NovelToon NovelToon
GLOW UP PADA WAKTUNYA

GLOW UP PADA WAKTUNYA

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:599.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: Savana Alifa

"Gak tahu malu! Lo gak ngaca? Lo itu jelek, gendut, item lagi! Bisa-bisanya mimpi mau jadi pacar Alder."

Suara sumbang itu terus terlontar dari banyaknya murid yang mengelilinginya, melemparnya dengan kertas bahkan dengan botol air mineral kosong.

Dimana letak kesalahannya? Gadis bernama Jasmine itu hanya mencoba menyatakan perasaannya pada pemuda bernama Alder, tapi ternyata di situ lah awal kehancurannya.

Mendapat perlakuan buruk dan bullying dari teman-teman sekolahnya, tak lantas membuat Jasmine menyerah. Meski nyaris tak waras, ia berhasil merubah dirinya. Dari seekor itik, menjadi angsa cantik!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TUGAS BARU

Dadanya berdesir, ada rasa aneh yang bergejolak dalam dirinya saat Alder mengusap punggungnya dengan lembut. Jasmine memejamkan mata, kemudian menarik dini tak baik untuk jantungnya.

Tatapan mereka saling mengunci, seolah menyampaikan banyak kata yang tertahan di tenggorokan. Perlahan Alder kembali mendekat, seperti terhipnotis, Jasmine pun hanya diam mematung. Tubuhnya serasa terkunci, sampai ketika Alder semakin dekat Jasmine menahan dada pria itu.

“Pak ...” tegurnya.

Alder menjauh, mengusap wajahnya dengan gusar lalu beranjak duduk dengan posisi bersandar pada sandaran sofa. Ia menengadah dengan mata terpejam, entah setan mana yang merasukinya, kenapa ia nyaris lepas kendali pada Jasmine? “Aku lapar,” ucapnya.

Jasmine berdiri, tubuhnya sedikit gemetar sisa-sisa rasa tegang beberapa detik lalu, “Tunggulah, saya masak dulu,” katanya.

Alder hanya mengangguk sebagai jawaban, pria itu tengah merutuki dirinya, apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya? Kenapa baru beberapa hari Jasmine bekerja dengannya, ia bisa hampir kebablasan?

“Aku harus meminta maaf,” gumamnya, lalu beranjak menyusul Jasmine ke dapur. Gadis itu tengah terdiam dengan tatapan kosong, sepertinya tak jauh beda dengan Alder, Jasmine pun masih tak menyangka dengan kejadian yang nyaris mereka lakukan.

“Nara ...”

Jasmine terkesiap, ia sontak berbalik, “Jangan mengagetkan saya, Pak. Jantung saya sedang gak baik-baik aja sekarang,” ucap Jasmine.

Alder mengerutkan dahinya, lalu mendekat dan berdiri tepat di hadapan gadis itu, “Kamu sakit jantung?”

Jasmine menggeleng, “Bukan gitu, gak tahu kenapa jantung saya berdetak gak normal sekarang, “Hacciiiiih,” jasmine menutup wajahnya, lalu meminta Alder mundur dengan isyarat tangannya.

“Maaf maaf maaf,” kata Alder seraya mundur beberapa langkah. Untung saja tadi Jasmine tak bersin saat alder nyaris meraup bibir ranumnya.

“Kita sama, jantung saya juga gitu,” kata Alder dengan bodohnya. Karena jujur, itulah yang saat ini terjadi dengan jantungnya. Selain masalah jantung yang berdetak tak normal, darahnya juga serasa mendidih. Ada sesuatu yang meletup-letup di dalam sana, Alder baru merasakannya.

Jasmine menyentuh dadanya, debaran itu semakin nyata, hingga tubuhnya terasa panas dingin dan berdebar-debar. Ternyata Alder masih menjadi raja di dalam sana, pria itu masih saja bisa membuat jantungnya terpompa tak karuan.

“Nara, aku, aku mau minta maaf. Soal tadi ..”

