NovelToon NovelToon
After One Night

After One Night

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

"Aku rela memberikan segalanya, hanya untuk satu malam dengan mu. Aku rela membahayakan hidupku hanya untuk bersama mu. Aku mencintaimu Badai." __ Cheryl.

"Dari awal kau tahu kau bukan tipe ideal ku. Lagi pula, kau juga tahu aku sudah memiliki kekasih. Kejadian diantara kita satu malam tadi, just for fun!" __ Badai.


Berawal dari kenakalan remaja sampai melibatkan dendam masa lalu orang tuanya.

Hay gais cerita ini masih prekuel 'Second Wife' juga masih sekuel dari 'Sexy Little Partner' dan semoga menjadi bacaan yang mengisi waktu luang kalian.

Genre Teen-Angst, jadi siapkan jantung waras kalian karena setiap part nya mengandung desir degup yg tak biasa.

Happy reading Baby.... 🥳

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[Aku bertanggung jawab]

H min satu hari pernikahan dadakan Cheryl diadakan di Britania Raya. Di media sosial disebutkan bahwa pernikahan itu hanya dihadiri oleh tamu dari keluarga dekat saja.

Setelah kedua mempelai bisa pulang ke Indonesia, barulah acara resepsi besar dilangsungkan. Seperti kata Dhyrga Miller, penyatuan sakral itu dilakukan untuk meminimalisir adanya sentuhan haram.

Sandy dan Cheryl tinggal dan kuliah di kota yang sama. Tak menutup kemungkinan jika anak-anak muda itu akan melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan jika sudah saling suka.

Sementara Badai, kini sudah memasukkan seluruh kotak hadiah pemberian Cheryl dalam dus besar.

"Memangnya kita mau bawa benda-benda ini ke mana Tuan muda?" Pria yang mendorong troli berisi dus besar itu bertanya pada Badai.

"Kita akan kirim ke rumah seseorang. Tolong bantu aku bawa dua ini keluar dari kamar ku. Jangan sampai Papa curiga. Kau harus memasukkan dus ini ke bagasi mobil kita." Kata Badai.

"Baik Tuan muda." Pria itu mengangguk. Lalu melanjutkan aksinya untuk menarik dus tersebut tanpa sepengetahuan orang-orang Gustav.

Badai turun ke lantai bawah. Helena sudah cantik dengan busana musim dinginnya. Ini hari kedua Helena di rumah besar Gustav.

"Kok baju kamu gitu sih Bai?" Helena protes kala memindai pakaian serba hitam yang melekat pada tubuh Badai.

"Aku nyaman dengan ini." Acuh Badai melewati raga ramping gadis itu.

Persetan dengan protesnya Helena. Karena pakaian serba hitam ini ciri khas dari anak buah keluarga Miller dan Rain. Setidaknya, Badai akan lebih mudah memasuki rumah utama dalam penyamaran.

Tujuan Badai keluar bukan untuk memanjakan Helena, tapi menyelundup masuk ke dalam rumah calon mempelai milik Sandy.

Helena masuk secara mandiri setelah Badai masuk ke dalam pintu bagian kemudi. Badai meraih kunci mobil dari tangan sang sopir. Hari ini Badai ingin menyetir sendiri.

"Sudah selesai Tuan muda." Satu pria menginformasikan bahwa dus besar telah masuk ke dalam bagasinya.

"Terima kasih." Badai tersenyum kemudian menutup kaca jendela dan melajukan kendaraannya.

"Kita mau ke mana hari ini Bai?" Helena memastikan. Barusan, ia sempat melihat salah satu pekerja Badai meletakkan dus besar yang terbungkus pita merah muda.

Helena yakin itu kejutan yang akan Badai berikan untuk dirinya. "Apa ke restoran terapung? Atau?"

Badai menyela. "Aku mau mendatangi seseorang, jadi aku mohon bantuan mu. Dan aku mengucapkan terima kasih, kalau kau tidak lagi bertanya padaku selama perjalanan."

