Hati istri mana yang tidak sakit, tiba-tiba suami membawa istri barunya. Adelia, berniat untuk balas dendam. sebelum dirinya meninggal sang suami, tetapi istri baru sang suami diam-diam memiliki rahasia. Apakah terbongkar rahasia istri kedua, sebelum Adelia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Sakit
Bu Norma,di bawa ke rumah sakit dan di rawat inap beberapa hari. Dokter mengatakan keadaan pasien, tidak ada gejala yang bahaya.
Adelia,juga ikut ke rumah sakit bersama mantan suami dan istrinya. Dia penasaran sekali,kenapa mantan mertuanya sempat berteriak dan tak sadarkan diri.
"Jaga ibuku, Del. Kami mau pulang ke rumah, besok kami kerja". Kata Alfan, menatap tajam ke arah mantan istrinya."Apa lagi ibuku masih tidak sadarkan diri, takutnya nanti kenapa-kenapa".
"Tugasku sudah selesai mas, maaf aku tidak bisa". Adelia, menolaknya dan membuang muka."Kalian bisa bergantian jaga ibu, jangan di tinggal sendirian. Kasian beliau mas,ibumu ingat itu". Adelia, merasa suaminya sangat berubah drastis. Tidak seperti dulu, selalu mengutamakan ibunya. Kamu kenapa berubah mas? Ada sesuatu kah, membuat dirimu seperti ini. Semoga kamu cepat sadar mas,jangan menelantarkan ibu dan memilih Devi.
"Aku bayar perbulannya 3 juta, sudah aku tambahin 1 juta Del. Jangan ngelunjak kamu,mana ada gajih sebesar ini". Tegas Alfan, sudah kesal dengan mantan istrinya. "Aku tau beliau adalah ibuku,makanya aku menyuruhmu menjaga dan aku gajih. Aku sibuk bekerja demi ibuku,paham!".
"Iya mbak, lumayan lo 3 juta". Sambung Devi, tersenyum sumringah. "Masih aja pemikiran kurang dan kurang. Kami juga capek loh, cariin uangnya dan seenaknya di peras".
"Oke,aku mau mas. 3 juta perbulannya, tapi spesial ngurus ibu dan tidak lainnya". Adelia, melirik sekilas ke arah mantannya suami yang sudah merah padam. "Tidak mau mengerjakan tugas rumah, masak,dan lainnya. Aku capek mas, sudah lama mengabdi kepada keluarga mu. Nyatanya sakit hati yang aku dapat, tidak masalah jika aku bekerja diluar sana dan mendapatkan gaji tidak besar. Yang jelas aku bisa tenang, tidak ada pikiran dan sakit hati. Mas Alfan, pahamkan apa yang aku katakan". Adelia,mendelik ke arah mantan suaminya
"Enak saja, sekalian ngurus rumah sama seperti biasanya. Jangan harap mau enak saja, selesai ngurus ibu santai-santai tak jelas". Jawab Alfan, langsung. "Itu masalah perasaan mu, Adelia. Aku tidak ikut campur,bodo amat dengan sakit hatimu".
"Sekalian yah,kamu cuci pakaian kami berdua. Karena kamu bukan suaminya mas Alfan, berhak mengerjakan tugas semuanya. Karena kami majikan kamu,paham". Sahut Devi, tersenyum kemenangan.
"kalian kira kau bodoh,begitu! Jangan harap aku mau,urus saja ibumu mas". Adelia, melenggang pergi tanpa menoleh ke belakang. Tak sanggup lagi menahan dirinya, lebih baik mengalah dan pergi.
"Oke,kita cari seseorang yang bisa mengurus ibu dan lainnya. Dia kira kita gak bisa,sayang". Alfan, merangkul pundak istrinya dan pergi. Kenapa aku merasa tidak senang,atas kepergian Adelia? Segitunya kah,dia berarti bagiku.
Baguslah dia pergi dari rumah, tidak ada yang mengganggu kesenangan ku dan mas Alfan. Sekarang aku tinggal menyingkirkan wanita tua itu, setelahnya aku bebas.Batin Devi, bergelut manja di lengan suaminya."Ayo,kita pulang mas. Besok kita bisa menjenguk ibu, selesai pulang bekerja".
"Pulang Dev? Aku tidak bisa, bagaimana dengan ibuku? Dia sendirian Dev, tidak ada yang menjaga". Alfan, menggeleng kepalanya.
