NovelToon NovelToon
Cinta Sang RV

Cinta Sang RV

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Marlita Marlita

Sejak Menolong pria bernama Reyvan, nasib Annira berubah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marlita Marlita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lora Mengungkapkan Perasaan ke Rey

“Sialan.” Umpat Fikri yang gagal bertanya lebih lanjut kepada Anira. Ia segera membuat Anira sadar kembali seperti biasa, ia membuat Anira melupakan kejadian sebelumnya saat ia menyuruh gadis itu menatap matanya.

Anira telah sadar tapi ia tak mengingat apa pun, yang ia ingat hanya kejadian setelah Fikri datang lalu duduk disisinya, ia tak menaruh curiga sedikitpun.

“Anira, ayo.” Rich segera menarik tangan Anira, terpaksa gadis yang sedang kebingungan itu ikut saja.

“Kenapa Rich?” Anira masih kebingungan dengan sikap Rich yang sempat menjadi crushnya.

“Jangan dekat-dekat sama Fikri.” Kata Rich bermaksud memperingatkan, Anira akhirnya berpikir apakah Rich menyukainya? Kabar secara tidak langsung yang menyenangkan bukan?

“Aku nggak dekat sama Fikri kok, tadi aku cuma sendirian terus dia datang.”

“Lain kali di hindari, jangan dekat-dekat sama dia.” Ujar Rich yang telah berhenti dari langkahnya dan melepaskan tangan Anira.

_ “Kok rasanya jadi deg-degan kalau Rich bilang gitu apalagi mukanya tegas. Hah! Anira sadar jangan baper.” _ batin Anira sedikit salah tingkah di hadapan Rich, tapi sikapnya sebisa mungkin ia sembunyikan.

“Kalau boleh tau kenapa kamu melarangku dekat sama Fikri?” tanya Anira penasaran, siapa tahu Rich bisa mengatakannya sekarang kalau ia menyukainya.

Rich tersenyum manis menatap Anira intens, semakin salah tingkahlah Anira yang di layangkan tatapan manis Rich karena ia menyukai orang di depannya.

“Mereka anak motor, aku tidak mau kamu terlibat.” Kata Rich dengan nada berbisik lalu pergi begitu saja meninggalkan Anira di tengah lapangan.

“Cuma itu?” gumam Anira sambil cemberut, kecewa ia mendengar jawaban crushnya. Sampai kapan ia mengagumi Rich tanpa memilikinya.

Dua hari yang lalu di SMA N 01, kota M. Reyvan sedang berada di kelasnya 12 IPS 3 sedang menulis di buku tulis, bukan mengerjakan tugas tapi hanya mencatat sembarangan, menyalinnya dari buku pelajaran yang terlihat tebal mungkin saking gabutnya sekalian menunggu waktunya masuk dan pulang sekolah padahal masih lama. Datanglah Lora yang memasang senyum tipis penuh harapan berjalan semakin mendekati Reyvan setelah itu duduk di sebelahnya, awalnya Reyvan membiarkannya saja tidak menyapa maupun mengusir, justru sikapnya yang diam membuat cewek-cewek di sekeliling yang melihat merasa iri lalu meninggalkan kelas dengan segera mengira jika Lora dan Reyvan ada hubungan.

“Dia nggak usir Lora dari sebelahnya, apa mereka udah pacaran?”

“Mungkin saja, setahuku kalau Reyvan melihat cewek asing didekatnya pasti dia usir.”

“Kalau beneran pacaran, kenapa harus sama Lora kenapa nggak sama gue aja.”

Begitulah pembicaraan para cewek-cewek pengagum Reyvan yang keluar meninggalkan kelas 12 IPS 3.

Sepeninggalan seluruh penghuni kelas, kini hanya ada Lora dan Reyvan di dalam sana. Lora yang tanpa malu-malu langsung bicara “Rey, aku mau bertanya,” mereka tidak tahu kalau Adel dan Nela sedang berada di samping kelas, tepatnya mengintip di jendela bagian samping kelas sambil mengeluarkan smartphonenya lalu memotret Lora dan Reyvan.

Lelaki tampan yang awalnya sibuk dengan buku dan pulpennya di alihkan perhatiannya oleh Lora.

“Apa?” tanya Reyvan cuek namun sempat menoleh kepada Lora.

“Kemarin, a-aku mengatakan kalau aku menyukaimu. Maaf ya, mungkin kamu tidak menyukaiku makanya kamu tidak menanggapi dan memberi jawaban. Maksudku datang untuk meminta maaf, kalau memang aku tidak boleh menyukaimu maka aku berusaha untuk tidak menyukaimu daripada kamu membenciku.” Lora mengucapkan kalimat panjangnya sambil air matanya juga bercucuran mengiringi kalimat menyedihkan.

