NovelToon NovelToon
Hasrat Tertahan Presdir Tampan

Hasrat Tertahan Presdir Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Nikahmuda / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:229.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Emekama

Dibawah umur minggir!
Mengandung banyak bawang!


"Ini adalah pertama kalinya, setelah sekian lama kujaga, aku benar-benar sudah memberikannya pada malaikat pelindungku selama ini, seorang most wanted di sekolah. Pria yang diam-diam juga aku kagumi, " ucap seorang gadis yang sedang duduk di atas ranjang sambil berlinang ari mata. Ia menutupi tubuh polosnya dengan selimut tebal yang ada di sana.

Gadis yang selalu menjadi pusat perhatian bagi kaum Adam itu, hidupnya jauh dari kata tenang, ia kerap mendapatkan pembullyan dari teman-temannya.

Bahkan ia tidak bisa mempertahankan harga dirinya.

Lebih sialnya lagi, ia dipaksa menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia cintai, bahkan usianya terpaut sepuluh tahun lebih tua darinya.

Mampukah Arneta Anindya Putri melewati semua ujian dalam hidupnya, akankah dia mendapatkan kebahagiaan di akhir cerita nanti? Siapa pria yang akan menjadi pelabuhan cinta terakhir Arneta?



Cover by_pinterest. Edit by_emekama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emekama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps.17

"Tunggu sampai beberapa hari ke depan ya, Buk ... kalau Arneta tidak mendapatkan solusi, nggak masalah jika Neta harus menikah dengan Sevan, usianya sepuluh tahun lebih tua dari Neta, Buk. Sebenarnya dia lebih pantas menjadi Kakak Neta, bukan suami," papar Neta panjang lebar sambil mengusap air mata sang Ibu.

"Apa yang kamu katakan ada benarnya, Net ... tapi semakin kita berusaha mencari solusi, Bu Rebeca semakin mendesak untuk mempercepat pernikahan kalian. Bapak benar-benar tidak berguna."

Anang menunduk dalam sambil menautkan jemarinya satu sama lain. Ia benar-benar rapuh tak berdaya. Ia berpikir, seandainya dia dulu tak membuat kesalahan di perusahaan dan harus mengganti rugi semua kerusakan yang ia sebabkan. Mungkin hidup mereka tak akan sesulit sekarang ini. Bahkan Arneta tak perlu ikut memikirkan tanggung jawab keluarga.

Dada Anang terasa sesak saat mengingat tanggung jawab keluarga juga harus melibatkan isteri dan puteri semata wayangnya.

"Berhenti menyalahkan diri sendiri, Pak ... tidak usah terlalu banyak berpikir dari pada darah tinggi Bapak kambuh lagi. Lebih baik kita pura-pura menyetujuinya saja dulu, biar masalah sama Bu Rebeca nggak makin panjang urusannya," papar Arneta memberi solusi.

"Iya, Sayang, kita percaya sama kamu."

Ainun memaksakan senyum meskipun air mata masih terus membasahi pipinya.

Sementara Anang, menatap wajah puterinya dengan perasaan bersalah.

.

Esok harinya. Pukul tujuh malam, Arneta pergi menemui Devano di restoran kecil yang tak jauh dari rumah gadis itu, sengaja agar Arneta tak jauh-jauh mengendarai motor bebeknya karena hari sudah gelap dan tak baik bagi seorang gadis berkeliaran terlalu jauh dari rumah saat malam hari. Begitulah pikir Devano.

Devano sudah menunggu Arneta lebih dari setengah jam. Pria itu sengaja datang lebih awal agar Arneta tak perlu menunggunya lama.

Sebenarnya ini adalah hal yang paling dinantikan oleh Vano, meskipun makan bersama sebagai teman tidak masalah. Ia cukup bahagia karena bisa sedekat ini dengan Arneta.