“Gak usah di bahas lagi, Pak. Saya ngerti kok. Mungkin Pak Al lagi galau,” kata Jasmine, ia berbalik dan kembali melanjutkan niatnya untuk memasak. Wajahnya memanas, pipinya pasti memerah.

“Saya gak galau, saya cuma lelah. Saya butuh seseorang yang bisa menenangkan saya. Biasanya saya peluk Mama, tapi Mama udah gak ada. Dan tadi, saat saya peluk kamu, saya merasakan pelukan Mama ada pada diri kamu, dan soal tadi, saya benar-benar lepas kendali. Saya minta maaf, saya gak bermaksud merendahkan kamu, maafkan saya,” kata Alder.

Jasmine mengeratkan genggamannya pada pisau yang tengah di pegang, matanya sejenak terpejam, Alder hanya butuh pelukan Mamanya, tak lebih. Bukan nyaman memeluknya, namun pria itu ingin mencari kenyamanan dari pelukan sang Mama yang sudah lama tak ia rasakan.

Ia kembali berbalik, menatap Alder yang juga tengah menatapnya, ia lalu tersenyum, senyuman getir yang sangat di paksakan, “Gak papa Pak, saya mengerti. Oiya, saya masak dulu, Bapak tunggu saja, nanti saya bawakan makanannya.”

Alder terus menatap Jasmine, beberapa saat kemudian pria itu mengangguk lalu pergi. Ia kembali ke ruang tamu, sepertinya Jasmine tak ingin dekat-dekat dengannya, kalimat gadis itu menyiratkan usiran secara halus.

***

Beberapa saat menunggu, Jasmine akhirnya muncul. Membawa nampan yang di atasnya berisi makanan hasil olahan tangannya. Ia simpan di atas meja di hadapan Alder yang sontak menegakkan duduk saat Jasmine datang.

“Saya ambilkan minumannya dulu,” kata Jasmine.

Alder hanya mengangguk sebagai jawaban, rasa lapar semakin terasa saat ia mencium aroma makanan yang menggugah seleranya, aromanya saja sudah sangat lezat dan menggelitik perut, apalagi rasanya.

Jasmine kembali, ia meletakkan dua gelas air putih dingin di atas meja, lalu menyiapkan makanan untuknya juga untuk Alder. Ia juga lapar ternyata, karena itu ia membuat dua porsi makanan.

“Maaf, saya hanya masak omelet dan nasi goreng ini. Ini yang pali cepat di bikin,” kata Jasmine.

“Gak papa, ini saja sudah cukup,” Alder menerima piringnya, lalu mulai mencicipi makanannya.

Jasmine yang duduk di sebelah pria itu terdiam, menunggu reaksi apa yang akan di tunjukan Alder setelah merasakan masakannya.

Di suapan pertama, Alder memelankan kunyahannya, ia seperti menemukan sesuatu yang lama hilang. Ia kembali menyuapkan makanan ke mulutnya, lalu menoleh pada Jasmine, “Kenapa kamu gak makan?” tanyanya.

“Saya nunggu komentar dari Bapak, gimana? Apa makanannya enak? Kalau gak enak gak usah di paksain, Pak.”

Alder tersenyum, tanpa sadar ia mengusap puncak kepala Jasmine, “Makanan ini mengingatkan saya pada seseorang. Orang yang sudah lama pergi, dan rasa masakan kamu persis dengan rasa masakannya. Enak,” ucapnya.

Alih-alih senang mendengar pujian itu, Jasmine justru terdiam. Nafsu makannya menguar begitu saja, padahal ia sangat lapar. Ucapan Alder membawanya ke masa lalu, saat dulu Jasmine kerap membawakan bekal untuk pria itu, padahal saat itu hidupnya serba pas-pasan, tapi Jasmine memaksakan diri membuat nasi goreng. Nyaris setiap pagi ia memberikan bekal nasi goreng pada Alder, berharap pria itu mau mencicipi makanannya walau sedikit saja. Dan berharap setelah mencicip makanannya Alder menyukainya lalu mau berteman dengannya.

