NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:368.5k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

*Sedang dalam tahap revisi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saran untuk bercerai

Nana tersenyum sinis. Untuk yang ke sekian kali, Edward selalu memprioritaskan Silva dibanding Nana. Bahkan, pria itu tak segan-segan untuk berdiri di garda terdepan untuk membela dan melindungi Silva.

Tak peduli, siapa benar dan siapa salah, Edward hanya akan terus berpihak pada Silva.

Seharusnya, Nana tak perlu heran lagi.

"Minta maaf, Na!" titah Edward dengan wajah memerah.

"Sudah aku bilang, kalau aku nggak ngapa-ngapain," ucap Nana membela diri.

"Ed, sudahlah! Jangan paksa Nana kalau dia memang nggak mau. Toh, aku juga nggak kenapa-kenapa, kok," celetuk Silva yang seolah dengan sengaja menyiram bensin ke dalam kobaran api.

"Nggak apa-apa, gimana? Telapak tangan kamu sampai terluka, Silva!" ujar Edward penuh kekhawatiran.

"Cuma luka kecil, Ed. Nggak usah khawatir."

Silva kemudian menatap ke arah Nana.

"Na, aku minta maaf. Kalau memang kehadiran aku di rumah ini membuat kamu merasa terganggu, aku akan segera pergi malam ini juga. Tapi, tolong jangan marah pada Edward lagi, ya! Dia membawa aku tinggal di sini karena dia tahu kalau aku ini sangat penakut. Bukan karena kami memiliki hubungan terlarang seperti yang selama ini kamu sangkakan."

"Kamu nggak boleh pergi, Silva!" cegah Edward. "Kamu akan tetap tinggal di sini," tegasnya.

"Tapi, Nana..." Silva melirik Nana dengan tatapan mengejek.

"Kalau dia nggak mau menerima kehadiran kamu di sini, maka dia saja yang pergi!" sahut Edward.

Mendengar ucapan pria yang masih bergelar sebagai suaminya itu, Nana tampak tertawa kecil. Ah, ini benar-benar menyebalkan.

Saking menyebalkannya, Nana bahkan tidak tahu lagi, harus mengumpat dengan kata-kata kasar seperti apa untuk menggambarkan sosok Edward.

"Oke. Aku akan pergi," ucap Nana dengan lantang.

Degh!

Edward langsung membulatkan matanya. Apa-apaan ini? Kenapa Nana malah setuju untuk benar-benar pergi?

Belum sempat Edward mengatasi rasa terkejutnya, ia kembali diberi kejutan baru.

Plak!

Suara tamparan itu terdengar sangat keras. Samuel dan Andro bahkan menganga lebar saat menyaksikan adegan barusan.

"Kamu berani menampar aku?" pekik Silva meradang.

Pipinya terasa sangat panas dan perih akibat tamparan keras yang tiba-tiba dilayangkan oleh Nana.

"Ya, tentu saja aku berani," angguk Nana. Kemudian, dia mengambil lagi sekotak orange juice dari dalam kulkas lalu menyiramkannya ke tubuh Silva dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.

"Ah, dasar gila kamu, Na!" teriak Silva murka.

"Bagaimana? Enak?" tanya Nana sambil tersenyum sinis.

"Nana! Kamu benar-benar jahat!" hardik Edward murka.

Nana pun tampak menoleh dengan ekspresi cuek. "Aku hanya nggak mau rugi. Bukannya, Silva bilang kalau aku menyakiti dia? Daripada, ucapannya hanya menjadi fitnah, lebih baik aku jadikan kenyataan saja. Iya kan, Silva?"

Silva mengepalkan telapak tangannya. Andai tak ada Edward, maka sudah pasti dia akan langsung membalas perbuatan Nana.

"Kamu benar-benar semakin menjadi, Na! Bukannya sadar, tapi sikap kamu justru semakin liar."

"Sudah, Ed!" kata Silva. "Jangan marahi Nana lagi! Walau bagaimanapun, dia tetap istri kamu."

"Justru karena dia istri aku, makanya dia harus bisa jaga sikap. Kamu tamuku, Silva! Seharusnya, dia bisa menghormati dan menghargai kamu."

"Ogah," sahut Nana dengan cepat. "Ngapain aku harus hormat sama pelakor?"

"NA!" hardik Edward.