"Mas Alfan,di sini ada suster dan dokter untuk jaga ibu. Kalau kita yang jaga, nanti sakit loh. Lalu,siapa yang jaga ibu? Apa lagi mbak Adelia, sudah tidak ada. Pulang yuk, sudah larut malam. Aku ngantuk berat nih". Rengeknya Devi, memasang wajah cemberutnya.
Alfan, menghela nafas beratnya dan mengelus pipi istrinya. "Baiklah, istriku. Aku akan membicarakan tentang ini kepada dokter. Biar aku tenang meninggalkan ibu,".
"Makasih mas,aku tunggu yah". Devi,mulai tersenyum dan triknya berhasil. Matanya menatap kepergian suami, menghilang di balik pintu.
Devi, langsung mendekati ibu mertuanya yang berbaring lemah. "Ibu mertuaku sayang, pergilah ke alam baka. Agar aku bisa menguasai anakmu,jangan lama-lama sakit-sakitannya yah. Secepatnya ibu mertua,mati dan tidak menyusahkan kami". Ucap Devi, tersenyum sumringah dan cekikikan menahan tawanya.
Beberapa saat kemudian, Alfan datang ke ruang inap ibunya. Matanya tertuju kepada Devi,yang menangis kesegukan. "Ayo,kita pulang sayang. Aku sudah minta berbicara kepada dokter, untuk menjaga ibu di dini. Jangan nangis yah,ibu bakalan sembuh dan pulang ke rumah".
"Iya mas,ayo kita pulang". Devi, langsung menghapus air matanya. Aku harap ibumu pulang ke alam baka mas,itu jauh lebih bagus.
Bu Norma, di tinggal sendirian tanpa anak dan menantu menemaninya di rumah sakit.
Keadaan bu Norma,masih belum sadar. Kata dokter cuman kelelahan dan perbanyak istirahat saja.
Adelia,merasa tidak tega meninggalkannya. Namun tanggung jawabnya sudah selesai, waktunya membuka lembaran baru.
Adelia, pergi ke rumah bi Jum. Bingung mau pergi kemana lagi, cuman bi Jum yang menerimanya dengan senang hati.
"Assalamualaikum,bi". Adelia, sudah sampai di rumah bi Jum.
Krek
Pintu terbuka lebar, terlihat sesosok wanita tua yang tersenyum sumringah.
"Wa'alaikum salam, Adelia. Ada apa nduk,masuk?". Bi Jum, mempersilahkannya masuk kedalam rumah.
Adelia, langsung masuk dan menceritakan semuanya. Air matanya mengalir deras,dia bingung harus kemana lagi.
"Astagfirullah,kamu yang sabar nak. Bibi sangat senang kamu ke sini,karena aku tidak memiliki seorang anak. Tinggallah di sini saja Del,bibi gak keberatan kok". Bi Jum,memang menginginkan seorang anak perempuan seperti Adelia.
"Makasih banyak bi,aku merepotkan bibi saja.Aku janji akan cari kerjaan untuk membantu dan tidak akan menyusahkan, bibi". Adelia,merasa bersyukur masih ada bi Jum. Yang masih menerima kehadirannya, memberikan tempat tinggal yang layak.
"Aduhhh...Kamu jangan ngomong aneh-aneh,bibi sangat senang dengan kehadiran mu. Ada teman bibi di rumah ini, tidak kesepian lagi". Kata bi Jum, mengelus lembut punggung Adelia. "Ayo,bawa barang mu nak. Kita pergi ke kamarmu, untuk di tempat nanti. Setelahnya kita makan sama-sama, kebetulan bibi sudah masak".
"Makasih banyak bi,aku merasa tidak nyaman". Adelia, mengangguk kepala dan mengikuti bi Jum. Pintu kamar terbuka yang sudah bersih, lengkap dengan isinya seperti lemari, tempat tidur dan lainnya.
"Bagaimana dengan kamarnya,kamu suka? rumah bibi,memang tidak terlalu besar dan memiliki dua kamar. Sengaja bibi, membersihkan kamar satunya. Biasanya ada kerabat jauh,mampir dan bermalam di sini". Kata bi Jum,merasa senang kehadiran Adelia.
"Suka sekali bi,aku bersyukur ada yang menerima ku. Adelia, berhutang budi dengan bibi. Insyaallah bi,suata hari nanti akan aku balas dan tidak akan melupakan jasa bi Jum". Adelia, langsung memeluk tubuh bi Jum dan menumpahkan air matanya.
Bi Jum dan Adelia,ke dapur untuk makan malam bersama. Kebetulan sekali Adelia,belum makan karena tidak sempat.
Mereka berdua saling berbincang hangat dan menikmati suasana malam.