NovelToon NovelToon
Cermin Warisan

Cermin Warisan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Zulia Almanshur

Aku pandangi cermin besar di hadapan ku , di samping nya terdapat ukiran memutar ke sekeliling cermin .

" Cermin yang sangat indah " . Gumam ku mengagumi cermin dinding yang lebar nya satu setengah meter dan panjang dua setengah meter ini .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zulia Almanshur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Khawatir

Aku hanya ingin menolong penduduk desa Simo Kuning yang sedang merasa terancam saat ini tak ada maksud lain nya , kalau selesai urusan ku di sana ya pasti nya aku berharap hidup ku kembali normal .

Aku sampai lupa kalau aku harus memecahkan teka - teki tentang cermin itu kalau tidak aku tak akan bisa tenang karena dihantui sosok perempuan berbaju merah itu terus - terusan .

Sampai tak terasa kalau aku sudah selesai membuat segelas teh manis panas . Aku bawa segera ke ruang tengah dan meletakkan di samping ibu ternyata tante Wati sudah sadar dari pingsan nya .

" Tante , tante baik - baik aja ? " . Tanya ku yang merasa kasian melihat tante Wati tampak lemas .

Tante Wati tersenyum . " Tante ndak pa pa nduk , cuma ngerasa capek sedikit " .

" Maaf ya te , jadi malah merepotkan tante " .

" Bukan salah kamu tho nduk , mungkin tubuh tante ini yang paling mudah di rasuki daripada tubuh kalian jadi deh tante yang kerasukan hehehe " .

Tante Wati berusaha mencairkan suasana dengan tertawa meskipun masih terdengar pelan .

" Ndak usah khawatir sama tante nduk , yang penting saat ini kamu harus segera menemukan orang yang akan membantu kamu itu seperti yang di bilang mbah Noto , tante memang belum pernah bertemu sama mbah Noto tapi dulu sejak kecil sampai tante dewasa yang nama nya mbah Noto itu sudah di segani di beberapa desa di sana .

Kamu beruntung kalau kamu bisa ketemu sama mbah Noto apalagi sampai mau membantu mu , menurut warga mbah Noto itu susah di temui kalaupun bisa ketemu juga sampai berhari - hari baru bisa ketemu langsung orang nya .

Mbah Noto usia nya sudah sangat banyak tapi mungkin karomah beliau jadi wajah nya tampak terlihat muda terus " .

" Sekarang keadaan di desa Simo Kuning sangat mencekam te , kasihan warga nya setiap malam selalu diliputi rasa takut karena sosok itu " .

" Apa kamu ingat nduk bagaimana wujud nya ? " .

" Saya ndak akan pernah lupa te , takut banget rasa nya waktu itu . Yang saya lihat waktu itu adalah sosok yang sangat menyeramkan , saya ndak tau itu laki - laki atau perempuan , sosok itu tinggi besar berambut panjang sepaha tetapi gimbal dan acak - acakan . Gigi - gigi nya tampak tajam karena mulut nya terbuka lebar , mata nya besar berwarna merah .

Seluruh tubuh nya mengelupas dan mengeluarkan lendir berwarna merah kehitaman . Ada banyak kelabang , lintah dan binatang serupa yang keluar dari tubuh nya juga te " .

" Apa ada binatang melata bagian dari tubuh nya melihat mu ? " .

" Nah itu juga yang di tanyakan mbah Noto sama saya te , ada lintah yang mendekat tepat di kaki saya , dia juga melihat saya bahkan lintah itu menatap mata saya kemudian membuka mulut nya seperti berteriak akan tetapi suara nya kecil " .

" Tapi kamu ndak pa pa kan nduk ? " . Tanya tante Wati seperti sangat khawatir .

" Alhamdulillah ndak pa pa te , makhluk itu cuma berteriak kencang terus mengangkat dipan yang ada di ruangan itu kemudian membanting nya membentur dinding " .

" Syukurlah , tante cuma khawatir " .

" Tapi tante tau tentang sosok itu dari mana , bukan kah om Barka tadi bilang kalau tante dan om ndak pernah lagi pulang ke desa Simo Kuning sejak beberapa tahun lalu , sedangkan sosok itu mengancam desa Simo Kuning baru beberapa bulan ini " .