"Apa?" tantang Nana. "Apa Tuan Edward ingin menampar saya demi membalaskan dendam gundik Anda?"

Seluruh tubuh Edward menegang karena amarah. Reflek, tangannya langsung terangkat, hendak menampar pipi Nana.

"Jangan, Ed!" cegah Andro. Pria berhidung mancung itu berhasil menangkap tangan Edward tepat waktu.

Edward pun langsung menurunkan tangannya kembali.

"Kalau kamu nggak mau minta maaf sama Silva, maka kamu harus benar-benar pergi dari sini!" ancam Edward.

"Oke. Malam ini juga, aku akan pergi," angguk Nana setuju.

Perempuan itu berbalik dan langsung melangkah cepat menuju ke kamarnya. Beberapa pakaian miliknya ia masukkan secara serampangan ke dalam koper.

Dia sudah bertekad akan keluar dari rumah itu dan segera menggugat cerai Edward. Toh, perbuatan Edward hari ini kembali membuka matanya bahwa memang tidak ada hal yang patut dipertahankan lagi diantara mereka.

"Ed, kenapa kamu nggak susul Nana? Kalau dia beneran pergi, bagaimana?" tanya Andro dengan perasaan khawatir.

Edward yang sedang sibuk mengobati telapak tangan Silva hanya mendengkus perlahan.

"Biarin aja. Kalaupun dia beneran pergi, dia juga nggak akan pergi lama. Paling, dua atau tiga hari, dia akan balik lagi," sahutnya dengan nada cuek.

"Tapi, Nana baru aja keluar dari rumah sakit. Ingatannya juga lagi kacau. Kalau dia sampai kenapa-kenapa diluar sana, bagaimana?"

Edward menghela napas panjang. Ditatapnya Andro dengan tatapan tak suka.

"Dia nggak akan kenapa-kenapa. Toh, trik kabur dari rumah, sudah sering sekali Nana mainkan. Ini bukan pertama kalinya, Andro! Paling, dia akan ke rumah Rossa untuk menginap. Dan, setelah capek main-main, dia pasti langsung pulang dan mengaku salah."

"Tapi, amarah Nana kali ini kelihatan beda, Ed!" timpal Andro.

"Apanya yang beda?" ujar Edward sambil tertawa. "Bagiku, masih tetap sama, kok."

"Aku setuju dengan pendapat Edward," sahut Samuel. "Nana masih sama kayak yang dulu. Dia tetap gadis kecil yang suka ngambek."

"Itu wajar, Sam," celetuk Silva ikut angkat bicara. "Nana usianya masih sangat muda. Dia baru 22 tahun. Wajar, kalau dia suka memainkan drama seperti ini. Tapi..."

Silva sengaja menggantung ucapannya.

"..dia 'kan sudah menikah. Walau usianya masih sangat muda, tapi main kabur-kaburan seperti ini, rasanya kurang etis. Kalau sampai orang luar tahu, reputasi Edward bisa tercoreng."

Yang dikatakan Silva terdengar masuk akal ditelinga Edward. Ya, meski Nana masih muda, namun tidak seharusnya dia selalu ngambek seperti ini.

Sudah waktunya Nana bersikap dewasa seperti Silva.

"Ed, kenapa kamu nggak cerai aja sama Nana? Bukannya, kamu selalu bilang kalau Silva adalah perempuan yang paling kamu cintai? Ditambah lagi, sikap dan pembawaan Silva memang sangat sesuai untuk menjadi Nyonya muda keluarga Huston."

Ucapan Samuel sontak membuat Silva jadi tersipu malu. Perempuan itu tampak tak sabar menunggu bagaimana reaksi Edward.

Tapi, ternyata Edward hanya diam saja. Dia hanya tersenyum tipis, menanggapi ucapan Samuel.

"Nana?" lirih Andro.

Matanya sedikit terbelalak kaget karena ternyata Nana sudah berdiri tepat dibelakang mereka.

"Na?" sapa Silva. "Kamu beneran mau pergi?" lanjutnya bertanya. "Nggak usah pergi, Na! Tadi, Edward hanya sedang marah. Dia nggak bersungguh-sungguh mengusir kamu. Iya kan, Ed?"

Yang ditanya tampak membuang muka. Edward frustasi memikirkan tingkah Nana yang semakin tak bisa dikontrol.

