Cinta pertama, sesuatu yang menurut orang tak bisa dilupakan dengan mudah, mungkin itu juga yang terjadi pada Alya.
-Kamu cinta pertamaku, ku harap aku dan kamu akan selalu menjadi KITA-
Alya khumaira.
Namun bagaimana jika Alya tau bahwa dirinya hanya menjadi bahan taruhan saja? Mampukah Alya melupakan segalanya?
Dan bagaimana jika suatu hari di masa depan ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya?
Mampukah dia menghadapi Cinta sekaligus Kesakitannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Liburan
Berbulan- bulan terlewati semester satu pun sudah berakhir, hubungan Faris dan Alya juga masih sama, Faris yang mengatur dan dominan terhadap Alya, entah apa sebenarnya maksud Faris menjadikannya pacar, meski begitu Faris selalu berprilaku baik pada Alya.
Alya sudah terbiasa, bahkan dengan cercaan Salsa dan kedua temannya, sesekali bahkan dia melawan karena merasa jengah, meski kadang Alya juga menangis sehabis di kerjai Salsa dan kedua temannya, dikunci di kamar mandi, disiram air bekas pel, dan lainnya.
Bagaimana dengan Faris, mungkin sesekali dia akan memarahi Salsa, namun itu sama sekali tak berarti, esoknya Salsa akan kembali menyerang Alya.
Alya sudah menganggapnya seperti rutinitas saja, Alya berharap dia bisa bertahan setidaknya satu semester lagi, bukankah mereka akan lulus lebih dulu, maka Alya bisa sekolah dengan tenang saat Salsa, Faris dan teman- temannya sudah tak ada.
Alya juga tak menolak saat Faris membelikan apapun, meski terhitung mahal, Alya selalu menerima, anggap saja itu kompensasi untuknya sebagai pacar yang di bully oleh Fanbase nya.
"Lo liburan kemana Al?" tanya Sani, mereka baru saja menerima Rapor di semester pertama, itu artinya mereka libur panjang sekolah untuk beberapa hari kedepan.
"Aku gak liburan kemana mana" Alya menjawab sambil merapikan tasnya mereka bersiap pulang "Kalian kemana?." Alya tau orang-orang seperti mereka akan pergi keluar kota bahkan ke luar Negeri untuk berlibur.
Sani, dan Sakira saling pandang "Humm Al, gimana kalo Lo ikut kita.." Alya mengerutkan keningnya. "Kita mau ke Bali"
Alya mengangguk "Aku gak punya uang buat ke Bali.." Alya tak menghilangkan rezeki yang di beri yang maha kuasa padanya dan keluarganya, dia bersyukur mereka hidup berkecukupan meski tak bisa hura-hura tapi Alya bisa menabung untuk kuliahnya kelak, maka liburan ini akan Alya manfaatkan untuk membantu Ibunya di kios.
"Jadi selamat liburan ya!" Alya memeluk Sani dan Sakira "Sampai jumpa minggu depan di sekolah".
Alya keluar dari kelas dan melihat Faris yang sudah menunggu di depan mobilnya.
Seperti biasa Faris akan membukakan pintu untuk Alya, lalu matanya melirik teman-temannya yang sama-sama menaiki mobil.
Alya mengerutkan keningnya "Kenapa sih?" gumamnya saat melihat teman- teman Faris tak seperti biasanya.
Faris mengulurkan tangannya saat melihat Alya yang diam saja "Kamu sengaja lupa terus ya..Beib"
Klik..
Bunyi sabuk pengaman terkunci, Alya meringis.. "Hehe.. sorry" Alya sudah biasa dengan kata Beib itu, bahkan dia juga akan langsung menyahut saat Faris memanggilnya 'Beib'.
"Kamu liburan kemana Beib?" Alya melihat kearah Faris, kenapa semua nanyain soal liburan sih, penting banget ya pergi liburan, ya.. meskipun ini memang hari liburnya anak sekolah, tapi kan gak semua orang harus liburan meski di hari libur..
"Aku gak kemana- mana" Faris mengerut.
"Kamu gak liburan?" Alya mengangguk.
"Kalo gitu ayo ikut ke Singapura sama aku" Alya tersedak ludahnya sendiri.
Singapura..
Alya gak salah dengar kan? Alya langsung menggeleng, jangankan Ke Singapura yang diluar Negara, ke Bali aja Alya nolak.. "Aku gak ada uang buat pergi jauh begitu" Alya memalingkan wajahnya ke jendela.
"Aku yang bayarin" Alya melihat lagi ke arah Faris, melihat wajah Faris kali aja dia hanya bercanda, Faris bergeming.. rautnya bahkan berkerut "Kenapa?"
