NovelToon NovelToon
Jovian Alton (Bodyguard Seumur Hidup)

Jovian Alton (Bodyguard Seumur Hidup)

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Cinta Murni
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Anggika15

Setelah bercerai, lalu mengundurkan diri sebagai seorang Ajudan pribadi. Akhirnya pria yang akrab disapa 'Jo' itu kembali menerima sebuah tawaran pekerjaan dari Denis yang tak lain adalah temannya saat sejak masih SMA.

Dia yang biasanya mengawal wanita-wanita paruh baya, seorang istri dari beberapa petinggi. Kini dia di hadapkan dengan seorang gadis keras kepala berusia 20 tahun, Jasmine Kiana Danuarta. Sosok anak pembangkang, dengan segala tingkah laku yang membuat kedua orang tuanya angkat tangan. Hampir setiap Minggu terkena razia, entah itu berkendara ugal-ugalan, membawa mobil di bawah pengaruh alkohol, ataupun melakukan balapan liar. Namun itu tak membuatnya jera.

Perlahan sifat Kiana berubah, saat Jo mendidiknya dengan begitu keras, membuat sang Ayah Danuarta meminta sang Bodyguard pribadi untuk menikahi putrinya dengan penuh permohonan, selain merasa mempunyai hutang budi, Danu pun percaya bahwa pria itu mampu menjaga putri semata wayangnya dengan baik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggika15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membiasakan diri.

Pukul sembilan malam.

Jovian memutuskan untuk keluar dari unit miliknya. Berniat mendatangi sebuah tempat minum kopi yang terletak tepat di lantai dasar gedung apartemen. Dia berjalan mendekati pintu besi yang tertutup sangat rapat, menekan satu tombol dan menunggu.

Satu detik.

Tiga detik.

Lima detik.

Tring!!

Akhirnya dentingan penanda pintu lift akan dibuka terdengar, Jovian menatap lurus ke arah sana dan bersiap hendak masuk. Namun Jovian tertegun, ketika ada penumpang lain di dalam sana yang juga ikut mematung, saling memandang satu sama lain.

Dengan susah payah Mayden menelan ludahnya. Berusaha menormalkan debaran ketika melihat kembali pria tampan yang sempat dia temui beberapa saat lalu.

Pakaiannya tidak terbuka seperi saat Mayden melihat Jovian di tempat Gym pada pagi hari tadi. Malam ini pria itu justru memakai pakaian yang serba tertutup. Celana Jogger panjang berwarna hitam, begitupun Hoodie dengan penutup kepalanya yang dia kenakan berwarna senada, tapi sungguh tak mengurangi pesona pria itu.

Pintu lift hampir saja tertutup ketika keduanya hanya diam dan terus memandang. Namun dengan segera Jovian mengulurkan tangannya, menahan dan pintu besi itu kembali terbuka.

"H-hay?" Mayden tampak gugup.

Jovian menimpalinya dengan menarik kedua sudut bibir sampai membentuk sebuah senyuman tipis.

Jovian menekan angka paling bawah, berbalik pandan hingga menghadap ke arah pintu, dengan kedua telapak tangan yang kembali pria itu sembunyikan di dalam saku celana Jogger nya.

Mayden menatap wajah Jovian dari arah pantulan besi mengkilap di hadapannya. Sementara Jovian yang menyadari itu berusaha tak terganggu, dia tetap diam mendengarkan musik yang di putar di dalam earphone miliknya.

"Emmm, … tujuan kita sama-sama ke lobby. Kamu mau kemana?" Mayden tak tahan untuk lama berdiam diri.

Rasanya ingin terus mencari perhatian pria tampan dengan pribadi yang begitu acuh, bahkan cenderung dingin sampai mengacuhkan segala hal di sekelilingnya.

Jovian melirik sekilas.

"Udara dingin. Rasanya sangat cocok minum kopi di cafe bawah." Balas Jovian.

Wajah Mayden seketika berbinar.

"Kalau begitu sama. Aku mau beli makan di bawah!"

Jovian mengangguk.

Keadaan menjadi hening kembali, setelah Mayden terdiam karena kehabisan ide untuk memperpanjang obrolan.

Tring!!

Lift kembali terbuka tidak lama setelah pergerakan terasa berhenti. Tanpa basa-basi Jovian lebih dulu, berjalan dengan langkah cepatnya kearah salah satu cafe yang terletak di ujung ruangan.

