"Kamu tahu kenapa ibuku memberikan nama Queenza? Karena aku adalah seorang ratu. Ya, seorang ratu yang bisa mendapatkan apa yang aku mau, termasuk kamu."
Demi melancarkan balas dendam, Queenza menjebak suami dari adiknya untuk tidur bersamanya. Rasa cinta Ayyara pada suaminya Abian, tak membuatnya marah setelah sang kakak meniduri sang suami. Namun hal buruk datang, di mana ternyata Queenza hamil. Ia juga meminta Abian untuk bertanggung jawab dan meninggalkan Ayyara.
Bagaimana kelanjutan kisahnya? Akankah Abian tanggung jawab dan menceraikan Ayyara, atau mengabaikan Queenza dan tetap bersama wanita yang dicintainya?
Ikuti terus kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hal Aneh
Queenza kembali ke mansion setelah merasa badannya semakin tak enak. Dengan dibantu Maryam, ia berjalan masuk rumah dengan tubuh yang lemah. Sarah yang ada di kediaman pun terlihat khawatir Maryam membopong atasannya itu.
"Queenza, kamu kenapa, Sayang?" tanya Sarah menghampiri sang anak sambung.
"Jangan bawel," kata Queeza menjawab pertanyaan adik dari mamanya itu. "Maryam, bawa aku masuk kamar."
Maryam pun membawanya menuju kamar. Sampai di depan, ia terdiam.
"Kenapa berhenti?" tanya Queenza kesal.
"Anu, itu, kan tidak boleh masuk kamar Nona," jawab Maryam.
"Mulai sekarang, kamu boleh masuk atas izin saya. Cepatlah, kepala saya pusing sekali," kata Queenza. Meski lemah, tetap saja omelannya masih kuat.
Maryam pun membawa sang bos masuk kamar. Kamar yang hanya sang pemilik serta Tuan Besar yang bisa masuk. Wanita itu menatap sekeliling kamar. Ia terpesona melihat sebuah foto besar yang menampakkan wanita cantik dengan anak perempuannya. Ah, pasti itu mendiang Nyonya Charlotte, ibu dari Queenza. batin Maryam.
"Tidak usah celingat celinguk melihat isi kamar ini, Maryam!" kata Queenza menatap tajam asistennya.
"Maaf, Nona."
"Katakan pada Nani untuk membuatkan minuman segar dan antar ke kamar ini," katanya.
"Ibu Rahayu boleh masuk?" tanya Maryam.
"Kamu, Maryam."
"Oh, baik, Nona. Kalau begitu, saya ke pantry dulu."
Maryam pun pergi dari kamar sang nona, lalu berjalan menuju pantry. Ia menemui Rahayu dan berkata untuk membuatkan minuman segar untuk Queenza. Rahayu pun dengan segera membuatkan jus stroberi kesukaan nona mudanya itu. Tak lupa Maryam mengatakan bahwa Queenza sedang tak enak badan, membuat wanita paruh baya itu khawatir.
"Apa Nona sudah makan?" tanya Rahayu.
"Sejak siang tadi belum, Bu. Katanya tidak napsu. Beliau cuma minta minuman segar," jawab Maryam.
"Baiklah, jika Nona meninta sesuatu, langsung katakan saja."
"Baik, Bu. Kalau begitu, saya permisi." Maryam kembali berjalan menuju kamar Queenza, lalu menyerahkan jus stroberi tersebut.
"Siapa yang menyuruhmu membuat jus stroberi?" tanya Queenza kesal.
"Ti-tidak, tapi Nona hanya bilang suruh membuat minuman segar. Jadi, Ibu Rahayu membuatkan jus stroberi. Kata beliau ini minuman kesukaan Nona," jawab Maryam.
"Saya tidak mau! Suruh buat ice lemon tea!" kata Queenza kesal.
"Ba-baik, Nona." Dengan cepat Maryam pergi menuju pantri kembali.
"Bu, Nona tidak mau just stroberi. Katanya ingin ice lemon tea."
"Lemon tea? Tumben sekali Nona minum lemon tea?" tanya Rahayu bingung.
Marya sendiri hanya menggeleng pertanda ia tak tahu.
Akhirnya Rahaya membuat pesanan sang nona, lalu Maryam kembali ke kamar.
"Ini terlalu manis! Beri lebih banyak lemon!" kata Queeza menyerahkan lagi gelas itu.
Maryam kembali berjalan menuju pantry dan mengatakan keinginan Queenza.
"Kurang dingin!" Kembali Queenza menyerahkan gelas itu. Dan Maryam balik lagi ke pantry.
"Ada apa lagi, Maryam?" tanya Sarah yang sejak tadi kebingungan melihat Maryam bulak balik membawa gelas.
"Nona Queenza meminta lemon tea tapi daritadi rasanya tak sesuai keinginan beliau," jawab Maryam yang mulai berkeringat karena sejak tadi naik turun tangga.
"Tumben sekali. Sini, biar saya yang buatkan," kata Sarah meraih lemon di tangan Rahayu.
"Tapi, Nyonya ...."
"Kalian jangan bilang kalau saya yang buat," ujar Sarah yang tahu kekhawatiran keduanya.
