NovelToon NovelToon
Genius Twins Boy

Genius Twins Boy

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Anak Genius
Popularitas:5M
Nilai: 4.8
Nama Author: emmarisma

"Apa kamu sudah menemukan informasi tentangnya, Jackson?"

"Sudah, Kak. Aku yakin dia adalah dady kita."

Dua bocah laki-laki berusia 7 tahun itu kini menatap ke arah layar komputer mereka bersama-sama. Mereka melihat foto seorang Pria dengan tatapan datar dan dingin. Namun, dia memiliki wajah yang sangat tampan rupawan.

"Jarret, Jackson apa yang kalian lakukan?" Tiba-tiba suara seseorang membuat kedua bocah itu tersentak kaget.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17. Giani In Action.

6 tahun kemudian, banyak hal yang telah Giani lalui bersama 2 orang putranya. Selama kurun waktu 7 tahun membesarkan Jarret dan Jackson, Giani hanya 3 kali mengunjungi profesor Gilbert dan tentunya tanpa kedua bocah istimewa itu.

Giani masih belum bisa mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada papanya. Apalagi sekarang semakin tua, kesehatan papanya semakin menurun.

Giani sudah menyelesaikan S2nya. Namun, ketika Profesor Gilbert menginginkan putrinya kembali, Giani selalu beralasan jika dirinya sudah mendapat pekerjaan di Sidney dan dia terlanjur nyaman.

Jarret dan Jackson tumbuh dengan sangat mengagumkan. Mereka berdua menuruni kejeniusan kedua orangtuanya. Jarret suka bereksperimen dengan hal-hal yang aneh, sedangkan Jackson dia senang merakit sesuatu menjadi mainan yang menarik dan keduanya sama-sama menguasai tehnologi.

Jarret pernah mengikuti pertandingan hacker internasional dan dia berhasil mendapat juara 1 dan mendapatkan banyak uang. Sejak saat itu, ketrampilan Jarret selalu dihargai mahal oleh orang-orang yang memang berkecimpung di dunia ITE.

Jackson putra kedua Giani, sedikit berbeda. Jackson adalah anak yang humoris di depan keluarganya. Ia diam-diam pernah membuat senjata untuk mengerjai gurunya di sekolah, karena guru itu selalu mengatai Jackson anak malas.

Giani sering dibuat kewalahan saat keduanya sering berbuat kenakalan dan hal-hal yang mereka lakukan selalu berbuntut panjang.

Hari ini Elena datang ke sekolah si kembar. Sedang Giani mengantar Martha pergi ke rumah sakit. Selama dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, Giani merasa ada mobil yang selalu mengikuti kemana pun dirinya berbelok. Giani sebenarnya tak mau berburuk sangka, tapi Giani tahu ada yang salah dengan mobil itu.

Tak ingin membuat Martha cemas, Giani yang awalnya ingin menemani Martha medical chek up akhirnya hanya menurunkan Martha di rumah sakit. Sesekali Giani mengamati pergerakan mobil itu, yang mana mereka ikut berhenti karena Giani berhenti di sana.

"Maafkan aku, Martha. Aku akan segera menjemputmu nanti."

"Tidak masalah, selesaikan urusanmu dulu."

Giani segera pergi meninggalkan pelataran rumah sakit dan benar saja dugaannya. Mobil Sedan hitam itu sejak tadi mengikuti mobilnya.

Tak ingin mati penasaran, Giani akhirnya menghentikan mobilnya di tempat yang cukup sepi. Dan mobil sedan hitam itu ikut berhenti. Giani menunggu di dalam mobilnya, 2 orang pria berbadan tegap berisi keluar dari mobil sedan hitam itu. Giani merasa tak memiliki urusan dengan siapapun, tapi sepertinya orang-orang itu memiliki urusan dengannya.

Kedua pria asing itu mengetuk kaca jendela mobil Giani dengan kasar.

"Keluar kau!"

"Giani tidak takut sama sekali. Namun, dia sudah mengirim pesan pada Elena jika dia diikuti oleh orang asing.

Giani keluar dengan wajah datar dan penuh percaya diri. Kedua pria yang tadi mengetuk pintu saling melempar tatapan dan tersenyum meremehkan.

"Wah rupanya wanita ini cantik juga." batin salah satu dari dua pria itu.