Suasana tidak begitu ramai. Dan itu membuat kesenangan tersendiri bagi Jovian, karena dirinya bisa tenang menikmati kopi pada malam hari ini.

"Selamat malam silahkan." Seorang waiter perempuan menyambut kedatangan Jovian.

Disusul Mayden yang berjalan di belakang tubuh tingginya.

"Pak Jovian. Silahkan mau pesan apa?" Sapanya dengan ramah kepada salah satu pemilik unit yang selalu menghampiri cafe mereka, bahkan hampir setiap saat ketika pria itu memiliki banyak waktu luang.

"Americano? Waffle saus madu?" Perempuan itu bertanya.

Namun kali ini Jovian menggelengkan kepala.

"Kali ini Cappuccino dan sandwich tuna mayo." Jelas Jovian. "Sama air mineral, deh. Yang dingin."

"Baik. Ada lagi?"

"Minta asbak juga yah! Tolong antar ke atas." Kata Jovian seraya memberikan sebuah kartu untuk membayar total biaya makan dan minum yang dipesannya.

Setelah selesai melakukan transaksi pembayaran, menerima kartunya kembali. Jovian segera bergegas mendekati tangga, dan naik ke atas dimana sebuah Balkon yang dijadikan tempat tongkrongan berada.

Jovian memilih kursi paling sudut. Yang menyuguhkan pemandangan jalan raya. Suasana jalanan begitu ramai, karena malam ini suasananya memang sangat cerah.

Hilir angin berhembus cukup kencang, menyapu wajah dan rambut Jovian sampai membuatnya bergerak-gerak tak tentu arah.

Pria itu merogoh saku Hoodie, dan seperti biasa mengeluarkan satu bungkus rokok beserta koreknya, untuk kemudian dia letakan di atas meja.

Tak lama setelah itu Mayden kembali terlihat, pandangannya tertuju ke arah Jovian berada, dengan senyum manis yang tak hentilah terlihat.

"Boleh duduk disini?" Mayden bertanya.

Jovian mengalihkan pandangan ke arah perempuan yang terlihat sedikit lebih dewasa, atau mungkin saja dia sebaya Diana.

"Saya merokok. Jika tidak keberatan, … ya silahkan saja." Jovian menjawab.

Senyum di bibir Mayden semakin mengembang, dia menarik kursi yang berada tepat di hadapan Jovian, kemudian mendudukinya dengan perasaan senang dan hati yang terus berdebar-debar.

***

Segelas cappucino diletakkan tepat di hadapan Jovian, begitupun dengan roti isi tuna mayo, air mineral kemasan botol, dan asbak yang Jovian minta, kemudian pelayan itu pergi.

"Mau coba?" Tawar Mayden yang mendapatkan pesanannya datang lebih dulu.

Satu mangkuk ramen berkuah merah sedikit pekat, dengan berbagai macam toping di atasnya.

Namun Jovian segera menggelengkan kepala.

"Saya tidak makan pedas." Kata Jovian.

"Ini tidak pedas. Ramen biasa!"

"Tidak terimakasih." Jovian menolak lagi, kemudian meminum kopi panas milinya.

"Selamat makan." Ucap Jovian.

Pria itu meraih garpu dan pisau roti, mulai memotong sandwich tuna mayo, dan menjejalkan ke dalam mulutnya.

Mayden mengangguk.

"Selamat makan juga, Jovian." Katanya.

Keduanya diam untuk waktu yang cukup lama. Fokus menikmati makan malamnya masing-masing.

Hingga sudah cukup lama. Akhirnya Jovian meletakan pisau juga garpunya. Meraih satu botol air mineral dingin, meminumnya, lalu setelah itu meraih bungkus rokok dan membawanya satu batang.

"Kamu sudah selesai?" Jovian menatap perempuan di hadapannya terlebih dulu.

Mayden mengangguk seraya membersihkan bibir dengan tisu yang memang sudah tersedia di meja sana.

"Tidak apa-apa saya menyalakan rokok? Tapi kalau mau pindah pun tidak apa-apa." Kata Jovian, lalu meletakan benda itu di celah bibirnya, menyalakan korek dan menghisapnya dalam-dalam.

Dua jarinya mengambil alih benda mengandung nikotin itu, dengan segera Jovian meniupkan asapnya hingga mengepul di usadara, dan menghilang setelah angin kembali berhembus.

