Kesetiaan

"Vira, sampai saat ini aku tak bisa menghilangkan rasaku buat kamu. Meski aku telah berusaha," ungkap Jonathan.

"Kak," Vira menggeleng lemah.

Vira insecure dengan status nya saat ini. Apalagi disandingkan dengan Jonathan, Vira merasa tak sepadan.

"Ingin aku menjauh, tapi aku tak bisa Vira," kata Jonathan saat mobil terus berjalan.

.

Pagi tadi, Jonathan berniat menemui papa Alex.

Jonathan hendak mengatakan jika dirinya telah memikirkan masak-masak tentang perjodohan dirinya dengan Angel. Jonathan tetap menolak acara yang akan diadakan pada akhir bulan ini.

Sebulan terakhir Jonathan tak sekalipun menemui Vira, agar sang papa tak melaksanakan niatnya untuk mengintimidasi Vira.

Belum kesampaian, Jonathan mendengar papa Alex sedang berbicara dengan seseorang melalui sambungan telpon.

Papa Alex memerintahkan direktur rumah sakit untuk memanggil Vira dan memaksanya berhenti secara sepihak.

"Jangan lupa kau kasih pesangon. Kalau perlu suruh wanita itu pergi jauh dan menghilang dari depan putraku," kata papa Alex, seperti yang didengar oleh Jonathan.

"Aku diam pun ternyata papa tetap ingkar," Jonathan balik kanan dan berjalan menuju lift.

Melihat Vira, entah alasan apa yang ada dalam diri Jonathan. Jonathan selalu ingin melindungi wanita cantik itu.

Jika melihat Vira, Jonathan selalu teringat gadis kecil tetangganya dulu yang kabarnya telah meninggal.

Jonathan membawa mobil menuju rumah sakit.

Jonathan mengira pasti anak buah papa Alex telah bergerak untuk melakukan sesuatu terhadap wanita itu.

Dan benar, sampai di rumah sakit. Puluhan anak buah papa Alex stanby di sana.

"Bisa-bisanya papa melakukan ini," gumam Jonathan gusar.

Jonathan menggaruk rambutnya kasar. Kesal dengan tindakan papa Alex. Padahal Vira hanyalah seorang wanita biasa yang tak ada apa-apanya dibanding dengan keluarga Alexander.

Jonathan melihat Vira berjalan gontai menuju parkiran rumah sakit.

Tak perlu menunggu lama, Jonathan menggandeng lengan Vira dengan atribut penyamaran seperti biasa.

Jonathan tak begitu yakin. Bisa saja anak buah papa Alex sengaja membiarkan Jonathan pergi dari area rumah sakit.

Dan disinilah Jonathan sekarang. Berada semobil dengan Vira, di mana Vira beberapa kali memintanya untuk menurunkannya.

.

"Kak Jo, turunkan aku," pinta ulang Vira.

"Vira, aku ingin menjagamu," tandas Jonathan.

"Kak, kita tak ada hubungan apapun. Dan satu yang pasti, aku tak ingin menjadi penghalang kak Jo tunangan," seru Vira.

Jonathan menghentikan mobil dengan menginjak rem mendadak.

"Ada apa?" tanya Vira yang kaget.

"Siapa yang bilang aku tunangan?" tanya balik Jonathan.

"Issshhh, semua juga tahu kak. Pertunangan kak Jo muncul di tivi dan sosmed," jawab Vira ngasal, karena Vira sendiri baru tahu gosip itu pagi tadi dan itupun dengar dari si Vano.

"Asal kamu tahu Vira. Sudah aku tolak pertunangan itu," imbuh Jonathan. Paksaan tuan dan nyonya Alex tak membuat Jonathan bergeming dan merubah keputusannya. Hari ini mungkin puncak kesabaran tuan Alex. Hingga membuatnya mengambil keputusan untuk mengeluarkan Vira dari rumah sakit agar menjauh dengan sang putra.

Vira diam dan tak kepo dengan urusan pribadi pria disampingnya.

Perpisahan dengan Teddy menjadi trauma sendiri bagi Vira untuk membuka hati.

Ponsel Vira berdering, memecah keheningan mereka berdua.

"Halo Nyonya, mohon maaf. Kami ingin menginfokan jika Celly dan Cello telah dijemput oleh tuan Teddy," beritahu suster yang ada di tempat penitipan.

"Tuan Teddy bilang kalau anda tak bisa menjemput karena sibuk kerja. Maka dari itu kami mengijinkan," lanjutnya.

