Cerita hanya fiksi dari author yang ingin menemani kegabutan kalian, jangan cari bacaan berfaedah disini karena ga akan ada😁
Larisha Mevia mahasiswi cantik berusia 19 tahun itu mengalami kemalangan saat Dev Limson yang merupakan kekasihnya harus meninggal dunia ketika tengah bersamanya.
Lebih parahnya lagi! Tuan Lan seorang milyarder yang memiliki banyak bisnis legal maupun bisnis ilegal, dia laki-laki berusia 40 tahun yang merupakan ayah dari Dev Limson, Tuan Lan yang sangat arogan dan terkenal sangat kejam terhadap siapapun.
Tuan Lan menganggap Larisha adalah penyebab Dev Limson anaknya harus meregang nyawa diusia muda. Dendam membara dalam diri Tuan Lan dan sumpahnya akan membuat hidup Larisha menderita bahkan melebihi sebuah siksa kematian, membuat Tuan Lan menjadikan Larisha sebagai Tawanan Kamar Tuan Lan.
Lalu apakah Larisha berhasil untuk keluar dari jerat kekejaman Tuan Lan? Ikuti ceritanya tanpa skip, oke🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Tak lama seorang perawat menemui Larisha dan Tuan Lan untuk melakukan pengecekan sumsum tulang belakang milik Larisha apakah hasilnya cocok untuk Laluna atau tidak, Larisha pun pergi bersama perawat tersebut ke sebuah ruangan khusus.
Disana Larisha berdoa agar hasilnya cocok sehingga Laluna bisa segera dioperasi.
"Tan, sebaiknya kita pergi mengunjungi tempat judi dan tempat prostitusi dulu! Aku ingin tahu apakah bisnis kita itu sudah semakin ramai dan semakin digandrungi atau stuck di situ-situ saja!" kata Tuan Lan.
"Baik Tuan, tapi apa tidak apa kita tinggalkan nona Larisha sendirian disini?" tanya Tan.
"Tan, tidak usah terlalu pedulikan gadis-gadis itu! Apalagi Larisha, dia hanyalah gadis murahan yang akan aku gunakan untuk memiliki keturunan lagi, selebihnya dia hanyalah tawanan kamar ku!" kata Tuan Lan.
"Baiklah Tuan, kalau begitu kita pergi sekarang!" kata Tan.
Tuan Lan dan Tan pun pergi meninggalkan rumah sakit, meninggalkan Larisha yang sedang berjuang untuk kesembuhan adiknya. Setelah melakukan pengecekan, Larisha keluar dari dalam ruangan dengan perasaan harap-harap cemas untuk mengetahui hasilnya nanti.
Larisha memasuki ruangan Laluna untuk menemuinya, disana Laluna masih bisa tersenyum dengan wajah pucatnya dan beberapa selang infus ditangannya.
"Luna, maaf kakak tadi pergi sebentar!" kata Larisha.
"Kak, kakak habis darimana? Lalu kedua laki-laki sialan itu, kemana mereka?" tanya Laluna.
"Luna jaga bicaramu, Kakak tidak mau sampai Tuan Lan membatalkan untuk membantu biaya pengobatan mu," kata Larisha.
"Kak, tapi kenapa orang yang sangat membencimu tiba-tiba mau menolong ku? Ini semua pasti tidak ada yang gratis kan?" tanya Laluna.
"A-apa maksud mu Luna?" tanya Larisha dengan gelagapan.
"Jujur sama aku kak? Apa yang Tuan Lan minta darimu sebagai ganti atas pengobatan ku?" tanya Laluna.
"Kakak akan bekerja di rumahnya sampai belasan tahun Luna, hanya itu!" kata Larisha.
"Kau pasti bohong! Lebih baik aku tidak sembuh daripada harus mengorbankan mu," kata Laluna.
"Luna, tolong jangan bicara seperti itu. Kakak sangat sayang sama kamu, Kakak ingin kamu sembuh, begitu juga mendiang ayah dan ibu kita mereka juga pasti sangat ingin kamu sembuh, jadi kakak mohon jangan pikirkan apapun kecuali kesembuhan mu," kata Larisha.
"Kalau begitu, jika aku sembuh nanti aku janji akan bekerja keras dan menghasilkan uang. Aku akan cicil utang-utang pengobatan ini pada Tuan Lan," kata Laluna.
"Iya itu terserah kamu saja! Yang terpenting sekarang kamu sembuh dulu," kata Larisha.
Ditempat yang penuh dengan para penjudi serta wanita-wanita cantik, Tuan Lan dan juga Tan sedang asik mengobrol dengan beberapa pelanggan tempat judinya! Bisnis hitam itu maju pesat sehingga sangat ramai, mereka berjudi uang puluhan hingga ratusan bahkan milyaran.
"Tan, sepertinya harta ku lebih banyak dari bisnis-bisnis ilegal daripada dari bisnis legal ku!" kata Tuan Lan.
"Iya kau benar Tuan, tidak menyangka bisnis ini cepat sekali berkembang! Lalu bagaimana dengan prostitusi itu Tuan, apa kita perlu menambah stok gadis-gadis belia baru?" tanya Tan.
