NovelToon NovelToon
Calon TUMBAL

Calon TUMBAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / spiritual / matabatin / Horror Thriller-Horror / Iblis
Popularitas:22.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Kamu spesial, Jingga.. Kalo ada yang nanya wetonmu, jangan di kasih tau ya, nak."

"Kenapa, uti?"

"Karena mereka bisa menyakitimu, lewat hari lahirmu.
Weton kelahiran itu ibarat senjata mematikan bagi orang jahat yang mau berbuat jahat padamu, maka dari itu jangan beritahukan wetonmu pada sembarang orang!"

Jingga, memiliki nama panjang Radenaruna Jingga. adalah gadis spesial yang menjadi incaran makhluk ghoib. Dia lahir di detik - detik kematian ibunya, dan hal itu menjadikan dia memiliki kemampuan melihat hantu dan berkomunikasi dengan mereka (Indigo).

Sampai suatu hari dia di adopsi oleh majikan mendiang ayahnya saat akan menginjak SMP dan ikut tinggal di Jakarta. Dia mendapati kejanggalan dan keanehan di rumah orang tua angkatnya itu. Banyak Arwah - arwah yang menangis meminta tolong dan ada juga yang selalu mengganggu Jingga!

Apa sebenarnya yang terjadi di rumah itu?? Misteri apa yang tidak di ketahui oleh Jingga??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 17. Sampai di Jakarta.

Jingga tidur setelah ia lelah bersedih, ia yang tak pernah menggunakan AC merasa sangat kedinginan walau Delima sudah mengurangi suhu dingin mobilnya. Tapi untung nya Jingga bukan tipikal yang mabuk perjalanan, ia hanya kedinginan saja sampai Delima memberikan blazer nya untuk Jingga pakai.

Ketika Jingga bangun, dia terkejut melihat pemandangan jalan raya besar yang begitu ramai oleh kendaraan lain. Sisi kiri dan kanan nya adalah bangunan - bangunan besar dan asing dengan lampu ysng terang berwarna - warni, dan itu kali pertama Jingga melihat bagian lain bumi yang dia tinggali.

"Wah.." Jingga benar - benar terkesima melihat nya.

Dia juga melihat gedung - gedung tinggi yang terlihat di sepanjang jalan, dia terkesima seperti melihat keajaiban menurut nya.

"Tidur nya nyenyak, nak?" Tanya Delima sambil tersenyum.

"Iya bu, maaf." Sahut Jingga merasa tidak enak.

"Tidak apa - apa." Sahut Delima, sambil tersenyum.

"Apa kita sudah dekat dengan rumah ibu?" Tanya Jingga.

"Masih jauh, ibu tinggal di Jakarta Selatan." Sahut Delima.

Jingga yang tidak tahu hanya mengangguk - angguk saja, ia lalu kembali melihat pemandangan di luar mobil dengan kagum. Delima menatap Jingga dengan tatapan tidak bisa di artikan, entah apa yang ada di pikiran Delima.

Jingga tidak tidur lagi karena melihat pemandangan jalanan malam yang sangat bagus menurut nya, bagai bintang di langit, lampu - lampu di jalan berkelap - kelip dari segala arah.

"Kamu lihat cahaya yang seperti api itu, nak?" Tanya Delima sambil menunjuk sebuah lampu seperti api.

"Iya, bagus sekali." Ujar Jingga.

"Itu namanya Monas, lain kali ibu ajak kamu ke sana, di sana sangat bagus." Ujar Delima.

"Monas? Apakah menara tinggi yang menjadi simbol kota Jakarta? Monumen nasional." Tanya Jingga.

"Benar." Sahut Delima.

"Wah.." Jingga tersenyum karena baru kali ini dia melihat monas.

'Uti, Jingga lihat monas..' Batin Jingga, dia sangat polos menatap langit.

"Ada banyak tempat bagus, nanti ibu bawa keliling kota." Ujar Delima.

"Terimaksih, bu." Ujar Jingga, Delima mengangguk sambil tersenyum dan mengusap kepala Jingga.

Lalu singkat nya, setelah menempuh perjalanan ber jam - jam.. Kini mereka tiba di depan gerbang sebuah rumah. Gerbang nya sangat tinggi sampai tak terlihat dari luar bangunan nya.

"TIN!" Pak Tono menyalakan klakson, lalu gerbang pun terbuka.

"Kita sampai nak." Ujar Airlangga.

Jingga terkagum - kagum melihat bangunan mewah yang kini mulai terlihat, dari luar lampunya seolah lampu emas karena memijarkan cahaya kuning. Ada lampu gantung raksasa di depan rumah itu, tepatnya di lobby rumah itu. Satu pilar rumah itu saja bisa untuk sembunyi tiga orang, ada empat pilar di sisi kanan dan kirinya, bayangkan saja berapa besar rumah itu.

Jingga sangat asing tentu saja, ia tak pernah melihat rumah sebesar dan semewah itu. Tapi satu yang membuat Jingga heran, rumah itu memiliki banyak lampu tapi terlihat sangat..

'Suram..'