"Kau masih sama. Badai yang dingin." Hanya mengangguk yang bisa Helena lakukan untuk menuruti kemauan pemuda itu.

...✴️🔸🔸🔸✴️...

Satu setengah jam berlalu. Cheryl telah selesai dengan ritual mandi lulur. Treatment demi treatment Cheryl lalui menjelang pernikahannya besok pagi.

Mual-mual masih sering menyiksanya. Dan ia harus menyembunyikan hal itu dari seluruh keluarganya.

Cheryl duduk di sisi ranjang. Hari ini Cheryl hanya akan berada di dalam kamar. Satu pelayan membantu memakaikannya piyama pendek polos berwarna putih.

"Permisi Nona." Setelah lama mengetuk dan berhasil dibukakan pintu oleh pelayan itu, pelayan lainya mendorong troli berisi dus besar masuk ke dalam kamar Cheryl.

Cheryl tersenyum sumringah. Akhir akhir ini Sandy memang memiliki banyak kejutan untuk dirinya. "Apa ini dari calon suami ku?"

Beberapa pelayan saling melempar senyum, alangkah beruntung Cheryl mendapatkan calon suami yang begitu sempurna seperti Sandy.

"Sepertinya ini memang dari calon Tuan muda kami, Nona." Jawab pelayan itu.

"Biar aku buka sendiri saja. Kalian pergilah." Titah Cheryl. Dan senyum manis tak pernah berakhir dari bibir mungilnya.

"Baiklah- baiklah. Semoga isinya bukan lingerie seksi yah Nona."

"Apaan sih kalian!" Cheryl terkikik. Satu persatu pelayan keluar dengan gumaman ledekan mereka.

Cheryl menutup pintu, lantas mendekati dus besar berpita merah muda. Cheryl tersenyum sembari membuka pita merahnya dengan satu kali tarikan.

Tutup atasnya Cheryl buka, dan senyum meredup seketika benda-benda yang tak asing berjajar rapi di dalam sana.

"Badai." Cheryl memunguti satu persatu hadiah-hadiah kecil yang pernah ia berikan kepada Badai Laksamana dari dusnya.

Apa ini? Jadi semua pemberiannya selama ini tidak terbuang dan masih tersimpan? Godaan apa lagi ini Tuhan? Di saat dirinya ingin melupakan dan beralih pada calon suaminya, lagi-lagi Badai muncul mengusik pikiran.

Sebuah surat kecil terdapat di dalam dus itu. Cheryl meraihnya lalu membacanya. "Temui aku di luar. Ku mohon."

Tak perlu waktu lama untuk berpikir. Segera Cheryl keluar dari kamar miliknya. Lantai bawah yang kemudian ia tuju dengan menapaki satu persatu anak tangganya.

Cheryl berlari keluar teras yang dipenuhi para pelayan dan orang-orang kekar berseragam hitam. Mereka masuk beramai-ramai mempersiapkan segala sesuatu untuk acara pernikahan Cheryl & Sandy besok pagi.

Celingukan Cheryl mencari sosok tinggi Badai. Dan satu pemuda dia datangi dengan berlari kecil. Meski semuanya sama-sama mengenakan seragam hitam. Cheryl tahu betul bagaimana lekukan tubuh laki-laki itu.

Yah benar, saat berbalik badan. Wajah Badai yang dia lihat di sela-sela mobil keluarganya.

"Mau apa lagi kamu ke sini?" Setelah itu, Cheryl menoleh ke kanan dan kiri memastikan tak ada satupun pekerja keluarganya yang melihat.

"Aku mencintaimu Ryl." Badai meraih tangan mulus gadis itu. Cheryl tak mampu menolak walau hanya tepisan kecil, setelah mata Badai meluapkan kaca-kaca ketulusan.

Tak mudah bagi Badai melewati ini semua. Ia bahkan rela menipu Helena demi masuk ke dalam hunian mewah Dhyrga Miller.

