya dan mengambil beberapa foto mereka.
"OMG..." Jena membulatkan kedua matanya dan mematikan kameranya.
"Kenapa Jen.." ujar Alena.
"Apa itu Monica selebritis terkenal itu?"
Seketika mereka mengikuti arah tatapan mata Jena.
"Bukankah dia baru putus dengan kenan si aktor tampan bak dewa yunani itu?" Jena menatap Bella.
Keduanya lalu tersenyum bersama. Sepertinya mereka punya pemikiran yang sama.
"Ini akan menjadi topik hangat Jen. Monica sedang makan malam dengan seorang pria setelah putus dengan Kenan," kata Bella mengeluarkan ponselnya lalu mengambil beberapa foto.
"Ku harap kalian tidak menulis berita yang aneh-aneh di artikel kalian. Ini akan mempengaruhi perusahaan kita," timpal Grace.
"Tenang saja Grace," kata Bella.
"Aku ke toilet dulu," ucap Grace berdiri.
"Tunggu Grace, aku ikut..." Alena bangkit dari kursinya.
"Thanks Grace sudah mentraktir kami," kata Alena merangkul lengan Grace. Di antara mereka berempat, dirinyalah paling miskin. Ketiga sahabatnya memiliki ekonomi yang stabil. Kedua orang tua Bella misalnya, mereka berprofesi sebagai dokter.
"Your welcome bestie..." balas Grace.
buru" amat selesainya..masih ada gak jelas loh. si kaka Grace alasan mereka dulu putus apaan tiba" aja menikah....orang tua Kendrick tanpa dialog langsung rujuk...si felip sat set langsung menikah..gak seru banget dehhhh..ini lagi extra part-nya ngegantung amat..info kek lanjut apa kagak.. di kasih Lebel aja END padahal novel lain biar sudah label END tapi extra part-nya masih lanjut. na ini baru dia..kata selesai di akhir cerita pun kagak ada..jadi gak salahkan gw berharap lanjut😌