NovelToon NovelToon
Sweet My Wife

Sweet My Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / TimeTravel / Balas Dendam / Masuk ke dalam novel / Fantasi Wanita
Popularitas:68.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ping Chan

Terjebak di dalam buku novel hiatus lantas apa yang akan kalian lakukan?

Kejadian tidak mengenakan Arletta alami begitu saja, menjadi permaisuri yang tidak diinginkan bahkan dianggap mata-mata oleh suaminya sendiri, iya... Pangeran ke 8 yang sering disebut-sebut sebagai Raja kematian.

Lantas bagaimana Arletta dapat bertahan? apakah baru datang langsung mati di tangan suami? Atau... Kedatangannya memang memiliki makna lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ping Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Pulang Membawa Kemenangan

Setelah beberapa hari akhirnya mereka kembali dengan membawa kemenangan, wilayah bagian barat bernama kota Zanlin berhasil mereka kuasi dengan susah payah. Musuh mundur dan menyatakan kekalahan.

Pangeran dan yang lainnya merasa puas akan kinerja mereka yang tidak sia-sia. Mereka memutuskan untuk kembali ke Istana Kekaisaran untuk menginformasikan situasi di sana telah aman.

Dengan menggunakan kuda Pangeran dan yang lainnya memasuki Istana, disambut oleh keluarga Kaisar yang sudah menantikan kedatangan mereka. Beberapa orang menatap Pangeran dengan tatapan tidak senang, ada yang kagum ada pula yang masih tetap memperlihatkan ketenangannya.

"Salam Kaisar, kami telah memenangkan peperangan kali ini," ucap Pangeran dengan suaranya yang tegas.

Kaisar menatap dengan tenang mendengar hal tersebut. "Anak ini memang memiliki kemampuan yang hebat dalam segi bela diri, dia tidak bisa disinggung dalam hal ini, aku memang tidak salah menjadikannya sayap dalam perang beberapa tahun ini," dalam benak Kaisar yang terlihat memang sebenarnya bangga.

"Iya, aku sudah mendengarkan kabar baik itu, kau memang hebat, kalian telah bekerja keras dengan sangat baik," ucap Kaisar yang memuji anggota perang.

Tidak lama kemudian muncul Wei Shi dengan menggunakan pakaian merah, rambut yang dia hias indah seperti hendak melakukan kencan dengan seseorang. "Kakak....!" Wei Shi berlari dan langsung memeluk tubuh Song Chen.

Pangeran terkejut melihat hal itu. Dia segera menekan pundak Wei Shi. "Wei Shi, tolong jaga sopan santunmu di sini," kata Song Chen dengan tatapan dingin.

Arletta yang melihat hal itu hanya terdiam dengan berada di samping kanannya.

"Aku hanya sangat senang akhirnya kau kembali dengan selamat," balas Wei Shi dengan wajah yang terlihat begitu sedih. "Kakak, aku sangat mengkhawatirkanmu," lanjutnya.

Wei Shi perlahan melirik Arletta, Arletta yang mengetahui hal itu hanya memasang tatapan sinis. "Apa?" dalam benak Arletta tidak suka.

"Wanita ini kenapa harus diajak sih! Dia hanya wanita sial," dalam batin Wei Shi tidak senang.

Permaisuri Jia Li terlihat sangat kesal akan kemenangan yang diraih oleh Pangeran, dia merasa cemburu dan iri akan keberhasilan dari Pangeran. "Cih, apanya yang hebat, hanya menguasai setengah kota aja sudah dipuji seperti ini, kau kira dapat bersaing denganku! Song Chen jangan harap kau dapat berada di atas angin!" dalam batin Jia Li yang menatap dingin Song Chen.

Arletta yang melihat pemandangan itu hanya merasa sangat menarik dengan kediaman Kekaisaran. "Keluarga Kaisar memang definisi keluarga neraka!" dalam batin Arletta yang sedang mencela.

Jia Li menatap Arletta dengan dingin secara tiba-tiba, tapi apakah Arletta takut, tentu tidak! Arletta membalasnya dengan sangat berani. Jia Li langsung merinding dibuatnya. "Arletta aku tidak menyangka kau dapat mengikuti peperangan bersama dengan Pangeran, padahal kau tidak memiliki kemampuan seperti itu, aku mengkhawatirkan anakku siang dan malam apakah dia akan merasa kesulitan atau tidak?" sindir Jia Li dengan tatapan dingin.