Alya tertawa "Gak, lucu aja, kak Faris bisa juga bercanda"
Faris mengeryit "Aku serius.." matanya menatap Alya dengan tatapan intens.
Alya melihat lagi kearah jendela, beberapa hari ini Alya mulai merasa aneh dengan hatinya, suka berdebar kencang tiba- tiba apalagi kalau ditatap seperti itu oleh Faris.
"Aku gak bisa.."
"Kenapa, gak punya uang.. kan aku bilang aku bayarin"
"Ya, bukan karena itu juga, Aku gak hidup bebas, Ibu dan Ayah gak akan ngizinin aku pergi jauh sendiri apalagi sama cowok"
"Kalau itu kamu ajak aja kedua temen mu itu,mereka kan cewek, aku bayarin semua kalau kamu takut mereka juga gak punya uang"
'Enteng banget tuh mulut dasar orang kaya' batin Alyla menjerit "Aku tetep gak bisa"
Dari sudut matanya Alya melihat Faris mengeryit lalu tersenyum, jangan bilang dia juga gak bercanda soal bayarin Sani, dan Sakira.. Astaga...
Faris sampai di depan rumah Alya, lalu Alya turun dari mobil, Alya melihat Junaidi juga baru pulang dengan motornya.
"Jun.." Alya belum selesai bicara Faris sudah memanggilnya.
"Beib.." Alya melihat Faris yang melongokan kepalanya dari jendela "Nanti aku telpon" Faris tersenyum menyeringai pada Junaidi, yang mengepalkan tangannya, Faris tahu Junaidi menyukai Alya, dan dia tak akan biarkan miliknya direbut oleh orang lain, jadi dia mengeraskan suaranya, agar Junaidi tau bahwa Alya adalah kekasihnya.
Alya hanya meringis sambil mengangguk, bagaimana jika suaranya di dengar Junaidi, trus Junaidi ngadu sama Ayah dan Ibu, setelah Faris pergi Alya melanjutkan langkahnya, namun suara Junaidi menghentikannya.
"Bener kan Al, Lo pacaran sama dia, masa temen ngaterin tiap hari sih Al, pake panggil Beib segala.."
Alya melotot ke arah Junaidi "Nanti Gue kasih tau Ibu, kena Lo, Al" Junaidi masuk dan membanting pagar.
Alya mengerut, "Kenapa sih si Juned, kayak orang pengen liburan gak punya duit, Aku aja gak kayak gitu"
Pulang sekolah seperti biasa Alya akan pergi ke kios Ibu, untuk membantu hingga sore tiba, lalu dia akan menutup kios di jam 6 sore, dan pulang..
Setelah mandi, dan makan malam, Alya merebahkan dirinya di kasurnya.. dan tidur dengan nyaman.
Dipagi hari Alya terbangun dengan segar dari tidurnya yang nyenyak. Ini hari libur dan Alya akan pergi ke kios dengan membawa laptopnya, sambil cari uang sambil nonton drama kesukaan Alya.. pasti menyenangkan.
Alya meraih handuk dan menyampirkan nya di bahu dan keluar kamar, Alya akan mandi.
"Al.." Alya menoleh ke sumber suara, Ibunya memanggilnya dari ruangan depan.
"Ada ap..a.. Bu" Alya mengatupkan mulutnya saat melihat Sani dan Sakira "Loh, kalian?" Alya bingung melihat Sani dan Sakira, bukannya mereka akan pergi liburan ke Bali, hari ini? kenapa malah ada dirumahnya.
"Ada apa sih?"
"Gimana Al, jadi kan?"
Hah? Alya mengerutkan keningnya " Kamu aneh deh Al, bukannya cepetan minta izin sama Ibu.. malah temen kamu ini yang bilang ke Ibu."
Alya menggaruk tengkuknya bingung Apa sih?
"Ayo Al, entar kita ketinggalan pesawat"
"Hah, pesawat?"
"Lo kan mau nemenin Gue, ke rumah Eyang Gue ke Singapura, Lo udah janji loh" Sakira berkata sambil memberengut.
Tunggu kapan Sakira bilang begitu, dan Alya juga gak pernah janji apapun, apalagi Alya juga gak tau kalau Sakira punya nenek di Singapura..
Singapura..?
Tunggu, Alya tau sekarang.. ini pasti ada hubungannya dengan Faris.
"Maaf Ra, aku lupa ngabarin kamu, kayaknya aku gak jadi ikut.." Sani dan Sakira saling melirik.
Ibu tak berhenti memperhatikan tiga anak perempuan di depannya.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Like..
Komen..
Vote...