NovelToon NovelToon
And It Just Comes Back Like An Old Love

And It Just Comes Back Like An Old Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Berbaikan / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Berry06

Kemunculan direktur eksekutif muda yang tampan menimbulkan kehebohan, khususnya di kalangan karyawan wanita.

Lotus si karyawan biasa tidak menyangka, direktur eksekutif muda baru yang mempesona di kantornya ternyata adalah Elion pria yang dulu dikenal culun, jelek, gendut, miskin dan bodoh, teman sekelasnya semasa sekolah menengah atas.

Lotus merasa bersalah dan malu karena dahulu pernah terlibat dalam kasus perundungan terhadap pria itu. Jadi sebisa mungkin ia menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat di mata pria itu. Namun akibat dari kecerobohannya sendiri, ia tak sengaja menumpahkan kopi di jas milik pria itu, lalu akhirnya pria itu menyadari kehadirannya dan mulai mengusiknya seolah tengah membalaskan dendam.

Benarkah hanya dendam? Atau sesuatu yang lain yang tidak pernah Lotus sadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Berry06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab XXXI

Lotus memandang bayangan tubuhnya di depan cermin, disana dia melihat perutnya yang mulai membesar.

Wanita itu hanya menggunakan pakaian dalamnya, terkikik geli karena merasa begitu terlihat aneh. Dia kemudian mengusap perutnya dengan lembut. Menyapa sosok kecil di dalam perutnya yang menendang-nendang cukup keras.

Tidak ada lagi sosok Lotus seorang karyawan Adhikara group. Sekarang yang ada hanya seorang nyonya yang menggantungkan hidup sepenuhnya pada direktur muda yang workaholic. Berharap bisa mempercayai pria itu seratus persen selama sisa hidupnya.

Elion sudah melarangnya bekerja, ya memang sejak mengetahui kehamilannya. Pria itu sangat rewel dan overprotektif bahkan sampai sekarang dia hamil tua. Sekarang semuanya terasa seperti mimpi, sebentar lagi dia akan menjadi ibu.

Lotus dilarang melakukan aktivitas, bahkan aktivitas rumahan oleh Elion. Tetapi bukan Elion namanya jika hanya diam saja. Elion aktif mengikuti kelas ibu hamil dengan diawasi oleh dokter atas permintaan Elion, dan bekerja dari rumah sebagai copy writer. Yang itu jangan sampai Elion tau, karena Lotus melakukannya secara diam-diam.Wanita itu tetap ingin menghasilkan uang dan menabung sendiri tanpa sepengetahuan Elion.

Dia sudah menjalani hari-hari pahit. Nasib yang tidak tentu, pengalaman yang tidak menyenangkan. Membuat dia memiliki keyakinan bahwa dia perlu memiliki uang di kantong sendiri sebagai bentuk perlindungan diri. Selain itu , Lotus juga berperan besar untuk merawat ibu Elion, meskipun mereka memiliki suster.

Tetapi mereka masih belum menikah, Elion berkata masih menunggu waktu yang tepat. Tetapi mereka sudah tinggal bersama dengan alasan keamanan Lotus. Padahal pria itu hanya modus. Sebenarnya dia bisa saja menjamin keamanan Lotus dengan mudah meski tak tinggal bersama. Toh dia bisa saja membayar orang untuk mengawasinya. 

Lotus sudah berperan selayaknya seorang istri, memasak dan menyiapkan keperluan Elion setiap harinya meskipun melalui perdebatan alot, karena Elion bersikeras melarang Lotus melakukan pekerjaan berat. Ya, sekali lagi karena pria itu sangat overprotektif.

Namun Lotus selalu berdalih, memasak bukan pekerjaan berat, apalagi ada asisten rumah tangga di apartemen mereka yang selalu sigap menemani dan membantunya di dapur kapanpun.

Lotus melirik kearah tempat tidur, disana Elion masih terlelap dalam tidurnya, terlihat sangat seksi. Pria itu tidur dengan bertelanjang dada, dengan kasur yang acak-acakan sisa semalam.