Vira tertegun dan tak bisa berkata-kata.

Vira mengusap muka dan menahan agar air mata nya tak terjatuh lagi.

Terlalu capek menangisi perpisahan dengan Teddy, membuat Vira ingin tegar. Tapi apalah daya, seharian ini pukulan berat diterimanya.

"Ada apa?" Jonathan menatap Vira.

"Celly dan Cello dibawa Teddy," kata Vira lirih.

Jonathan memberanikan diri menggenggam tangan Vira untuk menguatkan meski tak ada sepatah kata yang terucap.

Air mata yang ditahan akhirnya luruh tak terbendung.

Jonathan menunggu sampai Vira tenang.

"Sebaiknya kamu hubungi Teddy, kali aja Teddy kangen sama anaknya," hibur Jonathan.

"Weekend barusan ketemu," tukas Vira.

Sebulan ini Vira tak membatasi akses Teddy untuk bertemu kedua anaknya.

"Aku kira setelah ketuk palu masalah selesai. Ternyata bertambah berat aja," keluh Vira karena merasa berat dengan beban masalah yang ditanggungnya sendiri.

"Bilang aja padaku, kali aja aku bisa bantu," tukas Jonathan.

Vira menggeleng.

"Kak, tolong anterin aku ke rumah," pinta Vira.

"Rumah mana nih?" canda Jonathan agar Vira tak terusan bersedih.

"Kali aja selama sebulan ini kamu pindah rumah," lanjut Jonathan dengan candaannya.

"Aku mau ke rumah aku kak, jemput twins," seru Vira.

"Hhhmmm aku anterin deh. Meski harus ketemu dengan mantan kamu itu," ucap Jonathan dengan nada jealous.

Vira terkekeh melihat ekspresi Jonathan.

"Nah, gitu dong. Kamu cantik kalau senyum," puji Jonathan.

"Tapi mampir dulu ke rumah orang tua aku dulu Kak," tukas Vira.

"Siap tuan putri," imbuh Jonathan dengan canda.

Jonathan berniat untuk memperjuangkan Vira, janda dengan anak dua. Meski mendapat penolakan dari orang tuanya.

Jonathan merasa yakin dengan Vira.

Pede kali si Jonathan, padahal belum tentu Vira mau menerimanya.

Yang penting usaha ya Jo, bisik author.

Vira turun di pelataran depan rumahnya yang luas.

"Loh, mana cucuku?" sambut ibu.

"Sama ayahnya bu," kata Vira.

Sampai detik ini, Vira belum bisa mengatakan apa yang terjadi sebenarnya.

"Kamu datang sama siapa?" tanya ibu yang melihat mobil asing terparkir di halaman.

"Oh itu. Teman Vira bu," jelas Vira menimpali.

"Laki apa perempuan?" telisik ibu penuh tanda tanya.

Kedua orang tua Vira menjunjung tinggi adab sopan santun dalam berteman jika telah menikah.

"Laki," jawab Vira, membuat ibu melotot kepada Vira.

"Vira,"

"Tenang bu. Dia itu dokter Jo, kepala shift Vira," jelas Vira.

Maaf aku berbohong bu, ucap Vira dalam hati.

"Meski rekan kerja, kamu tak boleh begitu Vira. Jaga perasaan suami kamu," nasehat ibu. Vira hanya mengangguk.

Sejatinya, Vira hanya ingin mengambil baju ganti sebelum menjemput twins.

Vira masuk ke dalam rumah.

Tepat saat itu Jonathan turun dan menghampiri ibu Vira untuk menyapa.

Tatapan wanita setengah baya itu sangat tajam, hingga membuat Jonathan berasa dikuliti.

"Selamat siang nyonya," sapa Jonathan ramah.

"Siang," jawab ibu Vira ketus.

"Meski anda seorang dokter, tak pantas sekiranya anda pergi berdua dengan seorang wanita yang telah bersuami," lanjut ibu Vira tegas.

"Apa Vira tak mengatakan status baru pada orang tuanya?" batin Jonathan.

"Entahlah. Pasti dia ada alasan sendiri kenapa tak mengatakan," Jonathan tak ingin memberi penghakiman atas keputusan Vira.

"Maaf bu, tadi kebetulan ada tugas luar. Jadi sekalian Vira aku ajak. Hemat bensin," Jonathan memberikan alasan.

"Buuuu......," teriak Vira dari dalam, membuat kedua orang yang saling menatap tajam itu terhenyak.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