NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Sugar Baby

Mendadak Jadi Sugar Baby

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Konflik etika / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / PSK / trauma masa lalu
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Apa benar kalau zaman sekarang cari uang halal itu susah?

Hidup di lingkungan sekitar yang toxic, membuat Binar harus bertahan hidup dengan caranya sendiri.

Cara seperti apa yang ia pilih?

Jangan lompat bab untuk menghargai karya penulis, bila tak suka bisa skip saja, jangan mampir hanya untuk membaca secara acak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Benar saja, ketika mereka kembali ke pasar, Binar sudah tak ada. Seketika Adrian pun menyesalinya karena ia tak berpesan pada sang sopir untuk memberitahunya bila melihat wanita yang dipanggil Mbak Be itu. Menduga-duga, Adrian merasa Binar pasti tinggal tak jauh dari area pasar.

“Memangnya kenapa tho, Mas, kok cari Mbak Be? Sebenarnya yang Mas Adrian cari ini Mbak Bi atau Mbak Be? Kasihan lah, Mas, Mbak Be hanya menerima saja pemberian dari Bapak dulu,” tutur Pak Sapto yang tak diindahkan oleh bosnya.

“Sudah pokoknya kalau Pak Sapto lihat dia lagi, langsung kabari saya. Bagus kalau Pak Sapto mau menyelidiki di mana tempat tinggalnya sekarang. Saya tidak akan menyakitinya kok, hanya ingin bicara,” jelas Adrian.

Pak Sapto lalu menerangkan di mana rumah wanita yang ia panggil Mbak Be itu yang ia tahu dulu. “Tapi kalau rumahnya masih di sana kok dia belanjanya jauh ya, Mas, padahal di sekitar rumahnya juga ada pasar. Yang tadi saya lihat, Mbak Be hanya pakai piyama sama jaket. Artinya, rumahnya tak jauh dari pasar, sepertinya juga hanya jalan kaki.”

“Berarti benar bahwa Mbak Be yang Pak Sapto sebut itu Binar,” batin Adrian.

Ia pun semakin yakin bahwa Binar sedang tinggal di tempat tak jauh dari pasar. Ia pun meminta sang sopir untuk membantunya mencari di sekitar pemukiman warga. Mau tak mau, Pak Sapto yang masih janggal dengan sikap bosnya ini pun menurutinya.

Membawa bekal foto Binar dari Adrian, Pak Sapto menanyakannya pada warga yang ia temui satu per satu di jalanan sekitar pasar. Adrian pun juga turut membantunya untuk mempercepat pencarian mereka. Hingga satu jam lebih mereka mengelilingi pemukiman warga, tak satu pun dari orang-orang itu yang pernah melihat Binar.

Putus asa, Adrian meminta sopirnya untuk kembali ke tujuan awal mereka.

Sementara itu, Binar yang baru saja selesai berganti baju karena terkena cipratan minyak yang cukup banyak, tiba-tiba dikagetkan oleh suara pintu kamarnya yang dibuka.

"Loh, Andi, kok kamu masuk tanpa ketuk pintu dulu? Ini ‘kan kamarku dengan Intan,” protesnya pada salah satu rekan kerja laki-lakinya.

Tak merespon ucapan Binar, Andi langsung saja merebahkan tubuhnya di kasur Binar, hingga membuat istri Adrian itu mengusirnya.

“Bin, kamu itu kenapa sih? Hal seperti ini sudah biasa di sini, jangan kampungan deh! Aku juga tidak akan buat kamu punya anak sama aku kok, aku selalu bawa pengaman,” ketus Andi tiba-tiba mendekati Binar.

“Pergi! Jangan kurang ajar!” usir Binar memukul kepala temannya itu dengan sapu.

Hingga suara bising itu terdengar oleh Intan yang baru saja masuk kamar.

“Astaga, Andi, mau apa kamu di sini, pergi sana!” teriak Intan memukul-mukul tubuh temannya itu dan menyuruhnya keluar.

Binar yang masih shock pun meringkukkan tubuhnya di lantai. Seketika ia berpikir, apakah ia sehina itu hingga selalu mendapatkan perlakuan yang tak baik dari para lelaki. Ia merasa hidupnya benar-benar tak ada artinya.