Tapi Jasmine justru mendapati kotak bekalnya di tong sampah. Alder membuangnya. Meski seperti itu, jasmine tak menyerah, ia mengganti menu bekal untuk Alder meski bekal yang sangat sederhana, mungkin Alder tak menyukai nasi goreng, karena itu Alder membuangnya, begitu pikirnya. Ternyata Alder juga membuangnya.

Sampai akhirnya Jasmine menyerah dan hanya membawa bekal untuknya sendiri, itu pun Mamanya yang memasak untuknya, Jasmine tak pernah mau memasak lagi. Selain karena kecewa pada Alder, keadaan ekonominya juga semakin buruk, membuat mereka sulit untuk membeli bahan-bahan makanan seperti beras dan bahan pokok lainnya.

"Nara, kok bengong? Apa kata-kata saya ada yang menyinggung kamu?"

Jasmine menggeleng, tatapannya dingin, "Makanan ini mengingatkan Bapak pada siapa?" Tanyanya.

Alder tersenyum, "Sudahlah, kamu pasti lapar. Ayo makan, kalau pun aku katakan siapa orangnya, kamu juga gak akan kenal."

Alder mulai kembali membuang bahas formalnya, ia kembali menyuapkan makanan ke mulutnya. Pria itu makan dengan sangat lahap hingga tak membutuhkan waktu lama makanan itu udah tandas.

"Terima kasih Nara, dan ada tugas baru untukmu, setiap hari aku mau kamu memasakkan aku makanan untuk sarapan. Kamu tenang saja, uang belanja akan saya kirim perbulan plus bonus tambahan untukmu. Gak ada penolakan!" Kata Alder buru-buru saat Jasmine hendak memprotes.

Jasmine menghela nafas panjang, dulu makanannya di buang, sekarang pria itu justru meminta sendiri. Jika Alder tahu Nara adalah Jasmine, apa pria itu masih mau memakan masakannya?

1
senja
hubungan apa sih menclok sana menclok sini kayak giliran aja
senja
lumayan dion dapet perawanya meski di putusin 🤣🤣
senja
perawane ilang baru bertindak 🤣
senja
tau tau entat hamil 🤣
senja
alur cerita sudah bagus cuma kurang pas di karakter jasmien
senja
ga sah ter lalu lebay thour kalau di bikin berubah itu harus nya totalitas peran antagonis menghadapi lawan ga menye menye
senja
udah berubah ngapain harus ganti pangilan harus di bikin tegas untuk bales dendam bukan mlempem
Tiwi
o
Naya Salsabilla
bagus tu baru benar
Naya Salsabilla
ternyata begitu ceritanya
Naya Salsabilla
minta kerja tuh sama si lilj mak lampir
Naya Salsabilla
kuharap sijasmin jgn terima si alder lagi bodoh klu diterima
Ridwan Munajar
kasihan aldren, jadi malas bacanya
Feri Susanto
kalo saya kembali lagi Kediri Jasmine,kalo memang Jasmin berpikir untuk mencari duit,ia akan memilih menjadi sekretaris,tp kalo Jasmine takut jatuh cinta lagi sama alder ,pasti Jasmine memilih sebagai menejer pemasaran,betul g....
Feri Susanto
ayo Jasmin,kamu pasti bisa memutarkan pakta,terbukti kamu sekarang berprestasi di tempat kerja mu,semangat Jasmin ...
Feri Susanto
setelah tamat SMA anak ku,kayak gak punya teman
Rat Na
seharusnya si oryza gak perlu mlkukn hubungan suami istri kalo ujung2nya dia lepasin Jasmine jga walaupun tujuannya kebahagiaan mereka gitu
Debbie Teguh
tumben nama dokternya gak pake nama bunga
www.ok
bguw
Suci Dava
cinta memang buta, pernah sedemikian rupa ngga pernah di hargai dgn mudahnya meng iya kan dan menerima cintanya, klo Dion punya prasangka perempuan materialistis jg ngga salah, karena motto hidup Jasmin mengejar UANG bkn CINTA
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!