NovelToon NovelToon
Cinta Yang Belum Usai

Cinta Yang Belum Usai

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: kenz....567

"Aku hamil."

Savanna yang mendengar sahabatnya hamil pun terkejut, dia menatap sahabatnya dengan tatapan tak percaya.

"Dengan Darren , maaf Savanna."

"Nadia, kalian ...." Savanna membekap mulutnya sendiri, rasanya dunianya runtuh saat itu juga. Dimana Darren merupakan kekasihnya sekaligus calon suaminya telah menghamili sahabatnya.

***

"Pergi, nikahi dia. Anggap saja kita gak pernah kenal, aku ... anggap aku gak pernah ada di hidup kalian."

Sejak saat itu, Savanna memilih pergi keluar kota. Hingga, 6 tahun kemudian Savanna kembali lagi ke kota kelahirannya dan dia bertemu dengan seorang bocah yang duduk di pinggir jalan sedang menangis sambil mengoceh.

"Daddy lupa maca cama dedek hiks ... dedek di tindal, nda betul itu hiks ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Reno yang aneh

Darren menatap sendu putra sulungnya yang kini terbaring di atas brankar, ini pertama kalinya dia melihat Gabriel sampai seperti ini.

Darren menggenggam tangan Gabriel yang tidak terinfus, dia kecup punggung tangan putranya itu. Air mata nya luruh kembali, tangan putranya terasa sangat dingin.

"Gab, bangun nak. Jangan hukum daddy seperti ini, maaf daddy mengabaikan penolakan mu saat itu. Seharusnya daddy lebih peka dengan perasaan kalian, maafkan daddy." Lirih Darren.

Savanna masuk ke dalam ruangan Gabriel, dia mendekat ke arah Darren yang kini terduduk sambil menggenggam tangan Gabriel.

"Kak, maaf. Gabriel seperti ini tak karena aku tak sengaja ...,"

"Kakak tahu." Sahut Darren cepat, biarpun Gabriel tertabrak tubuh Savanna. Tapi, Nadira lah yang mendorong Savanna. Sehingga Gabriel yang terkena imbasnya.

"Sebaiknya kamu pulang, kasihan Reno." Pinta Darren.

Savanna masih berdiri di tempat, rasanya tak tega melihat Darren yang terpuruk seperti saat ini. Bukankah Savanna membenci Darren? Seharusnya dia bahagia karena kerasa rasa sakitnya terbalas. Namun, mengapa justru Savanna sedih ketika melihat Darren sedih.

"Aku mau disini nemenin kakak jaga Gabriel," ujar Savanna.

Darren menghela nafas pelan, dia melepas genggamannya pada Gabriel dan menoleh menatap Savanna yang berdiri di sisi sebrang brankar.

"Pulang lah bersama Reno, kamu harus menjaga perasaannya Sav." Pinta Darren.

"Sejujurnya, aku sama Reno hanya temenan. Gak lebih, kami dekat hanya sekedar teman." Cicit Savanna sambil meremas tali selempang tas miliknya.

Darren mengerutkan keningnya, dia tak salah ingat ingatkan? Padahal waktu itu Savanna bilang mereka dekat, bahkan Darren beberapa kali memergoki mereka bersama.

"Jangan berbohong hanya demi membuat suasana hatiku membaik, aku tidak papa. Jadi pulang lah, aku bisa menjaga Gabriel dan Gibran sendiri," ujar Darren.

Bukan Savanna namanya jika keras kepala, dia keluar dari ruangan dan menemui Reno dan Adinda yang sedang berbincang.

"Din, Ren. Gue disini yah temenin Darren, kasihan dia," ujar Savanna.

"Kasihan apa kasihan. Ya elah, masih sayang mah ngomong aja." Celetuk Adinda dengan mata menyipit.

"Huss! ngomong apa sih lo!" Kesal Savanna.

Tatapan Savanna beralih menatap Reno, dia mengerutkan keningnya saat melihat raut wajah Reno yang berubah murung.

"Kamu kenapa Ren? Ngantuk? kalau ngantuk, pulang aja. Sorry yah, aku ngerepotin," ujar Savanna bermaksud baik.

