Kisah cinta 3 karakter dari dua insan sejoli berbeda latar belakang sosial antara Kemal dengan Safitri.
Kemal adalah pribadi yang sinis, kejam, acuh dan tak punya hati, tapi sejak kejadian sang Mama, Kemal memiliki trauma akut yang membuat dia selalu dihantui mimpi buruk dan keesokan harinya Kemal berubah menjadi Rico yang memiliki kepribadian hangat, sabar, suka menolong serta romantis 180 derajat berbeda dengan sifat Kemal dalam dirinya.
Safitri yang terjebak pernikahan bohong dengan Kemal demi melunasi hutang mendiang ayahnya di buat bingung dengan kepribadian ganda yang di miliki Kemal.
Mampukah Safitri terus bertahan di samping pribadi Kemal yang kejam juga dingin dan Rico yang hangat penuh cinta untuknya
.
Yuk baca cerita komedi romantis receh kedua ku reader kesayangan. Jan lupa jadiin favorit ya Kaka"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gelap Mata
kejenuhan mulai Safitri rasakan saat dia hanya terkurung di kamar dan tidak melakukan aktivitas apapun selain nonton TV dan rebahan. sesekali dia jalan ke balkon lalu duduk dan memandang suasana sebagian kota Tangerang dengan udara panasnya.
Untung saja rumah tuan Bastian berada di daerah kawasan elit yang banyak ditumbuhi pepohonan hijau membuat netra nya sedikit segar dengan warna hijau pepohonan.
"Hffffff, hidup ini membosankan lamun gini wae. Apalagi tiduran bae, tambah bosan." gumam Safitri mulai jenuh dengan keadaannya.
Safitri beranjak dari duduknya lalu berjalan membuka pintu dan keluar dari kamarnya. rumah besar Bastian ini sangat tenang tanpa orang satupun yang melakukan aktivitas di dalam rumah hanya ada Mesir angin bunyi serangga dan juga kicau burung dari taman samping rumah dan belakang.
"Aya deui kuburan di kampung batan imah ieu(lebih rame kuburan di kampung daripada rumah ini)" gumam Safitri sambil terus berjalan menyusuri tiap sudut rumah tanpa tahu ke arah mana kakinya melangkah dan berhenti.
"BERHENTI!!" bentak suara lantang lelaki yang tak lain adalah Kemal.
Safitri acuh aja berjalan tak menghentikan langkahnya, dia ingat pesan dari bibi pelayan bawa di rumah ini orang berteriak sudah biasa jadi dia merasa teriakan itu bukan ditujukan untuk dirinya tapi mungkin untuk orang lain.
"Brengsek! berani bener itu cewek gila ngacangin Gue!" geram Kemal melihat Safitri mengacuhkan panggilannya.
Kemal berjalan cepat setengah berlari lalu dengan kasar dia menarik lengan Safitri hingga membuat Safitri menoleh ke arahnya dan jatuh di dada bidangnya.
"Ahhhh, sakit!" pekik Safitri saat jidatnya membentur tulang dada Kemal.
"Ini dada apa tembok sih, Kunaha teuas (kok keras sekali)" keluh Safitri sambil mengusap beberapa kali keningnya.
"Ka-muuu!!!" pekik Kemal tertahan dengan gigi gemeretak mendelik ke arah Safitri.
"Sakitttt!" keluh Safitri berusaha melepaskan cekalan tangan Kemal yang kuat di lengannya
Kemal bukannya melepaskan segala tangannya tapi malah semakin kuat hingga terlihat warna kemerahan di kulit Safitri yang putih.
"Denger ya cewek tak tau malu, gue akan buat hidup Lo menderita seperti di neraka di rumah ini. Ngerti Lo! Camkan itu!" hardik Kemal melotot tajam ke arah Safitri dengan hidung kembang kempis.
"Leungeun kuring nyeri pisan, leuwih hade kuring ngegel kabeh(aduh sakit banget tangan ku, mending ku gigit sekalian)." gumam Safitri mulai kesakitan bercampur kesal.
"Ngomong apa kamu!" bentak Kemal tidak paham dengan bahasa Sunda yang baru saja diucapkan Safitri.
Safitri tidak menanggapi ucapan Kemal, dalam sekejam dia langsung menggigit telapak samping tangan kiri Kemal yang berada di bawah jempol tangan kirinya dengan sekuat tenaga hingga membuat Kemal reflek melepaskan cekalan tangan kirinya dan berteriak kesakitan.
"AAAUUUWWW! DASAR ANJING KAMPUNG LO!!" maki Kemal kesakitan dan meniup serta mengusap bekas luka gigitan Safitri yang terlihat ada tanda gigi berbaris di tempat itu.
"Sapa yang mulai! Emang gak sakit apa tangan dipelintir?" balas Safitri sewot gak mau kalah.
Safitri mendongakkan dagunya ke depan dengan mata melotot dan bibir manyun posisi menantang.
"Oh my God! ini pasti mimpi! Kemal wake up!" geram Kemal sambil menampar kedua pipinya.
"Aneh." gumam Safitri melirik Kemal sinis dengan ujung matanya sambil mengangkat sudut bibir kanannya.
"Apa Lo liat-liat hah!" hardik Kemal mendelik ke arah Safitri.