"Kamu tinggal sendiri?" Jovian mulai membuka percakapan.

"Ya, tinggal bersama orang tua cukup rumit. Banyak hal yang harus kita patuhi, dan aku tidak bisa hidup seperti itu. Ada banyak hal yang ingin aku wujudkan, … dan itu tidak akan bisa terjadi jika terlalu banyak orang yang menahan." Jelas Mayden.

"Memangnya apa yang mau kamu lakukan? Bukankah orang tua ingin yang terbaik untuk anak-anaknya?"

"Mungkin orang tua lain begitu. Tapi tidak dengan orang tuaku, mereka egois, dan menunjuk aku untuk melakukan apa yang mereka inginkan."

Jovian menghisap rokoknya kembali, dan menghembuskan asapnya di udara.

"Contohnya?" Jovian mulai membiasakan diri.

Karena setelah hampir dua tahun menduda, dia baru menemukan teman wanita.

"Sekolah, kuliah. Mereka yang mengatur, sementara jurusannya tidak sesuai apa yang aku inginkan. Aku ingin menjadi model, tapi mereka memaksaku untuk menjadi seorang yang ahli dalam hukum!"

Jovian mengangguk-anggukan kepada.

"Lalu, bagaimana sekarang?"

"Aku lulus S1 dengan gelar sarjana hukum. Tapi aku tidak menjalani apapun sekarang, aku tidak mau, aku tidak bisa."

"Jadi kamu tinggal disini sebagai pelarian?"

"Tepat sekali." Mayden tertawa pelan.

Sementara Jovian hanya terkekeh ketika mendengarnya.

"Apa semua anak orang kaya seperti itu? Dan apa mungkin Kiana selalu melakukan pemberontakan karena dia merasa selalu di kekang atau ada hal lain? Tapi disini konteks nya berbeda. Jika Mayden selalu menuruti kemauan orang tuanya, justru Kiana berusaha menolak secara terang-terangan." Batin Jovian berbicara, dengan pikiran yang mulai tertuju kepada Kiana.

1
Yeni Wahyuni
kereennnn bnget,, seperti bkn membaca,, seolah2 liat film dan kita ikut masuk k dlm nya... 10 jwmpol buat kak author
Jaspit Elmiyanti
kok jadi gemes sendiri☺☺
Jaspit Elmiyanti
udah mulia nakal ya om..
Jaspit Elmiyanti
mobile legends😂😂
IG: @aurin99: 🙈🙈🙈🙈🙈🙈
total 1 replies
Jaspit Elmiyanti
jangan goyah no dgn sir mata eva, itu air mata buaya
Jaspit Elmiyanti
wah.. rupanya Jovian anak blasteran, pantasan cakep nya pari purna😃
IG: @aurin99: awas ngiler 🤭
total 1 replies
16/06/1977
Luar biasa
IG: @aurin99: Maaciw
total 1 replies
Hilda Sisil
q sering bgt ngulang" cerita ini kena bagusssssss
IG: @aurin99: Kisah anaknya om Jo ada di paijo yaaa😙
total 1 replies
Arsya wahyu
ceritanya ada lanjutannya nga Thor ini
IG: @aurin99: Panggilan sayang author🤭
Lavena 56: cuyung apa anya
total 4 replies
Yus Anwar
terusin ceritanya Thor biar sii Bintang & /langit ketemu exel
IG: @aurin99: Udah 70 eps lebih di paijo
total 1 replies
Yus Anwar
suka sekali om jo,,,
Yus Anwar
meleleh Thor /Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Yus Anwar
kiana Uda pernah bilang kalo jovian membuat kecewa maka dia akan berbuat lebih gila lagi,,,
Yus Anwar
ah sungguh dewasa pemikiranmu kiana. ,,,
Yus Anwar
bahagia banget rasanya jadi kiana,,,,,,/Rose/
Yus Anwar
definisi suamiku banget,,tdk pandai mengutarakan perasaan, tpi lebih ketindakan / perhatian
Yus Anwar
nyesek Part ini,,,
Yus Anwar
sedih Thor /Sob/ kasian kiana,,,
Yus Anwar
senyum2 sendiri gara2 Kania /Grin/
Rifa Endro
cita2 emaknya terkabul. apa kabar dg papa Jo ya ? jantungan tidak beliau ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!