Lagi-lagi Lotus tersenyum.

Beberapa menit lagi pria itu akan bangun dengan sendirinya karena harus bekerja. Pria itu masih terikat dengan perusahaan keluarganya meskipun konflik dengan ayahnya tak kunjung mereda. Lotus pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan bersiap membuat sarapan.

Saat dia turun ke dapur asisten rumah tangga menyapanya dengan ramah. "Selamat pagi nyonya"

"Saya buatkan susu ya" Ucapnya lagi dan membuka laci atas, tempat dimana Lotus meletakkan susu untuk menunjang nutrisi semasa kehamilannya.

"Selamat pagi, Terimakasih ya bi" Jawab Lotus tak kalah ramah. Sebenarnya Lotus sangat keberatan di panggil nyonya. Dia sudah meminta berkali-kali pada asisten itu untuk memanggilnya Lotus saja. Namun asisten itu menolaknya karena merasa tak enak pada Elion.

Lotus itu mulai membuka kulkas untuk melihat bahan makanan apa yang tersisa dan berpikir akan membuat menu sarapan apa, sementara sang asisten membuatkan susu untuk Lotus.

"Hmmm sebaiknya aku bikin apa ya?"

Lotus mengerutkan keningnya kebingungan. Tetapi dia kemudian mengambil beberapa jenis sayuran dari bagian bawah.

"Nyonya, ini susunya" Asisten rumah tangga itu menyerahkan segelas susu yang sudah di seduh pada Lotus.

Yang kemudian diterima dengan sopan.

"Saya cuci sayurnya ya" ucap wanita yang lebih sering di panggil bibi Susy itu.

Lotus mengangguk, setelah meminum susunya sampai tandas, Lotus kemudian bergerak gesit dan tangkas untuk memulai persiapannya memasak. Dia mengumpulkan alat dan bahan yang sekiranya di perlukan dengan bantuan bibi Susy.

Kemudian wanita itu mulai memakai apron dan memotong sayuran yang sebelumnya sudah dicuci. Dia banyak mengobrol dengan bibi Tutik dengan topik yang random dan hangat

Sambil memasak, mereka membicarakan sesuatu, dari mulai topik harga bahan makanan yang serba naik, gosip selebritis terkenal sampai beberapa kasus yang terjadi di sekitar mereka. Terkadang mereka tertawa bersama ketika sudah sampai pada topik random yang lebih lucu.

Sedang asing berbincang, sepasang lengan besar dan kokoh tiba-tiba melingkari perut Lotus yang besar. Membuat wanita yang sedang merebus sayuran itu terkejut.

Lotus dapat mencium wangi segar dari sabun mandi dan parfum Elion. Pria itu mengendus-endus lehernya membuat Lotus merasa geli sekaligus merinding.

Bibi Susy disisi Lotus melirik Elion sekilas dan terlihat salah tingkah sendiri melihat sepasang kekasih itu bermesraan.

"Elion hentikan, apakah kau sudah selesai bersiap-siap?" Lotus berusaha melepaskan dirinya, merasa tak enak dengan bibi Susy. Lagipula Elion itu sangat tak tau malu. Pria itu hanya menggunakan celana hitam panjang tanpa memakai atasan.

Pria itu membuat suara merengek seperti anak kecil dan memeluknya dengan erat.

"Kau seharusnya tetap disisiku sampai aku bangun"

Lotus memutar matanya jengah. Wanita itu mencubit lengan Elion hingga sang pria mengaduh kesakitan dan melepaskan pelukannya.

"Bi, maaf ya, tolong lanjutkan. Aku mau membantu bayi besar ini bersiap-siap"

Lotus meletakan sendok sayur di atas piring kotor dan berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangan. Wanita itu lalu melepas appronnya.

"Y-yaa tentu saja nyonya" jawab Susy masih salah tingkah. Memang sudah sering Elion bertingkah seperti itu. Tetapi dia tetap belum terbiasa melihat kemesraan yang selalu di tunjukkan tuannya itu pada Lotus.

