ZAVIER

Hari ini masih sama seperti kemarin, Kanaya berangkat sekolah bersama supirnya karena ia masih enggan bertemu dengan Zavier.

Saat sampai di koridor sekolah, ada yang memanggilnya.

"Kanaya"

Kanaya tidak menoleh, ia malah mempercepat langkahnya. namun sayang, tangannya lebih dulu dicekal.

"Tunggu" Zavier berucap seraya memegang tangan Kanaya.

Akhirnya Kanaya berhenti untuk mendengarkan Zavier berbicara.

"Gue mau ngomong sesuatu, ayo ikut gue" Tanpa aba-aba, Zavier langsung saja menarik tangan Kanaya dan berjalan menuju rooftoop.

Kanaya masih bungkam, ia pasrah saja mengikuti langkah Zavier.

*****

(Rooftoop)

"Gue minta maaf karena udah bentak lo waktu itu" Ucap Zavier menatap Kanaya dengan intens. "Gue gak ada niatan buat marah ke lo, gue cuma kebawa emosi aja" Lanjutnya.

Kanaya masih enggan membuka suaranya.

"Nay, gue gak mau lo diemin terus apalagi lo juga selalu ngehindarin gue" Ucap Zavier dengan wajah memelas.

Kanaya menghela nafas seraya menatap Zavier.

"Lo gak salah kok, cuma gue nya aja yang terlalu ikut campur urusan lo" Ujar Kanaya dengan wajah serius.

"Ucapan lo juga bener, gue emang gak tau apa-apa soal hidup lo. gue cuma cewek yang tiba-tiba masuk ke hidup lo karena tantangan konyol dari temen lo itu" Kanaya tersenyum getir.

Wajah Zavier berubah, kenapa Kanaya mengetahuinya? siapa yang memberitahunya? bahkan yang tau hanya dirinya dan keempat temannya saja, batinnya bertanya-tanya.

Zavier masih diam seribu bahasa.

"Kak, apa lo gak mikir perasaan gue pas tau ini semua?" Tanya Kanaya menggebu-gebu. "Ya walaupun gue seharusnya gak sebaper ini, apalagi ini terjadi secara tiba-tiba dan harusnya gue udah menduga dari awal" Kanaya menatap tajam cowo itu.

"Gue minta maaf, gue tau apa yang gue lakuin itu salah" Zavier menyesal.

Kanaya menarik tangannya untuk ia genggam. "Gue emang bodoh karena udah nerima tantangan bangsat dari temen-temen gue tanpa pikir panjang. setelah ngejalaninnya, ada yang beda dari diri gue nay. entah kenapa gue gak suka kalo lo dideketin cowo lain, di godain cowo lain, ataupun muji cowo lain di depan gue" Jelas Zavier.

"Nay, gue suka sama lo, gue cinta sama lo" Ucap Zavier dengan tatapan tulus dan wajah serius.

"Gue kan udah bilang, kalo gue gak suka sama orang yang tukang boong" Kanaya tampak tak percaya dengan ucapan Zavier.

"Lo tatap mata gue, apa lo nemu kebohongan disana?" Zavier menangkup wajah Kanaya dengan kedua tangannya.

Kanaya menatap Zavier dan mencari kebohongan disana, namun nihil, ia tidak menemukannya.

"Gue mau lo akhirin permainan konyol ini, lo gak bisa seenaknya kak, lo harus belajar menghargai perasaan orang lain" Kanaya menekankan setiap kata.

"Iya, gue akan akhiri permainan ini, tapi gue gak mau akhiri hubungan kita" Tegas Zavier.

Kanaya tertawa hambar. "Hubungan lo bilang? ini terjadi karena tantangan konyol dan kepentingan lo sendiri, bukan kita!" Kanaya memperjelas.

"Minggir, gue mau ke kelas!" Kanaya mencoba pergi dari sana, namun Zavier menghalanginya.

Zavier masih diam membisu dan tidak bergeser sedikitpun dari tempatnya.

"Gue bilang mundur kak!" Ucap Kanaya dengan nada agak tinggi.

Zavier pun mengalah dan memberi Kanaya jalan.

Kanaya pun segera pergi dari sana.