Reyvan menepuk pundak Lora memberi penguatan pada gadis pemberani yang baru saja mengungkapkan perasaannya yang kedua kali dan Lora akhirnya merasa senang mendapat semangat dari lelaki pujaanya.

“Menyukai itu tidak salah, itu wajar, terima kasih atas pengakuanmu. Aku menyukai keberanianmu tapi maaf kalau aku sebenarnya sudah punya pacar. Aku tidak membencimu kok, jangan berpikir buruk.” Ujar Reyvan tenang, entah-lah mungkin begitu caranya untuk menolak perempuan dengan lembut? Lora sebenarnya kecewa dan patah hati mengetahui Reyvan sudah punya pacar, tetapi ia tidak perlu kuatir ternyata Reyvan baik bahkan tidak membencinya, bukankah ini namanya kesempatan kedua? Masih ada kesempatan untuk dekat dengan Reyvan kemudian merebut hatinya.

“Maaf aku jadi merasa tidak enak.” Lora menundukkan kepalanya.

“Iya, tidak masalah santai aja. Aku ke kelas sebelah dulu.” Ujar Reyvan lalu bangkit meninggalkan Lora sendirian di sana.

“Lora ...” ucap Adel dan Nela dengan bersorak berhamburan menghampiri sahabatnya.

“Kelihatannya di terima ya?” tanya Adel senang, Lora pun tersenyum senang menyambut pelukan dua sahabatnya, walaupun senyumannya tadi agak kecut.

“Nggak di terima sih tapi aku ...” belum juga lengkap kalimat Lora langsung di potong oleh mereka.

“Apa?” ucap mereka bersamaan.

“Ya dengerin dulu, ah.” Ujar Lora kesal.

“Iya, iya maaf.” Adel menyela.

“Ayo dong Lora, ceritain.” Nela memohon Lora menjelaskannya tetapi Lora sudah terlanjur kesal dan meninggalkan mereka begitu saja.

“Eh ngapain anak orang baru dateng udah murung aja.” Tegur Kael akan kedatangan Reyvan di kelas 12 IPS 2, seperti biasa Kael bermain gitar di jam istirahat daripada sibuk ngerumpi seperti kelompok cewek di sudut kelas, para cewek malah semakin heboh ketika Reyvan datang.

“Gue masih gak percaya El, kemarin kita gagal nangkap manusia misterius di SMA sebelah. Kira-kira siapa pelakunya?” Reyvan masih membahas perihal kemarin malam peristiwa mati lampu di sekolah Anira, Reyvan di serang dari kegelapan sampai ia harus memanggil teman-temannya untuk mencari pelakunya.

“Ya pasti musuh Lo Reyvan, apa jangan-jangan musuh Lo ada disana.” Reyvan langsung menatap Kael dengan tajam, di benaknya terpikir satu nama, Anira. Bagaimana keadaan gadis itu, apakah musuhnya juga melibatkan Anira?

Namun Reyvan segera mengusir kekawatirannya, sebab masih ada rasa kecewa atas sikap Anira kemarin malam tidak mau di atur dan memilih pulang sendiri, semoga Anira baik-baik saja dan tidak di libatkan.

“Kita lihat saja.” Jawab Reyvan singkat lalu beranjak untuk pergi lagi, padahal baru saja mendaratkan bokongnya di atas kursi.

“Reyvan, bagaimana keadaan cewek yang Lo ceritain. Lo ntar kesana jemput dia ‘kan? Gue ikut.” Ujar Kael yang sudah tahu tentang Anira.

“Gue sibuk selama seminggu ini kita bakal ulangan.” Ujar Reyvan, malas membahas tentang Anira.

“Lo nggak kuatir tentang keadaan dia? Lo mau kehilangan cewek yang berhasil memenangkan hati Lo?” Kael yang peduli dengan Reyvan hanya mau mengingatkan.

“Gue udah ngelupain dia dan gak bakal ke sana lagi.” Ucap Reyvan sebelum meninggalkan kelas Kael dan juga orangnya.

“Yah parah.” Umpat Kael sambil menggelengkan kepalanya melihat sikap Reyvan demikian, ia mengira Reyvan akan bahagia dengan Anira, cewek baru yang pernah Reyvan ceritakan padanya.

1
Tiwi
Kecewa
Tiwi
Buruk
CatLiee: nasibnya Annira atau authornya nih, hehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!