Elion tersenyum manis pada bibi won dan merangkul pinggang Lotus.

Lotus mendumal karena Elion benar-benar tak bisa mengontrol sikapnya. Dia malu pada bibi Susy terkadang pada ibu Elion sendiri. Karena pria itu sering menggodanya terang-terangan. Begitu mereka sampai di kamar, Pria itu menutup pintu kamar mereka dengan rapat dan tersenyum lebar.

Baginya Lotus tampak semakin cantik saat hamil.

"Elion!" Sentak Lotus kesal.

"Kenapa sayangku?" Tanyanya dengan alis terangkat menggoda.

Lotus menghela nafasnya, "bisakah kau berhenti menggoda ku di depan bibi Susy atau ibu?" Tanya Lotus dengan bibir majunya karena merajuk. Matanya sedikit melotot. "Demi tuhan itu memalukan!"

"Aku tak bisa sayang lebih tepatnya tak mampu" jawab Elion asal, padahal ia hanya tidak niat saja. Pria itu masih mengembangkan senyumnya yang menyebalkan. "Dan kenapa itu memalukan? Menurut mu bermesraan denganku memalukan begitu?" Tanya Elion pura-pura tersinggung.

"Tentu saja!" Tegas Lotus. "Tentu saja memalukan! Maksud ku- di depan orang, kenapa kau menggoda ku di depan orang Lion?"

"Jadi jika hanya berdua bukan masalah?" Tanya Elion main-main.

"Kau selalu melakukanya jika kau lupa!"

Elion tertawa ringan, dia berjalan kearah Lotus dan meraih wajah wanita itu dengan sayang. Kemudian mendekatkan bibirnya dan mencium bibir berbentuk hati milik wanita itu dengan lembut, melumat dan menghisapnya dengan perlahan. Elion selalu merasa puas ketika melakukan hal itu. Semua sisi dan bagian dari Lotus sangat lembut dan halus. Cocok untuk sisinya yang berkebalikan, kasar dan juga keras.

Awalnya Lotus hanya diam saja menerima, tetapi kemudian dia mulai merespon ciuman Elion sambil melingkarkan tangannya di leher pria itu. Dia memejamkan matanya setiap kali Elion berusaha semakin merapatkan tubuh mereka. Namun sebelum melakukan hal yang lebih jauh lagi, Lotus sedikit mendorong tubuh Elion untuk menghentikan aktivitas mereka.

"Kau akan terlambat" Ucap wanita itu dengan suaranya yang parau. Dia tau Elion tidak memiliki kontrol diri yang  baik jika dilanjutkan.

Wanita itu memeluk tubuh Elion dan mengecup rahangnya yang tajam dengan sekilas sebagai hadiah. Kemudian berjalan menuju lemari dan mencarikan kemeja untuknya.

Dengan telaten dia membantu Elion memakai kemeja itu dan mengancingkannya.

Ketika mengancingkan kemeja Elion, pria itu sesekali memberikan ciuman -ciuman ringan di pucuk kepala Lotus yang lebih pendek darinya. Wanita itu susah payah mendongak untuk mengancingkan kemeja Elion, selanjutnya dia meminta pria itu mengecek ulang perlengkapan yang biasa pria itu bawa ke kantor. Takut jika ada yang lupa.

Baru kemudian setelah Elion siap dan rapih, dengan rambutnya yang di tata sedemikian rupa dengan bantuan tangan Lotus, mereka turun ke ruang makan. Sarapan sudah terhidang di atas meja. Bibi Susy yang melakukan semuanya.

Ibu Elion menyambut mereka dengan senyuman hangat. "Selamat pagi anak-anakku" Ucap wanita itu pada Lotus dan Elion.

"Selamat pagi bu" jawab Elion singkat.

"Apakah tidur ibu nyenyak?" Tanya Lotus perhatian.