"Asal Nana mau minta maaf sama kamu, maka permasalahan ini akan aku anggap selesai. Dia nggak harus pergi dari rumah ini," kata Edward sambil menatap wajah Silva.

"Ngapain aku minta maaf? Sudah aku bilang kalau aku nggak salah," sahut Nana dengan tegas.

"Kamu..." geram Edward marah.

"Saya punya satu saran untuk Tuan Edward. Mau dengar?" potong Nana dengan cepat.

"Bagaimana kalau kita cerai saja? Supaya, gundik Tuan Edward ini bisa mendapatkan status? Bukankah, tidak baik kalau orang-orang sampai tahu bahwa Tuan Edward tega mengusir istri sah dari rumah demi membela selingkuhannya?"

Tatapan mata Nana benar-benar menantang. Perempuan muda itu terlihat sudah sangat siap untuk kehilangan Edward.

1
Amriati Plg
Ending yang memuaskan puas baca nya
Amriati Plg
Cinta masa lalu yang tak sampai
Amriati Plg
Awas aja klo nanti nana luluh sama edward lagi n ngk jadi cerai
Sulati Cus
cerita yg bagus walaupun ada typo dikit
Memyr 67
𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗌𝗂𝗁 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾?
Memyr 67
𝖺𝗅𝗂𝗄𝖺 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇 𝖺𝗍𝖺𝗎 "𝗆𝖾𝗇𝗀𝗎𝗋𝖺𝗌" 𝗁𝖺𝗋𝗍𝖺 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗈𝖻𝖺𝗍. 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆𝗇𝗒𝖺 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗌𝖾𝗋𝗂𝗇𝗀 𝖽𝗂𝖻𝗈𝗁𝗈𝗇𝗀𝗂 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗅𝗎 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗅𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖺𝗐𝖾𝗍 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽
Memyr 67
𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝖽𝖺𝗇𝗂 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝖽𝗂𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺, 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺, 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖾𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁𝖺𝗇 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝖽𝗂𝖻𝖺𝗇𝖽𝗂𝗇𝗀𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝖺.
Memyr 67
𝗂𝗇𝗂 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗍𝗂𝖻𝖺 𝗍𝗂𝖻𝖺 𝗂𝗄𝗎𝗍?
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗂𝗍𝗎 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝖾? 𝖺𝖽𝖺 𝗁𝗎𝖻𝗎𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝗉𝖺 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝖾 𝖽𝖺𝗇 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁. 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖾𝖻𝗎𝗍 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝖻𝖾𝗋𝗌𝗂𝗄𝖺𝗉 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺.
Memyr 67
𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁. 𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗂𝗍𝗎 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝖻𝖺𝗇𝗍𝗎𝖺𝗇 𝗎𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗋𝗂𝗅𝗂𝗎𝗇𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺, 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗂𝗍𝗎 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗆𝗂𝗌𝗄𝗂𝗇.
Memyr 67
𝗌𝖾𝗍𝗎𝗃𝗎 𝖺𝗄𝗎, 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝖽𝗂𝗍𝗎𝗋𝗎𝗇𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗉𝗈𝗌𝗂𝗌𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝗂 𝖽𝗂 𝗉𝖾𝗋𝗎𝗌𝖺𝗁𝖺𝖺𝗇.
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝗌𝖺𝖽𝖺𝗋 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖽𝗂𝖺 𝖻𝗈𝖿𝗈𝗁?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝗄𝗎𝗂 𝗇𝖺𝗇𝖺 𝗒𝗀 𝗍𝖾𝗋𝗁𝖾𝖻𝖺𝗍, 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗋𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺? 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋𝖺𝗇 𝗆𝗈𝖽𝖾𝗅 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗒𝗀 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖽𝗂 𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺 𝗂𝗇𝗂 𝗒𝖺? 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽, 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗒𝖺𝗇𝖺, 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗁𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗇𝖺𝗇𝗍𝗂 𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝖺𝖽𝖺 𝗒𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇𝗇𝗒𝖺?
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗅 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽. 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗆𝖺𝗌𝖺 𝗅𝖺𝗅𝗎, 𝗆𝖾𝗆𝖻𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗋𝗅𝗂𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖺𝗐𝖺𝗍 𝖻𝖺𝗍𝗎 𝗄𝖺𝗅𝗂.
Evy
Dapat ATM zonk...emang enak?
Evy
Teman yang tidak tahu diri memang harus digituin...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!