Semua pandangan langsung tertuju pada Arletta. "Cih, anak?" dalam benak benak Arletta dan Song Chen. "Memang dia menganggapmu sebagai ibu sambungnya? Bicaranya tinggi juga." Kembali Arletta menyindir di dalam hatinya.

"Seharusnya anda tahu bagaimana sifat dan sikap dari Pangeran Song, anda kan sudah menganggap dia sebagai anaknya, kenapa anda malah bertanya akan keputusan yang dia ambil untuk menempatkan saya dalam perang kali ini? Apakah Permaisuri tidak cukup memahami anak anda sendiri!" Arletta langsung menusuk Jia Li.

Jia Li terkejut mendengar hal itu. "Cih, apa-apaan wanita ini, beraninya dia menyinggungku," dalam benak Jia Li kesal.

"Apa? Aku bukan sedang meragukannya, aku hanya mengkhawatirkannya saja, kau kan tidak pernah berperang, kau juga tidak memiliki kemampuan seperti itu," balas Jia Li membela diri.

Pangeran Song Chen kini yang gantikan Arletta bicara. "Ibu Suri apakah tidak ingat jika Arletta sangat pandai membuat obat, dia berjualan telah lama dan banyak dari pasiennya puas akan kinerja itu, aku sebagai suami tidak pernah meragukan kemampuan dari istriku, tapi terima kasih atas perhatian anda," timpal Pangeran Song dengan tatapan dingin.

Arletta melirik Pangeran. "Tahu diri juga dia dapat membela istrinya," dalam batin Arletta sedikit memuji.

"Bagus jika memang seperti itu." Jia Li menutupi rasa kesalnya. Dia mengepalkan telapak tangannya karena sangking bencinya.

"Sudah, sudah, tidak perlu ribut lagi, hari ini aku akan menjamu kalian dengan sebaik mungkin." Kaisar langsung menjadi penengah diantara mereka.

"Arletta, Awas saja kau!" tatapan dingin menusuk dari beberapa orang yang ikut membencinya. Arletta tersenyum dengan penuh arti menatap Jia Li dan Wei Shi.

"Tidak disangka wanita ini ada gunanya juga, aku harus menekan mereka agar tidak menyulitkanku di kemudian hari," dalam batin Kaisar yang begitu penuh siasat.

Berita mengenai kemenangan Pangeran tersebar luas di mana-mana. Setelah mereka kembali dari Istana Kaisar, Pangeran dan Arletta pulang ke rumah mereka. Arletta berada di dalam kamar Pangeran. "Sini biarkan aku membantumu mengganti perban," ucap Arletta seraya meletakkan secangkir ramuan obat.

Pangeran yang saat itu sedang duduk di atas kasur segera menatap Arletta. "Iya," balas Pangeran dengan sangat patuh.

Pangeran melepaskan pakaiannya, terlihat Arletta yang sedang memandangi tubuh indah Pangeran. "Sudah lama tidak melihat bentuk tubuhmu, bagaimana bisa tubuh seindah ini dipenuhi dengan luka, memang benar, setiap keindahan tidak mungkin tidak meninggalkan kekurangan, tapi... Semua luka ini dia dapatkan dari bertarung di medan perang, padahal dia tahu jika Kaisar hanya memanfaatkannya saja," dalam benak Arletta yang masih terpaku memandangi tubuh Song Chen.

Mengetahui hal itu, Song Chen langsung bicara, "kenapa? ada masalah apa? Apakah sekarang kau jadi wanita yang tidak tahan dengan tubuh seorang lelaki?" tanya Pangeran seraya menyindir.

Arletta langsung tersadar. "Dih, apaan sih! Aku tidak seharusnya memikirkanmu tadi, kau pantas kok mendapatkan semua ini!" dalam benak Arletta kesal.

"Tidak, aku hanya senang melihat semua lukamu," balas Arletta yang begitu berani.

"Kau...!" Pangeran menatap tajam Arletta.

