Penyesalan Ayah Dari Anak-Anak Ku

Penyesalan Ayah Dari Anak-Anak Ku

Bab 1

Karina Fransiska Arnold tersenyum hangat menatap sebuah testpack bergaris dua di tangannya. Ia tidak mampu membendung air matanya. Karina tidak pernah menyangka akan hamil setelah dua tahun pernikahannya.

"Kuharap kabar bahagia ini akan membuat hati Papa luluh. Semoga Papa membatalkan niatnya meninggalkan kita." lirih Karina mengelus perut ratanya.

Tok

Tok

Tok

"Karina, Apa kau baik-baik saja." tanya seorang wanita dari luar kamar mandi rumah sakit.

"Sebentar, Jos. Aku akan merapikan pakaianku terlebih dahulu." jawab Karina lalu mencuci wajahnya agar lebih fresh.

Ceklek

"Bagaimana hasilnya?" tanya Josephine penasaran.

Karina langsung menyodorkan hasil tes pack itu kearah pandangan Josephine.

"Kya!!! Rin, kau hamil! Sebentar lagi kau akan menjadi ibu, Rin!"

Ya, Karina akan menjadi seorang ibu di saat usianya menginjak 25 tahun. Ia senang akhirnya mengandung anak dari pria yang sudah Karina cinta sejak lama.

" l am so happy, Rin. Proud of you my Bestie. Akhirnya sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ibu."

Josephine memeluk tubuh Karina dengan bahagia. Ia tidak menyangka Karina akan langsung hamil setelah sekali melakukan hubungan intim dengan suaminya. Meskipun kejadian itu hanyalah sebuah kecelakaan yang tak terduga.

Josephine sangat bersyukur pada akhirnya sahabatnya itu bisa hamil. Karena ia tahu bagaimana kondisi rumah tangga Karina selama dua tahun ini.

Josephine mengantar Karina ke dokter kandungan untuk memastikan hasil tes pack yang sudah mereka coba.

Dokter langsung mempersilahkan Karina berbaring di ranjang dan melakukan USG. Karina tersenyum hangat menatap layar monitor.

Dokter itu tersenyum hangat menatap kearah monitor.

"Wah. Anda ternyata hamil bayi kembar, Nyonya. Anda bisa melihat ketiga kantung janin ini. Anda juga bisa mendengar detak jantung dari ketiga bayi Anda." tunjuk dokter yang memeriksa Karina ke tiga titik hitam sebiji kacang yang terlihat di layar.

Karina tidak mampu membendung air matanya mendengar perkataan dokter itu. Ia benar-benar bahagia melihat tiga kantung janin yang hidup di dalam perutnya.

Josephine juga langsung memeluk tubuh Karina setelah mendengar penuturan dokter itu.

"Asik... Akhirnya tiga keponakan ku akan segera launching. Aku sudah tidak sabar menunggu beberapa bulan lagi. Aku harap mereka akan tumbuh menjadi anak yang cantik dan tampan."

"Selamat Karina, calon Mama muda." timpal Josephine lagi tidak mampu membendung rasa bahagianya.

Dokter yang memeriksa kandungan Karina dan juga seorang perawat yang mendampingi pemeriksaan itu tersenyum tipis melihat keakraban Karina dan Josephine.

"Apa Anda mengalami morning sick?" tanya dokter itu lagi sembari mempersilahkan seorang perawat membersihkan bekas gel yang dioleskan di atas perut Karina.

"Tidak, Dokter. Saya anteng aja dengan kehamilan saya." jawab Karina mendudukkan tubuhnya di atas ranjang setelah gel yang dioles diperutnya selesai dibersihkan.

"Kalau begitu saya akan meresepkan vitamin ibu hamil untuk Anda. Asisten saya akan memberikannya kepada Anda." Dokter itu lalu kembali duduk ke meja kerjanya.

Tak beberapa lama seorang perawat menyerahkan selembar kertas kecil kepada Karina.

"Ini resep vitamin ibu hamil yang bisa Anda tebus di apotek, Nyonya."