Reno menatap Savanna, netranya menatap lekat tepat pada manik mata wanita itu. Membuat Savanna risih di buatnya.

"Kenapa sih, natapnya gitu amat?" Tegur Savanna.

"Kamu masih cinta sama Darren?" Tanya Reno dengan serius.

"Ha-ha? apaan sih pada bahasanya begitu! ini nih, si Adinda ngomporin aja kerjanya!" Kesal Savanna yang kini salah tingkah.

"Apaan sih! kok malah nyalahin gue!" Tak terima Adinda.

Reno menyerahkan Gibran yang tertidur pada Adinda, dia segera bangkit dan menatap Savanna yang sedang gugup itu.

"Aku pulang dulu, maaf tidak bisa menemani kalian." Pamit Reni dan pergi dari sana tanpa menunggu jawaban Savanna.

Savanna menatap kepergian Reno dengan kening mengerut, ekspresi wajah pria itu tak seperti biasanya. Bahkan nada suaranya terdengar dingin dan cuek.

"Eh, tu anak napa dah? lo habis bahas apaan sama dia Din?" Tanya Savanna pada sahabatnya itu.

"Lah, mana gue tahu! Suka kali sama lo, makanya PEKA jadi cewek! anak orang jadi baper lah itu!" Ketus Adinda.

"Ha? ngaco lo kalau ngomong! udah ah, gue ke kantin dulu. Mau cari makan siang, laper." Ujar Savanna dan pergi dari sana.

Adinda menggelengkan kepalanya sembari menatap kepergian Savanna, netranya beralih menatap Gibran yang tertidur dengan nyenyak di lengannya.

"Calon mak mu tuh, sukanya baperin anak orang tapi gak peka-peka."

Sedangkan di kediaman Atmajaya, Recky tengah berada di ruang tengah. Dia tengah memijat pelipisnya yang terasa berdenyut sakit, tak lama Dania datang dengan membawa segelas air dan obat di tangannya.

"Ini obat pusing dad," ujar Dania.

"Terima kasih nak." Sahut Recky.

Recky mengambil gelas yang Dania berikan, lalu dia mengambil obat dan meminumnya. Dania duduk di samping Recky, dengan tatapan khawatir.

"Daddy benar-benar tak menyangka, mommy mu sungguh jahat Nadia." Ujar Recky dengan suara bergetar.

"Dania juga gak tahu dad, jika mommy menyimpan rahasia sebesar ini. Nadira tahu rahasia mommy, maka dari itu mommy bersikukuh bang Darren menikah dengannya." Lirih Dania sembari menaruh kembali gelas Recky ke atas meja.

"Tapi Dania bener anak daddy kan?" Ragu Dania.

Recky melirik putrinya sejenak, dia tersenyum tipis dan memeluk putrinya itu. Di kecupnya dengan sayang kepala Dania, putri dan anak tunggal nya itu.

"Tentu saja kamu anak daddy, ingat tidak saat kamu anemia ketika kelas 3 sd? kan daddy yang mendonorkan darah untukmu," ujar Recky.

"Dania hanya takut, jika Dania bukan anak daddy." Cicit Dania.

Recky tersenyum, setidaknya dia memilki Dania yang menguatkan hatinya untuk saat ini. Fakta hari ini sangat membuat dirinya terguncang, putra yang selama ini dia rawat dengan penuh cinta dan kasih ternyata bukanlah anaknya.

"Dad." Panggil Dania.

"Hm?" Sahut Recky.

"Kira-kira bang Darren anak siapa?" Tanya Dania dengan mendongakkan kepalanya.

"Daddy gak tahu, memang sebulan setelah daddy menikah dengan mommy mu. Daddy ada tugas di luar kota, dulu daddy masih merintis usaha. Sehingga masih sering bepergian. Daddy gak tahu apakah saat itu mommy mu berselingkuh atau tidak," ujar Recky.

Dania tak lagi membahasnya, dia penasaran siapa ayah kandung Darren. Tapi, sepertinya saat ini hati daddy nya begitu sensitif.