"Tidak pernah senyenyak tadi malam" jawabnya lembut, dia meminta Lotus mendekat kepadanya dan kemudian menciumnya di pipi. Tidak lupa memberikan usapan lembut di perutnya untuk menyapa cucunya yang belum lahir itu.

"Syukurlah" timpal Lotus tulus.

"Bagaimana dengan kalian?" Tanya sang ibu.

Elion menyeringai mendengar pertanyaan sang ibu. "Kami hampir tidak tidur tadi malam karena—AKhhH" Ringisnya di akhir, karena Lotus memukul lengannya cukup kuat, hal itu dilakukan agar pria itu berhenti berbicara ngawur.

Sang ibu tertawa ringan mendengar penuturan sang putra yang tidak sampai selesai. dia mengerti kemana maksud pembicaraan Elion.

Tetapi karena melihat Lotus yang memerah karena malu dan Canggung, ibu Elion mengalihkan pembicaraan kepada hal lain yang lebih menyenangkan. Dia tak ingin calon menantunya merasa tak nyaman karena Perkataan blak-blakan putranya itu. Kemudian, percakapan diantara mereka mengalir dengan hangat. Lotus sangat pintar mengimbangi topik yang di bawakan ibu Elion. Sesekali ibu Elion akan tertawa ringan karena lelucon lucu yang di lontarkan Lotus.

Elion hanya menyimak Kedua wanita yang di cintainya itu dengan lembut sambil menyantap menu sarapan yang disajikan.

Dan disisi lain ruangan, bibi Susy dan suster juga sedang sarapan bersama dengan menu yang sama. Mereka membicarakan tuan dan nyonya mereka yang terlihat sangat lucu ketika bersama. Elion yang selalu berusaha menempeli Lotus. Dan Lotus yang selalu merasa risih karena terganggu. Sebenarnya Lotus menyarankan mereka semua sarapan bersama dalam satu meja. Tetapi justru suster dan bibi Susy sendiri yang merasa keberatan dan menolak kemurahan hati Lotus. Karena mereka sendiri tidak leluasa atau merasa canggung. Kan jika pisah mereka lebih bebas tertawa daripada sungkan di depan Elion.

Menurut mereka, keduanya— Lotus dan Elion memiliki sisi yang berbeda jauh, yang satu terkesan dingin dan gelap. Satu lagi hangat dan cerah.

Bagi mereka, Elion dan Lotus adalah pasangan yang serasi.

**

Dia tidak tahu, apakah ini keputusan yang benar atau salah. Tetapi menurutnya, dia harus tetap melakukan hal itu.

Dengan gugup, ia meremat tas yang di pegangnya, tangannya terasa lengket karena keringat dingin yang mengucur. Dia merasa tak siap bertemu langsung dengan Nicole setelah sekian lama, terlebih dengan keadaan saat ini. Tetapi dia merasa benar-benar harus.

Nicole adalah pria yang baik, tidak mungkin ia mengabaikan pria sebaik itu begitu saja. Dia tak ingin meninggalkan pria itu dalam keadaan masih berharap. Bagaimana pun, Nicole memiliki hak untuk bahagia sendiri. Dengan wanita baik dan cantik lebih darinya.

Lotus memang mengakui dirinyalah yang memberikan lampu hijau pada Nicole terlebih dahulu dalam hubungaereka sebelumnya, hingga mereka dekat terlepas pria itu benar-benar menyukainya atau hanya penasaran.

Namun, Lotus tak ingin seperti gadis tarik ulur lalu menghilang. Itu seperti pengecut! Nicole pantas mendapatkan kepastian. Supaya dia tau, bahwa dia berharga, dan Lotus memiliki alasan lain kenapa mereka tak bisa melanjutkan hubungan. Mungkin dia tak membutuhkan hal itu. Tapi mungkin justru sangat perlu daripada terkesan di campakkan. Lotus merasa tidak berhak berlaku jahat. Dia sudah pernah dan sering di perlakukan begitu oleh pria kenalannya saat tau latar belakang Lotus, atau tau rumahnya dan juga status sosial yang di sandangnya. Lotus merasa sakit oleh hal itu. Bukan karena kenalanya mundur tiba-tiba setelah tau fakta tersebut. Tetapi karena merasa di campakkan begitu saja.