"Terima kasih." jawab Karina tersenyum ramah.

Sepanjang perjalanan, Karina tersenyum hangat menatap foto USG yang ada di genggamannya.

Josephine ikut tersenyum melihat kebahagiaan sahabatnya.

Tak beberapa lama, mereka tiba di kediaman mertua Karina. Karina langsung turun dari mobil diikuti oleh Josephine.

"Ckckck... Dari mana saja kamu?"

Mariana menatap Karina dengan tajam. Ia lalu mengalihkan pandanganya dari sebuah kertas yang ada di genggaman Mariana.

"Apa itu surat cerai yang sudah dipersiapkan oleh putraku?" tanya Mariana tanpa mengalihkan pandanganya dari kertas yang ada di genggaman Karina.

"Ini bukan apa-apa, Ma." jawab Karina dengan cepat. Ia tidak mau mertuanya itu melakukan hal yang tidak-tidak kepadanya. Bukan sekali dua kali mertua Karina berusaha mencelakai ataupun menjebak Karina saat suaminya sedang berada di luar negeri.

"Cepat buatkan jus untuk ku dan Gloria!" ketus Mariana tanpa berniat menyapa Josephine sedikitpun.

Mariana melengos begitu saja meninggalkan mereka dan melangkah mendekati seorang gadis cantik dan putih yang sedari tadi menatap datar kearah mereka. Ia tidak berkata sepatah katapun. Ia hanya sibuk dengan pikirannya.

Sementara Josephine tidak tega melihat sahabatnya lagi-lagi diperlakukan tidak baik oleh ibu mertuanya.

"Biarkan aku yang membuatnya. Aku tahu kau pasti lelah. Apa lagi sekarang ada tiga nyawa yang sedang tumbuh di rahim mu." bisik Josephine dengan pelan.

"Biarkan aku saja yang membuatnya. Aku tahu, Mama mertua tidak akan senang melihat mu masih berada disini. Pulanglah. Aku pasti akan menjaga mereka dengan baik." ujar Karina dengan lembut. Ia tahu kalau Josephine sangat peduli dengan dirinya. Namun, rasa cintanya kepada Ocean sudah membutakan mata dan hatinya.

Karina melangkah ke dapur. Namun, Josephine malah tetap kekeuh pada pendiriannya dan mengikuti langkah wanita itu menuju dapur.

Tak beberapa lama, Karina melangkah menuju ruang tamu dengan sebuah napan. Dia atasnya ada 2 gelas jus yang sebelumnya diminta mertuanya.

Prang!!

Tiba-tiba gelas jus yang ada di napan jatuh kelantai karena tanpa sengaja kaki Karina tersangkut di karpet merah yang menutupi lantai.

Plak

Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Karina.

"Apa kau punya mata! kau mengotori pakaian calon menantu ku!"

Wajah Mariana berubah merah padam melihat noda kotor di karpet dan percikan noda jus di baju mahal Gloria.

"Maafkan Karina yang kurang berhati-hati, Mom."lirih Karina berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh di depan ibu mertuanya.

Karina merasa pipinya sedikit panas dan kebas akibat tamparan kuat ibu mertuanya. Namun, ia masih bisa menyembunyikan rasa sakit itu.

"Cih! bersihkan karpet ini! Aku tidak mau melihat noda-noda itu mengotori lantai!"

Mariana menunjukkan bekas tumpahan jus. Syukur saja gelas yang jatuh tadi tidak pecah. Karena lantai rumah itu telah dialasi dengan karpet merah mahal yang diukir indah.

Sementara Josephine tidak bisa membantu Karina meskipun gadis itu ingin membantu. Karena bantuannya hanya akan membuat Mariana murka dan semakin membenci Karina dan bertindak semena-mena.

Saat Karina ingin berjongkok dan membersihkan noda-noda bekas jus itu. Tiba-tiba sebuah suara bariton seseorang menghentikan gerakannya.

"Apa yang kau lakukan!"

