Guru killer, yang ada dibenak semua orang pasti seorang guru yang galak dan suka menghukum siswanya bukan?
Begitu pula yang dialami oleh Evangeline Dorius (18 tahun) yang sangat tidak menyukai seorang guru killer karena selalu menyulitkannya atau memberinya tugas yang banyak.
Namun, apa jadinya jika guru killer itu jatuh cinta kepada dirinya? Bagaimana reaksi Eva terhadap pernyataan cinta Pak Theo?
Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NKS Iravati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 - Sudah Cukup!
[Oke, sebelum lanjut mau curhat dikit nih, karena akhir-akhir ini aku kurang fit jadi gak bisa up. Dan lagi padahal yang baca banyak tapi like dikit🙃]
Udah ah, Lanjut.....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...****************...
...----------------...
......................
Masih di toilet
Langkah Eva saat akan keluar dari toilet terhenti ketika dia merasakan pergelangan tangannya digenggam.
Eva pun berbalik, menatap tangannya lalu menatap orang yang menggenggam tangannya yang tak lain dan tak bukan adalah Pak Theo.
"A-anu Pak, bisa lepaskan tangan saya?" Cicit Eva pelan.
Tidak ada sahutan, tapi tangannya yang digenggam tadi seketika ditarik keluar oleh Pak Theo. "Eh, Pak kita mau kemana? Habis ini saya masih ada kelas." Ucapnya.
"Diamlah!" Hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Pak Theo sebagai jawabannya.
Untung saja tidak ada banyak murid dan orang-orang yang berlalu-lalang di lorong tersebut karena memang satu lantai tersebut merupakan ruangan khusus pegawai dan guru yang bertugas di sana. Kalau sampai ada yang melihat Eva dan Pak Theo saat ini mau ditaruh dimana wajahnya nanti. Bisa-bisa dia jadi amukan warga sekolah.
Pasalnya Pak Theo dikenal sebagai guru paling killer di sekolah walaupun masih terbilang baru mengajar. Bagaimana tidak beliau terus memasang wajah dingin, sedikit bicara, jika tidak fokus selama mata pelajarannya berlangsung, beliau tidak akan segan-segan menyuruhnya ke ruangan BK dan pekerjaan rumahnya akan ditambah.
Walaupun Pak Theo termasuk guru killer, ketampanannya tidak perlu diragukan lagi. Dengan tinggi 185 cm, sorot mata tegas, dan hidung mancung. Ditambah pesona yang dipancarkan guru muda nan pintar yang saat ini berusia 27 tahun, membuat para guru wanita bahkan murid perempuan tergila-gila padanya. Namun, ia pada dasarnya cuek jadi ia mengacuhkan mereka semua.
Tibalah mereka di salah satu ruangan, dimana ruangan tersebut merupakan ruangan khusus milik Pak Theo.
Ceklek!
Pak Theo membuka gagang pintu berwarna coklat tersebut lalu masuk ke dalam sambil menggandeng tangan Eva.
"Duduklah di sofa itu!" Titahnya.
Eva pun hanya menurut lalu duduk disana, sementara pak Theo menuju salah satu lemari lalu mengambil handuk berwarna putih di sana.
For your information (fyi) perlu kalian ketahui sekolah yang dipijak Eva saat ini adalah sekolah bertaraf internasional, jadi setiap guru memiliki ruangan pribadinya masing-masing dan ada beberapa kelengkapan yang memang disediakan disana.
"Keringkanlah dirimu menggunakan handuk ini!" Ucapnya.
Eva yang sedari tadi diam, mendongak lalu mengambil handuk yang diberikan kepadanya. "Te-terima kasih pak."
Pak Theo pun duduk di sofa tinggal tak jauh dari Eva duduk. "Saya ingin bertanya kepadamu Eva. Apakah kamu sering mengalami kejadian seperti tadi?" Tanya Pak Theo hati-hati.
Eva menjawabnya dengan anggukan lemah sambil tangannya mengeringkan kepala dan setengah bajunya yang basah.
"Apakah kamu tidak bisa melapor atau melawan mereka sedikit saja?!"
Eva menatap menghentikan aktivitasnya lalu menatap Pak Theo. "Bapak bertanya apakah saya tidak pernah melaporkan perbuatan mereka? Sudah beberapa kali bahkan hampir melebihi seratus kali saya dan beberapa siswa melaporkan tindakan mereka ke BK! Lalu ketika saya melaporkannya apakah ada yang berubah? Tidak pak! Tidak ada yang berubah! Malahan yang melapor yang dikenai hukuman."
"Saya hanya seorang siswi yang belajar disini karena beasiswa, jadi mereka memandang saya remeh. Mereka berbuat semaunya karena ayahnya adalah donatur terbesar sehingga jika mereka melakukan kesalahan maka para guru akan tutup mata dan tutup telinga. Saya hanya ingin belajar disini dengan damai, saya tidak ingin membuat masalah yang nantinya membuat Mama saya sedih. " Jelas Eva.
"Saya tidak masalah tersakiti asalkan Mama saya bahagia itu sudah cukup!"
Bersambung…..
(Bang, engkaulah alasan aku semangat 🤭😘)