"Sudahlah, jangan ribut, kau masih harus aku perban, jadi jangan banyak bergerak." Arletta dengan sangat hati-hati melepaskan perban Song Chen. Dia melihat luka Song Chen sudah cukup baik, dan pengobatannya harus diakui.

"Karena kau terluka disebabkan olehku, aku akan merawatmu dengan baik," dalam benak Arletta merasa bersalah.

"Oh iya, kemana tabib yang biasanya mengurusmu?" tanya Arletta penasaran.

"Ada apa? Kau suka padanya?" balas Pangeran tegas.

Arletta menggelengkan kepalanya. "Bagaimana mungkin aku akan mencari pria lain, aku kan sudah memilikimu sebagai suamiku, kau tampan, tubuhmu indah, kau hebat, apalagi yang kurang?" jawab Arletta dengan suaranya yang tegas. Arletta sesekali menatap Pangeran tapi tetap fokus pada pengobatan.

"Dasar gila! Kau kira aku akan tertarik dengan pria tua seperti itu!" dalam benak Arletta geram.

Pangeran terdiam sejenak mendengar ucapan Arletta. "Oh, jadi kau sekarang sudah berpura-pura menjadi wanita penggoda?" tanya Pangeran dengan sindiran.

"Darimananya aku menggodamu? Aku hanya jujur, apakah salah jika memuji suami sendiri?" tanya Arletta yang langsung menatap Song Chen.

Pangeran Song Chen langsung tersenyum dingin. "Oh," jawabnya tidak percaya.

"Jadi apa yang sebenarnya kau inginkan? Kita sudah menang," kata Pangeran Song membahas syarat yang dulu pernah diajukan Arletta.

Arletta terdiam sejenak. "Aku belum memikirkannya, aku juga masih bingung, nanti jika aku sudah mendapatkan apa yang aku inginkan kau sudah harus membalasnya," balas Arletta dengan tegas.

"Ya," kata Song Chen dengan tegas.

Setelah Arletta menyelesaikan tugasnya dia langsung merapikan kotak obat yang sudah selesai digunakan. Song Chen terus menatap Arletta dan dengan tiba-tiba.... "Arletta, apakah kau mau mati?" tanya Pangeran dengan tatapan dingin.

Arletta segera memalingkan wajahnya dan menatap Pangeran. "Tidak, jika aku bisa hidup lebih baik maka kenapa kematian harus menjadi keinginanku?" balas Arletta tenang.

"Mengapa? Bukankah hidupmu sudah cukup menderita? Hidupmu bahkan mungkin lebih pedih dari neraka!" tanya Pangeran lagi dengan tatapan membunuh.

"Iya, aku tahu! Tapi aku tidak mau menyerahkan hidupku dalam keputus-asaan, daripada tenagaku aku gunakan untuk menyerah, aku masih bisa bertahan dan mengubah nasib hidup, hidup memang terlihat kejam, tapi kehidupan itu adalah hal yang diinginkan oleh setiap manusia, bagi mereka yang percaya hidup adalah harapan!" balas Arletta dengan tegas. "Jadi... Apakah Pangeran sudah bosan hidup? Kalau begitu bagaimana jika aku langsung membunuhmu?" tanya Arletta dengan tatapan dingin.

Song Chen terkejut mendengar suara Arletta yang langsung berubah menjadi dingin. "Kau berani!" Pangeran hendak mencekik leher Arletta.

Tapi dengan segera Arletta menyentuh tangan Song Chen. "Kalau begitu hiduplah dengan baik, jangan mengatakan kematian lagi, kau sudah banyak menghadapi ujung kematian," balas Arletta dengan mengusap telapak tangan Song Chen.

Song Chen terkejut mendengar hal itu, dia selalu dibuat hangat dan jengkel oleh Arletta dalam setiap ucapannya. "Dia selalu begini, menyinggungku dan langsung menenangkanku," dalam benak Song Chen.

**

Arletta berhasil membuat kios di tengah pasar kota dengan uang yang dia dapatkan dari berjualan kecil-kecilan. Saat itu dia merasa sangat senang, karena dari perang itu Pangeran juga memberikan dia uang, karena tidak ingin melihat orang-orang menganggap Pangeran kejam terhadap istri sendiri.

