NovelToon NovelToon
The Rise Of The World Ruler

The Rise Of The World Ruler

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Ada sebuah legenda yang mengatakan jika penguasa dunia akan bangkit kembali. Saat fenomena aneh membentang memenuhi langit. Dan naga abadi terbangun dari tidur panjangnya. Dia pasti kembali dari tempat persembunyiannya setelah ratusan ribu tahun meninggalkan dunia.

***

Ratusan ribu tahun berlalu begitu saja. Legenda yang telah menjadi sebuah cerita dongeng perlahan menjadi kenyataan. Hingga, bayi laki-laki kecil di temukan tanpa busana terbuang di bawah pohon yang telah membeku di ujung Utara. Yang selalu di sebut tempat terdingin di dunia. Seorang pemburu bersama anaknya yang masih berusia sepuluh tahun, menemukan bayi kecil itu kemudian membawanya pulang. Mereka memberinya nama Lie Daoming. Dan menjadikannya anak angkat. Selama sepuluh tahun, kehidupan mereka sangat tenang dan damai. Hingga pembantaian dan penculikan membuat Lie Daoming harus kehilangan keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia jurang terdalam

"Sudah waktunya menemui teman lama," pria tua dengan rambut putih memenuhi kepalanya diam melihat jurang dalam yang ada di hadapannya. Dalam hitungan detik saja, dia menjatuhkan tubuhnya menuju dasar jurang terdalam yang ada tepat di bawah bangunan sekte Kiang Wu yang berada di kota Hajing.

Hanya membutuhkan beberapa menit saja pria tua itu telah sampai di dasar jurang terdalam. Kegelapan memenuhi tempat itu, ia menengadahkan satu tangan. Sebuah cahaya terlihat membentuk bola kecil namun sangat terang.

Ting...

Tiii..ng...

Terdengar tetesan air yang berjatuhan dari langit-langit gua dan menetes di genangan air yang berada tepat di bawahnya. Pria tua itu melangkah perlahan melewati air yang hanya sebatas mata kaki.

Sudah beberapa kali getaran kecil tejadi semanjak fenomena aneh terlihat pada bagian terdingin di ujung Utara.

Bahkan dua minggu yang lalu getaran semakin kuat membuat gempa kecil di kota Hajing dan sekitarnya. Semua orang mungkin menganggap hal ini hanya fenomena biasa. Namun tidak untuk pria tua itu. Langkah kakinya semakin yakin untuk menembus kegelapan.

"Xue Yu Wen, apa kamu ingat berapa lama aku ada di sini?"

Sebuah suara terdengar menggema.

Sreeettttt...

Gesekan dari tubuh raksasa itu terdengar cukup jelas.

Pria tua itu melihat sosok naga yang sangat besar dengan mahkota kristal ada di atas kepalanya diantara dua tanduk runcing. "Kamu benar-benar sudah terbangun," kata pria tua itu dengan senang. "Mungkin sudah ribuan tahun atau puluhan ribu. Atau mungkin ratusan ribu tahun. Yang pasti kesepuluh jari ku tidak bisa menghitungnya lagi."

"Apakah benar sudah selama itu? Hukuman yang para Dewa tetapkan terlalu lama. Tuan hanya sedikit membelah langit saja. Orang langit selalu pendendam dan tidak masuk akal," kata naga itu dengan santainya.

Xue Yu Wen hanya bisa tersenyum ringan dan membayangkan getaran kuat yang telah meruntuhkan dua gunung tertinggi di dunia. Membekukan seluruh daratan dan samudra yang ada di ujung Utara. Sedikit belahan itu, telah mengguncang dunia. Bahkan hampir saja menghilangkan seluruh kehidupan yang ada di dunia. "Jing Qu, apa kamu bisa merasakan di mana keberadaan tuan saat ini? Harus ada orang yang mencegah bencana itu terulang kembali."

"Aku terkurung di sini. Bagiamana aku bisa tahu dimana tuan berada?" naga itu berubah menjadi pemuda tampan dengan rambut berwarna ungu tergerai dengan indah di punggungnya. Dia menggerakkan kedua tangannya,

Treeengggggg...

Sebuah kekuatan membentuk rantai mengikat kuat kedua tangannya. "Lihat ini, ikatan dewa telah membelenggu kebebasan ku. Aku hanya bisa merasakan jika dia sudah terbangun. Namun tidak bisa merasakan dimana tepatnya dia berada," menyenderkan tubuhnya di antara celah bebatuan. Menggesekkan punggungnya perlahan. "Aaa...ini cukup nyaman."

"Jing Qu, aku tidak tahu kamu menjadi selemah itu. Bukankah kamu Naga Abadi? Hanya melepaskan rantai kecil seperti itu. Tidak mungkin kamu tidak bisa melakukannya," Xue Yu Wen menatap pemuda yang masih sibuk menggesekkan punggungnya.

"Ini bukan tentang bisa atau tidaknya. Jika dia sudah mampu menanggung beban dunia. Aku tentu akan keluar dan membantunya. Saat ini, hidup seperti ini juga cukup nyaman. Oh iya, jika kamu datang lagi bawakan aku beberapa pakaian baru, meja, kursi, tempat tidur, beberapa buku juga alat tulis. Aaaa ahh," merenggengkan tubuhnya. "Sudah waktunya untuk aku mengasah bakat ku lagi," ujarnya yang langsung duduk dan mulai bermeditasi.

