NovelToon NovelToon
Menjerat Hati Perjaka Tua

Menjerat Hati Perjaka Tua

Status: tamat
Genre:Tamat / Perjodohan / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:23.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rossy Dildara

Demi menuruti permintaan terakhir dari sang Ayah, Citra rela menikah dengan seorang pria matang berumur 35 tahun yang bernama Steven Prasetyo.

Dipaksa? Tentu tidak. Citra dengan ikhlas dan senang hati menerima pernikahan itu meski selisih mereka 16 tahun. Bahkan, dia sudah jatuh cinta saat pertama kali bertemu dengannya.

Namun, sebuah fakta mengejutkan saat Citra mengetahui sebuah rahasia tentang alasan Steven menikahinya. Mungkin itu juga sebabnya mengapa sikap Steven selalu dingin dan menjaga jarak selama ini.

Sesungguhnya dia kecewa, tetapi entah mengapa semangat untuk mendapatkan cinta dari pria dewasa itu tak pernah pudar. Malah makin membara. Citra bertekad akan membuat pria yang membuatnya berdebar setiap hari itu jatuh cinta padanya. Bila perlu sampai tergila-gila.

Akankah Citra berhasil menaklukkan hati Steven? Atau justru dia menyerah dan lebih memilih meninggalkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossy Dildara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Dapat menciumnya

"Aku ... aku ... aku nggak lihat kok," jawab Citra gugup. Terpaksa dia berbohong, sebab rasanya Citra ikut malu melihat kejadian itu.

"Bener kamu nggak lihat? Bohong apa nggak?" Dada Steven terasa plong, hampir saja jantungnya copot karena sangking takutnya Citra melihat salah satu asetnya.

"Iya, Om."

"Terus kenapa kamu tadi ke kamarku? Mau apa? Lain kali ketuk dulu pintunya ... nggak sopan kamu, Cit." Steven mendengus kesal.

"Maaf, Om. Aku ke kamar Om awalnya hanya ingin memastikan Om sedang ngapain, kukira Om ketiduran. Ternyata Om sedang salat. Maafkan aku."

Steven menghela napasnya dengan lega. "Ya sudah, sekarang buka pintunya cepat."

"Mau apa, Om?"

"Kok mau apa? Katanya mau ditemenin sampai tidur."

"Nggak jadi Om, aku sudah ngantuk sekarang."

"Oh ya sudah." Steven baru hendak melangkah meninggalkan kamar itu, tetapi terhenti lantaran mendengar,

"Selamat malam Om Ganteng, semoga mimpi indah," ujar Citra. Kali ini suaranya terdengar jelas.

"Malam, kamu juga." Steven tersenyum tipis, kemudian berlalu masuk ke dalam kamarnya.

***

Keesokan harinya.

Di dalam perjalanan menaiki mobil menuju universitas suasananya begitu hening. Hampir tak ada yang membuka suara dan memulai obrolan.

Namun, sejak tadi sorotan mata Citra tak pernah terlepas pada inti tubuh Steven yang terlihat mengembung di balik celana. Pria itu memakai setelan jas biru nevi.

Meskipun kemarin dia sempat merasa horor melihat benda di dalam sana, nyatanya sekarang justru Citra bertanya-tanya pada diri sendiri. Mengapa bisa seperti itu dan berbentuk bulat serta berbulu?

Maklum, dari semenjak kecil sampai sekarang Citra belum pernah melihat barang laki-laki. Meskipun itu bayi sekali pun. Jadi wajar saja kalau saat ini dia merasa aneh dan heran.

Niat hati ingin bertanya lebih dalam, tetapi nyatanya Citra tak bisa. Dia merasa sangat malu dan mencoba untuk melupakannya walau masih terlintas di dalam otak.

"Apa yang kamu lihat, Cit?" Steven yang mengetahui Citra memerhatikan tubuh bagian bawahnya itu lantas cepat-cepat menarik jasnya, supaya menutupi celananya yang mengembung.

"Celana Om bagus, sepertinya baru, ya?"

Steven menggeleng. "Nggak baru. Ini sudah lama. Oh ya ... nanti pulang kuliah kamu pergi ke salon."

"Ke salon mau ngapain?"

"Ganti warna rambutmu menjadi hitam."