Di depan rumah nya ada taman yang di tumbuhi tumbuhan dan ada kolam ikan juga dengan air mancur buatan, sangat bagus. Mobil pun berhenti tepat di bawah lampu kristal raksasa yang berkilauan, satu persatu mulai membuka pintu mobil dan turun.

"Ayo nak." Ajak Delima, Jingga pun mengangguk.

Jingga turun dari mobil dan ia semakin merasa sangat kecil berdiri di depan rumah itu, rumah nya sangat tinggi, besar, luas, megah dan mewah.

"Pak Tono, tolong bawa tas non Jingga ke dalam." Perintah Airlangga.

"Jingga bawa sendiri saja, pak." Cegah Jingga, dia merasa tidak enak.

"Tidak apa - apa, non." Ujar pak Tono.

"Nggak usah pak, makasih." Tolak Jingga halus.

Jingga menggendong tas usang nya dan setelah melepas sandal jepit usang nya, dia akhirnya pertama kali menginjakkan kakinya di rumah Delima. Pintu depan di buka oleh pelayan rumah Delima, pelayan nya sudah tua sekitar usia 50 tahun an.

Jingga di gandeng oleh Delima lalu mereka akhirnya masuk juga kedalam rumah mewah Delima yang isinya seperti rumah di tv - tv. Ketika masuk Jingga melihat ruang tamu yang sangat besar dengan sofa berwarna kuning ke emasan, sangat mewah.

"Ini rumah ibu, mulai sekarang Jingga akan tinggal di sini." Ujar Delima, dan jingga mengangguk.

'Rumah nya besar banget.' Batin Jingga.

"Raka!" Teriak Delima, ia memanggil putra sulung nya.

"Den Raka lagi main game di kamar, bu." Ujar pelayan.

"Tolong panggil, bi." Ujar Delima, pelayan itu mengangguk dan pergi ke kamar yang berada di lantai dua.

Jingga di gandeng Delima lalu berjalan masuk kedalam ruang tengah yang lebih - lebih luas lagi. Terlihat sofa bersantai yang besar, tv yang sangat besar yang seumur hidup baru Jingga lihat. Tak jauh dari sana terlihat tangga yang menuju ke lantai atas dan ada banyak pajangan piala - piala yang entah siapa yang punya.

Di dekat pintu kaca besar yang menuju ke taman belakang terdapat akuarium besar berisi satu ikan arwana besar yang sedang mengapung di dalam akuarium. Lalu tak lama turunlah seorang pemuda yang kira - kira berusia 17 tahun, parasnya sangat tampan tapi sangat dingin yang berjalan menuruni tangga.

"Ma, pa." Sapa nya, hanya seperti itu saja.

Pemuda itu lalu memeluk Delima, dan bergantian ke Airlangga. Lantas tatapan nya jatuh pada Jingga yang masih terkesima melihat kemewahan rumah itu.

"Siapa dia, ma? Pembantu baru?" Tanya Raka.

"Sembarangan saja kamu, ini Jingga.." Ujar Delima, Jingga lalu menoleh karena namanya di sebut.

"Jingga, ini anak ibu.. Namanya Raka, kamu bisa panggil dia abang atau bang Raka." Ujar Delima, Raka mengernyitkan keningnya mendengar itu.

"Assalamualaikum, bang Raka." Sapa Jingga dengan sopan, Raka tak membalas salam Jingga dan hanya menganggukan kepalanya saja.

"Siapa si, ma?" Tanya Raka pada Delima.

"Kan tadi mama bilang, ini Jingga. Jingga akan menjadi adik kamu mulai hari ini, jaga dia kaya kamu jaga adikmu, ya.." Ujar Delima, Raka melotot terkejut mendengarnya.

"Hah!? Adik!?" Ujar Raka terkejut dan menatap Jingga.

"Biasa aja dong." Ujar Airlangga.

"Jingga, mulai sekarang kamu panggil ibu dan bapak dengan sebutan mama dan papa ya, nak." Ujar Delima.

"Mama dan.. Papa?" Jingga mengulang.

"Iya, karena bang Raka manggil kami dengan sebutan mama dan papa." Ujar Delima.

"Ma, bisa ngomong sebentar nggak!?" Ujar Raka, dia terlihat tidak suka dengan Jingga.

"Apa si bang?" Ujar Delima.

"Bentar ma!" Raka menarik tangan Delima dan masuk ke dalam kamar Delima yang berada di lantai satu.

"Ma, yang bener aja! Masa Raka punya adek cewek?? Anak siapa lagi dia?" Tanya Raka heran.

"Anak nya salah satu karyawan papa kamu, kasihan dia.. Yatim piatu, kemarin nenek nya juga meninggal, jadi di sebatang kara." Ujar Delima.

"Ya tapi.."

"Udah bang.. Suka atau enggak, Jingga jadi adek kamu mulai sekarang. Ntar juga lama - lama terbiasa dengan Jingga, dia agak kampungan tapi nanti juga dia membiasakan diri di sini." Ujar Delima.

"Terus satu lagi, Jingga akan tinggal sekamar denganmu." Ujar Delma.

"Hah!!! Mama!? Masa aku tidur sama anak cewek!?" Ujar Raka langsung keberatan.