" Tante beberapa kali bermimpi tentang makhluk itu nduk , terakhir di mimpi tante seolah sosok itu meminta sesuatu pada tante dan tante harus memberikan nya tapi tante juga ndak tau apa , makhluk itu di mimpi saja sudah sangat mengerikan apalagi ketemu langsung , jangan sampai hal itu terjadi " .

" Terus kapan kamu akan mulai mencari perempuan berliontin mawar hitam itu nduk ? " . Sela bapak yang mengingatkan ku kembali dengan tujuan awal ku .

" Viya juga belum tau pak gimana cara menemukan nya , Viya belum punya petunjuk apa - apa " . Jawab ku lesu , bagaimana tidak bingung aku harus mencari perempuan dengan ciri - ciri seperti itu di dunia ini tanpa petunjuk dia tinggal di mana , orang nya seperti apa .

" Besok pagi Viya mau ketemu pelanggan salon dulu pak , seperti nya salon akan Viya tutup dulu , nanti Viya akan buat tulisan salon tutup satu minggu ini dan di tempel di rolling door nya " .

" Iya nduk sebaiknya begitu saja , nanti setiap hari ibu yang akan membersihkan ruko nya " . Ibu ikut menimpali pendapat ku .

" Viya , kamu ingat sama anak om yang kuliah di Jogja ? " . Om Barka tiba - tiba bertanya dengan hal yang menurut ku random banget karena ndak ada kaitan nya sama yang sedang kami bahas barusan .

" Anak om ? " .

" Iya , anak om yang sulung kuliah di Jogja dan sudah lulus 3 tahun lalu tapi milih mengabdi di pesantren dulu di Jawa Tengah , kemarin anak om itu sudah pulang katanya masih mau istirahat dulu sebelum sibuk lagi sama kafe yang dia kelola 4 tahun ini " .

" Seperti nya saya lupa om , saya cuma tau anak om si Meta yang mungkin sekarang sudah SMA itu aja om " .

" Hehehe , mana kenal anak ku sama Galuh , Bar .. Galuh dari SMP sudah ndak tinggal sama kamu sedangkan Viya juga tahu nya anak mu yang bungsu aja " . Bapak terkekeh .

" Masa sih , perasaan mereka kan cuma terpaut 3 tahun masa iya belum pernah ketemu " . Om Barka tampak bingung .

" Wes ndak pa pa yang penting kalian kenal aja dulu , libatkan Galuh sama pencarian mu nduk , ajak dia ke desa Simo Kuning juga biar dia bisa menjaga mu " .

" Iya , ibu juga setuju pak " . Tante Wati ikut menimpali .

" Om sama tante sebegitu khawatir nya sama Viya " . Aku pun tak tahu kenapa bisa aku meloloskan kalimat itu begitu saja dari mulut ku , sontak saja aku langsung menutup mulut ku karena malu .

Dasar mulut tak ada gembok nya , bisa - bisa nya aku ngomong kayak gitu di hadapan om Barka dan istri nya .

" Hahaha " . Tak di sangka kedua orang tua ku dan sepasang teman nya itu malah tertawa serempak . Apa nya yang lucu pikir ku .

" Kamu itu nduk , sudah umur segini tapi masih juga polos " . Bapak mengacak puncak kepala ku .

" Nduk Viya , jelas kami mengkhawatirkan kamu , kamu itu sudah seperti anak sendiri buat kami apalagi kamu itu anak perempuan , ndak mungkin kami biarkan kamu hadapi hal besar sendirian di dsa Simo Kuning " . Om Barka pun menjelaskan panjang lebar tentang maksud kekhawatiran nya .

Aku menghela napas sungguh tak mengerti kenapa bisa tiba - tiba menganggap seperti anak sendiri kalau kami saja hampir tak pernah bertemu .

1
Zulia Almanshur
makasih banyak , mohon dukungan nya ya .. nanti pasti mampir kl sudah senggang
Erlina Arlena
ceritanya bagus, aku suka, semangat thor
Zulia Almanshur: makasih banyak , mohon dukungan nya ya kak .. masih oemula 🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak
Zulia Almanshur: Salam kenal juga kak Anita .. waah .. sudah senior nih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!