Karna menolong seseorang membuat Rafdelia menjalani kehidupan yang tidak di inginkan nya tetapi seiring berjalannya waktu Rafdelia menjadi menerima takdir kehidupannya.
ketahui kelanjutan kisah hidup Rafdelia dengan membaca cerita ini dari awal ya teman.
SELAMAT MEMBACA..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febri inike putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Setelah kepergian Valdo...
"Enak banget ya jadi dokter Rafdelia, udah cantik, cerdas, disukai banyak cowo lagi..." celetuk Dewi yang dari tadi memperhatikan sikap Valdo terhadap Rafdelia.
"Emang siapa cowok yang suka sama saya kak?" tanya Rafdelia sambil tetap menulis.
"Kak Valdo? Oo...pasien barusan? Itu kan karena beliau sedang memperhatikan dengan serius penjelasan saya kak, masak disimpulkan suka sih?" Rafdelia tertawa kecil sambil geleng-geleng kepala dengan pemikiran Dewi.
"Orang cantik mah gitu, suka gak sadar kalau banyak cowok yang suka.." balas Dewi makin gemas dengan sikap cuek Rafdelia.
"Eh dokter tau gak, kak Valdo itu temannya dokter Tony loh... Dokter kepala IGD kita. Mereka berdua ini teman baiknya pak Zein, owner rumah sakit kita ini.." jelas sisi perawat lainnya.
"Iya, udah lama banget kak Valdo gak kesini. Karena udah tiga tahun ini dia stay di Amerika. Mungkin dia pulang kesini karena rindu atau emang bakal menetap disini selamanya kali ya.." tambah Fery yang juga perawat disana.
"Adik dong kalau kak Valdo bakal menetap disini. Kalau sering-sering kesini kan bisa naikin imun kita juga, habis ganteng sih..." sahut Dewi sambil terkekeh.
"Dokter Tony juga ganteng, baik dan masih jomblo lagi! Duh, udah banyak dokter-dokter cantik disini yang deketin, tapi gak di gubris sama sekali Ama doi, gimana kita cuy..!" tambah Sisi.
"Tapi gantengan pak Zein deh kalau menurut aku. Udahlah ganteng, sukses, cerdas, kaya raya lagi... Wuihh beruntung banget cewek yang jadi pasangannya..." Dewi menerawang membayangkan.
Deg! Rafdelia terkejut mendengar nama suaminya disebut. Namun ia berusaha bersikap biasa saja sembari ingin tau kelanjutan cerita para perawat itu tentang suaminya yang tak begitu tak ia ketahui.
"Tapi sayang ya, pak Zein milih model sici si Gina itu. Cantik sih... Tapi sok gitu gayanya. Aku pernah liat di cafe dulu, dia lagi bentak-bentak waiters disana padahal cuma kesalahan dikit doang. Gayanya songong banget! jadi gak respect ah.." Sisi menimpali cerita Dewi.
"Ah aku pernah dimarahi dulu sama dia cuma gara-gara dia kelamaan nungguin panggilan. Padahal kan harus antri, gak cuma dia pasien yang mau diobati tapi mentang-mentang pacar pak Zein dia berlagak banget gak mau pake antrian." Fery agak kesal mengingat kejadian itu.
"Ahh tapi katanya mereka udah putus ya, tapi kalo emang iya baguslah! Kasian mami Zora punya mantu songong kayak gitu. Lagian hubungan mereka emang gak direstui kan?" tambah Dewi lagi.
"Udah udah udah.. Kok jadi bergosip sih? Pasien udah mulai ramai tu. Yok lanjut kerja lagi!" Rafdelia segera menghentikan kesenangan para perawat yang lagi asik ghibah, hehe...
Tadinya Rafdelia ingin mengetahui tentang suaminya, tapi malah mendengar keburukan kekasih suaminya itu. Ia tak sukai dengan gosip gosip yang seperti itu.
Di apartemen Tony...
"Zein, gimana istri Lo?" tanya Tony pada Zein yang sedang fokus bermain biliar bersamanya.
"Gimana apanya!" jawab Zein tetap fokus pada permainannya.
"Lo kok cuek amat sih? Apapun alasannya dia itu tetap istri Lo. Lo wajib ngasih dia nafkah lahir dan batin.
"CK, apasih ton! Lo ganggu konsentrasi gua aja!" kesel Zein.
"Lo boleh gak suka sama dia Zein, tapi Lo ingat nyokap Lo sangat tergantung sama dia. Kalau Lo nyakitin dia, itu artinya Lo juga nyakitin mami. Kalau Lo selalu memperlakukan dia gak baik, lama-lama dia pergi dan apa Lo bisa menjamin mami bakal baik-baik aja? Lo bisa tanggung jawab kalau terjadi hal buruk sama kesehatan mami?"
Zein terdiam mendengar ucapan Tony. Ia mencoba memahami perkataan sahabat baiknya itu.
"Zein, kalaupun ia hanya menikah sementara, setidaknya perlakuan dia selayaknya manusia. Sedikit banyaknya dia punya andil terhadap kesehatan mami. Kalau bukan karena dia mau nikah Ama Lo, mami gak bakalan mau berobat ke Jerman kan? Coba deh Lo pikir lagi, masak sih dia mau menjalani pernikahan konyol yang Lo buat ini, padahal dia masih bisa melakukan banyak hal kalau gak nikah Ama Lo! Lo pikir karena ia cinta Ama Lo? Kenal aja enggak kan! apa karena harta Lo, yang selalu Lo tuduhkan ke dia? Mustahil juga karena dia bahkan gak tau siapa mami sebenarnya? Mana dia tau kalau Lo anak mami Zora kan.. Jadi kenapa Lo masih ngotot nuduh dia yang enggak-enggak. Disini sebenarnya dia yang malah dirugikan Zein.. Bayangin dia hanya akan menikah selama 6 bulan tanpa cinta, lalu setelah itu jadi janda... CK, gila Lo, perempuan mana yang mau digituin?? Kalau di hati Lo cuma ada Gina dan Gina doang, ya udah.. Lo tunggu tu si Gina yang entah kapan balik ke pelukan Lo! Lo juga gak perlu maksain hati Lo buat cinta Ama istri Lo. Tapi tetap perlakuan ia sebaik mungkin. Lagian istri Lo juga gak ngelarang larang Lo kan sama si Gina? Dia selalu nurut malah sama perintah Lo! Jangan ditekan lagi bro! Baik-baikin anak orang, jangan disakiti. disini bukan Lo yang Kobannya, karena emang udah kewajiban Lo nyenengin hati orang tua. Tapi istri Lo lah korban sesungguhnya." Tony menepuk-nepuk punggung Zein agar sahabatnya itu sadar.