Vano adalah salah satu orang yang tahu bahwa status Arsen dan Arneta hanyalah pacar pura-pura. Kebetulan saat Arsen mengatakan ingin bermain pacar-pacaran dengan Arneta. Saat itu Vano juga sedang mengikuti Arneta dan diam-diam melukis wajahnya di dalam perpustakaan.

Maka dari itu Vano masih berharap lebih dengan gadis pujaannya.

Vano berdiri mengembangkan senyum dan melambaikan tangan pada Arneta yang baru saja masuk ke area restoran.

Gadis itu segera menuju meja tempat di mana Vano menunggunya.

"Maaf, sudah membuatmu menunggu lama ... sementara rumahku dekat dari sini." Arneta garuk kepala sambil nyengir kuda.

"Tidak masalah Arneta, meskipun harus menunggumu lebih lama lagi, aku juga mampu," balas Vano sambil tersenyum seramah mungkin.

Vano menarik kursi untuk Arneta.

"Terima kasih," ucap Neta sambil duduk di kursinya.

"Sama-sama ... mau makan apa, Net?"

"Apa aja, aku pemakan segala macam soalnya, alias omnivora," balas Neta sambil nyengir kuda lagi. Gadis ini sudah tak sedingin biasanya. Bahkan ia lebih sering nyengir demi menyembunyikan masalahnya.

Vano terkesiap melihat kecantikan gadis di depannya ini. Ia tidak pernah menyesal menyukai gadis itu sejak lama. Bahkan meskipun cintanya bertepuk sebelah tangan Vano menerimanya dengan senang hati.

Setelah menikmati makan malam dan makanan penutup, Vano dan Arneta mulai membicarakan hal serius.

"Kita mulai dari mana dulu, Net?" tanya Vano setelah mengelap mulutnya dengan tisu.

"Sebenarnya apa yang membuat lukisanmu terjual mahal di acara amal kemarin?" tanya Neta to the point.

"Jadi, Net. Itu hanya keberuntungan saja. Awalnya aku hanya iseng melukis kamu yang sedang membaca di perpustakaan, siapa sangka lukisan itu mirip dengan foto kerabat keluarga Umay yang sudah lama meninggal ... gadis itu meninggal saat masih muda dan mereka kehilangan semua gambar tentang gadis itu. Eh, ternyata kamu mirip dengannya, dan kenapa mereka terus mencari gambar gadis itu, karena dia salah satu orang yang sangat berbakat di keluarga Umay," papar Vano.

"Astaga! Kenapa ada kebetulan seperti itu? Kamu beruntung banget. Jadi kalau ada yang bilang kita pasti memiliki kembaran di belahan dunia ini nyata," balas Neta.

"Bisa juga, Net."

Vano tak bisa berhenti mengembangkan senyumnya, saking bahagianya dia bisa dekat dengan Arneta.

"Terus dengan masalah Universitas bagaimana?"

Vano tersenyum ramah sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam tas yang sengaja ia bawa.

"Kamu baca beberapa formulir ini saja dulu, jika ada salah satu dari formulir itu menarik perhatianmu, kamu bisa tanya ke aku lebih lanjut siapa tau aku bisa bantu."

"Astaga, kamu niat banget ngumpulin ini semua."

Arneta terkesiap melihat lebih dari sepuluh formulir tentang Universitas ada di depan matanya dan benda itu dibawakan oleh pengagum rahasianya yang baru saja ia kenal.

"Jangan tanya kenapa Arneta, aku benar-benar menyukaimu," balas Vano.

"Terima kasih, tapi kamu tau sendiri aku punya pacar," balas Neta canggung.

"Seandainya aku lebih awal jujur ke kamu, apa mungkin kamu akan menerimaku Arneta?" sarkas Vano berhasil membuat Neta tersedak salivanya sendiri.

"Aku tidak tau, Van."

"Ha-ha, maaf karena sudah membuat suasana jadi canggung," ucap Vano sambil garuk kepala.

