Tiga orang pria bersahabat dengan seorang gadis cantik dari masa bangku SMP hingga mereka dewasa. Persahabatan yang pada akhirnya diwarnai bumbu cinta yang saling terpendam hingga akhirnya sang gadis tersebut hamil dan membuat persahabatan mereka nyaris retak.
Siapa sangka sebenarnya salah satu di antaranya mencintai seorang gadis yang sebenarnya selama ini amat sangat dekat di antara mereka.
Seiring berjalannya waktu, rasa sakit mulai terobati dengan hadirnya si pelipur lara. Hari mulai terasa bermakna namun gangguan tidak terhindarkan. Mampukah mereka meyakinkan hati gadis masing-masing, terutama gadis yang salah satunya memiliki rentang usia bahkan 'dunia' yang berbeda dengan mereka.
SKIP yang tidak suka dengan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Belum tau rasanya.
Bang Arma masuk ke dalam ruang kerjanya. Nafasnya terasa berat melihat Nadia terbaring, mungkin menahan rasa sakit di perut dan punggungnya.
"Masih sakit ya?" Tanya Bang Arma kemudian mengusap kening Nadia.
"Jangan marah lagi ya Bang, Nadia nggak mau Abang kena masalah." Kata Nadia.
Bang Arma membuang nafasnya pelan. Ia menyadari kesalahannya, sudah membuat gaduh di Batalyon.
"Maaf, Abang harap kamu tidak lagi menyalahkan Abang dan Abang juga tidak ingin membahas masalah ini lagi..!!" Pinta Bang Arma.
Nadia mengangguk paham, semenjak kandungan nya semakin membesar, bobot nya semakin terasa, Nadia tidak lagi begitu banyak berdebat. Rasanya tenaganya sudah habis hanya untuk bernafas saja.
"Mau ke Bidan?" Tanya Bang Arma.
"Ke klinik nya Bang Kuncoro aja ya Bang." Kata Nadia.
Mata Bang Arma seketika terbelalak mendengarnya. Bagaimana bisa Nadia malah memilih Bang Kuncoro yang notabene adalah sahabatnya dan seorang laki-laki yang akan memeriksa kandungan nya.
"Whaat???? Ke Bidan saja ya..!!"
"Ke Klinik Bang Kuncoro saja..!! Nadia suka disana." Jawab Nadia.
Wajah Bang Arma langsung berubah masam tapi nampaknya Bang Arma lebih suka berinteraksi dengan dokter kandungan nya itu.
"Boleh ya Paaa..!!" Tanya Nadia dengan suara manjanya.
Mau tidak mau Bang Arma memaklumi, semua tidak lain demi anak dan istrinya yang masih ada di dalam kandungan. Apalagi rengek manja Nadia sudah membuatnya tergoda.
"Ya sudah, ayo berangkat sekarang..!!" Bang Arma membantu Nadia untuk bangkit dari posisinya.
...
Bang Kurowo melepas sarung tangan steril nya usai membantu persalinan Tria. Memang persalinan Tria sedikit lebih merepotkan karena panggulnya sempit.
Kemudian tak lama menyusul di belakangnya, Bang Angger yang sedang mengatur nafasnya dengan langkah gontai, ia mendekati Bang Angger dan menyangga tubuh di bahunya.
"Geerrr..!!!!!" Bang Kurowo bingung saat sahabatnya mendadak lemas.
Bang Arma yang tidak sengaja melihat hal itu langsung berlari dan membantu kakak iparnya yang nyaris tumbang sampai dirinya lupa bahwa Nadia juga sedang berdiri di sampingnya.
"Geerr.. sadar Geerr..!!!!!!" Kata Bang Arma cemas dan bingung.
"Jangan pernah menyakiti hati istrimu..!!" Ucap lirih Bang Angger ketakutan kemudian benar-benar tidak sadarkan diri.
...
Nadia melongok melihat cantiknya paras wajah keponakan pertamanya. Ia pun mengusap perutnya sendiri dan menoleh mengarahkan tatapan wajahnya pada Bang Arma.
"Nanti kita juga punya gadis yang cantik seperti ini, Bang."
"Alhamdulillah, akhirnya kita juga akan punya gadis kecil kita sendiri." Jawab Bang Arma. "Iya khan Wo?" Kini Bang Arma mengalihkan pertanyaan itu pada Bang Kurowo selaku dokter kandungan yang menangani Nadia.
"Kurasa begitu." Jawabnya sambil melihat gadis cantik milik Letnan Angger Hartanto.
"Tidak akan salah?" Tanya Bang Arma yang sebenarnya memang begitu menginginkan bayi perempuan.
"Iyaaa.. lagipula kenapa sih kalau laki-laki?? Apa kau takut kelakuan anakmu akan sama persis seperti denganmu?" Jawab Bang Kurowo tapi senyumnya masih merekah melihat cantiknya si bayi kecil pelipur lara.
"Bang.. Mamanya masih lemah, apa perlu kita tambah vitamin?" Ujar Santi, bidan sekaligus istri dari Bang Kurowo.
"Tadi sudah Abang beri vitamin. Sebentar lagi pasti pulih. Nanti tolong kamu suapi makan setelah itu kamu yang istirahat..!!" Perintah Bang Kurowo.
"Aku saja yang suapi, biarkan Santi istirahat..!!" Bang Angger bangkit dari duduknya meskipun wajahnya masih terlihat pucat.
"Kau yakin sudah kuat??"
Bang Angger mengangguk, memang tadi dirinya sempat ketakutan sampai rasa kakinya tidak sanggup menopang tubuhnya sendiri.
Di samping ranjang bayi, terdengar tawa terkikik tanpa beban dan Bang Angger begitu kesal melihat adik iparnya seakan meledeknya terang-terangan.
"Apa yang kau tertawakan??? Kau belum tau rasanya menemani istri melahirkan, jangan sampai kau kejang karena tidak kuat melihat istri melahirkan..!!" Kata Bang Angger.
"Hahahahahaa.. kau ini lemah sekali, apa gunanya pendidikan mentalmu selama ini???" Bang Arma masih saja tertawa dengan apa yang di lihatnya barusan.
Bang Angger hendak menjawabnya namun Bang Kurowo segera menahannya. Ia memberikan kode mata dengan maksud yang amat sangat mudah untuk di pahami. Bang Angger pun tersenyum tipis.
"Tertawa lah sepuas hatimu, rasakan nanti..!!" Celetuk Bang Angger kemudian.
.
.
.
.
Tapi ambil hikmahnya, selain sebagai rejeki kehadirannya juga sebagai pelengkap setelah adanya 2 jagoan, dan menambah kokohnya cinta kalian
Tapi seorang ibu tak pernah rela anak2nya dimarahi sekalipun itu oleh ayahnya