NovelToon NovelToon
Pembalasan Dendam Putri Jenderal Perang

Pembalasan Dendam Putri Jenderal Perang

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Time Travel / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: julieta

Jiang Xia Yan merupakan putri bungsu dari seorang jenderal perang pada masa kekaisaran Ming Qi adalah wanita bodoh yang jatuh cinta dengan pangeran kedua Ming Shin yang pada akhirnya mati mengenaskan atas nama cinta.

Bukan hanya mati ditangan suaminya sendiri, Jiang Xia Yan juga menyebabkan Klan Jiang musnah ditangan Ming Shin.

Padahal Jiang Xia Yan sudah berkorban banyak untuk Ming Shin hingga bisa membuat lelaki yang sangat dicintainya itu bisa menjadi kaisar Ming setelah berhasil menggulingkam kekauasaan sang ayah.

Jiang Xia Yan mati dengan dendam yang mendalam....

Pada saat yang sama, ada seorang CEO wanita yang berhati dingin dan kejam bernama Agatha Wein yang juga mati mengenaskan ditangan sekelompok lelaki yang cintanya ditolak dengan kasar olehnya.

Agatha diberi kesempatan hidup didalam raga Jiang Xia Yan....

Mampukah Agatha bertahan hidup & membalaskan dendam Jiang Xia Yan?

Bisakah Agatha menemukan cinta dijaman kuno ini dan membuat hatinya yang dingin menjadi hangat ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SOSOK SANG DEWI PENOLONG

Setelah kepergian Jiang Xia Yan, Chi Ang Bei tak bisa tidur. Pemuda tersebut masih terbayang sosok cantik bagaikan dewi yang telah menolong mengobati penyakit anehnya itu.

Pada saat semua orang angkat tangan dan tak memiliki harapan, sosok gadis muda yang mengobatinya tentu saja menjadi matahari yang menyinari kegelapan yang sudah satu minggu ini Chi Ang Bei rasakan.

Meski dia tak bisa melihat dengan jelas wajah dewi penolongnya itu karena tertutup cadar, tapi dia sangat yakin jika gadis itu pastilah sangat cantik.

Bulu mata yang sangat panjang dan lentik. Bola mata yang seperti almond, mirip seekor kucing waktu menatapnya.

Meski sorot matanya terlihat tajam, tapi ada kehangatan disana. Itulah kesan yang didapatkan oleh Chi Ang Bei malam ini.

Chi Ang Bei yang larut dalam pikirannya tiba – tiba mencium bau busuk yang sangat menyengat dari tubuhnya.

“ Bau apa ini ?...kenapa sangat busuk sekali ?....”, gumannya sambil menutup hidungnya dengan telapak tangannya.

Seketika dia kembali mengingat ucapan dewi penolongnya yang mengatakan jika sisa racun didalam tubuhnya akan keluar melalui keringatnya.

“ Kurasa ini sisa racun yang keluar dari tubuhku….”, guman Chi Ang Bei pelan.

Diapun segera membersihkan tubuhnya agar bau busuk tersebut segera hilang. Begitu selesai, Chi Ang Bei merasa jika tubuhnya terasa lebih segar daripada sebelumnya.

Meski merasa telah sehat namun Chi Ang Bei tak ingin bayak bergerak dulu karena kondisinya masih lemah setelah hampir seminggu ini hanya sedikit makanan yang bisa masuk kedalam tubuhnya.

Diapun  memilih untuk duduk diatas sofa yang ada dikamarnya sambil menyandarkan kepalanya di bagian atas sofa karena ranjangnya berbau terkena darah dan keringatnya tadi.

Chi Gun Lin yang setiap pagi selalu mendatangi kamar putra sulungnya itu dibuat terkejut waktu dia tak mendapati pemuda tersebut diatas ranjang.

“ Dimana dia ?...kenapa tidak ada ditempat tidur….”, batin Chi Gun Lin panik.

Baru saja dia hendak berteriak memanggil pengawal yang berjaga, kedua matanya melotot sempurna melihat anak sulungnya itu tertidur diatas sofa.

“ Apa itu anakku ?....”

“ Kenapa dia tertidur di sofa ?...”

“ Dan wajahnya lebih segar daripada sebelumnya ?....”

“ Apa yang telah terjadi sebenarnya ?....”

Banyak pertanyaan melintas dalam benak Chi Gun Lin saat ini. Untuk memastikan semuanya, diapun perlahan berjalan mendekat kearah sofa dimana terlihat putranya itu tertidur pulas.

Hal yang sudah lama tidak dia lihat karena selama seminggu ini dia selalu menyaksikan jika putranya tertidur dengan gelisah karena merasakan sakit di tubuhnya.

