Vino Bimantara bertemu dengan seorang wanita yang mirip sekali dengan orang yang ia cintai dulu. Wanita itu adalah tetangganya di apartemennya yang baru.
Renata Geraldine, nama wanita itu. Seorang ibu rumah tangga dengan suami yang cukup mapan dan seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Entah bagaimana Vino begitu menarik perhatian Renata. Di tengah-tengah kehidupannya yang monoton sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga yang kesehariannya hanya berkutat dengan pekerjaan rumah dan mengurus anak, tanpa sadar Renata membiarkan Vino masuk ke dalam ke sehariannya hingga hidupnya kini lebih berwarna.
Renata kini mengerti dengan ucapan sahabatnya, selingkuh itu indah. Namun akankah keindahannya bertahan lama? Atau justru berubah menjadi petaka suatu hari nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1: Wanita yang Mirip
Selamat datang di kehaluanku selanjutnya. Yang suka genre perselingkuhan yuk merapat.
Sebelumnya aku kasih visual dulu ya.
Happy reading 💕
...Vino Bimantara...
...Renata Geraldine...
...****************...
......................
...----------------...
Seorang pria dengan wajah indo dan juga tampan rupawan tengah membereskan barang-barangnya di apartemen barunya. Sebelum membenahi ruangan lain, ia membenahi satu ruangan terpenting baginya, ruang untuk menyimpan segala macam hal mengenai kamera dan hasil jepretannya.
Vino Bimantara nama pria itu. Ia seorang pria muda yang berprofesi sebagai fotografer dan juga karyawan di sebuah travel agent. Usianya baru 23 tahun. Vino memutuskan untuk merantau ke Bali untuk mencari suasana baru, setelah ia menyelesaikan kuliahnya di ibukota.
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu apartemennya. Vino pun meninggalkan apa yang tengah dikerjakannya dan melangkah menuju pintu dan membukanya. Berdiri pria pertengahan 40 tahunan di sana.
"Om Haris?" sapa Vino merasa tidak yakin.
"Iya, gua Haris. Gimana udah pindahannya?" sapanya dengan nada yang akrab.
Pria bernama Haris itu pun masuk ke apartemen Vino yang masih berantakan oleh dua dus besar berisi barang-barang miliknya.
"Barang lu cuma segini?" tanya Haris.
"Iya. Gua gak banyak bawa barang. Cuma yang penting-penting aja," sahut Vino. "Mau minum apa, Om?" Vino berjalan menuju dapurnya dan membuka kulkas. Tadi ia memang membeli beberapa kaleng minuman dan menyimpannya di dalam sana.
"Gak usah. Gua cuma nengokin lu aja. Rendra udah bilang buat nitipin lu sama gua di sini."
"Dasar Om Rendra kayak gua anak kecil aja," gumam Vino.
"Eh, entar sore lu dateng ya ke taman bawah. Anak gua ulang tahun. Ada pesta kecil-kecilan. Gua ngundang tetangga-tetangga apartemen sama temen-temen anak gua di sekolah SDnya. Lu dateng ya?"
Vino menimang-nimang, pesta ulang tahun anak SD? Sepertinya bukan tempat yang menyenangkan baginya.
"Lihat nanti ya, Om. Masih harus beres-beres deh kayaknya. Besok gua 'kan mulai kerja," tolak Vino dengan halus.
"Lu makan doang aja ntar, terus pulang lagi. Gak apa-apa kok. Semua orang di apartemen ini gua undang. Sekalian lu kenalan sama tetangga-tetangga di sini."
Vino pun tak bisa menolak, "okay deh ntar gua datang."
"Nah, gitu dong. Ya udah gua pulang dulu. Kalau ada apa-apa lu bisa datengin apartemen gua di atas. Tinggal naik 1 lantai."
Mereka pun kini berada di depan apartemen Vino lagi, "thanks ya, Om."
Tiba-tiba seorang pria yang lebih muda dari Haris datang dengan langkah terburu menuju apartemen yang berada tepat di sebelah unit apartemen Vino. Pria itu berkacamata, menggunakan kemeja lengkap dengan dasi, khas karyawan kantoran.
"Eh Vin, tumben jam segini udah pulang?" sapa Haris pada pria itu.
"Mas Haris," sapa pria itu sambil membuka kunci apartemennya. "Gua mau dinas ke Singapura. Jadi ini pulang mau siap-siap terus langsung pergi lagi."
"Gak akan dateng dong lu ke acara anak gue?" ujar Haris agak kecewa.
"Sorry banget. Tapi Renata sama Nathan pasti dateng, Kok."
"Ya udah, gimana lagi. Semenjak jadi manager sibuk bener nih tetangga gua yang satu ini."
Pria itu terkekeh, "yah, lumayanlah, Mas. Tapi nambah kerjaan juga jadinya."
"Yang penting gaji naik," ujar Haris lagi. "Eh, kenalin ini tetangga baru kita. Sebelahan nih unitnya sama lu. Dia keponakan yang udah dianggap anak sama Bos gua. Kerja sama gua mulai besok di travel. Namanya Vino."
Vino pun yang sejak tadi terdiam menyimak keduanya mengobrol pun mengulurkan tangannya, "Vino."
Pria itu menyambutnya, "Gavin. Salam kenal," Vino hanya tersenyum ramah.
"Gavin ini bakal jadi tetangga lu paling deket, Vin. Jadi selain sama gua, lu bisa juga kalau ada apa-apa bilang sama dia."
"Iya, boleh. Nanti bilang aja kalau ada apa-apa. Tapi sorry banget, gua masuk dulu ya, Mas, Vino," Gavin pun membuka pintu dan pamit dan Haris pun kembali ke apartemennya.
Sore harinya, Vino pun datang ke acara ulang tahun anak dari senior barunya itu. Ia mengambil sebuah gelas berisi jus dan duduk di salah satu meja. Ulang tahun itu cukup meriah, banyak makanan yang tersedia. Dekorasi dan permainan untuk menjamu anak-anak pun terlihat meriah dan mengesankan. Juga terlihat semua orang sudah saling mengenal.
Namun tidak dengan Vino, ia merasa canggung karena tak ada satu pun yang ia kenal.
Sampai pandangannya yang sedang beredar, tiba-tiba menangkap sesosok perempuan cantik dengan rambut sebahu, datang bersama seorang anak laki-laki.
Jantung Vino berdebar kencang, kedua manik kecoklatannya terpaku pada wanita tinggi dan berkulit putih itu.
"Ran?" gumam Vino, ia bahkan beranjak dari duduknya saking terkejutnya ia.
Wanita itu terlihat bergabung dengan beberapa wanita lainnya, sedangkan anak yang ikut bersamanya segera bergabung dengan teman-temannya setelah menyerahkan kado kepada anak yang berulang tahun.
Setelah menelisik lagi ternyata bukan. Wanita itu bukan seseorang yang ia kenal. Namun keduanya begitu mirip, sangat mirip malahan. "Tapi kenapa dia bisa mirip banget sama Rania?"
Tinggalkan jejak ya kak ❤️
semoga endingnya membahagiakan semuanya sich 🤭😁🤪
move on vino dari Rania 💪
lanjutin jaa Renata ma vino 🤭🤭🤭 situ merasa bersalah sdngkn suami mu sendiri dh selingkuh duluan 🙈😬😞😞