Ardian Herlambang duda tampan yang tak memiliki keinginan untuk menikah lagi setelah sang istri meninggal harus berurusan dengan gadis yang selama ini selalu dihindarinya.
Kinanti Maheswari, dokter cantik yang selama ini selalu menatap satu pria di dalam hidupnya. Rasa cintanya yang besar membuatnya tak bisa berpaling dari Ardi, walaupun berkali-kali lelaki itu mematahkan hatinya.
Hingga akhirnya sebuah kesalahpahaman membuat Ardi terang-terangan membenci Kinanti dan mengucapkan kata-kata yang sangat menyakiti hati gadis itu. Hingga akhirnya Kinan memutuskan untuk benar-benar pergi.
"Jangan pernah menghubungiku hanya karena merasa bersalah, semua yang kamu ucapkan benar. Aku bukan siapa-siapa, hanya parasit yang menumpang hidup di tengah-tengah keluarga kalian." ucap Kinan pada Ardi sebelum berlalu menuju calon suami yang sudah menunggunya.
Akankah Ardi menyadari perasaannya setelah kehilangan Kinanti? Bagaimana kehidupan Kinanti bersama lelaki yang tak pernah bisa dicintainya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacaran, Yuk
Kinan baru saja hendak keluar dari tempat prakteknya saat sebuah pesan masuk.
Bian ternyata sudah menunggunya di parkiran dan akan mengantar Kinan pulang.
Kinan pun berjalan dengan cepat agar segera sampai di parkiran.
Benar saja di sana sudah ada laki-laki ganteng yang sedang bersandar sambil bersedekap di pintu mobilnya.
Jika dijadikan model, Bian pasti akan sangat populer. Tubuhnya yang tinggi dengan paras rupawan tentu akan menghipnotis.para kaum hawa.
Namun anehnya, Kinan tak merasakan hal itu. Di mata Kinan, Bian terlihat biasa saja. Berbeda dengan Ardi yang hanya menggunakan pakaian cuci kering pakai dan motor matic lamanya namun terlihat keren di mata Kinan.
"Hallo, dok. Hari ini aku mau konsultasi khusus dengan dokter, bisa?" tanya Bian.
"Melihat kendaraan yang kamu pakai, saya akan memberikan tarif cukup mahal setiap per jamnya." kata Kinan menahan diri untuk tak tertawa.
"Dokter ini pintar sekali memanfaatkan situasi. Tapi tak masalah, karena setiap jam bersama dokter rasanya sangat berharga untuk saya." kata Bian sambil membuka pintu mobilnya untuk Kinan.
Dia pun membungkukkan badannya sedikit dengan gaya dilebih-lebihkan.
"Silahkan naik, tuan putri. Kita akan pergi mencari makan, pasti anda sudah sangat kelaparan saat ini." kata Bian.
Tawa Kinan pun pecah, gaya Bian yang berlebihan seperti ini membuatnya tertawa. Bian selalu saja membuat suasana hati Kinan menjadi lebih baik. Sebagai teman, Bian juga pendengar yang baik.
Seandainya saja, mereka bisa menghapus nama lain di hati mereka sudah pasti Bian dan Kinan sangat cocok menjadi pasangan.
Mereka memiliki nasib yang sama, cinta bertepuk sebelah tangan.
Bian mencintai seseorang wanita bernama Nana yang merupakan teman satu kampusnya. Bian yang sangat bucin pada Nana bahkan rela melakukan apapun demi gadis itu.
Namun, semuanya pupus ketika Nana malah memilih menerima pinangan Noval, sahabat baik Bian.
Noval memang jauh lebih mapan darinya saat itu. Orang tua Noval memiliki usaha ekspedisi yang cukup besar dan Noval sendiri adalah anak tunggal.
Berbeda dengan Bian, yang memulai semuanya dari nol. Ditambah lagi almarhum ayah Bian hanyalah pensiunan PNS dan masih memiliki dua adik yang masih kuliah.
Walaupun sang kakak sudah menikah, tapi Bian tak pernah mau sang kakak ikut repot menanggung hidup ibu dan adik-adiknya.
Bagi Bian sebagai anak laki-laki tertua justru dia yang harus menanggung hidup keluarganya. Bian adalah lelaki baik dan bertanggung jawab.