“Binar, kamu tidak apa-apa ‘kan?” Intan memeluk teman sekamarnya itu.

Hanya menggeleng, Binar tak menjawab sepatah kata pun.

Intan lalu mengatakan bahwa selama ini tak ada rekan kerja lelakinya yang berani berbuat demikian padanya, karena mereka tahu Intan adalah salah satu karyawan kepercayaan sang pemilik hotel. “Dia berani ke sini karena ada kamu yang sedang sendirian.”

Intan yang iba pada Binar yang seakan tak nyaman bekerja di hotel, menyarankannya untuk melamar kerja di tempat lain.

“Bin, siapa tahu kamu berminat jadi Office Girl di kantor itu. Belum banyak yang tahu lowongan ini, mereka sedang butuh cepat jadi langsung lamar saja, biasanya kalau sudah ketemu dengan kandidat yang pas, mereka tidak menerima lamaran lagi,” tawar Intan menunjukkan lowongan kerja dari pesan singkat di ponselnya.

“Dulu aku pernah juga kerja di sana saat baru lulus. Meski hanya jadi Office Girl yang tak sesuai dengan pendidikanku, dari pada menganggur. Aku kerja kontrak di sana tapi hanya 6 bulan karena tak lama setelah itu aku lulus tes di hotel ini. Bilang saja kalau kamu temanku, semoga saja pimpinannya belum ganti. Aku dikenal baik di sana, Bin, jadi aku harap semoga mereka bisa menerimamu,” jelas Intan membuat Binar terharu karena dipertemukan dengan teman sebaik Intan.

Setelah mengucapkan terima kasihnya, Binar bergegas kembali ke dapur karena pekerjaannya belum selesai.

Namun saat baru saja tiba di dapur, ia kembali melihat wanita yang menyebut dirinya sebagai Biani itu, untuk yang ketiga kalinya.

“Mbak, maaf, selain petugas dilarang masuk kitchen,” tegur Binar dengan hormat.

“Maaf, saya salah masuk ruangan tadi,” ujar Biani sambil celingukan ke arah luar dapur, seolah sedang menghindari kejaran seseorang.

Memintanya pergi, Binar mengingatkannya bahwa tamu tidak boleh masuk kitchen.

Wanita itu pun keluar setelah merasa keadaannya aman.

***

Pagi hari, Binar yang kebetulan tengah mendapat jatah libur, pulang ke rumah untuk mengambil berkas lamaran kerja.

“Semoga ibu sudah ke warung dan Amel ada kuliah pagi,” pikirnya sembari memasukkan kunci cadangan rumahnya yang masih ia bawa, sambil memperhatikan mobil berpelat nomor seperti tampak baru dibeli itu di halaman rumahnya.

Syukurnya, tak ada siapa-siapa di sana, tapi barang-barang ibunya masih terlihat tergeletak di ruang tengah. Biasanya, jika sang ibu sudah berada di warung, barang-barang itu tak terlihat. Tanpa pikir panjang, Binar langsung menuju ke dalam kamarnya.

Selesai memasukkan beberapa berkas penting ke dalam tas, ia bergegas keluar. Namun, samar-samar ia mendengar suara Amel seperti sedang bersama dengan seorang laki-laki di dalam kamarnya. Menajamkan pendengaran dan penglihatannya, meski tak begitu jelas, tapi ia masih dapat melihat adiknya itu sedang bersama seorang lelaki sebaya Amel, sedang bercumbu mesra di kamar sang adik yang terbuka sedikit. Mereka bercanda mesra dan tampak seperti baru saja melakukan hubungan terlarang.

“Amel!” tegur Binar membuka kamar Amel.

Seketika Amel dan lawan mainnya itu pun menutupi dengan selimut bagian tubuh mereka yang sebagian terbuka.

Sejujurnya, Binar enggan menegurnya, karena ia tahu adiknya itu juga pasti sudah terbiasa melakukannya hal ini bersama sugar daddynya, tapi entah mengapa ia merasa sangat jijik dengan kelakuan adiknya ini di rumahnya.