Merasa ada seseorang yang mendekatinya, Chi Ang Bei pun mulai membuka kedua matanya dan berguman pelan “ Ayah….”.

Chi Gun Lin tak bisa menyembunyikan rasa harunya waktu mendengar putra sulungnya itu memanggilnya dengan  wajah  lebih segar tak sepucat sebelumnya.

“ Anakku….kamu sudah sembuh…..”, ucap Chi Gun Lin bahagia.

Diapun langsung memeluk Chi Ang Bei dengan penuh kebahagiaan. Ayah dan anak itupun saling berpelukan meluapkan rasa bahagia yang ada.

Enhua yang  lewat di depan kamar sang putra terlihat mengkerutkan kening cukup dalam waktu mendengar suara tawa suaminya.

“ Apa yang terjadi hingga suamiku tertawa bahagia seperti itu ?....”, batin Enhua penasaran.

Diapun segera berjalan menuju pintu kamar Chi Ang Bei, membuka sedikit untuk mengintip apa yang terjadi didalam ruangan.

Disamping ranjang, dia hanya mendapati dua pelayan yang terlihat sibuk mengganti sprei tanpa ada putranya disana membuatnya semakin binggung.

Dengan langkah ragu, diapun membuka pintu kamar dan melangkah masuk. Enhua langsung terbelalak waktu melihat suaminya sedang bercengkerama hangat dengan sang putra di sofa.

Diapun bergegas melangkahkan kakinya dengan cepat mendekat kearah sofa dimana suami dan anaknya berada dengan air mata yang mengenang dipelupuk mata.

“ Putraku…kamu sudah sembuh….”, ucap Enhua menangis haru.

Diapun langsung  memeluk tubuh Chi Ang Bei dengan erat sambil menangis tersedu – sedu. Enhua langsung menangkup wajah sang putra dengan kedua tangannya dan melihat jika Chi Ang Bei sudah tak pucat seperti kemarin.

“ Ibu….”, ucap Chi Ang Bei bahagia.

Enhua sangat bahagia waktu putra sulungnya itu memanggil namanya dan tersenyum lebar, memperlihatkan semburat merah diwajahnya.

Sementara itu, Chi Bian Cheung yang turun hendak sarapan menghentikan langkah kakinya waktu melihat pintu kamar sang kakak terbuka dan ada suara kedua orang tuanya disana.

Bocah kecil lelaki dengan tubuh gendut itupun segera berlari untuk mengetahui apa yang terjadi didalam kamar sang kakak sekalian melihat kondisinya.

Chi Bian Cheung tak bisa untuk tak terkejut. Dengan kedua mata melotot sempurna dan bibir terbuka lebar diapun segera berlari menuju dimana kakak dan kedua orang tuanya saling berpelukan bahagia.

“ Kakak…kamu sudah sembuh….”, Chi Bian Cheung pun langsung menghambur memeluk tubuh sang kakak sambil menangis bahagia.

Seluruh keluarga terlihat sangat bahagia melihat tuan muda pertama Chi tersebut telah sembuh dari penyakitnya.

“ Ini semua berkat Bing 'er  aku bisa sembuh….”, ucap Chi Ang Bei tersenyum lebar.

Kedua orang tuanya terlihat sangat terkejut waktu putra sulungnya itu mengatakan jika dia sembuh berkat putra bungsunya.

“ Apa maksudmu ?....”, tanya sang ayah penasaran.

“ Bing'er telah membawa seorang dewi penolong untuk menyembuhkanku….”, ucap Chi Ang Bei menjelaskan.

Chi Bian Cheung yang sudah berjanji kepada Jiang Xia Yan untuk tak membuka identitasnya terlihat sangat gugup waktu sang ayah hendak menginterogasinya.

“ Kurasa aku harus pergi sekarang…aku sudah terlambat….”, ucap Chi Bian Cheung langsung keluar dari kamar sang kakak dengan terburu – buru.

“ Hufff…aku selamat. Hampir saja ketahuan….”, ucap Chi Bian Cheung sambil mengelus dadanya berulang kali setelah berada didalam kereta.

Setelah kepergian putra bungsunya itu, Chi Gun Lin yang masih penasaran dengan ucapan putra pertamanya segera menginterogasi pemuda tersebut.

Chi Ang Bei  pun menceritakan semuanya kepada sang ayah. Tentang adiknya yang menyelinap masuk kedalam kamar dan meletakkan pouch wewanggian di sekililing tempat tidurnya hingga dia bisa bernafas dengan lega tidak sesesak biasanya.

Sampai ada sosok gadis muda yang datang malam harinya, sesuai dengan ucapan adiknya Chi Ang Bei yang awalnya sedikit curiga tentang datanganya sosok gadis asing didalam kamarnya pada malam hari berusaha untuk mempercayainya, sesuai dengan janjinya kepada sang adik.