Setelah bekerja hingga lelah, Arletta bertemu dengan Adipati di jalan. "Nona?" kata Adipati dengan perasaan senang.

Arletta terkejut melihat Adipati tapi dia juga langsung menyambutnya hangat. "Tuan Qiao Zuanqin, Hai...," balas Arletta ramah.

"Tidak disangka kita bertemu lagi, bagaimana kabarmu?" tanya Adipati penasaran.

"Aku baik, Tuan," jawab Arletta ramah.

"Itu bagus, kebetulan hari ini saya ingin ke perpustakaan untuk mencari buku apakah anda ingin ikut?" tanya Adipati dengan tersenyum ramah.

"Wah, kebetulan sekali!" dalam benak Arletta. "Aku juga ingin ke perpustakaan kota," dalam benak Arletta lagi.

"Aku pun ingin ke perpustakaan, kebetulan kita bertemu di sini, waktu itu anda pernah berjanji ingin mengajak saya, jadi apakah anda tidak keberatan membawa saya sekalian?" tanya Arletta dengan tenang.

"Tentu, mari," ucap Adipati sangat senang.

Setibanya di perpustakaan Arletta fokus mencari buku obat yang dia butuhkan, sementara Adipati hanya mengekor Arletta, dia memperhatikan Arletta dan mencuri pandang padanya.

"Kau sangat ambisi sekali, aku lihat buku yang kau ambil sangat banyak," kata Adipati dengan tenang.

"Hahah, iya, aku ingin memperluas keahlian yang aku miliki, oh iya... Anda ingin mencari buku apa? Apakah masih belum menemukannya?" tanya Arletta yang penasaran.

Adipati terkejut mendengar hal itu, karena dia memang tidak membawa 1 buku. "Ah, iya belum ada, aku akan mencari lagi." Adipati langsung berjalan menjauh dari Arletta agar tidak ketahuan.

Arletta hanya diam melihatnya. Arletta sangat teliti dalam membaca, sementara Adipati duduk di depan Arletta dengan senang.

"Oh iya, beberapa hari ini aku tidak melihatmu, kemana saja kau? Apakah orang rumah menindas anda?" tanya Adipati penasaran.

Arletta terkejut dan langsung menjawabnya, "tidak... aku ada beberapa urusan saja di luar," balas Arletta dengan tegas.

"Ke mana?" tanya Adipati penasaran.

Arletta tersenyum. "Tebak aku bisa pergi ke mana?" balas Arletta yang memang tidak ingin mengatakannya.

"Dia menyembunyikannya dariku, apakah dia tidak percaya padaku? Sebenarnya siapa wanita ini? aku bukan dari tempat ini, tapi karena dia aku jadi ingin kemari, kota ini aku sangat benci tapi di tempat yang aku benci ternyata ada seseorang yang aku cintai!" dalam benak Adipati yang terus menatap Arletta.

1
Bellinda Aulia Isabella
jangan2 adipati dan arletta bersaudara
panty sari
kutunggu karyamu thor semoga cepat sembuh
SariAdja: mampir karyaku kak

*Gairah sang konglomerat*
total 1 replies
Weldien Juntak Sasada Part II
lekas sembuh buat authornya.. 🤗🤗🤗 aku menanti setia up mu thorrr
@Intan.PS_Army🐨💜
Sakit Apa kak cepat Sembuh pasti banyak yang menunggu Novel Mu kak 🤗🤗
Amazing Grace
cepat sembuh kak/Smile/
Nadyne
wajarlah pangeran song cemburu memang changyi ada rasa pada mu arl pikirannya tidak sekecil umurnya.....
its me
lanjut torrr
its me
semangat updatenya
its me
sama aku aja ganteng 😗😗😗
its me
adudududu😍😍😍
Red Fox.
asal rutin kak mwehehehe
Red Fox.
banyakin lagi kak dikit amat huhuhu
its me
upppppppppppp
its me
🥰🥰🥰🥰🥰
Red Fox.
up yg bnyk
Red Fox.
lanjuuuuut
Red Fox.
Lanjuuuuuuuuuttt
Red Fox.
Semangat🔛🔥
Ping Chan
Maaf banyak typonya
panty sari
akhirnya song bangun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!