"Siapa kalian?"

"Kau tidak perlu tahu siapa kami, tapi yang jelas kami tahu siapa kamu."

"Ok, lalu apa mau kalian?" Giani masih tampak bersikap tenang. Tak tampak di wajahnya raut takut sedikit pun.

***

Sementara itu, Elena yang sudah membawa si kembar tampak terkejut membaca pesan dari Giani.

"Jackson, pakai handphoneku dan lacak keberadaan momy kalian. Sepertinya ada yang ingin menculik momy kalian," ujar Elena.

"Apa!" tanya Jackson memekik.

"Cepat, Jackson. Cari keberadaan momy."

Jackson mengusap layar ponsel Elena. Matanya sesaat tertuju pada pesan dari Tuan Alex. Namun, dia urung membuka pesan itu dan dengan cepat dia mencari keberadaan momy nya.

"Bagaimana?"

"Dapat. Momy berada di dekat perkebunan anggur milik tuan Russel."

Meski mengatakan hal itu, Jackson terus menatap layar ponsel Elena sambil sesekali melirik ke arah Elena yang sedang mengemudikan mobil.

Jackson penasaran karena ada yang menarik dari pesan itu. Pesan yang menanyakan tentang momynya dan juga dirinya beserta Jarret. Jackson menghapal nomor itu dalam hitungan detik.

Selama ini Jackson penasaran dengan sosok daddynya. Dia ingin tahu, pria tak bertanggungjawab mana yang telah membuat mommynya susah selama 8 tahun. Jackson mengakumulasi dari sejak ia berusia dalam kandungan.

"Jack, apa kau tak mendengarku? kau melamun?" tanya Elena. Dia menatap curiga ke arah Jackson. Apa jangan-jangan tuan Ben mengirimkan pesan.

"Jackson kembalikan ponselku, biar aku yang lihat titik koordinatnya."

"Kau jalankan saja mobilnya, Aunty. Tidak baik menyetir sembari memegang ponsel."

Elena diam saat dia melihat sorot mata Jackson mulai berubah datar. Dia hapal sorot mata itu, sorot mata yang sangat mirip dengan tuannya. Tak diragukan lagi, Mereka adalah keturunan asli dari seorang Benjamin Alexander.

Jarret menoleh menatap sang adik. Meskipun sejak tadi diam, dia bisa merasakan perubahan adiknya. Pasti di ponsel Elena ada sesuatu yang mengusik sisi lain dari adiknya.

"Bisa aku pinjam ponsel Elena? biar aku saja yang membaca titik koordinatnya."

Jackson langsung menyerahkan ponselnya pada sang kakak. Elena menggigit bibir bawahnya resah. Jackson memperhatikan semua gerak gerik Elena lewat ekor matanya.

"Aunty, apa selama ini aunty menyembunyikan sesuatu dari kami?"

"Ma-mana mungkin," jawab Elena gugup.

"Kau tahu bagaimana jadinya jika kau menghianati kepercayaan mommy padamu? Mommy pasti akan sangat kecewa padamu," ucap Jackson masih dengan tatapan datar dan dinginnya.

"Jack, fokus pada keselamatan mommy dan berhentilah bicara." Jarret menatap adiknya tak kalah tajam. Elena benar-benar seperti berhadapan dengan tuan Ben versi mini.

***

Giani terlihat memasang kuda-kuda. Dia tidak bisa diremehkan karena dia adalah pemegang sabuk hitam taekwondo. Namun, banyak yang tidak tahu akan hal itu. Karena memang hidup Giani lurus-lurus saja tidak pernah bermasalah dengan siapapun.

"Sudahlah, lebih baik kau ikut dengan kami. Kami tak ingin melukaimu. Bos kami hanya ingin bertemu denganmu," ujar salah seorang pria.

"Aku tidak mau, aku tidak kenal dengan bos kalian. Jadi percuma kalian menggangguku."

"Oh, rupanya kau lebih memilih kekerasan, ya?"

Salah satu pria berusaha menangkap Giani. Namun, ia gagal. Pria itu justru terjungkal karena Giani berhasil menjegal kakinya.

"Ups, sorry." Giani menutup mulutnya seakan dia memang merasa bersalah.