Xue Yu Wen hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Tapi, jika bukan karena bau dari tubuh mu. Aku tidak akan tahu jika kamu anak ingusan itu," kata naga itu dengan membuka satu matanya sebentar saja lalu menutupnya kembali.

"Waktu sudah merubah penampilan ku, namun ingatan ku saat bersama kalian berdua terasa sangat nyata. Dan tidak akan pernah hilang karena usia. Tuan Jing Qu, syukurlah aku masih bisa melihat kalian lagi. Melewati ribuan hari seorang diri teras sangat panjang dan menakutkan," ujarnya dengan kerinduan yang tersimpan rapat di hatinya. "Nanti akan aku bawakan semua yang kamu inginkan," berjalan pergi meninggalkan pemuda yang masih duduk bersila. Dengan kekuatan yang ia miliki, Xue Yu Wen terbang kembali menuju sekte Kiang Wu yang ada di atas gua tempat tinggal naga Abadi.

Tidak selang lama, Jing Qu membuka kedua matanya. Dia tersenyum dan menatap kearah kegelapan. "Bocah itu pasti sangat kesepian. Tenang saja, saat waktunya tiba. Aku pasti akan mengabulkan keinginan mu. Membuat sebuah akhir sempurna untuk hidup mu," memejamkan kedua matanya lagi.

Pria tua itu baru saja menapakkan kakinya di lantai kediaman. Dari kejauhan muridnya berlari dari dalam ruangan.

"Guru, dia datang," ujarnya dengan tatapan serius.

Pria tua itu meneruskan langkahnya tanpa mengatakan apa-apa. Dia duduk di kursi lalu mengambil selembar kertas putih dan kuas. "Tolong gilingkan tinta untuk ku," ujarnya.

"Baik," pria itu langsung berlutut menggiling tinta milik gurunya.

Setelah menuliskan beberapa kalimat. Pria tua itu langsung memberikannya kepada muridnya. "Beli semua keperluan yang aku tulis. Setelah semua lengkap kamu bisa mengantarnya kepada ku," bangkit dari tempat duduknya. "Kamu bisa langsung pergi. Aku akan menemuinya."

"Baik," pria itu pergi membeli semua permintaan gurunya. Meskipun dia memiliki bawahan. Tetap saja semua yang gurunya perintahkan akan selalu di kerajaan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.

Di aula utama yang berada di bagian depan setelah halaman membentang luas. Beberapa pengawal kerajaan sudah berjejer memenuhi ruangan hingga ke pintu masuk. Hanya untuk mengawal satu orang saja.

Tuan Xue berjalan santai tanpa memperdulikan orang-orang dengan badan tegap dan penuh tatapan tajam. Saat dia mendekat kearah pria yang tengah duduk. Pria itu langsung bangkit dan memberikan salamnya.

"Tuan. Aku kira hari ini tidak bisa menemui anda," ujar pria itu. Dia Jenderal Cheng Sui yang di perintahkan raja untuk datang ke sekte Kiang Wu. Raja ingin meminta bantuan sekte agar bisa segera menemukan orang yang ingin raja cari.

"Seharusnya murid ku sudah memberitahu mu. Jika aku tidak memiliki hak untuk mencampuri urusan pemerintahan," Tuan Xue berjalan kearah kursinya lalu duduk dengan santai.

"Seharusnya tuan Xue juga sudah mengerti keinginan raja. Kami bisa saja menghilangkan sekte ini dalam hitungan hari," Jenderal Cheng Sui berusaha untuk menekan tuan Xue.

Tuan Xue hanya tertawa kecil. "Kalian bisa mencobanya. Selama aku masih hidup, tidak seorang pun yang bisa menggetarkan fondasi rumah ku."

Saat Jenderal Cheng Sui melihat tatapan mata tuan Xue yang langsung berubah serius. Dia menjadi ketakutan, "Tuan Xue, perintah raja mutlak adanya. Anda tidak bisa membantah atau pun melawannya," kembali memelankan nada suaranya.

"Katakan kepada raja mu. Aku Xue Yu Wen, menolak keinginannya. Jika dia ingin menghancurkan tempat ini. Dia bisa membunuh ku terlebih dulu," dalam sekali kibasan tangan pria tua itu langsung menghilang. "Jenderal, kalian bisa kembali," suaranya masih menggema di ruangan itu.

Jenderal Cheng Sui hanya bisa menekan kekesalannya lalu pergi dari sekte Kiang Wu tanpa ada hasil yang ia dapatkan.

1
Ismaeni
ceritanya cukup bagus ,menarik diikuti,bahasanya enak dan tidak kaku...semangat thor
Dewi Sartika
bagus banget
Time traveler
Nyimakk thorr
umar aryo
Luar biasa
Maz Tama
sekte iblis
Maz Tama
semangat thor
Maz Tama
seru alur cerita nya
Maz Tama
lanjut thor
Maz Tama
sedih Thor...cepat jadi kuat daoming
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!