***

sepuluh jam berlalu, bekum ada tanda-tanda Gabriel melewati masa kritisnya. Semalaman Darren tidak tidur, dia khawatir putranya kenapa-napa.

Savanna dan Adinda ikut berjaga di sana, menemani Darren. Mereka berulang kali menyuruh Darren istirahat dan bergantian dengan mereka. Namun, lagi-lagi Darren menolaknya. Sepanjang malam pria itu hanya menemani putranya.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Savanna menahan ngantuk.

"Jam dua malam, gue juga ngantuk. Lo temenin Darren begadang yah, gue tidur sebentar aja." Lesu Adinda.

Savanna berdecih sebal saat melihat Adinda merebahkan dirinya di samping Gibran. Di kamar itu sudah di sediakan kasur untuk tamu, sehingga keduanya bisa tertidur dengan enak.

"Gue buat kopi aja deh, ngantuk banget." Lirih Savanna.

Savanna pun pergi untuk membuat kopi, setelah kembali. Netranya melihat Darren yang tertidur, ternyata pria itu sudah tidak kuat menahan kantuk.

"Haah ... akhirnya tidur juga." Gumam Savanna.

Savanna berjalan mendekati brankar Gabriel, dia meletakkan gelas kopinya di atas nakas dan duduk di tepi brankar.

"Apa kamu tidak lelah tidur seharian? bangunlah, ibu guru merindukanmu."

"Apa kamu bahagia disana? Apa kamu bertemu dengan mommy mu sehingga kamu belum mau untuk bangun?"

Tak ada respon dari Gabriel, tentu saja. Anak itu masih terlelap dengan pulasnya, Savanna menjadi semakin sedih di buatnya.

"Hah ... kalau kau tidak bangun kuga, bagaimana dengan kembaranmu. Dia pasti sedih, dia masih membunuh kan mu untuk menjaganya." Gumam Savanna sambil mengalihkan tatapannya pada Gibran.

Tanpa Savanna sadari, Gabriel sudah membuka katanya. Dia mengerjapkan matanya perlahan, lalu menatap Savanna yang menatap ke arah lain.

Savanna belum menyadari nya, dia beralih mengambil kopi di atas nakas dan meminumnya. Gabriel masih memperhatikan Savanna tanpa bersuara, sehingga Savanna tidak tahu jika anak itu sudah sadar.

"Hah, ngantuk sekali. Aku seperti mama yang sedang menjaga anaknya yang sedang sakit, astaga." Savanna kembali menyeruput kopinya sesudah ia berceloteh.

"Mama?"

BYURRR!!!

"UHUK!! UHUK!!"

__________

Terima kasih atas pemberitahuannya yah, nanti author akan revisi typo di episode sebelumnya🤗🤗🤗

1
Sri Wahyuni
lumayan
Nur Halida
lebih pinter gabriel daripada daren
Mai_mai
thor apa gkk ada rencana untuk lanjut cerita axel dan alex ini.
Gintania nia
Luar biasa
Siti Masitah
ganti aja supirnya
Shaa Erahh
Luar biasa
Nur Baitul Jannah
cerita mommy nya satria sama kya judul mr. planet apa gtu y.... tpi dsitu nama ny aurora bukan queen
Nurlaila Hasan
Luar biasa
Rey
👍
Nur Aqilah
Lumayan
Phie Phien
Luar biasa
ICA
Otong lu anying otong lu bilang cinta cinta bulshit
ICA
Anying lu baru di lamar anying ntu si nadia hamil dlu dari pada lo dilamar ama tu si bajigur malahan klo lu bilang si nadia jahat lbih jht lagi clon suamilo gedekkk guee liat beginian
Asri Indah Nur 'Aini
cerita Kenzo ga ada lanjutannya kah min?
Novie Achadini
sikembar nggak mau ounya ubu tiri nadira
ros
Luar biasa
Budi Rahayu
kacian kakekna giblan. jadi tambah kecepian kan, kakekna ...? 🥺
Budi Rahayu
gayamu dek, dek .... 😄
Budi Rahayu
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Budi Rahayu
😭😭😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!