"Aku menyayangimu. Mungkin ini terdengar terlambat dan bajingan, tapi aku memiliki rasa ini sebelum menyentuh mu, percayalah, berkali-kali aku menepis rasaku hanya karena Papa melarang ku memiliki rasa ini." Ungkap Badai lagi.

Cheryl terkekeh sinis. "Apa aku harus percaya padamu? Apa ada orang tua yang melarang putranya memiliki hubungan dengan putri dari pemilik perusahaan besar?"

"Ini bukan masalah kekayaan. Tapi ada hal lain yang mendasari hal itu. Mungkin akan sulit aku menjelaskannya padamu. Tapi percayalah, aku di sini untuk mu. Please, kembali padaku." Pinta Badai.

"Sudah terlambat Bai. Kak Sandy yang akan menggantikan mu."

Brugh...

Terdengar bantingan pintu mobil yang cukup kuat. Badai dan Cheryl menoleh secara bersamaan. Di depan teras rumah sana, tampak Sandy mengejar ibunya.

"Mami, tunggu dulu." Sandy seperti berusaha menghalau kedatangan ibunya ke rumah utama Dhyrga Miller ini.

"Ini harus diselesaikan sekarang juga Sandy! Kau jangan jadi laki-laki bodoh! Calon istrimu hamil dengan pemuda lain dan kau mau menerimanya begitu saja? Kamu masih sangat muda, tampan, satu-satunya pewaris harta Papi. Kamu perlu memiliki masa depan cerah bersama gadis baik-baik."

"Dan Cheryl gadis terbaik untuk Sandy."

"Cheryl!" Badai justru mencekal lengan gadis itu setelah mendengar ungkapan yang terucap dari bibir Sandy dan ibunya.

"Tante." Cheryl ternganga. Jadi rupanya secepat itu kehamilannya sudah diketahui keluarga Sandy.

"Tante!" Baru saja Cheryl akan melangkah menuju calon suami dan calon mertuanya, Badai sudah lebih dulu menutupi langkah kakinya.

"Beritahu aku. Jadi kau hamil anakku?" Cheryl meneguk saliva. Tatapan Badai kini Seolah kecewa padanya.

"Tenang saja. Aku tidak akan pernah meminta pertanggungjawaban mu."

"Kenapa kamu egois begini Ryl? Kau sadar tidak, kau menimpakan tanggung jawab ku kepada sahabat terbaik ku!"

"Lalu apa akhir dari kisah kita? Kamu sendiri yang bilang, Papa mu tidak merestui hubungan kita!" Cheryl berteriak.

"Masih bertanya apa akhirnya? Tentu saja aku yang akan menikahi mu."

...Kira-kira dari mana keluarga Sandy tahu Cheryl Hamidah? 😮...

1
AIKO
👍
Rinna Nya Fathul
Luar biasa
EndRu
terurai benang merah nya...
Laura
EndRu
eh eh
mulai posesif mazee
EndRu
ga ada baru nyadar..
kebiasaan ada jadi ga ada berasa ganjil kan Bay
Lilik Khoniah
lanjut terus jgn kasih kendor,aku cocok saja sama alurnya
Nining Wahyuningsih
karakter badai agak gak suka thor , karena pinter tapi goblok
Yuni Youn
karya yang bagus,suka baca nya runtut
FarZah Sopiah
nasib mu pintu slalu jadi kambing hitam
FarZah Sopiah
menurut kuh enggak cocok sama kepribadian nya Badai
FarZah Sopiah
hahaha Badai banget ini
FarZah Sopiah
cute ezaaa
FarZah Sopiah
emang hukuman yg paling pantas buat Badai
FarZah Sopiah
justru ini lebih syeruu
FarZah Sopiah
ikhlas kan semua nya Cheryl
FarZah Sopiah
lope you too sekebon mawar
FarZah Sopiah
siap terima kejutan
FarZah Sopiah
mana Dirga yg bijaksana
FarZah Sopiah
jangan pesimis Cheryl ayo semangat
FarZah Sopiah
dah Dig dug seer rasanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!