"Aku juga mau menggantinya, tapi kemarin kata pihak salon ... rambutku belum bisa diganti warna dulu."

"Memang kenapa?"

"Katanya tunggu 4 Minggu, soalnya nanti rambutku rusak. Aku juga sering gonta-ganti warna rambut, Om."

"Nanti kita ke salon yang bagus, rambutmu nggak akan rusak nanti. Aku nggak suka sekali dengan warna rambutmu itu." Steven melihat rambut kuning Citra sekilas.

"Oke deh. Eemm ... jadi Om suka perempuan berambut hitam, ya?" Citra tersenyum. "Kalau rambutku sudah hitam ... apa Om bisa suka padaku?"

Steven menatap Citra sejenak, lalu dia kembali fokus menyetir. Tidak ada keniatan sedikit pun di hatinya untuk menjawab pertanyaan itu.

"Om ... kok nggak jawab?" tanya Citra penasaran.

"Nanti saja bicaranya, aku sedang menyetir."

***

Setelah tiga puluh menit perjalanan, akhirnya mobil hitam Steven terparkir di halaman gedung pencakar langit. Lantas keduanya pun turun dari mobil.

"Citra!" panggil Lusi, Rosa, Udin dan juga David. Mereka berdiri di depan gedung pencakar langit, menunggu kehadiran gadis itu.

"Hai teman-teman," jawab Citra.

Steven membulatkan matanya saat melihat empat orang di depannya. Dia merasa heran dengan warna rambutnya yang semua sama, begitu pun dengan rambut istrinya.

'Mereka sepertinya anak-anak alay, sama seperti Citra,' batinnya.

"Pagi Om Ganteng," sapa Lusi dan Rosa bersamaan sambil tersenyum. Mereka menatap pria tampan berkaca mata hitam itu di samping Citra.

"Jangan panggil dia Om Ganteng!" tegas Citra marah. Rasanya tak ikhlas jika ada yang memanggil sebutan itu untuk Steven, sebab menurutnya itu hanya panggilan untuk dia saja. "Hanya aku yang boleh yang memanggilnya Om Ganteng!" Gadis itu menepuk dadanya.

"Kita 'kan nggak tahu namanya, Cit. Jadi—"

"Namaku Steven." Steven menyela ucapan Lusi.

"Dia siapa kamu, Cit?" tanya Udin menatap Steven.

"Dia ...." Citra melirikkan matanya ke arah Steven sebentar, lalu kembali menatap Udin. "Omku."

"Om?" Udin mengerutkan keningnya. Lantas mengulurkan tangannya ke arah Steven mengajak pria itu berkenalan. "Salam kenal, Om. Namaku Udin, temannya Citra."

Steven menatap pemuda itu dari ujung kaki ke ujung kepala, penampilannya sungguh membuatnya ilfil. Dia memakai jaket jeans berwarna biru nevi, kaos hitam dan celana jeans berwarna hitam robek-robek.

Penampilannya dekil, bergigi kuning dan juga bau ketiak. Steven yang menghirup aroma tersebut segera menutup hidung, kemudian berlalu pergi begitu saja tanpa menanggapi pemuda tersebut.

"Aku mau ke ruangan Dekan dulu teman-teman." Citra tersenyum sambil melambaikan tangan, kemudian berlari mengejar suaminya.

"Itu Omnya Citra yang mana, sih? Sombong amat." Udin melihat ke arah teman-temannya. Dia juga sama halnya seperti Lusi dan Rosa, hanya tahu Tegar dan Tian sebagai Om temannya.

"Aku juga nggak tahu." Lusi menggeleng. "Kemarin Citra bilang kalau dia suaminya," tambah Lusi yang mana membuat David dan Udin membelalakkan mata.

"Apa? Suami? Kapan Citra menikah?" Udin dibuat terkejut dan tak percaya. Dia merasakan dadanya sesak secara mendadak.

"Sepertinya dia hanya berbohong, Din." Rosa menyahuti. "Tadi dia bilang kalau Om Ganteng itu Omnya. Memang si Citra tukang halu. Iya, kan, Lus?" Rosa menatap Lusi kemudian gadis itu mengangguk.

"Oh ... syukurlah." Udin menghela napasnya dengan lega, dia pun mengelus dada. "Hampir saja dadaku sesak mendengarnya."