"Ini nomor ponselku, jika kamu butuh sesuatu hubungi saja. Aku selalu ada buat kamu, Arneta," imbuh Vano sambil menyodorkan kartu nama yang di sana tertera juga nomor ponselnya.

"Sekali lagi terima kasih banyak."

"Sama-sama, Arneta."

Meskipun wajahku tidak setampan Arsen, tapi aku benar-benar menyukaimu tanpa syarat Arneta, aku akan selalu berusaha ada buat kamu meskipun hanya sebagai teman, aku akan menerimanya, batin Vano sambil menatap kepergian Neta.

.

Di parkiran.

"Astaga, selama ngobrol lebih dari dua jam dia nggak berhenti tersenyum ... apa dia nggak merasakan kram di wajahnya," gumam Arneta sambil geleng-geleng kepala.

.

Beberapa hari berikitnya, Arneta membaca satu persatu formulir yang diberikan oleh Devano.

Setelah membaca semuanya, Ada salah satu Universitas yang menarik perhatian Neta.

Ia pun memutuskan untuk menghubungi Vano.

Saat ia akan menekan tombol panggil, tiba-tiba ada sebuah notifikasi pesan singkat yang mengurungkan niatnya untuk melakukan panggilan itu.

'Arneta jangan nakal, tunggu suamimu kembali'

Ini siapa? Arsen atau Sevan? batin Neta bingung.

Arneta lebih memilih untuk tidak membalas pesan tersebut sebelum pemilik nomor itu menyatakan siapa dia sebenarnya. Arneta tak ingin salah paham dibuatnya.

Ia memutuskan untuk menelpon Devano.

Sore ini Vano tengah asik membersihkan dirinya di dalam kamar mandi.

Ia mendengar ponselnya terus berdering sedari tadi.

Ia keluar dari kamar mandi dan mengintip ponselnya yang ada di nakas.

Melihat yang memanggilnya adalah nomor baru, Vano pun langsung menerimanya tanpa pikir panjang. Padahal rambutnya masih dipenuhi oleh busa shampo dan belum ia bilas.

1
Sri Siyamsih
lanjut k
M Nurhalimah
udah berapa bab masih cerita Arneta dan Arsen di hotel
M Nurhalimah
nikah dulu cepet
Neng Saripah
minta d tampol c arsen 😂😂
Sri Siyamsih
arsen modus trs deh 🤭
Lilik Juhariah
iseng Banget dengkur di rekam
M Nurhalimah
dah nikahin aja biar gak terus nahan
Sri Siyamsih
he he arsrn iseng juga y. lnajut k upnya 💪😁
M Nurhalimah
gas keun akad nikah
RaVaNieZka
TOP
Sri Siyamsih
lanjut k upnya
Sri Siyamsih
ah delia kl ini nggk peka, 😁
🍉 Chin-mae 😕
apa Arsen mau menolongnya 😁, up thor yg bnyk
Ripah Ajha
beliin pembalut sen,🥰
Susanty
Assalamualaikum

Hai Author....
Aku suka bgt sama ceritanya, romantis.
suka sama karakter Arsen yang setia, penyayang dan Bucin .
ceritanya gak berbelit-belit, penulisannya juga bagus, kata²nya mudah di pahami.
semangat trs dalam menulis Thor
update yang banyak,dan semoga banyak pembacanya, karna Cerita sebagus ini masih sedikit yang baca..
TereLea(♥ω♥ ) ~♪: Walaikum salam ♡
terima kasih dukungannya 😍
total 1 replies
Ripah Ajha
lagi dong Thor🥰
Susanty
ceritanya menarik bgt.
aku suka sama pemeran utamanya, kuat,tangguh dan cerdas
Ryani
aghhh tanggung🤣🤣
Sri Siyamsih
lanjut k upnya yg byk 😁🙏
Ryani
perjelas dulu status mu bego, minta di cerain kek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!