"Tidak usah Tan, nanti saja menjelang libur tahun baru! Sekarang jika kau ingin bersenang-senang bersama gadis-gadis itu lakukanlah kau sedang bebas tugas sekarang Tan!" kata Tuan Lan.
"Tidak Tuan, aku sedang tidak ingin," kata Tan.
"Oh ya? Tumben sekali kau Tan, kalau begitu biar aku saja! Siapkan gadis-gadis muda tiga orang untuk ku, bawa mereka ke ruangan ku!" kata Tuan Lan.
"Baik Tuan, akan aku pilihkan yang terbaik," kata Tan lalu bergegas untuk memilihkan gadis-gadis muda untuk menemani Tuan Lan.
Hingga malam harinya, Larisha menjaga Laluna sendirian tanpa tau kemana Tuan Lan dan Tan serta anak buahnya pergi lama sekali.
"Kemana dia? Sudah malam begini tapi tidak kembali ke rumah sakit, astaga kenapa juga aku berharap laki-laki gila itu kemari! Bodo amat dia tidak kembali kesini juga, lebih bagus malah." Batin Larisha.
Tan yang sudah selesai memilih tiga gadis muda untuk memuaskan hasratt Tuan Lan malam ini, membawa para gadis muda itu ke hadapan Tuan Lan. Gadis-gadis yang sangat cantik, berpakaian sangat minim, dan riasan tebal yang siap dimangsa oleh Tuan Lan malam ini.
"Tuan sudah aku bawakan, aku akan tunggu di loby utama," kata Tan.
"Woww, Tan selera mu memang luar biasa, merekah sempurna!" kata Tuan Lan.
"Hallo Tuan, kami siap melayani mu hingga pagi hari!" ujar mereka.
Tan pun menutup pintu ruangan Tuan Lan dan memutuskan untuk menyendiri didekat tangga darurat sambil merokok dan menyandarkan kepalanya pada tembok. Kedua matanya terpejam, namun lamunannya justru terperangkap akan nasib Laluna yang sedang terbaring di rumah sakit.
"Kenapa gadis itu mengusik pikiranku! Sebaiknya aku mengeceknya ke rumah sakit!" kata Tan.
Tan pun lalu pergi meninggalkan tempat ilegal itu untuk melihat keadaan Laluna di rumah sakit. Sedangkan Tuan Lan yang sudah dikelilingi oleh gadis-gadis muda itu hanyut dalam keinginan untuk melepaskan keinginannya seperti biasa.
"Bukalah pakaian kalian semua! Tunjukan padaku kemolekan tubuh kalian, cepat!" kata Tuan Lan sembari menikmati setiap inci lekuk tubuh gadis-gadis muda itu.
Tapi tiba-tiba pikiran Tuan Lan justru malah terngiang-ngiang akan wajah cantik Larisha, melihat tubuh wanita-wanita yang ada dihadapannya, kini Tuan Lan tak merasakan gejolak nafsuunya menyala-nyala seperti saat berdekatan dengan Larisha.
"Kenapa! Kenapa gairahhku tidak muncul! Gadis-gadis ini tidak lagi menarik dimataku, kenapa harus gadis yang aku benci yang terus aku ingat." Gumam Tuan Lan.
"Tuan, aku ingin giliran pertama!" ujar salah seorang gadis muda itu.
"Pergi! Pergi kalian semua, aku sudah selesai dengan kalian!" kata Tuan Lan sambil memalingkan pandangannya.
"Tapi Tuan, kita belum berbuat apapun," kata gadis-gadis muda itu.
"Aku bilang pergi dari ruangan ku sekarang!" bentak Tuan Lan.
Gadis-gadis muda itu pun akhirnya pergi meninggalkan Tuan Lan yang terlihat sangat marah, tidak biasanya Tuan Lan tidak berselera seperti ini.
"Larisha sialan, kenapa wajahmu dan aroma tubuhmu terus menerus terngiang-ngiang dalam pikiran ku??? Aku benar-benar tidak selera dengan para wanita-wanita tadi, kenapa seperti ini?" Teriak Tuan Lan.
Tuan Lan memilih untuk tidur guna menghilangkan bayang-bayang wajah Larisha dari pikirannya! Sementara Tan, tiba di rumah sakit, Tan berjalan menuju ruangan tempat Laluna dirawat, dari balik pintu yang sedikit terbuka Tan mengintip dan melihat Larisha yang rupanya sudah tertidur sementara Laluna masih terjaga.
Laluna yang melihat Tan mengintip, lalu mengangkat satu tangannya memberikan kode agar Tan menghampirinya kedalam.
"Aku?" tanya Tan.
Laluna pun mengangguk, setelah diminta masuk oleh Laluna! Tan segera masuk ke dalam ruangan.
"Tolong kursi rodanya! Ajak aku keliling rumah sakit ini dan menghirup udara segar!" kata Laluna.
"Tunggu! Apa baru saja kau memerintah ku?" tanya Tan.
❤️❤️❤️❤️
Cie yang udah engga bisa tegak kalau bukan ketemu pawangnya 🤭 rasain emang enak gelisah udah buru-buru pengen nganu ehh Laluna malah sakit makin serius jadi tertunda😂