Maka, disinilah ia berada. Di sebuah cafe yang sebelumnya sudah di reservasi oleh Elion terlebih dahulu. Lotus yang meminta bertemu dengan Nicole untuk mengobrol bersama dan beruntung Elion mengijinkan bahkan memfasilitasinya. Pria itu tidak takut, mengingat Lotus sedang mengandung anaknya. Nicole mana mungkin mau merebutnya kan? Atau membawa kabur. Elion merasa sudah menang telak. Lagipula Elion tau mereka pasti berpisah. Dia memang sangat cemburuan.

Nicole dan Lotus membuat janji bertemu pada jam makan siang. Lotus sengaja datang lebih awal dari seharusnya karena ingin mempersiapkan diri terlebih dahulu. Tetapi justru dia semakin tegang dan gelisah.

Setelah tiga puluh menit berlalu baru Nicole tiba di cafe dengan setelan terbaiknya. Pria itu berpenampilan rapih dengan maksud menebarkan pesonanya pada Lotus. Senyumannya terus mengembang, namun begitu melihat Lotus, dia langsung melunturkan senyum yang menghiasi bibirnya.

Nicole melihat Lotus sudah sangat berbeda.

"Hai" Sapa Lotus canggung. "Bagaimana perjalanan mu?" Lotus menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga karena kikuk.

Nicole tersenyum tipis. "Sedikit macet" jawab pria itu singkat.

"Ah ya, jam makan siang kan soalnya"

Ucap Lotus dan mengigit bibirnya.

Nicole mengangguk singkat.

Seorang pelayan menghampiri mereka berdua sambil membawa buku menu. Menawarkan menu apa yang ingin mereka pilih. Lotus memilih dengan cepat, dan Nicole meminta menu yang sama yang di pesan Lotus.

"Apa kau sengaja membooking tempat ini? Sepi sekali, hanya ada kita berdua selain pegawai" Tanya Nicole penasaran.

"Y-ya" Jawab Lotus ragu.

"Wow" Ucap Nicole terkagum.

Lotus tertawa ringan, dari ekspresi Nicole, Lotus dapat menebak bahwa pria itu tak percaya dia mampu membooking tempat sebagus ini hanya untuk makan siang berdua tanpa gangguan, tapi itu memang benar. Lotus tak mungkin mampu. Semua ini karena uang Elion

Dia kemudian memutuskan untuk segera berbicara langsung mengenai niatnya mumpung memiliki sedikit keberanian, takut semakin lama semakin gugup. "Mohon maaf menganggu waktu mu, mungkin kamu sedang sibuk bekerja"

"Sama sekali tidak menganggu, justru aku senang kamu mengajak ketemu terus makan siang bereng gini. Aku udah lama pengen banget, aku juga kangen sama kamu. Hal yang aku nantikan banget buat kita ketemu. Tapi entah kenapa perasaanku mengatakan ada hal yang tidak menyenangkan" Ucap Nicole berterus terang dengan perasaannya sendiri.

Lotus tersenyum masam. "Sebenarnya aku ingin meminta maaf Secara langsung kepadamu karena telah mengabaikan pesan-pesan dan telepon mu selama ini" ucap Lotus menyesal. Wanita itu mengigit bibirnya.

"Tidak apa, mungkin kau memang sibuk. Yang penting sekarang kita bertemu lagi" Jawab Nicole mencoba optimis.

Lotus tersenyum, kemudian menanyakan kabar pria itu. Membiarkan pria itu menceritakan hari-harinya kemarin ketika mereka sudah tak lagi berbalas pesan.

Pria itu banyak menceritakan kegiatannya, pekerjaan dan menemukan hobi baru yang rajin ia lakukan. Lotus menjadi pendengar yang baik. Sesekali menimpali jika perlu, Lotus menunjukkan ketertarikan dan antusiasme yang tinggi.

