Pelukan Untuk Argezia

Walau selama istirahat dan butuh pemulihan,tetap saja zia akan mendapatkan perkataan yang kasar,cacian selalu di berikan untuknya,walau tak di hukum akan tetapi tetap saja zia terluka dari perkataan mereka.

Zia hanya bisa sabar menghadapi mereka,selalu diam atas perbuatan mereka,zia sudah capek brontak,tapi tetap saja ia ingin marah,kecewa,sakit semua menjadi satu dan itu sangat sulit untuk ia hadapi.

Setelah tiga hari tak sekolah,zia pun hari ini mulai kembali sekolah,karena hari ini ia akan mengambil rapot dan seperti biasa,tidak ada yang akan mendampingi dirinya,bahkan untuk sekedar mengambil raportnya,sakit sekali.

"Hari ini kamu mengambil raport,ingat nilai kamu harus bagus,saya tidak mau memiliki anak yang bodoh,yang tidak bisa apa-apa":Ucap papa zia menekankan.

"Benar tuh pah,mama juga akan malu,kalau punya anak yang bodoh,yah walaupun orang gak tau,tapi tetap saja mama gak suka":Timpal mama zia,zia menunduk dan semakin mengeratkan sendok makannya,karena sudah tak tahan zia memilih pamit,tanpa menyalimi kedua orang tuanya dan abang-abangnya.

"Zia akan buktikan ke kalian,kalau zia itu akan bisa sukses,tanpa dukungan kalian,zia sudah nyerah untuk berharap kebahagian datang dari kalian,zia akan mencari kebahagiaan diri zia sendiri,walaupun zia sangat ingin merasakan pelukan dari mama papa lagi.":Ucap zia di dalam angkot.

Untuk mencari pekerjaan sudah ia putuskan,besok akan ia cari,karena ia juga besok sudah masa kelulusan,dengan itu ia akan mencari kerja dan bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.

Ia sudah yakin tak akan meminta satu persenpun uang ke papanya,dan ia akan berusaha mencari bukti yang akan ia berikan ke mereka,zia akan membuat mereka menyesal,dan ia juga bisa pergi dari rumah neraka itu.

Zia berjalan di koridor sekolah,ia juga sudah pasrah jika ada yang membullynya,termasuk Queen dkk nya,karena melawan pun percuma,ia akan di salahkan atas sesuatu yang tidak ia perbuat.

Lebih baik ia diam,dari pada melawan mereka,zia juga tau pasti suatu saat Queen dkk nya itu bisa berubah,dan menjadi baik,tanpa merendahkan orang lain,dan semoga saja perbuatan mereka selama ini tidak terkena ke mereka juga.

Dan untuk ketua kelasnya,Robert ia sudah berteman baik,sejak Robert selalu membantunya,selalu ada di sampingnya ketika ia di bully,dan siap menolong dirinya,ia tidak tau pasti mengapa ia bisa bergetar setiap bersama Robert.

Ia merasa jantungnya berdetak tak karuan,apa ia menyukai ketua kelasnya itu?tapi ia tak ingin terlalu percaya diri,karena ia juga merasa tak pantas berada di samping ketua kelasnya,yang memiliki banyak fans,dan termasuk anak yang kaya dan berpengaruh.Sedangkan dirinya hanya seperti upik abu yang tak di inginkan,yang selalu menjadi sasaran kemarahan orang lain.

Hidup yang ia jalani terasa sulit,ia juga mudah mengeluh,dia berusaha untuk tidak terus mengeluh akan tetapi ia gak bisa,karena ia sudah capek dengan perbuatan dan penderitaan yang begitu besar untuknya.

Walau ia selalu menyemangati diri dan mengatakan tidak apa-apa,tapi tetap saja mengatakan seperti itu juga bisa membuatnya sedih.