"Akkhhh bangsat!" Zavier mengerang kesal.

"Kenapa Kanaya tau secepat ini?" Batin Zavier dengan kesal.

Kemudian ia mengeluarkan korek gas dan rokok, setelah itu ia membakarnya untuk ia hisap.

Pikirannya kacau sekali, ia tak pernah menduga bahwa Kanaya tau hal ini dengan cepat.

Ia tak rela jika Kanaya tak bersamanya lagi atau bahkan menjauhi dirinya.

Tak lama kemudian, suara langkah kaki mendekat ke arahnya terdengar.

"Lo gak masuk kelas, Zav?" Tanya Bagas setelah dirinya berada didekat Zavier.

Zavier diam dan tidak menjawab pertanyaan Bagas.

"Asem banget muka lo, kenapa?" Tanya Rian.

"Kanaya udah tau semuanya" Jawab Zavier seraya menatap lurus ke depan dan menghisap rokok yang ia himpit disela-sela jarinya.

"Lah, kok bisa?" Rian terkejut.

"Tau darimana dia, Zav?" Tanya Bagas heran, pasalnya yang tau itu hanya mereka berlima.

Zavier mengedikkan bahunya.

"Sebenarnya Riana gak sengaja buka chat grup kita yang kebetulan isinya tentang dare itu" Bara jujur.

Zavier menatap Bara dengan tatapan tajam dan Zavier pun menarik kerah baju seragam Bara.

"Kenapa lo gak bilang langsung, 4njing?!" Teriak Zavier dihadapan Bara.

"Sorry Zav, gue pikir lo yang bakal jujur duluan ke dia" Sesal Bara.

Zavier melepaskan tangannya dari kerah baju seragam Bara, kemudian ia segera pergi dari rooftoop.

Setelah kepergian Zavier, Raga menatap Rian dan Bagas secara bergantian.

"Salah lo berdua, ngasih tantangan aneh!" Omel Raga.

"Kita kan gak tau kalo kaya gini akhirnya" Rian menyesal.

"Kalo tau akhirnya gini, kita juga gak akan kasih tantangan itu ke Zavier" Timpal Bagas.

Rian menatap Bara. "Lo sih bar, bukannya bilang langsung, jadinya kan dia bisa antisipasi dulu" Rian menyalahkan Bara.

"Kenapa jadi gue? ini kan karena lo berdua ngasih tantangan itu" Bara tak terima dirinya disalahkan.

Raga menatapnya malas dan langsung saja ia meninggalkan ketiga temannya di rooftoop.

"Mau kemana lo ga?" Tanya Rian menatap kepergian Raga.

"Kelas" Jawab Raga tanpa mengehentikan langkahnya.

Lalu ketiganya menyusul langkah Raga.

*****

(Kelas XI IPA 2)

"Lo darimana aja? katanya otw jam 6 pagi, tapi jam segini baru ke kelas" Tanya Riana heran sembari menatap kedatangan Kanaya.

"Gue abis ngobrol sama kak Zavier di rooftoop" Jawab Kanaya sambil mendudukkan bokongnya dikursi samping Riana.

"Jadi, lo udah bilang semuanya nay?" Timpal Erika yang kini berpindah tempat duduk menjadi disamping Kanaya.

Kanaya mengangguk.

"Terus kata dia gimana?" Tanya Riana penasaran.

"Dia minta maaf dan katanya dia menyesal" Jawab Kanaya.

"Terus hubungan lo sama dia gimana sekarang?" Kini Erika yang memberikan pertanyaan.

"Gak tau gue" Kanaya mengedikkan bahunya. "Gue aja masih bingung sama perasaan gue ke dia" Lanjutnya.

"Yaudah nay, gak usah dipikirin, gimana kalo pulang sekolah kita jalan-jalan ke mall?" Ajak Erika sambil berusaha untuk menghilangkan kesedihan Kanaya.

"Gue traktir kalian, sebagai ganti beberapa waktu lalu gue mau traktir kalian tapi gak jadi karena kalian sibuk" Erika melanjutkan ucapannya.

"Ayo, gue setuju!" Jawab Riana dengan semangat.

"Gue ngikut aja" Jawab Kanaya seraya tersenyum kecil.