"Saya bilang situ aneh, kemarin situ rayu-rayu saya sekarang kaya monster yang mau makan saya! Emang gak aneh itu namanya?" cela Safitri menatap jutek ke arah Kemal.
"Tuan!" panggil Ismail berjalan cepat menghampiri mereka berdua yang sedang bertengkar.
Kemal tak menggubris panggilan Ismail, Dia melangkah mendekati Safitri dengan wajah sangarnya sambil mengepalkan tinju.
"Apa? Mau pukul saya? sok atuh! Emang jigana kuring sieun?(dikira saya takut?)" tantang Safitri sambil membusungkan dada mendelik ke arah Kemal.
Sikap Safitri bukan membuat Kemal menjadi lunak tapi semakin memicu sifat arogan nya keluar. Reflek kedua tangan Kemal mencekik leher Safitri sekuat tenaga hingga membuat Safitri kesulitan bernafas.
"Aaaakkkkkkk." teriakan Safitri tercekat di tenggorokan karena cekikan Kemal.
"TUAN JANGAN LAKUKAN!" teriak Ismail berusaha melepaskan cekikikan kedua tangan Kemal di leher Safitri yang kesulitan bernafas.
"Kamu harus mati cewek sialan!" pekik Kemal semakin kuat tangannya mencekik leher Safitri.
Wajah Safitri semakin pucat karena aliran darah dan juga oksigen ke kepalanya berhenti membuat dia lama kelamaan menjadi lemas.
"Tolong! Tolong!" Ismail berteriak panik sambil menarik sekuat tenaga lengan kemah dari cekikan di leher Safitri.
"Tuan sadar tuann!" pekik Ismail berusaha menyadarkan Kemal.
Kemal seperti setan yang kerasukan iblis dia benar-benar tidak menghiraukan atau menggubris teriakan Ismail dia malah semakin memperkuat kedua tangannya di leher Safitri.
BUKK.
Sebuah pukulan keras mendarat di tungku Kemal membuat Kemal seketika rubuh tak sadarkan diri tergeletak di lantai, begitu juga dengan tubuh Safitri yang lemas karena kekurangan oksigen akibat cekikan Kemal.
"Bocah gemblung! Bodoh banget dia mau menghabisi istrinya sendiri di rumahku. Apa memang dia sudah bosan hidup? Cih." dengus Bastian menatap miris tubuh Kemal yang tergeletak tak jauh dari kakinya.
"Bawa dia masuk ke kamarnya! Begitu juga dengan dia." perintah Bastian kepada Ismail sambil matanya menunjuk ke arah Kemal dan Safitri.
Beberapa orang pengawal pribadi Bastian yang dipanggil oleh Ismail setengah berlari menuju ruang keluarga lalu mengangkat tubuh Kemal yang tinggi besar dan kekar menuju kamarnya.
Sementara Ismail membopong tubuh semampai Safitri yang terkulai lemas diikuti Bastian di belakangnya. tubuh Safitri dibaringkan di ranjang kamarnya lalu dengan sangat teliti Bastian memeriksa organ vital Safitri.
"Cepat ambil kompres air hangat." perintah Bastian kepada Ismail.
Bastian memeriksa bekas luka cekikan di leher Safitri yang sudah terlihat lebah agak kebiruan.
"Untung saja Dia gadis yang kuat." gumanm Bastian setelah memeriksa tidak ada luka organ vital yang membahayakan diri Safitri.
Ismail datang sambil membawa alat kompres lalu mengundurkan alat itu kepada Bastian, udah mengompresnya dileher Safitri bagian depan.
"Ambil oksigen." kembali pasti yang memerintah kepada Ismail untuk mengambil tabung oksigen.
Tak berapa lama Ismail datang dengan tabung oksigen berukuran kecil lalu Bastian memasangkan pada hidung Safitri untuk membantu pernapasan Safitri yang lemah akibat kekurangan oksigen saat dicekik Kemal.
"Panggil satu orang pelayan untuk menjaga dia." perintah Bastian semua pergi meninggalkan kamar Safitri.
"Is jemput Susan sekarang juga." perintah Bastian sebelum masuk ke kamar kerjanya.
"Baik Tuan." saut Ismail sambil menunggu memberi hormat.
***
DI sebuah ruang dokter psikiater di rumah sakit Sari sehat yang berada di lantai 8, seorang wanita berumur sekitar 30 an sedang menatap langit berwarna biru putih dengan gumpalan awan putih yang sangat cerah lewat jendela kaca yang menjadi dinding pembatas.
"Bagiku, aku tidak tahu apa-apa dengan pasti, tetapi melihat langit, membuatku selalu ingin bermimpi tanpa batas." monolog wanita dalam balutan baju dokter yang tak lain adalah Susan seorang psikiater yang dipercaya oleh Bastian selama ini menangani penyakit yang diderita Kemal.
Dreettt
Sebuah pesan masuk di HP yang ada di kantong jas dokternya, jari jemari lentik Susan mengambil hp dari saku jasnya lalu melihat pesan yang baru saja tak kirim.
"Dia kembali." pesan teks wa yang terkirim dari nomor Bastian.
"Rico." satu nama keluar meluncur persamaan dengan senyum bahagia terkembang di bibir Susan yang tipis dengan polesan warna merah maroon.
secara kn Bastian semalam abis makan masakannya Fitri..
hmm.. smoga baik² aja