Seorang pria bermata biru menatap kearah Karina dengan sangat tajam. Tak ada sedikitpun kelembutan di wajah datar itu. Memiliki mata tajam dan rahang kokohnya membuatnya terlihat sangat tampan dan berkharisma.

"Cean..." lirih Karina tanpa berani menatap kearah pria itu. Meskipun status mereka adalah suami-istri.

Sementara Mariana tersenyum senang melihat kedatangan Ocean. Dengan wajah angkuh, Mariana berucap.

"Cean, lihatlah istri pilihan Kakek mu. Wanita ini benar-benar menjadi parasit di keluarga kita. Dia tidak memiliki pendidikan dan keluarga yang jelas. Dia hanya sibuk berdiam diri di rumah tanpa melakukan apa-apa. Bukankah dia terlihat seperti seorang wanita yang hanya numpang hidup saja di kediaman Gultom!"

Karina mengepalkan tangannya mendengar perkataan Mariana.

"Kau harusnya menceraikan istri tak berguna seperti dia. Bukankah Giselle merupakan salah satu kandidat calon istri yang cocok untukmu. Giselle gadis yang cantik dan memiliki pekerjaan yang mapan. Selain itu, Giselle juga pintar berbisnis. Jika kalian menikah, bukankah kalian akan mendapatkan calon pewaris yang pintar." timpal Mariana tersenyum penuh kemenangan menatap wajah pias Karina.

"Bibi!" panggil Ocean kepada salah satu pelayan yang bekerja pada keluarganya.

Seorang wanita paruh baya berjalan tergesa-gesa kearah Ocean.

"Iya, Tuan muda." cicit wanita itu dengan perasaan cemas. Ia melihat wajah pria itu seperti seseorang yang sedang menahan amarah.

"Bawa wanita itu ke kamarnya." kata Ocean dengan wajah datar. Meskipun posisi tubuh Karina sedang membelakangi Ocean. Namun, wanita itu bisa merasakan tatapan tajam dan aura menyeramkan di wajah Ocean. Tatapan tajam itu serasa sedang menatapnya dengan tatapan yang sangat menusuk.

"Baik, Tuan muda."

Wanita itu langsung menuntun Karina untuk berdiri. Karina ingin membersihkan noda itu. Hanya saja Karina tidak bisa membantah perkataan Ocean.

"Mari Nyonya muda."

Pelayan itu merupakan salah satu pelayan yang sudah bekerja selama bertahun-tahun di keluarga Gultom. Ia tentu saja tahu bagaimana perangai mertua Karina.

Setibanya di depan pintu, Karina menghentikan langkahnya.

"Terima kasih untuk hari ini, Bibi." Karina menatap wanita paruh baya itu dengan wajah sendu.

Sementara pelayan itu tersenyum tipis menggenggam lembut tangan Karina.

"Jangan dimasukkan ke dalam hati ucapan Nyonya besar tadi, Nyonya muda." ujar pelayan itu dengan tulus.

Karina hanya bisa tersenyum sendu mendengar perkataan pelayan itu. Ia sudah terbiasa dengan perangai ibu mertuanya. Hanya kakek dan ayah mertuanya yang selalu berusaha menjadi garda terdepan membelanya. Sementara suaminya hanya diam dan tidak peduli dengan keadaannya.

Karina lalu masuk ke dalam kamar dan membersihkan diri setelah kepergian pelayan itu.

Terpopuler

Comments

Wahyu Eka

Wahyu Eka

💟💟💟

2024-05-09

0

Wy Ky

Wy Ky

keren

2024-04-20

0

Anonymous

Anonymous

keren

2024-04-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Extra Part 1
145 Extra Part 2
146 Extra Part 3
147 Karya Baru "My First Love Is A Mafia."
148 Karya Baru "Satu Malam Di Tahun Baru."
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Extra Part 1
145
Extra Part 2
146
Extra Part 3
147
Karya Baru "My First Love Is A Mafia."
148
Karya Baru "Satu Malam Di Tahun Baru."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!