"Kasihan, bang.. Dia pasti akan sedih kalau nggak ada orang, dia suka nangis sendiri." Ujar Delima.

"Tapi ma... Aku udah gede, kalo dia liat aku ganti baju kan gak lucu ma.." Ujar Raka.

"Kamu ganti di kamar mandi. Udah, jangan protes terus." Ujar Delima lalu keluar dari kamar nya.

Delima menghampiri Jingga yang kini sedang duduk di ruang tengah, tapi Jingga enggak duduk di sofa dan malah ngelemprak di karpet di bawah sofa.

"Lho, kenapa Jingga duduk di bawah? Duduk di sofa, nak." Ujar Delima.

"Nanti sofa nya kotor, sofa nya putih." Ujar Jingga, Delima pun terkekeh.

"Guna nya sofa buat duduk, Jingga. Ayo mama antar kamu ke kamar, kamu pasti capek." Ujar Delima.

Jingga mengangguk lalu bangun dari duduknya. Jingga mengikuti Delima yang naik ke atas lantai dua, Jingga pun tak bisa berhenti terkesima karena tangga nya begitu bagus. Tapi entah mengapa Jingga merasa sangat ngeri, seperti ada yang sedang melihat nya dari arah lain.

'Kenapa aku merinding.' Batin Jingga.

BERSAMBUNG..

1
Susilawati
lanjut thor
Susilawati
jgn2 benar nih si Airlangga berkhianat atau mungkin kah Delima nya sendiri yg berkhianat.
baguslah Ilham nggak bilang kalo jingga tinggal di rumah nya, seperti nya jingga akan aman di sana
Irkham Maulana
kalo udah punya perjanjian dengan iblis maka seluruhnya sudah sama seperti iblis pula...hanya wujudnya saja yang manusia..hati jiwa dan pikiranya sudah sama kaya setan
Susilawati
orang kalo sdh gila harta lupa akan segalanya bahkan sdh tdk punya hati nurani lagi, sekarang bi Rokayah lagi yg di jadi kan kaki tangan nya, semoga aja sebelum bi Rokayah terlibat ustadz Sholeh dan ayahnya Ilham bisa cepat bertindak.
YNa Msa
pelayan Tua yg jadi pengganti Jingga, Makanan Kunkun Merah
Susilawati
makin seru 👍
di tunggu kelanjutannya Thor
Susilawati
nah kan, akhirnya Bu delima kena karma dari perbuatannya, kayaknya Bu delima bakalan ber nasib sama seperti adiknya Sari, tapi nggak adil kalo cuman Bu Delima aja yg kena harus nya pak Airlangga juga. ternyata benar si pelayan tua pun ikut terlibat dan akhirnya dia juga mengalami nasib tragis seperti korban2 yg di tumbal kan.
semoga aja ustadz Sholeh dan ayahnya Ilham bisa membantu menghentikan pesugihan nya ortunya Raka, biar nggak ada lagi korban2 berjatuhan
Ratna Jumillah: Tenang kak, akan ada masanya manusia serakah dapet karma.
total 1 replies
Susilawati
apa Bu delima terluka parah ya
Susilawati
pasti ustadz Sholeh kaget pas ketemu sama jingga.
YNa Msa
kemungkinan Mahluk Raksasa Teman Ny Jingga
YNa Msa
Luka Ny Buah Delima Jadi Busuk x
YNa Msa
Semoga Mahluk Raksasa ini Bisa Membantu Menjaga/ Menolong Jingga
Susilawati
apa mungkin yg di cari Bu delima keris milik nenek Rumi ya.
nah kan pada akhirnya si pelaku pesugihan juga di serang sama hantu nya
jingga beneran harus berhati2 nih, dan semoga aja ayah nya Ilham bisa bantu jingga.
YNa Msa
Karena ke Seringan d kasih Tumbal Jadi ketagihan Kunkun Merah Ny
YNa Msa
Nagih karena Tumbal Ny Telat,, knp ga Buah Delima Sendiri yg d Ambil
Susilawati
Tuh kan benar ortu nya Raka melakukan pesugihan dan jingga calon tumbal nya, jgn2 nanti bakalan di jadi kan penganten nya si gendoruwo dan Raka lah yg jadi titisan si gendoruwo nya, maka nya jingga di suruh satu kamar sama Raka.

Selamat hari raya Iduk Adha Thor, mohon maaf lahir batin 🙏
Ratna Jumillah: Selamat hari raya idul Adha juga, kak.. 🙏🏻😁
total 1 replies
Susilawati
jingga kan bisa ngaji, sering2 bawa ngaji/baca doa biar hantu2 nya pada takut mendekati jingga.
icha amelia
selamat idul adha
Ratna Jumillah: Selamat Idul Adha juga kak..
total 1 replies
lellytasya
k crazy up dong pokoknya love,,,, love,,,,lah
Ratna Jumillah: Akan Othor usahakan ya kak.. 😊💪🏼
total 1 replies
YNa Msa
buah Delima pura" baik x sm Jingga karena Mau d Jadikan Calon Tumbal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!