Nicole juga meminta Lotus untuk bercerita, namun wanita itu selalu mengalihkan pembicaraan. Sampai pada akhirnya pelayan datang dan menyajikan menu makan siang mereka.

Lotus menunda pembicaraan penting yang akan dia sampaikan, dia lebih membahas menu di cafe tersebut dan memberikan komentar atas makanan yang dia cicipi untuk sementara waktu. Nicole juga melakukan hal yang sama agar suasana diantara mereka terjaga tetap menyenangkan.

Sebisa mungkin Lotus mengulur Waktu, baru dia membicarakan kembali niatnya ketika makanan mereka sudah sama-sama habis.

"Nicole.... "

"Kau tau, bertemu dengan mu adalah sebuah hal yang luar biasa, sangat membahagiakan meskipun hanya sesaat. Aku menyukaimu, menyukai semua hal yang ada padamu, kau adalah pria gentleman, baik hati dan juga lembut. Gadis yang mendapatkan mu suatu saat nanti adalah gadis yang beruntung"

"Terimakasih atas pujian luar biasa itu. Aku senang mengetahui fakta kau menyukai ku. Tetapi kenapa aku tak merasa senang? Mungkin karena ucapan mu terdengar seperti perpisahan" Timpal Nicole tepat sasaran.

"Lotus kalo kau menganggap gadis yang mendapatkan ku adalah gadis yang beruntung. Kenapa tidak kau saja yang menjadi gadis itu?" Tanya Nicole.

"Selama ini terlihat sangat jelas kan bahwa aku benar-benar menginginkan mu? dan tentu saja aku ingin menjalin hubungan dengan mu"

Wajah Lotus memucat,  dia menatap Nicole dengan tulus dan tersenyum tidak enak. "Aku merasa sangat terhormat mendengarnya. Aku bersungguh-sungguh"

"Jadi?" Tanya Nicole sambil mengangkat alisnya.

"Aku disini ingin mengucapkan terimakasih atas waktu menyenangkan yang telah kita lalui"

Nicole tertawa ringan sebelum Lotus melanjutkan kata-katanya. Dia mengerti kemana arah pembicaraan Lotus. Gadis itu telah menolaknya.

"Mungkin jika lain ceritanya, tidak akan seperti ini. Tapi aku tak bisa menjadi gadis beruntung itu Nicole. Maafkan aku ya, aku tak bermaksud untuk memberikan harapan palsu untuk mu selama ini, aku juga menaruh hati padamu sebelum sesuatu yang besar terjadi" Ujar Nicole jujur.

"Aku akan selalu mendoakan segala hal baik untukmu Nicole"

"Sesuatu yang besar?"

"Ya, aku hamil. Kau ingat kan? Saat malam-malam kau menemukan ku sendirian di jalanan, saat itu aku sedang kabur dari Elion. Kau adalah malaikat ku". Lotus tau itu akan menyebalkan untuk di dengar dari sisi Nicole, tetapi ia harus membuatnya jelas. Itu adalah tujuannya duduk bersama Nicole disini. Dia terlalu banyak berbagi cerita menyenangkan dari waktu ke waktu di ponselnya. Saling bertukar pesan manis. Jika di hentikan mendadak dan Lotus. Menghilang kemudian kabar dia memiliki anak akan lebih menyakitkan bukan?

"Kau selalu bilang kesal atau membencinya sebagai atasan mu di telpon" Kata Nicole tak percaya. Hatinya terasa sakit, ucapan Lotus bagaikan belati yang menikamnya.

"Aku tau. Tapi aku juga tidak mengerti" balas Lotus pelan. "Pada akhirnya kita saling mencintai".

"Jadi aku kalah bersaing dengannya?" Nicole memaksa tawa keluar dari mulutnya dengan hambar.

"Kau tidak pernah kalah" tegas Lotus. 

"Tapi dia mendapatkan mu, aku harus apa sekarang? Aku benar-benar jatuh cinta kepada mu" Ucap Nicole jujur.

"Aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf"

Nicole menghela nafasnya dengan mata yang berkaca-kaca. "Kau benar-benar mencintai nya? Apa kau benar-benar berpikir pria itu baik untuk mu? Lebih baik dariku? Apa itu membuat mu bahagia? Karena selama ini sepertinya tidak begitu"

"Aku tidak tahu, tapi dia berbuat baik kepadaku, dia berjanji untuk membuat ku merasa aman dan bahagia Nicole"

"Aku tidak peduli dengan janjinya, aku ingin tau perasaan mu, Apakah kau merasa begitu?"

"Tidak, justru lebih banyak aku merasa takut dan terancam memilih hidup bersamanya. Tetapi, aku menyayanginya. Dan aku percaya kepadanya"

Nicole menghela nafasnya ketika mendengar penuturan Lotus.

"Apakah kau yakin dengan keputusan mu itu"

"Ya" jawab Lotus yakin.

"Baiklah, itu keputusan mu, aku harus menghormatinya kan? Aku tau kau ingin mengakhiri kedekatan kita. Tetapi, jika sewaktu-waktu kau berubah pikiran. Kau bisa berbalik kepadaku, aku akan selalu ada untuk mu dan menerima mu"

Lotus tak menjawab perkataan Nicole, wanita itu menundukkan wajahnya, melihat kearah lantai. Tak mau menunjukkan matanya yang sudah basah oleh air mata pada Nicole. Dia tak tega telah membuat sesuatu hal seperti ini terjadi.

"Jika laki-laki itu menyakiti mu, aku akan maju paling depan untuk menghajarnya. Kau harus bilang kepadaku"

Lotus menganggukan kepalanya dengan pelan. "Terimakasih hiks" ucap Lotus susah payah diantara isakan tangisnya.

"Jangan menangis, Aku yang harusnya menangis disini". Hibur Nicole sembari terkekeh. Seberapapun dia merasa kecewa, dia tak akan membenci Lotus. Gadis itu selalu berlaku baik, perasaan yang dia rasakan adalah tanggungjawab nya bukan tanggung jawab Lotus. Dia juga tak memiliki hak untuk membebaninya. Dia juga tak menyesal telah menyukai gadis itu. Dia juga pasti akan melupakannya suatu saat.

Lotus menggelengkan kepalanya dengan pelan, entah siapa yang memulai, namun yang terjadi selanjutnya adalah Nicole menghampiri Lotus dan memeluk wanita itu dengan erat sebagai perpisahan. Pria itu mencoba menghirup sebanyak-banyaknya aroma tubuh Lotus sebelum kehilangannya, dia tak akan bisa melakukan itu lagi kan?

Tetapi Nicole yakin, Lotus tetap akan menjadi miliknya suatu saat jika wanita itu memang di takdirkan untuknya. Jika tidak maka memang ia harus sepenuhnya ikhlas.

"Kau harus bertemu wanita baik hiks"  Ucap Lotus tersengal.

Nicole hanya tersenyum, wanita baik itu adalah dirinya. Tidak akan mudah baginya melupakan wanita itu, dan dia tak akan berusaha. Biar waktu dan proses sendiri yang menyembuhkan. Dia tak mau Denial dan cepat melupakannya dengan instan. Tuhan pasti sudah menyiapkan sesuatu yang lebih baik dan indah untuknya di depan sana. 

Biarkan semuanya mengalir saja seperti biasanya. Dalam hidup memang selalu ada kekecewaan kan? Nicole memang terbiasa mendapatkan apa yang di inginkan. Namun kali ini dia tak bisa. Seseorang mengalahkannya, tetapi bagaimana lagi? Lotus tak mungkin di rebut paksa menjadi miliknya dan hanya untuknya. Apalagi ketika wanita itu membawa nyawa lain di dalam perutnya.

tbc

1
manzanita_w 🍏🍎🍏
You nailed it, thor! Terus berkarya ya. 💪
shookiebu👽
Bikin deg-degan nih!
Berry06: makasieee udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!