hubungan Selama tiga tahun tak bisa bertahan karena orang ketiga, sahabat baik suamiku datang dengan dalih pertemanan, awalnya aku menanggapi biasa saja hingga suatu hari aku tak sengaja ingin memberikan kejutan malah aku yang di berikan kejutan oleh suamiku,, perih dan pedih rasanya hingga aku tak mampu bertahan, Bahkan kaki seakan lemas tak bertulang... menyaksikan suamiku membawa sahabatnya dan memperkenalkan sebagai adik maduku.aku yang tak rela di madu memilih mundur..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsa bila imuets, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menghadiri sidang
Ayu sudah berangkat ke kota di temani bapaknya sampai di terminal travel pak Mardi meras tak tega melihat putrinya datang ke kota sendirian, jadi iya mengantarkan saja..
"Kamu capek nak.." tanya pak Mardi disebelah ayu yang wajahnya sedikit pucat itu.
"Gak papa pak, hanya sedikit pusing saja.." jawab Ayu dengan memasang senyum manisnya..
"Sandaran kepala kamu di pundak bapak nak.." ucap pak Mardi, dan Ayu menurutinya..
"Maafkan Ayu ya pak, sudah bikin bapak repot,, Ayu juga gak ingin sebenarnya merepotkan bapak lagi.." Ayu merasa bersalah di usia bapaknya yang tua ia harus menanggung Ayu dengan calon anaknya nanti.
"Jangan bicara begitu nak, bapak iklas, hanya kamu anak bapak satu-satunya permata hati bapak, jadi jangan pikirkan apa-apa ya.." pak mardi berusaha menguatkan Ayu.
"Tapi aku merasa bersalah pak, aku udah bikin bapak kecewa, dan udah membuat bapak menjadi banyak beban,"
"Jangan di pikirkan , bapak hanya ingin kamu bahagia itu saja, jika bapak nanti meninggalkan kamu bapak akan bahagia jika kamu bahagia.."
"Jangan bicara seperti itu pak, Ayu gak suka.."
Setelah mengucapkan kata-kata mereka sampai di terminal travel, Ayu turun dan juga pak mardi. pagi ini memang Ayu sampai, dan ia sudah di jemput oleh naina.
"Pak.. apa kabar pak.." Naina menyalami punggung bangan bapak Ayu sebagian tanda hormat..
"Baik nak Naina..kamu sendiri bagaimana.." tanya pak Mardi.
"Baik pak, Ayu kamu gimana kabarnya, kita langsung kerumah saja ya.." ajak Naina..
"Iya nai, kabar aku baik, ayo kita kerumah kamu,.." mereka berjalan mencari angkot untuk sampai kerumah naina..
Sampailah di rumah Naina, Ayu duduk dengan bapaknya, naina segera membuatkan minum untuk kedua tamunya itu.
"Diminum pak, Ayu.." Naina menyodorkan minuman itu di hadapan kedua tamunya itu.
"Makasih lo nak Naina, dimana ibu kamu.." tanya pak mardi yang sudah kenal dengan ibu naina, karena mereka duduk satu kampung dan mereka bersahabat sampai sekarang.
"Ibu kerja pak, pulangnya malam.." jawab Naina.
"Oh, kapan sidang nak Ayu nak Nai,,"
"Sekitar jam sepuluh pak, sebentar lagi kita akan berangkat bapak mau ikut.." tawar Naina..
"Tidak usah nak, bapak mau mengunjungi teman bapak yang ada di sini, lagian Rendra gak tau kalo Ayu pulang kerumah, karena sewaktu ia telfon ia tak menanyakan ayu sama sekali mungkin ia takut sama bapak.." papar pak Mardi.
"Oh begitu ya pak, ia takut, tapi setiap hari neror nai pak, kalo gitu kamu istirahat dulu nanti pengacara datang kesini.."
"Apa mas Rendra tau Nai.."
"Mungkin sudah karena surat panggilan sudah di serahkan kesana,,"
"Oh makasih ya nai, kak tidak ada kamu mungkin aku harus mencari kemana.."
"Jangan pikirkan itu, juta kan sahabat Ayu, apapun yang kamu mau akan aku kabulkan.."
Ayu beruntung mempunyai sahabat seperti Naina.. karena baginya ia teman seperjuangan dulu, setelah lama bercrekama. waktu sudah menunjukan sembilan pagi, Ayu dan Naina bersiap-siap untuk pergi ke pengadilan agama.
"Apa kamu siap Ayu.." tanya Naina yang sudah ada di teras rumah dengan memakai sepatunya.
"Sudah..."