“ Siapa gadis itu ?....kemampuan medisnya sangat hebat. Bahkan tabib Ryu saja tak mampu mengobatimu….”, ucap Chi Gun Lin penasaran.

" Aku juga tak tahu ayah....Yang jelas dia sudah menolongku hingga bisa sembuh seperti sekarang....", ucap Chia Ang Bei pelan.

Bukan hanya kedua orang tuanya yang sangat penasaran mengenai siapa sebenarnya sosok dewi penolong tersebut tetapi dirinya juga.

Setelah terdiam sejenak, Chi Ang Bei kembali teringat beberapa kata yang diucapkan oleh dewi penolongnya tersebut tersirat sebuah pesan untuknya.

“ Dia juga memperingatkanku akan suatu hal ayah….”, ucap Chi Ang Bei dengan wajah serius.

Chi Ang Bei pun menceritakan peringatan yang diberikan oleh dewi penolongnya itu sebelum dia pergi dari kamarnya.

“ Apa ini ada kaitannya dengan masalah pembelian kuda militer….jika itu permasalahannya, sebaiknya kabar mengenai kesembuhanmu untuk sementara akan ayah sembunyikan dulu hingga situasi aman….”, guman Chi Gun Lin resah.

Chi Ang Bei tampak sependapat dengan sang ayah, jika ini berkaitan dengan penemuannya mengenai biaya pembelian kuda militer yang mencurigakan maka akan banyak orang hebat terlibat didalamnya dan tentu saja hal itu sangat membahayakan karirnya didalam istana.

Setelah berdiskusi dengan Chi Ang Bei, Chi Gun Lin pun segera menyuruh anaknya itu untuk beristirahat agar kondisinya bisa cepat pulih kembali.

Selanjutnya, dia akan segera bertindak dengan membungkam mulut  semua orang yang ada didalam kediamanannya untuk menutup rapat – rapat  kabar jika tuan muda pertama Chi tersebut telah sembuh.

Dia tak ingin membuat siapapun yang hendak mencelakai putranya itu waspada dan kembali mencelakai putranya dengan cara yang lebih kejam daripada sebelumnya jika mereka menyadari tindakannya kali ini telah gagal.

“ Jika ini berkaitan dengan masalah pembelian kuda militer, banyak orang besar terlibat didalamnya. BUkan hanya karirnya akan terancam bahkan nyawa putraku berada dalam bahaya…”

“ Apakah kaisar Ming Qin ada dibelakang ini semua ?....”

“ Kurasa mundur adalah cara yang terbaik….”, batin Chi Gun Lin bermonolog.

Chi Guan Lin akan menggunakan alasan sakitnya Chi Ang Bei agar anaknya tersebut bisa mundur dari posisinya saat ini.

Lagipula keluarganya tidak akan terpengaruh dalam hal apapun jika anaknya tersebut tak lagi menjabat di istana.

Baginya, keselamatan Chi Ang Bei sebagai penerus keluarga Chi dan keluarga besarnya lebih penting daripada sebuah jabatan yang tak seberapa itu.

Setelah memutuskan hal tersebut, Chi Guan Lin pun mulai bertindak dengan cepat sebelum semuanya terlambat untuk dilakukan.

1
Ainy Youenha
kenapa gak percakapannya yg dtulis tegak ya? agak menganggu si menurutku kalo percakapannya dtulis miring
safira
suka karekter mc mahal..terbaik thor..
Kemas Yustiar
sebagus apapun ceritanya kalau ngambang & tidak happy end mengecewakan pembaca, semoga author memikirkannya
Efendi Siantar
tunggulah bagian mu selir Hien
Erni Nofiyanti
salah sasaran deh
Efendi Siantar
Luar biasa
Erni Nofiyanti
tambah sangian baru lagi
Siti S
Luar biasa
Erni Nofiyanti
apa raja ming
Efendi Siantar
bisa jadi... hua ha ha haaaaaaa
Erni Nofiyanti
blm tau dia,ada kaisar jga yg demen.
Erni Nofiyanti
waduh,kaisar ngamuk lagi dah
Efendi Siantar
kenapa tdk kentongan ronda, Thor?😅😅
Anie Pailing
Luar biasa
Anie Pailing
Lumayan
Nitnot
baca aja, g usah banyak komentar, othornya keren bingit, aku suka cerita novel ini thooir, semangaaat
Nitnot
Luar biasa
Fetty Marissa Chaniago
kok mirip dengan cerita di komik sih...
Siti Masitah
feng mo tian sainganmu otw
Siti Masitah
syukurlah selamat...senjata makan bos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!