“Kak Binar kenapa lancang sekali masuk kamarku tanpa ketuk pintu! Pergi, Kak, kamu tidak ada urusan di rumah ini lagi!” bentak Amel membuat Mira yang sedari tadi istirahat di kamar, terbangun dan menghampiri mereka.

“Ada apa sih, Mel, kenapa teriak-teriak?” Mira cukup terkejut melihat ada anak sulungnya itu di kamar Amel.

Seketika Binar pun marah pada ibunya karena membiarkan Amel berlaku asusila di rumah mereka.

“Jangan berlebihan, Binar! Hal seperti ini bukan persoalan tabu. Kamu yang sudah durhaka jadi anak karena tak lagi mau pulang semenjak menikah dengan pengusaha tak tahu diri itu! Kamu tahu, kemarin-kemarin kami butuh kamu, tapi ke mana kamu? Dihubungi tak bisa, ditemui juga sulit. Kenapa sekarang tiba-tiba kamu pulang?” protes Mira membuat hati Binar sakit.

Meski awalnya tak ingin mengatakan permasalahan rumah tangganya, Binar dengan terpaksa menceritakan bahwa ia tak lagi tinggal bersama Adrian. Ia bahkan sedang mencari kerja karena tak ada uang. “Ponsel Binar diambil dan ditukar dengan yang baru, Binar tidak diizinkan menghubungi siapa pun. Dia jahat, kalau waktu itu Ibu tidak mendesak Binar menerima pinangan Adrian, hidup Binar masih akan baik-baik saja!”

Tak hanya itu, Binar juga menyalahkan profesi adik dan ibunya itu, hingga membuat Adrian memandang dirinya juga sebagai wanita ja*lang.

Tak terima disalahkan oleh sang anak, Mira justru menilai itulah tulah dari seorang anak yang durhaka. Ia dengan tegas menyalahkan Binar yang dari awal tak mau mengikuti cara mereka mencari uang, hingga membuatnya mendesak Binar menerima lamaran Adrian. “Hidup semakin sulit, kalau kamu tidak mengikuti zaman, yang ada kamu seperti ini. Lihat adikmu, dia bahkan baru saja dibelikan mobil dan apartemen oleh Om Rehan. Apa kamu tidak lihat mobilnya terpampang di luar? Satu lagi, saat Ibu sakit, Amel yang membantu biaya berobat Ibu, ya dari uang hasil kerjanya yang selama ini kamu cemooh itu! Sekarang Ibu tanya, apa yang bisa kamu berikan untuk Ibu, orang tua yang sudah mengandung dan membesarkanmu?”

Tak menjawabnya, Binar tak tahan meneteskan air matanya. Hal yang benar dipandang salah oleh keluarganya sendiri, begitu pun sebaliknya. Entah apa yang ada di pikiran ibu dan adiknya. Laki-laki yang sepertinya kekasih Amel itu pun juga seolah tak punya otak dan hanya punya nafsu, padahal ia tahu Amel mempunyai sugar daddy yang selalu ingin dilayani. Artinya, ia tahu kekasihnya juga memberikan tubuhnya pada pria lain, tapi ia tak mempermasalahkannya.

Tak ingin menanggapi ibunya, Binar bergegas keluar dari rumahnya yang sudah seperti neraka.

“Pergi selamanya dan jangan pernah pulang ke rumah ini lagi! Ibu hanya punya satu anak perempuan!” lanjut Mira memberi penegasan.

Menghentikan langkahnya sejenak, Binar kembali melanjutkan langkahnya setelah mengusap kasar air matanya.

...****************...

1
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Yuliana Tunru
hidup di kota mmg kejam ya binar setiap t4 bagaikan hutan yg setiap saat bisa jd santapan hinatang buas ttp semangat untuk hidup benar dan bsik binar ..biarkan adruan hudup dgn.penyesalan
Yuliana Tunru
lanjut
Yuliana Tunru
orang aneh kasuhan binar
Yuliana Tunru
knp adrian x gitu ya apa gila atau ada dendam khusus
Yuliana Tunru
rasa x kyk.mimpi aneh ya..apa adrian benar2 tulus atw jgn2 binar jd tumbal pesugihan gitu..maaf thor jd nganyal kyk novel2 horor tp smoga z binar benar2 bernasib baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!