"Sesak kenapa? Memangnya kamu suka sama Citra?" tanya Rosa.

Udin mengangguk. "Iya, masa aku nggak suka. Citra 'kan cantik anaknya."

"Sadar diri, Din. Kamu itu jelek. Citra mana mau." Lusi menegurnya sambil terkekeh geli. "Jadi temannya saja kamu sudah beruntung."

"Eh ngomong-ngomong, Lus. Kemarin 'kan berarti Citra bohong sama kita. Iya, kan? Sekarang kita dapet traktiran dong," ujar Lusi.

"Ah benar itu." Mata Rosa seketika berbinar. "Makan enak kita selama sebulan." Gadis itu berjingkrak-jingkrak.

"Dih, mau dong aku. Masa aku nggak ditraktir juga," ujar Udin.

"Aku juga mau." David ikut-ikutan bicara.

"Minta sana sama Citra. Nanti pas jam istirahat," titah Lusi.

*

*

*

"Om ... kok Om tadi nggak nanggepin si Udin, sih? Dia 'kan mengajak Om kenalan." Citra menoleh ke arah Steven yang sejak menaiki lift langsung sibuk dengan ponselnya.

"Nggak penting," ketusnya

"Tapi dia 'kan temanku, Om."

"Terus kenapa?" Steven menatap Citra dengan wajah datar. "Lagian aku nggak suka dengan orang yang dekil dan bau."

"Maksud Om ... Udin bau?"

"Memangnya kamu nggak punya hidung? Katanya dia temanmu. Harusnya kamu dapat menciumnya."

Citra menggeleng cepat. "Aku nggak mau cium Udin, Om. Aku nggak suka dengannya."

"Siapa juga yang memintamu mencium si Udin?" Alis mata Steven bertaut.

"Tadi katanya aku dapat menciumnya?"

"Maksudku mencium bau ketiaknya, Cit!" Steven berdecak kesal.

"Langsung dari ketiak? Nggak mau lah."

1
Nayosha
wuih hasil ngamennya banyak banget ya....cuma di sini kayanya ngamen dapet 2jt hanya beberapa jam
Nayosha
hadueueuh ngakakak bangettt SM kelakuan Tian dan Juna/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nayosha
Abi SM Aulia merasa TDK di hargai....mikir doooong....lah kalian sendiri menghargai Nissa dan keluarga Prasetyo ngga dg berselingkuh...karma berlaku tuh
Nayosha
lah yg dulu berkhianat siapa....ya wajarlah mereka ga respek Bi...untung aja Tian masih mau ngundang
Nayosha
waduh kepergok dech lagi ehem"
Nayosha
ya Ampuuun sempet" nya ya LG pesta bahas goyangan...kebangetan ini mah mesumnya/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nayosha
duh Juna provokator nich...ngomongin aset orang dewasa SM masa depan nikahin Silvi...
Nayosha
duh Juna provokator nich...ngomongin aset orang dewasa ...keukeuh SM masa depan nikahin Silvi...
Nayosha
ketahuan deh kuburan Tina kosong
Nayosha
hadeueueh si Opa bener pengertian banget....mudah"an Silvi cepat ketauan anaknya Tian...kasian tuh bayi di urus orang lain....padahal Tian pengen banget punya anak
Nayosha
duh si Juna ngebet banget ya mau nikahin Silvi
Nayosha
kayanya Mamih Nisa mau goyang ngebor
Nayosha
jadi si Opa ya yg ngebet nyuruh Tian kencingin Mulu Nissa
Nayosha
ya ampun Juna....kamu mah Mateng sebelum berkembang... bocil udh mau nikah aja
Nayosha
Juna ya doyan banget cicipin bayi kaya ice krim aja.
Nayosha
aneh emang Juna kecanduan banget jilat dd Bayi
Nayosha
si Opa gimana katanya mau jagain Juna spy ga ganggu...
Nayosha
KL bisa Thor si Fira nya di bikin insyaf aja...jgn ada tragedi pelecehan seksual...nakutin si Fira aja...supaya kapok...
Nayosha
wkwkwk tetep aja bikin ngakak tingkah si Fira walaupun /Facepalm/ketakutan jg
Nayosha
kan kamu Fir yg pengen cerai SM Tian...ko skrng minta tlng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!