Akhirnya Sarah membuat lemon tea untuk sang anak sambung. Jika Rahayu sejak tadi menggunakan gula biasa, kini Sarah menggunakan madu. Biasanya jika menggunakan madu rasa manisnya tidak terlalu dominan.
"Berikan padanya. Semoga saja setelah ini dia tidak memintamu untuk kembali," kata wanita Jerman itu menyerahkan segelas ice lemon tea.
"Baik, Nyonya. Saya izin membawa minuman ini dulu," kata Maryam.
Sampai di kamar sang nona, wanita itu mencoba menenangkan diri. Jika buatan Sarah ditolak juga, lebih baik Maryam mengundurkan diri sebagai asisten.
"Ini, Nona. Ice lemon tea yang kesekian," ujar Maryam yang ditatap tak suka oleh Queenza.
"Lagian tumben sekali buatan Nani tidak enak," gerutu wanita cantik itu meraih gelas ke-5 itu. Ia meneguk lalu merasakan. "Oke, ini pas sesuai yang saya mau," katanya lagi yang membuat Maryam bernapas lega.
"Syukurlah, saya tidak perlu naik turun tangga lagi," kata Maryam mengusap dadanya.
"Kamu boleh istirahat di paviliun. Katakan pada Nani untuk membuatkan saya bakso malang untuk makan malam. Jangan lupa sambal dan perasan jeruk nipisnya. Sekarang saya mau tidur dulu." Queenza menyerahkan gelas tersebut lalu berbaring menutupi setengah tubuhnya oleh selimut.
Maryam juga pamit keluar dan mengatakan pesanan sang nona pada Rahayu.
"Ya Allah, ada apa dengan Nona? Kenapa permintaannya aneh-aneh sekali hari ini," gumam Rahayu menepuk dahinya.
"Selamat masak bakso, Bu," ujar Maryam tersenyum.
"Kamu ini." Rahayu menggeleng melihat Maryam yang tertawa kecil. "Ya sudah, kamu istirahat di paviliun. Semoga saja sekali buat langsung suka Nona Queenza. Jika tidak, bisa lembur ini," omelnya berjalan menuju dapur.
**
Abian baru saja sampai di apartemennya. Seperti biasa, ia disambut hangat oleh sang istri. Ayyara mencium punggung tangan suaminya lalu meraih tas kerjanya. Ayyara mengernyitkan dahi saat melihat bungkusan yang dibawa Abian.
"Bakso malang? Mas beli ini?" tanya wanita cantik dengan gaun bunga-bunga itu.
"Iya, tiba-tiba saja Mas pengen bakso malang. Itu Mas belikan dua porsi untuk kamu juga," jawab lelaki itu melepas sepatunya.
"Untung Ayya gak masak. Kalau masak, sia-sia pasti," kata wanita cantik itu. "Mau dimakan sekarang?"
"Iya, setelah Mas bersih-bersih dan salat. Kamu bikinin es lemon tea juga, ya. Kayaknya seger minum itu dengan baksonya."
"Ih, Mas aneh banget. Ya sudah, Mas bersih-bersih dulu. Aku mau hangatin baksonya lagi," ujar Ayyara yang diangguk Abian.
Lelaki tampan itu pun berjalan menuju kamar dan membersihkan diri. Setelah selesai, ia salat magrib dan sehabis itu ia berjalan keluar kamar dan duduk di meja makan.
"Mantap," ujar Abian mengusap kedua tangannya seakan tak sabar melahapnya.
"Mas ini kayak orang ngidam saja," ujar Ayyara tertawa.
"Tadi lihat pada makan bakso di kantor jadi pengen, Sayang." Abian meraih mangkok yang diberikan istrinya. Setelah itu ia melahap dengan perlahan. "Kurang sambalnya, Sayang. Kasih perasan jeruk nipis juga."
Ayyara hanya tersenyum sembari menggeleng melihat tingkah suaminya itu.
"Kok bengong? Ayo dimakan. Enak loh," ujar Abian pada istrinya.
"Iya, Mas."
Akhirnya keduanya melahap bakso itu. Seperti yang dilakukan Queenza sekarang di mansionnya. Ia begitu lahap memakan bakso buatan sang nani. Rahayu sendiri merasa bersyukur karena buatannya kini cocok dengan selera sang nona.
"Tumben sekali kamu makan bakso. Bukannya tidak suka?" tanya Aarav.
"Bawel banget, sih! Jangan buat moodku berantakan deh!" kata Queeza kesal.
Sarah memperhatikan Queenza dengan tersenyum. Wanita muda itu terlihat seperti sedang ngidam apalagi mendengar kata Maryam yang sejak pagi keadaan Queenza yang tak enak badan. Tiba-tiba tubuh Sarah menegang. Tanpa disadari ia memikirkan hal lain tentang sang anak sambung.
'Jangan sampai itu terjadi, ya Allah,' batin Sarah yang tiba-tiba merasa was-was.
bekas
Ternyata Ayyara masih hidup dan semua saling memaafkan tanpa ada dendam.
Salam sehat selalu kak.... semangat berkarya💪💪💪😊😊😊
seharusnya kan di siksa dulu baru di bunuh.. eh ini malah bunuh diri hadehh . gk like bgt deh.
Seharusnya dia harus bisa mengambil hikmah dari perjalanan hidupnya.
Benar2 astetik vila Sa'ad 👍👍