Namun, Kinan tak bisa menerima Bian menjadi pasangan hidupnya. Kinan tak bisa mencintai Bian dan Kinan ingin Bian mendapatkan wanita yang benar-benar tulus mencintainya.
"Gimana, kemarin malam?" tanya Bian
"Apanya?"
"Om-om kamu itu, ngapain aja kalian?" tanya Bian.
"Nggak ngapa-ngapain, cuma antar pulang doang." kata Kinan setengah berbohong.
Bian tertawa sambil mengacak rambut Kinan.
"Ish, apaan sih. Suka banget ngacak-ngacak rambut aku." ucap Kinan kesal.
"Habisnya kamu itu gemesin banget, apalagi kalau udah bohong. Muka kamu malah makin lucu." kata Bian
"Dih, mana ada orang bohong itu lucu." kata Kinan kesal
"Berarti tadi kamu memang bohong, kan?"
Kinan langsung melotot pada orang di sebelahnya itu. Bian pun tertawa keras apalagi setelah melihat bibir Kinan yang mengerucut karena kesal.
Bian mengarahkan mobilnya ke sebuah rumah makan yang terlihat sederhana.
"Jangan lihat tempatnya, disini makanannya enak juga higienis." kata Bian mengajak Kinan masuk ke dalam tempat itu.
Bian mengajak Kinan duduk di meja pojok setelah memesan makanan.
"Kita pacaran aja, yuk." kata Bian tiba-tiba.
Kinan menolehkan kepalanya ke arah Bian. Dia menatap heran pada lelaki itu.
Bian terlihat serius, tak ada tatapan jenaka seperti biasanya.
"Kamu sakit? Jangan bercanda berlebihan, aku nggak suka." tanya Kinan heran.
Bian menggeleng kepalanya dengan pelan.
"Aku serius, Kinan." katanya sambil menggenggam tangan Kinan yang berada di atas meja.
"Kita jalani saja dulu, kalau kamu masih ragu." kata Bian
Kinan yang masih merasa kaget hanya diam, suaranya seperti tercekat di kerongkongan.
"Aku nggak mencintai kamu, begitu juga kamu. Ini nggak akan berhasil, mas." kata Kinan ketika dia sudah bisa mengendalikan dirinya dari rasa keterkejutan itu.
"Aku menyukaimu." kata Bian
"Aku rasa itu cukup untuk memulai hubungan diantara kita. Ada pepatah yang mengatakan witing tresno jalaran soko kulino. Dan aku yakin lama-lama cinta akan hadir di antara kita." kata Bian lagi.
"Tapi, mas..."
"Kamu pikirkanlah dulu, jangan terburu-buru. Besok siang aku akan berangkat ke tempat proyek. Dan kuharap saat pulang nanti kamu bisa memberikan jawabannya." kata Bian lalu tersenyum pada pelayan yang datang mengantar pesanan mereka.
Dan akhirnya, malam itu adalah malam paling canggung yang dialaminya ketika bersama Bian.
Walaupun beberapa kali laki-laki itu mencoba mencairkan suasana dengan menanyakan kegiatannya hari ini
Tapi Kinan merasa sangat aneh, dia tak bisa merasa nyaman seperti biasanya.
Hingga akhirnya Bian mengantar Kinan pulang, Kinan tak mengeluarkan sepatah katapun.
"Besok aku berangkat pagi, kamu jangan kangen ya. Dan kuharap jawaban kamu adalah iya." kata Bian sambil tersenyum.
Kinan hanya mengangguk kikuk lalu segera membuka pintu mobil Bian. Dia tak tahan berduaan dengan Bian di dalam mobil. Dia segera berjalan masuk ke gedung apartemennya tanpa mau menoleh ataupun menunggu Bian pergi dari area parkiran.
"Ya ampun, kok jadi begini sih." kata Kinan lirih dia ingin segera naik ke lantai atas menuju kamarnya.
Kepalanya sangat pusing karena ajakan pacaran dari Bian. Sepertinya malam ini dia akan susah untuk tidur dan kali ini penyebabnya adalah laki-laki yang bernama Bian.
gmna ini kak kelanjutannyaa...
kangen ini ..
❤❤❤❤❤❤❤
good job kinan..
❤❤❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤
kalo pun misalnya pada akhirnya Kinan ga jadi sama mas bian,, itu karna mas bian akan bertemu jodoh yg lebih baik dari pada Kinan.
Itu harapan ku sih kak,, jangan marah yaaa🙏🏻