Pria yang satunya tak terima rekannya dijatuhkan seketika mengangkat pukulannya ke wajah Giani. Namun, dengan gesit Giani menghindar dan lalu Giani menangkap tangan pria itu dan memelintirnya ke belakang. Pria itu seketika memekik. Dengan gerakan ringan Giani mendorong tubuh pria itu hingga menimpa rekannya yang sedang berusaha berdiri.

"Arrgh!"

"Mommy!" Jackson dan Jarret keluar dari mobil dan menghambur memeluk Giani. Elena segera turun dan Mendekati penyerang Giani. Tanpa menunggu waktu, Elena langsung memukul tengkuk kedua pria itu hingga pingsan.

"Kau bawalah anak-anak pulang, Aku akan mengurus mereka."

Giani mengangguk dan membawa kedua putranya menjauhi tempat itu. Giani tidak mau anak-anaknya khawatir pada dirinya.

Jarret dan Jackson menatap penuh curiga pada Elena. Keduanya memiliki ikatan batin yang sangat kuat. Sehingga mereka bisa saling merasakan apa yang saudaranya rasakan.

Saat di dalam mobil, Jackson merubah tatapan matanya dalam hitungan detik. Raut dingin dan datar tadi, kini telah berubah menjadi raut kecemasan.

"Apa mommy baik-baik saja?"

"Ya, Mommy rasa begitu. Maaf sudah membuat kalian cemas. Ayo kita jemput nenek Martha terlebih dulu."

Kedua bocah itu mengangguk. Namun, detik berikutnya mereka saling melempar tatapan seakan mereka berbicara lewat telepati.

1
Andri Yan
Buruk
Layla Lail
Luar biasa
Sumarly Surono
mantap thor saya suka karyamu 👍🏼
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 👍👍👍👏👏👏😘😘😘
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒘𝒆𝒍𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒕𝒐 𝒕𝒉𝒆 𝒘𝒐𝒓𝒍𝒅 𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒕𝒘𝒊𝒏𝒔 👏👏👏
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒓 𝑯𝑷𝑳 𝒏𝒚𝒂
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒂𝒔𝒚𝒊𝒌 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓 𝒍𝒈 🤭🤭
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒂𝒑𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒋𝒐𝒅𝒐𝒉 𝑪𝒂𝒍𝒊𝒏𝒆
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒈𝒆𝒓𝒄𝒆𝒑 𝒏𝒊𝒉 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑨𝒍𝒆𝒙𝒂𝒏𝒅𝒆𝒓 👏👏
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒔𝒆𝒎𝒊𝒈𝒂 𝑱𝒂𝒄𝒌 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕 𝒚𝒂
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒕𝒐𝒌𝒄𝒆𝒓 𝒋𝒈 𝑱𝒂𝒓𝒓𝒆𝒕 𝒌𝒂𝒚𝒂𝒌 𝑩𝒆𝒏 𝒍𝒏𝒈𝒔𝒏𝒈 𝒋𝒅 𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒏𝒚𝒂
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒕𝒂𝒃𝒓𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒊𝒃𝒊𝒓 𝒏𝒊𝒉 😅😅
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒌𝒆𝒋𝒖𝒕𝒂𝒏 𝒚𝒈 𝒊𝒔𝒕𝒊𝒎𝒆𝒘𝒂 𝒃𝒖𝒂𝒕 𝑫𝒊𝒂𝒏𝒂 😘😘
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝑱𝒂𝒄𝒌𝒔𝒐𝒏 𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒏𝒊𝒉 🤔🤔
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒌𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝒅𝒏𝒈𝒏 𝑱𝒂𝒄𝒌𝒔𝒐𝒏 𝒚𝒂 🤔🤔
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒔𝒘𝒆𝒆𝒕𝒏𝒚𝒂 𝑱𝒂𝒓𝒓𝒆𝒕
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝑫𝒊𝒂𝒏𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂 🤭🤭🤭
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝑱𝒂𝒓𝒓𝒆𝒕 𝒅𝒂𝒏 𝑫𝒊𝒂𝒏𝒂 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒚𝒈 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒐𝒘𝒆𝒓 𝒌𝒖𝒂𝒕 😎😎
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝑩𝒆𝒏 𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒃𝒊𝒌𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒕𝒖𝒎𝒖 𝒔𝒑𝒐𝒓𝒕 𝒋𝒂𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈 🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!