Mereka ikut kontrakan Naina dan berjalan menuju jalan besar, karena kontrakan naina itu di gang sempit, pengacara Ayu sudah ada di depan jalam raya..
"Nanti semoga saja rendra gak hadir ya Ayu, agar supaya proses cerainya segala selesai.."
"Terimakasih nai, semoga saja.."
Setelah menempuh perjalanan menuju pengadilan agama, ia menunggu giliran untuk sidangnya pertamanya perceraian. dengan cemas Ayu hingga ia berkeringat..
Sedangkan rendra sudah izin tidak masuk kerja, ia akan menghadiri sidang itu, untuk mempertahankan rumah tangganya.. dengan tekat yang kuat, Rendra sudah memakai pakaian kasualnya tiba-tiba Vanesa datang merintih kesakitan..
"Auchhh sakit mas.." Vanesa memegang perutnya yang pura-pura sakit..
"Apa sayang sakit, dari kapan" Rendra menghampiri vanesa dan mengajak Vanesa untuk duduk.
"Auchhh, mas aku gak kuat.." rintihan Vanesa agar menyakinkan..
"Baiklah tunggu sebentar mas siapin mobil kita ke rumah sakit ya untuk periksa mas tidak mau terjadi apa-apa sama kandungan kamu.." Rendra hendak bangkit tapi di tahan oleh Vanesa.
"Gak usah mas, katanya kamu mau menghadiri sidang perceraian itu, kamu pergi aja aku gak apa kok.." dengan muka menahan sakit Vanesa berkata.
"Gak papa yang mas gak hadir sekarang, mas gak mau kamu dan bayiku kenapa-kenapa ayo mas antarkan.." ahirnya Rendra mementingkan Vanesa lebih dulu..
Dalam hati Vanesa bersorak gembira bagaimana tidak ia berhasil membuat Rendra tak menghadiri sidang itu, nanti jika sidang kedua ia akan berdrama lagi agar sidang kedua diputuskan, dan mereka resmi bercerai..
Vanesa di papah oleh Rendra untuk pergi kerumah sakit, ibu Wati yang dari belakang melihat anaknya memapah istrinya pun bertanya..
"Lo kalian mau kemana, dan Vanesa kenapa Rendra.." ibu wati menghampiri mereka..
"Ini loh Bu vanesa bilang perutnya sakit, rendra akan bawa Vanesa ke rumah sakit untuk periksa , Rendra takut terjadi apa-apa sama anak Rendra bu.." Rendra berusaha menjelaskan.
"Baiklah segera bawa menantu ibu itu, ibu gak mau ya terjadi apa-apa sama cucuku itu," ibu Wati segera menyuruh Rendra pergi.
"Baiklah bu kalo begitu kita berangkat dulu ya assalamualaikum.." Rendra pun pamit.
"Walaikum salam.."
Sedangkan di pengadilan sidang Ayu dan Rendra ditutup, dan di lanjutkan sidang ke 2, 2 minggu lagi..
"Dia gak datang Nai.."
"Ya seperti dugaan pasti lagi ngurusin gundiknya itu.." Naina begitu geram..
" Sudah lah lagian apa yang kan aku harapan dari pernikahan ini lebih cepat lebih baik buka.."
"Betul, aku berharap kamu cepat selesai dengan Rendra, karena aku gak mau ya nanti rendra di sidang kedua datang dan mengajukan mediasi, aku juga gak rela kamu kembali ke pelukan laki-laki seperti Rendra itu.." ucap Naina. yang sudah ingin maki-maki..
"Ya semoga sidang kedua lancar, karena aku juga gak mau melihat mukanya lagi, cukup sekali dia berhianat, aku juga gak mau mengenalkan anakmu nantinya kepadanya.."
"Betul..aku setuju, ayo kita pulang biar pengacara yang mengurus semuanya,.."
Mereka berjalan keluar dari pengadilan agama, karena pihak rendra tidak sayang akhirnya sidang berkala lancar, mereka pulang dengan wajah sumringah.. sampai di kontrakan naina.. Ayu yang sudah turun dari angkot pun mencari bapaknya siapa tau bapaknya masih ada di sana dari jauh pak Mardi juga bagi datang
"Assalamualaikum.." ucap Ayu dan Naina..
",Walaikum salam.." pak Mardi menjawab sama-sama dari luar rumah.
"Lo bapak dari mana.." Ayu yang heran bapaknya dari mana..
"Dari luar ketemu teman. nak, gimana sidangnya lancar.." tanya pak Mardi
"Alhamdulillah klo gitu.." pak Mardi mengucapkan syukur.
ngapain rendra msh ngurusin si vanesa nyari penyakit aja